[Freelance] Every Moment of You

FF EVERY MOMENT OF YOU

Author : hildaajung

Genre : Sad, Romance.

Length : Oneshot

Main Cast : EXO’s Kai & F(x)’s Soojung

Support : 94line (Suzy Miss A, Sulli F(x), Sehun EXO, Dongho U-KISS)

 P.S : Hallo ini kali pertama aku memgirim ff ke kaistalffindo. Aku menunggu semua kritik dan saran dari pembaca ya! Ini asli keluar dari pikiran aku, semoga tidak ada yang silent rider ataupun yang copy-paste^^ selamat membaca!^^

Summary :  “Aku memintamu untuk tetap disini, tapi pada kenyataan-nya kau meninggalkanku duluan!”

Seoul Of Performing Art, 2014

            Hari ini adalah hari perayaan kelulusan yang akan dilakukan sekolah Kai dan Soojung. Setelah libur selama sebulan hari yang sangat di tunggu – tunggu angkatan ini akhirnya datang juga. Semua siswa yang datang memakai drescode yang telah ditentukan oleh sekolah. berbagai macam warna pakaian terlihat disini, untuk tahun ini SOPA mengambil tema ‘wonderful of the young’. Banyak siswa yang sudah datang dan berkumpul dengan kesibukan masing – masing. Beberapa kelompok sibuk dengan gadget masing – masing, ada juga yang datang hanya untuk menghabiskan makanan dan yang lainnya ada juga yang sedang bersiap dibelakang panggung untuk tampil di acara hiburan hari ini.

Soojung dan Kai baru saja melangkahan kakinya masuk ke gedung besar ini, mereka berjalan beriringan dan Soojung menggenggam tangan Kai dengan erat. Hari ini Soojung menggunakan dress berwarna merah selutut dengan rambut yang terurai rapi serta tas mini berwarna senada dengan bajunya. Soojung menggunakan sepatu hells yang tidak terlalu tinggi karena ia memang tidak terbiasa menggunakan sepatu seperti ini. Sedangkan Kai, ia hanya memakai kemeja putih dilapisi dengan jas hitam dan rambutnya ia biarkan berantakan tanpa memakai minyak rambut. Dandanan keduanya sangat simple namun keduanya tetap terlihat indah malam hari ini.

“Jung Soojung…” Sapa Sulli sambil melambaikan tangannya dari sudut ruangan. Soojung hanya melihat dan memberi kode pada Kai bahwa ia ingin kesana, Kai hanya menurut karena kebetulan dalam kelompok itu juga ada Sehun yang merupakan sahabat dekat Kai selama di sekolah.

“Annyeong…” Sapa Soojung setelah masuk dalam kumpulan teman – teman sekelasnya.

“Wah,,, lihat siapa yang datang.. kau begitu cantik, Soojung~ah.” Puji Dongho dengan senyumannya. Kai hanya melihat dan memperhatikan Dongho.

“Yap! Kau hari ini sangat cantik Soojung.” Tambah Sehun.

“Terimakasih, kalian juga menggunakan pakaian yang sangat cocok untuk kalian. Semuanya kelihatan cantik dan ganteng.” Tambah Soojung. Semua terheran. Tak biasanya Soojung memuji seseorang, biasanya ia akan mengeluarkan kalimat mematikan dari mulutnya yang membuat orang tak bisa melawannya.

“Ah..iya,, Terimkasih.” Jawab Dongho sambil melihat satu – persatu muka temannya yang terheran.

Mereka bercerita satu sama lain, kali ini kumpulan itu terpisah menurut jenis kelaminnya. Peremupuan bercerita tentang apa yang akan mereka lakukan setelah lulus dari sekolah ini, sedangkan lelaki bercerita tentang bisnis apa yang bisa mereka geluti setelah sekolah ini. Masing – masingnya mempunyai keinginan yang berbeda.

“Soojung~ah,, apakah kau mau melanjutkan sekolahmu seperti Jessica eonni?” Tanya Suzy yang penasaran tentang masa depan temannya yang cuek ini.

“Aku belum memikirkan apa – apa. Kenapa? Kau mau aku membantumu masuk ke sekolah itu?” Tanya Soojung lagi, kali ini ia bersikap seperti biasanya.

“Tidak. Ayahku akan memilihkan sekolah kejurusan untukku.” Jawab Suzy. “Bagaimana denganmu, Sulli?” Tambah Suzy.

“Ah,,, aku tidak tahu. Aku ingin bekerja saja.” Balas Sulli dengan muka yang terlihat kurang ceria.

“Bukankah kau ingin dinikahi Dongho setelah ini?” Tanya Suzy sambil tertawa.

“Ya!! Aku tidak akan mau dengannya jika ia belum memiliki penghasilan sendiri. Bagaimana bisa ia akan bertahan dari uang orangtua-nya ketika ia sudah memiliki keluarga sendiri?” Jelas Sulli dengan nada yang cukup tegas.

“Wah, nampaknya Sulli sudah mengetahui apa saja yang ia butuhkan.” Ledek Suzy lagi. Soojung hanya tertawa melihat teman-nya berdua ini.

.

.

Acara inti perayaan kelulusan ini baru saja dimulai. Semua siswa yang tergabung dalam angkatan 12 telah menaiki panggung dan berbaris menurut absen mereka. Angkatan 12 kali ini hanya memiliki 3 kelas dengan total semua siswanya adalah 108 orang. Semua telah menggunakan almamater seragam sekolahnya. Jadi kali ini tidak akan terlihat baju siapa yang paling bagus dan baju siapa yang paling mahal, semua sama rata karena mereka adalah siswa Seoul Of Performing Art.

Pembukaan serta kata sambutan dari petinggi sekolah juga sudah berlangsung. Semua tersenyum karena kepala sekolah mengatakan kalau angkatan 12 semuanya berhasil melewati ujian akhir dengan sempurna. Di ikuti dengan pembagian bingkisan dan album poto, masing – masing mereka mendapatkannya. Semua acara hari ini berjalan dengan sangat lancar.

.

.

Kai dan Soojung duduk dengan makanan dan minuman dihadapannya, mereka menikmati hari ini dengan sangat menyengakan. Semua teman – teman yang tadinya berkumpul menyempatkan untuk berpoto bersama.

“Soojung~ah,,, setelah acara ini aku akan mengajakmu ke suatu tempat.” Kata Kai membuka pembicaraan.

“Kau ingin mengajakku kemana?” Tanya Soojung heran, tak biasanya Kai mengajak dirinya dadakan seperti ini.

“Ke suatu tempat yang telah aku rencanakan.” Jawab Kai lagi.

“Dengan pakaian seperti ini?” Tanya Soojung lagi menunjuk almamater sekolahnya.

“Iya, aku juga berencana mengambil beberapa poto disana dengan seragam ini.” Jelas Kai dan melanjutkan makanannya.

“Cih, kekanakan sekali.” Balas Soojung dengan suara pelan, sebenaranya Kai mendengarnya namun ia tidak membalas. Bukan Soojung namanya jika di akhir kalimat pembicaraannya mengeluarkan kata – kata pelan yang sebenarnya mematikan.

.

.

[SKIP]

 

Siang ini seperti yang sudah ditentukan Kai dan Soojung berencana mengunjungi suatu daerah yang lumayan jauh dari Kota. Tempat itu dipastikan Kai adalah tempat yang cocok untuk keduanya menghabiskan waktu liburan setelah kelulusan sekolah. mereka memulai perjalanan siang hari, Kai menjemput dan meminta ijin pada kedua orangtua Soojung. Mereka tidak membawa peralatan yang banyak karena jika masih sempat mereka akan pulang hari itu juga, namun jika tidak Kai akan mengantarkan Soojung kerumah bibi-nya untuk menginap. Jalanan menuju tempat tersebut sepi dan terkadang hanya mobil besar pengangkut barang yang lewat, kebetulan didepan ada persimpangan menuju kawasan industri.

Keheningan yang terjadi pada perjalanan kali ini, Soojung fokus membaca majalah terbarunya dengan di temani suara musik dari Radio. Kai mengendarai mobilnya seperti biasa dan sesekali juga melirik kearah seseorang yang ada disebelahnya. Ia terkadang tersenyum sendiri karena mengingat apa yang telah dipersiapkannya ditempat tujuan. Kai juga mengendarai mobilnya dengan santai dan fokus, tapi takdir sudah berbicara, Kai hanya ingin menghindari batu besar yang ada dihadapannya namun ia malah kehilangan kendali. Kai mencoba mengambil kendali lagi namun gagal karena kini mobil yang ia kendarai sudah tak berada di jalur-nya.

“Kai……. Apa yang….” Soojung berteriak melihat keadaan mereka sekarang. “Kai…ada mobil…” Belum sempat Soojung menyelesaikan kalimatnya namun mobil yang di maksud sudah tidak dapat dihentikan lagi. Mobil tersebut menabrak mobil yang dikendarai oleh Kai dan Soojung, benturan itu sangat kuat dan membuat keduanya keluar dari dalam mobil. Soojung dan Kai terlempar dengan terpisah, keduanya tidak sadarkan diri lagi. Hari ini, mereka masih menggunakan pakaian resmi acara perpisahan sekolah tadi pagi.

Kai dan Soojung mengalami luka yang sangat parah, keduanya telah dilarikan kerumah sakit setelah beberapa warga yang melihat melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Ibu dan Ayah Kai serta Soojung mendapat kabar dari polisi dan mereka langsung  menemui anak mereka dirumah sakit.

Soojung mengalami koma, ia diperkirakan akan bangun kembali setelah 3 minggu karena saluran darahnya belum berfungsi dengan baik. Ia masih tertidur ditemani dengan alat – alat dokter yang membantunya untuk bernafas. Kepala nya dililit perban yang sangat banyak karena benturan dikepalanya membuat banyak darah yang keluar. Keluarganya hanya menangis dan berharap Soojung cepat sadarkan diri.

 

-Every Moment Of You-

“Soojung~ah….” Kai memanggil Soojung dengan sapaan lembut.

“Jung Soojung…” Kai memanggil lagi.

“Soojung..” Kali ini panggilan terakhir untuk Soojung.

“Apa yang kau inginkan, Kai?” Jawab Soojung sambil menggerutkan keningnya. Kai hanya memberi senyuman nakalnya dan melanjutkan aktivitasnya bermain gadget yang sedang di genggam-nya.

“Jung Soojung..” Panggil Kai lagi dengan lembut, namun Soojung enggan menoleh karena ia merasa pasti itu hanya akalan Kai saja untuk mengerjai-nya lagi. Karena merasa Soojung tidak mendengarnya, Kai beinisiatif untuk mendekat ke tempat Soojung duduk. Soojung terkaget ketika tiba – tiba Kai suah berada disebelahnya. Ia memperhatikan Kai dengan wajah yang masih cuek karena ia yakin Kai akan iseng engan cara yang berbeda.

“Jung Soojung..” Sapa Kai sambil mengambil tangan kanan Soojung dan menggenggamnya.

“Hmm?” Respon Soojung dengan terheran.

“Apa yang kau inginkan namun belum aku penuhi, hmm?” Tanya Kai kali ini dengan muka seriusnya. Soojung terheran dan memperhatikan Kai dengan seksama. Ia tak tahu harus menjawab apa karena pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tak pernah ia sangka akan keluar dari mulut Kai.

“Ada apa denganmu?” Tanya balik Soojung pada Kai.

“Aku hanya bertanya.” Balas Kai singkat.

“Tak ada yang aku inginkan, selama kau masih bersamaku dan selalu berada di sampingku aku merasa semua kebutuhan yang aku inginkan sudah terpenuhi. Jadi, tetaplah disini.” Jawab Soojung sambil tersenyum. Kai hanya membalas dengan senyuman, ia menarik tangan Soojung yang membuat Soojung bergerak mendekat dengan badannya, ia memeluk Soojung dengan pelukan hangat dan penuh kasih sayang.

“Bagaimana kalau hari ini kita ke Korean festival?” Ajak Soojung sambil melepas pelukan-nya bersama Kai. Kai hanya mengangguk pelan tanpa menjawab petanyaan Soojung.

“Kalau begitu aku akan mengganti bajuku dulu.” Sambung Soojung sambil meninggalkan Kai sendirian di ruang tamu rumah-nya.

.

.

Soojung dan Kai sudah berada di area Korean Festival, disini mereka melihat banyak sekali permainan yang bisa untuk dimainkan, banyak juga jajanan ketika pengunjung lapar. Ada sebuah gedung yang menawarkan jas pemotretan dengan latar Korean Festival untuk kenang – kenangan. Soojung melirik kesegala sudut untuk menemukan sesuatu yang menarik dan matanya berhenti pada jasa pemotretan.

“Kai~ah,,,, bagaimana kalau kita melakukan itu?” Tanya Soojung pada Kai sambil menunjuk ke arah lokasi pemotretan tersebut.

“Baiklah.” Balas Kai, Soojung langsung menarik tangan Kai menuju tempat pemotretan tersebut. Sesampainya ditempat tersebut, tenyata pengunjungnya sedang tidak ramai. Kai dan Soojung tidak menunggu lama. Mereka mengambil beberapa poto dengan gaya yang sama.

“Bagaimana menurutmu?” Tanya Soojung pada Kai yang sedang duduk si ruang tunggu. Soojung baru saja mengambil hasilnya disebuah ruangan. Ia menyodorkan hasil poto mereka pada Kai.

“Bagaimana aku bisa sekeren ini?” Tanya Kai dengan sangat kepedean.

“Cih, Kau biasa saja, senyummu tidak seperti biasanya.” Protes Soojung melihat hasil poto mereka.

“Kau sangat cantik, biarpun kau terlihat kecil.” Puji Kai sambil mengacak rambut Soojung. Soojung hanya senyum malu mendengar pernyataan kekasihnya tersebut.

Selanjutnya Kai dan Soojung mengunjungi tempat jajanan yang ada di Festival tersebut. Soojung meminta Kai untuk membelikannya es krim dan ia akan menunggu ditempat istirahat ini. Kai yang sudah berlalu menuju ketempat es krim meninggalkan Soojung sendiri, Soojung melihat sosok Kai yang berjalan tegap dan memperlihatkan punggungnya yang indah. Soojung sangat merasa senang karena ia masih bisa bersama Kai di tahun ketiga ini.

Tidak beberapa lama, Soojung mendapati Kai kembali dengan dua es krim ditangannya. Ia tersenyum dari jauh dan Soojung hanya memperhatikan. Setelah sampai tepat disebelah Soojung, Kai memberi pesanan Soojung es krim rasa strawberry. Soojung hanya menerimanya dan langsung melahap es krim tersebut. Keheningan timbul ketika sibuk dengan es krim masing – masing. Melihat kebosanan tersebut, Kai berdiri dan menarik tangan Soojung, mereka berjalan mengelilingi daerah festival sambil menjilat es krim masing – masing. Kai menggenggam tangan Soojung erat dan sesekali merangkul badan mungil Soojung. Mereka berhenti di suatu titik, tepat didepan  pohon besar dan memiliki dau yang sangat lebat. Keduanya saling berhadapan.

“Soojung~ah, ada yang ingin aku bicarakan.” Kata Kai membuka pembicaraan. Soojung membulatkan matanya sempurna dan melihat mata Kai. Es krim membuat Soojung lupa diri, ia hanya menjilat tanpa memperhatikan bibirnya yang terkena lelehan es krim, Kai mendekat pada Soojung, dengan menggunakan tangannya ia menghapus bekas es krim yang ada didekat bibir kekasihnya. Soojung menunduk malu dan dan mengulang membersihkan bibir sendiri dengan tangannya.

“Aku mencintaimu.” Kata Kai lagi dengan suara yang sangat lembut.

“Kau kenapa?” Balas Soojung bertanya kembali dengan mengerutkan dahinya penasaran.

“Aku… mencintaimu…” Kata Kai lagi dengan suara sedikit ditahan. Lalu Kai memeluk badan Soojung dengan sangat erat. “Aku mencintaimu.” Sambung Kai lagi

 

-Every Moment Of You-

Hari ini tepat 3 minggu Soojung mengalami koma. Ia terbangun dari komanya dan sekarang dia dapat melihat seseorang yang sedang memegang tangannya dan berada tepat disebelah kasurnya. Ia merasa berat dikepalanya dan matanya juga belum begitu jelas melihat. Ia juga merasa ada sesuatu yang menutup mulutnya. Ibunya mengetahui kesadaran Soojung langsung berteriak.

“Soojung…ini ibu, apakah kau bisa mendengarku?” Tanya ibu Soojung sambil menggenggam tangan anaknya dengan erat. Soojung hanya diam.

“Soojung… ini ibu, kau bisa melihatmu?” Tanya ibunya lagi karena sangat khawatir dengan keadaan anaknya tersebut. Kali ini Soojung mengedipkan matanya dua kali, ibunya mengerti dan memanggil dokter untuk pemeriksaan lanjutan.

Setelah dokter datang dan memeriksa Soojung, hari ini ia sudah diperbolehkan untuk melepas alat – alat yang membantu selama ia koma. Soojung sudah bebeas untuk bergerak dan ia sudah bisa duduk diatas kasur, namun kepalanya masih tetap diperban dan tangannya masih menggunakan infus. Ia merasa seseorang hilang dari hadapannya biarpun anggota keluarganya sudah lengkap berada diruangan ini. Ayahnya sedang membaca koran, Jessica sedang duduk disebelahnya, jika ia membutuhkan sesuatu ia bisa meminta Jessica untuk mengambilnya dan ibunya baru saja keluar menemui dokter untuk penanganan obat. Namun, ia masih merasa seseorang yang harusnya ada disini tidak menampakkan diri.

“Eonni…” Sapa Soojung ketika Jessica sedang asik dengan gadget-nya.

“Ada apa?” Tanya Jessica dan meletakkan handphone-nya di meja sebelah tempat tidur Soojung.

“Kau tahu sekarang Kai ada dimana?” Tanya Soojung yang berhasil membuat mata Jessica membulat dengan sempurna. Jessica diam, ia tak tahu harus mengatakan apa. Ia mengalihkan pandangannya dari adiknya tersebut.

“Eonni… kau tahu Kai dimana?” Tanya Soojung lagi melihat kakaknya hanya diam ketika ditanya pertama. Namun dipertanyaan kedua Jessica tetap diam, dan memilih tidak mengatakan apa – apa. Ttiba – tiba pintu ruangan terbuka, ibu dan dokter sedang menuju tempat tidur Soojung. Jessica pamit keluar sebentar karena ada sesuatu yang ingin dibelinya. Soojung belum merasakan apa – apa, karena ia sangat yakin Kai baik – baik saja dan ia yakin nanti siang Kai akan menjenguknya.

“Selamat siang, Soojung-ssi.” Sapa dokter dengan membawa catatan medisnya dan seorang perawat yang ada dibelakangnya. Soojung hany tersenyum dan mengangguk.

“Kalau begitu, sekarang waktunya istirahat. Aku akan memberi beberapa obat sebelum kau tertidur.” Sambung dokter itu lagi, ia memerintahkan perawatnya untuk memberi Soojung obat dan mengecek perban serta air infusnya. Setelah semua obat telah ia minum Soojung tertidur pulas diatas kasurnya. Ibunya hanya menatap lirih pada Soojung dan ia berharap anaknya bisa cepat sembuh dan beraktivitas seperti biasa.

.

.

Sudah 3 hari setelah Soojung bangun dari koma, ia sudah baik – baik saja tapi dokter belum mengijinkannya pulang kerumah karena masih ada pemeriksaan yang harus dilakukan pada bagian kepalanya. Hari ini ia hanya ditemani oleh Jessica karena ayah dan ibunya sudah berangkat bekerja kembali ke Busan. Ayah dan ibunya sudah mulai bekerja setelah hampir sebulan  penuh mereka mengambil cuti untuk menjaga Soojung dirumah sakit. Soojung menatap Jessica dan ia ingin bertanya tentang yang sudah pernah ia tanyakan namun Jessic tak menjawab dan ia yakin Jessica tahu tentang Kai, ia juga tidak memiliki tempat bertanya lagi selain Jessica saat ini.

“Jessica eonni…” Panggil Soojung pelan.

“Hmm?” Jawab Jessica sambil melihat adiknya tersebut.

“Kau tahu dimana keberadaan Kai?” Tanya Soojung, kali ini Jessica tidak kaget karena ia sudah bisa menebak dari muka adiknya kalau pertanyaan yang akan keluar dari mulutnya adalah pertanyaan yang pernah ia tanyakan.

“Kau sudah makan? Beristirahatlah.” Jawab Jessica mengalihkan pembicaraan, ia tetap tidak tahu harus berkata jujur atau membuat kebohongan pada adiknya sendiri.

“Eonni… kau tahu dimana Kai, eoh?” Tanya Soojung lagi yang merasa Jessica menyembunyikan sesuatu darinya tentang keberadaan Kai.

“Soojung~ah,,, aku harap keadaanmu tetap membaik setelah mendengar jawaban dari pertanyaanmu itu. Aku harap kau bisa mempercayaiku dan tidak melakukan apapun yang membuatmu jatuh sakit.” Kata Jessica sambil menatap wajah adiknya dengan raut wajah sedih, ia menggenggam tangan Soojung erat. Soojung hanya diam tidak menjawab.

“Kai sudah meninggal dunia… sehari setelah kecelakaan yang kalian alami Kai menghembuskan nafas terakhirnya dirumah sakit ini. Ia diantarkan kerumah sakit ini bersamaan denganmu, namun ia hanya bertahan satu hari disini. Ia mengalami benturan yang begitu kuat pada kepalanya mengakibatkan luka dalam yang tidak bisa diselamatkan. Aku ingin memberitahumu ketika kau sudah berada dirumah, namun kau selalu bertanya dan menginginkan jawaban tersebut. Kuharap kau bisa menerima apa yang sudah terjadi.” Jelas Jessica sambil mengelus tangan adiknya. Soojung tidak dapat berkata apapun. Ia mengeluarkan airmatanya tanpa disadari dan ia belum percaya itu terjadi pada Kai. Soojung merasa kepalanya sangat berat dan sangat sakit, ia melepas genggaman Jessica dan memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Ia melirih sesekali karena sakit pada kepalanya. Jessica yang melihat keadaan adiknya langsung memanggil dokter, dan tak beberapa dokter datang kedalam ruangan mereka. Soojung diberi beberapa obat penenang yang membuatnya tertidur. Jessica menyesal memberitahu tentang ini sekarang, tapi ia juga tidak tahu harus menjawab apa ketika Soojung selalu bertanya dengan pertanyaan yang sama.

.

.

Hari ini hari terakhir Soojung berada dirumah sakit, ia sudah bisa berdiri dan berjalan kemanapun ia mau. Kondisinya sudah mebaik namun hatinya masih terasa pedih dan sangat sakit. Ia belum bisa percaya tentang kematian Kai. Hari ini belum ada seorangpun yang mengunjunginya, Jessica sebenarnya sudah menelepon tadi memberitahu kalau ia akan datang, namun Soojung menolak karena ia merasa ia sudah tidak perlu ditemani lagi. Ia akan berkemas sendiri dan menyuruh Jessica untuk melanjutkan kuliahnya.

Soojung berjalan keluar kamarnya menuju ruang informasi, ia berniat untuk memastikan sendiri kalau Kai benar – benar meninggal. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jessica, ia berpikir bisa saja Kai dipindahkan ke rumah sakit lain untuk mendapatkan pengobatan yang lebih canggih lagi. Ia berjalan melewati koridor rumah sakit menuju ruang informasi.

“Selamat pagi, suster.” Sapa Soojung kepada seseorang yang berada dibelakang meja informasi tersebut.

“Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?” Tanya suster tersebut pada Soojung.

“Bisakah saya mendapatkan nama pasien yang meninggal?” Tanya Soojung dengan sedikit takut.

“Pasien yang meninggal banyak perharinya, apakah kamu bisa mengatakan tanggal dan waktu yang lebih rinci?” Suster itu bertanya lagi pada Soojung.

“Pasein tanggal 23 Mei, yang mengalami kecelakaan mobil. Yang datang bersamaan denganku.” Jawab Soojung. Suster itu menyuruh Soojung untuk menunggu sebentar untuk mengecek data pada komputernya.

“Bisakah nona menyebutkan namanya?” Tanya suster tersebut yang masih fokus pada komputernya.

“Kim Jongin.” Jawab Soojung dengan suara pelan dan tanpa disadari ia menangis lagi. Suster itu kembali berdiri dan menghadap pada Soojung.

“Iya benar, nona. Pasien yang bernama Kim Jongin meninggal dirumah sakit ini karena luka dalam pada kepalanya yang tidak bisa diselamatkan.” Jelas suster tersebut setelah melihat data pada komputernya.

“Terimakasih. Suster.” Kata Soojung dan langsung pamit dari hadapan suster tersebut, ia tidak mampu mengatakan apa – apa lagi pada suster tersebut selain kalimat terimakasih. Ia menuju kamarnya dan beristirahat karena siangnya ia akan pulang kerumah.

.

.

Siangnya, ruangan Soojung mendadak ramai. Teman – teman sekolahnya baru bisa datang mengunjungi Soojung dihari terakhir ia dirawat karena sekarang mereka kesusahan menentukan jadwal yang tepat untuk pergi bersama. Pihak laki – laki Sehun dan Dongho mengangkat barang – barang Soojung yang sudah selesai dikemas kedalam mobil, sedangkan pihak perempuan Suzy dan Sulli masih asik bercerita bersama Soojung didalam ruangan tersebut.

“Soojungie..” Teriak Sulli sambil memeluk Soojung erat.

“Soojungie..” Teriak Suzy lagi yang kali ini memeluk kedua badan temannya tersebut.

“Maafkan kami baru sempat mengunjungimu sekarang. Kami akui kami salah, ini semua karena pekerjaan yang tidak mau berkompromi dengan kami.” Sambung Sulli. Sedangkan Suzy hanya mengangguk, mereka masih dengan posisi saling berpelukan.

“Tidak apa – apa. Aku bisa mengerti kalian.” Jawab Soojung pelan.

“Soojungie…” Teriak Sulli dan Suzy lagi secara serentak.

“Kami juga belum sempat mengunjungi pemakaman Kai untuk upacara kedua.” Sambung Suzy dengan polosnya. Mereka merasa Soojung sudah mengetahui kepergian Kai, padahal sebenarnya Soojung juga baru mengetahuinya bahkan ia tidak datang di upacara pemakaman pertama. Soojung diam, ia lagi – lagi menangis tanpa disadari, sudah 3 hari setiap mendengar atau menyebut nama Kai ia langsung menangis.

.

.

[SKIP]

-Every Moment Of You-

Hari ini Soojung mengujungi rumah duka tenpat dimana Kai dimakamkan, ia membawa potonya bersama Kai yang diambilnya beberapa hari sebelum acara perpisahan. Soojung tiba tepat didepan kuburan Kai. Ia melihat sekeliling, ia menangis lagi. Ia melihat poto besar dengan wajah Kai yang begitu tampan menggunakan jas. Ketampanan Kai memang dari awal ia ketahui, namun poto ini lah yang paling tampan menurutnya. Soojung lagi – lagi menangis. Ia meletakkan poto yang dibawanya dari rumah dan meletakkan disamping bunga putih yang masih mekar didekat poto diri Kai tersebut.

“Kai~ah..” Panggil Soojung sambil menangis.

“Kai…” Panggilnya lagi.

“Kim Jongin…” Panggil terakhir Soojung sambil mengusap airmata nya.

“Bagaimana bisa?” Teriak Soojung.

“Kau baru saja bertanya padaku tentang apa yang aku inginkan namun belum kau penuhi, eoh? Kau mendengar jawabanku bukan? Kai kau mendengarnya kan??!! Aku hanya menginginkan kau selalu bersamaku dan selalu berada disampingku!! Sekarang kau dimana, Kai?” Soojung mengeluarkan semua pertanyaan yang seharusnya dijawab langsung Kai. Ia berteriak dengan suara serak karena ia masih menangis.

Dipemakaman itu juga Soojung mengingat semua apa yang terjadi selama ia resmi menjadi kekasih Kai. Kai yang selalu memberinya senyuman nakal, Kai yang selalu memanggilnya dengan tiga kali panggilan. Kai yang selalu memeluknya dan mengatakan “Aku mencintaimu”. Sekarang, semua itu tidak bisa ia dengar dan rasakan lagi.

Berpoto bersama di Korean Festival yang diingatnya, membuat hatinya cukup sakit karena mengetahui bahwa semuanya hanyalah mimpi. Ia memakan es krim bersama Kai dan berhenti didekat pohon besar yang rindang adalah mimpi. Ia sangat ingat sekali bahwa Kai memeluknya dan mengatakan “Aku mencintaimu” saat itu. Ia merasa peristiwa yang terjadi pada mimpinya selama koma adalah cara lain Kai mengucapkan selamat tinggal padanya. Lagi – lagi Soojung menangis, ia masih berada dipemakaman sambil menangis.

“Kai~ah,,, aku yakin kau baik – baik saja disana. Aku akan menjaga diriku disini, terimakasih. Setidaknya kau mengucapkan selamat tinggal untukku yang akan selalu aku ingat, walaupun itu hanyalah mimpiku. Kai~ah, Aku mencintaimu.” Kalimat Soojung terakhir sebelum ia meninggalkan pemakaman.

THE END–

26 thoughts on “[Freelance] Every Moment of You

  1. halo kak hilda (kak bukan??? tanaya disini 97liner.___.) selamat malam dan selamat datang di dunia delusi bernama fanfiksi xD
    sumpah sebenernya aku paling gak kuat baca fiksi dimana ada salah satu character yang meninggal, apalagi itu adalah otp ku :””) ya masa di dunia imajinasi aja mereka meninggal T___T mereka sudah cukup menyedihkan dan membuatku frustasi di dunia nyata tbh :”D #curhat #nunggu #interaksi #kaistal #banget #nih
    paling suka pas bagian di jelasin kalau sujung tuh tipe2 yang suka ngasih omongan nusuk, bener bener hahaha. sama pas jongin manggil2 dia gitu AIH LUCUK!! walaupun di akhir membuat hiperventilasiku hampir kambuh(?) tapi fic ini tetep punya momen manisnya eheheheh
    thats all from me, ditunggu karya2 mu yang lain kakak 🙂

    tertanda,
    tanaya

    Like

  2. Pingback: [FF REVIEW] Every Moment of You by hildaajung (@hildawardhani) | Indo Club Review

Arcadian's Say