[Freelance] Journey Of Us

photogrid_1437627232528

JOURNEY OF US

author : @nadhifa2414

main cast     : kai

                         krystal

Support cast : jinri

genre : friendship, romance.

rating : PG-13

length :ficlet

         Anyeonghaseo chinkgu ^^. Ini adalah ff ficlet pertama saya. ff ini juga di post di blog pribadi saya nadhifa14.wordpress.com dan di blog2 lain. Typo bertebaran dimana-mana. Jangan lupa tinggalkan komentarnya ya ^^.

Di bawah pohon sakura yang rindang, seorang gadis cantik terlihat begitu menikmati, alunan musik yang dialirkan melalui headset. Sedangkan seorang pria yang berada disampingnya, tengah asik membaca sebuah buku seraya merebahkan tubuhnya di atas hamparan rumput. Sesekali, Gadis itu bersenandung, karena terlalu larut dengan alunan musik yang ia dengar. Pria berkulit tan itu tersenyum. Ia merasakan, hatinya begitu damai ketika, mendengar nada-nada indah yang keluar dari bibir Soojung.

Gadis cantik itu merubah posisinya. Ia menyandarkan kepalanya di atas punggung seorang pria yang berada di sampingnya. Ia menikmati bunga-bunga sakura yang berjatuhan dan hampir menutupi sebagian wajahnya. Ia membiarkan desiran angin musim gugur memainkan surai cokelatnya. Gadis cantik itu mengangkat bibir tipisnya. Ia sangat menyukai musim gugur.

“Jongin, kau punya rencana untuk liburan tahun ini?” Tanya Soojung pada pria, yang tengah berkutat dengan buku yang ia genggam.

“mungkin aku akan membaca koleksi bukuku, atau pergi ke perpustakaan.” sahut Jongin dengan pandangan mata yang fokus ke arah buku. Ia begitu serius membaca deretan kata yang tertata rapi di buku itu. Soojung mendesah.Ia bosan dengan sahabatnya yang tidak pernah jauh dari kata “buku”. Padahal, sahabatnya yang satu ini merupakan tipe ideal semua wanita. Wajahnya yang tampan, disertai postur tubuh yang tinggi, membuat setiap kaum hawa tersihir akan pesonanya. Terlebih lagi, ia memiliki kecerdasan yang tinggi dan handal dalam memantul bola basket. Dengan memiliki itu semua, Jongin mampu membuat wanita cantik rela antri untuk menjadi kekasihnya. Tapi sayangnya, ia sedikit cuek dan dingin kepada wanita-wanita yang berusaha mendekatinya. Ia akan menolak mentah-mentah jika, ada wanita yang berusaha untuk menjadi kekasihnya. Entah itu wanita cantik, ataupun wanita biasa. Ia akan menolak semua wanita yang menyatakan cinta padanya. Sebab itulah, ia masih memasang status single.

“Jongin, kenapa kau begitu menyukai buku? tidak bisakah, sehari saja kau tidak membaca benda itu?”

“Karena buku bisa menambah pengetahuanku. Dengan membaca buku, aku akan memiliki ilmu, yang banyak untuk masa depan. Tidak seperti kau. Selalu mengandalkan aku, jika kau kebingungan dengan pelajaran. ” Ejek Jongin yang membuat darah Soojung langsung naik. Karena kesal, Soojung mengambil buku yang tengah dibaca oleh sahabatnya itu.

“ya! apa yang kau lakukan?” kini giliran Jongin yang kesal. Soojung terkekeh. Jongin boleh saja lebih cerdas darinya. Tapi, untuk urusan menjahili seseorang, Soojung lah yang paling ahli.

“kau mau buku ini kembali? kalau begitu, ambilah!” Soojung mengangkat buku dengan satu tangannya. Ia melakukan itu hanya untuk memancing Jongin yang raut wajahnya terlihat marah.

“Awas kau, jung soojung. Aku akan memukulmu jika kau tertangkap olehku.” Soojung langsung berlari cepat saat jongin tengah mengejarnya. Ia mengembang senyum bangga karena telah berhasil memancing sahabatnya itu.

“Tangkap saja kalau bisa.” Soojung menjulurkan lidah. Ia berlari semakin jauh guna, menghindari kejaran Jongin yang semakin lama semakin dekat. Soojung berhenti berlari. Ia mengatur napasnya yang tidak teratur karena, efek dari larinya yang jauh.

“ya, awas saja kau soojung! aku akan memukulmu karena telah mencuri bukuku.” Ancam Jongin dari kejauhan. Ia juga menghentikan larinya. Tenaganya sedikit terkuras karena mengejar sahabatnya itu. Soojung tersenyum jail. Ia berniat untuk berlari lagi agar sahabatnya itu tidak bisa mengambil buku kesayangnya tersebut. Namun, saat gadis bersurai cokelat itu hendak berlari, tubuh sahabatnya itu sedikit goyah dan ambruk yang membuat soojung panik. Sontak, ia mengurungkan niatnya, dan berlari cepat menuju sahabatnya, yang terkapar lemas di atas rumput.

“jongin, gwenchana?” tanya Soojung panik dengan napas yang terengah-engah. Ia menepuk-nepuk pelan pipi jongin. Namun, pria itu tidak merespon. Ia tetap mempejamkan matanya.

eotokhae? bagaimana kalau terjadi apa-apa dengannya?” Soojung menggigit ujung jarinya. Ia akan melakukan ini jika dirinya dalam keadaan panik. Soojung mendekatkan jarinya ke arah hidung Jongin. Ia bisa merasakan hembusan napas jongin yang bisa dibilang sangat normal.

“ini aneh.” Gadis cantik itu menaikan salah satu alisnya. mengapa deru napas jongin, berhembus normal sedangkan dirinya tak sadarkan diri?

“Kena kau!” Sontak, soojung terperangah karena tiba-tiba Jongin langsung membuka matanya dengan keadaan yang baik-baik saja. Pria itu langsung menyambar buku yang sedari tadi soojung genggam.

“kau kena tipu, soojungie.” Lelaki berkulit gelap itu tertawa bangga seraya mengeluarkan lidahnya. Ia mendorong pelan tubuh soojung dan langsung berlari, menjauhi seorang gadis yang wajahnya, mulai memerah karena marah.

ya! kau benar-benar…” Umpat soojung pada seorang pria berkulit gelap. perlahan-lahan, soojung mempercepat langkah kakinya dan mengejar seorang pria yang sudah berhasil menjahili dirinya.

Melihat seorang wanita yang semakin lama semakin dekat darinya lantas, Jongin langsung berlari menghindari kejaran sahabatnya itu. Alhasil, dua insan tersebut saling kejar-kejaran yang diselingi canda tawa. Seperti itulah kisah persahabatan Jongin dan Soojung. Terkadang, ada pertengkaran tetapi juga ada kesenangan yang mengisi persahabatan mereka.

 

**********

Di sebuah bangunan yang cukup besar, dengan warna putih yang mendominasi bangunan itu, terlihat Seorang gadis tengah menyumbat telinganya dengan headset. Ia berjalan santai menelusuri lorong sekolah yang terlihat sangat sepi. Sesekali, gadis itu mengeluarkan nada-nada yang indah seiring dengan langkah kakinya. Gadis itu kembali berpijak di bangunan ini, setelah cukup lama ia tidak menghuni bangunan ini karena libur sekolah.

Gadis itu mulai memijakkan kakinya, di anak tangga karena kelasnya berada di lantai tiga. Gadis itu dengan malas menggerakan kakinya, karena ia harus menaiki anak tangga, yang jumlahnya cukup banyak.

Setelah menaiki anak tangga, akhirnya gadis itu telah tiba di kelasnya, yaitu dua belas-empat. Gadis itu membuka kenop pintu kelas, dengan perasaan yang senang. Ia tidak sabar, bertemu dengan teman-temannya terutama Jongin, seorang pria yang telah lama menjadi sahabat.

Namun, saat ia memasuki kelasnya, rasa senang di dalam hatinya seketika luntur, karena mendapati sebuah kursi kosong, yang menjadi tempat duduk sahabatnya.

“Kemana pemilik bangku ini?” Batin Soojung. Ia terlihat seperti orang bingung.

“Jinri, kau tahu kemana Jongin berada?” Tanya Soojung pada gadis, yang tengah memainkan ponsel.

Jinri menoleh kesamping “Aku tidak tahu!” Gadis itu mengangkat bahunya. “Bukanya kalian bersahabat? Lalu, kenapa kau menanyakan keberadaan Jongin padaku? Memangnya dia tidak memberitahumu?” Jinri berbalik bertanya. Ia merasa ada yang aneh dengan persahabatan mereka.

“Dia tidak beritahu aku dimana ia sekarang. Ia menghilang begitu saja seperti angin.” Soojung menghela napas berat. Hilangnya Jongin membuat dirinya begitu frustasi.

“Mungkin, dia sedang pergi dan lupa menghubungimu. Jongin tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja. Kau itu kan sahabat karibnya.”

“Tapi, aku belum menerima panggilan masuk darinya. Apa mungkin ia membenciku?”

“Tidak mungkin dia membencimu. Kau kan sahabat sejatinya.” Ujar Jinri yang berusaha menenangkan Soojung.

************

Soojung menghela napas panjang. Sesekali, ia memandangi layar ponselnya. Ia berharap, ada sebuah pesan atau panggilan yang masuk di ponselnya. Sudah delapan hari, Jongin menghilang tanpa kabar. Ia pergi begitu saja, tanpa meninggalkan sebuah pesan untuk Soojung. Soojung berkali-kali mencoba menghubungi sahabatnya. namun, tidak ada sahutan dari Jongin.

Soojung menatap kosong luar jendela. Biasanya, Jongin memanggil dirinya, di halaman rumahnya saat ia tertidur. Jika ia tidak menyahutnya, maka Jongin akan melempari batu kerikil ke jendelanya.

“Jongin, dimana kau sekarang?” Soojung meneteskan air matanya. Sudah delapan hari, Soojung tidak bertemu dengan Jongin. Dan ia begitu merindukan kehadiran sahabatnya.

—- ting tong——- sebuah suara dari ponsel membuyarkan lamunan Soojung. Ia meraih ponselnya dan mengusap layarnya.

“J-jongin.” Soojung terkejut dengan pesan yang diterimanya. Ia langsung membuka pesan itu, yang dikirim oleh seseorang, yang ia rindukan.

Dari jongin

Temui aku di taman. Ada sesuatu hal yang ingin kubicarakan denganmu.

Soojung langsung keluar dari kamarnya. Ia bergegas pergi menuju taman, untuk menemui sesosok yang ia rindukan.

********

“Kim jongin!” Panggil Soojung. Pria berkulit gelap itu membalikan tubuhnya. Ia memandangi sesosok gadis, yang tengah tersenyum tipis padanya. Gadis itu berlari kecil Menuju Jongin. Ia langsung mendekap tubuh Jongin, dan meneteskan banyak air mata.

Jongin membalas dekapan Soojung. “Maafkan aku, Soojung. Aku meninggalkanmu begitu saja.” Jongin membelai lembut, puncak kepala Soojung. Gadis itu mempererat pelukan Jongin. Ia rindu dengan Jongin yang menghilang begitu saja.

Soojung mendongak. Ia memandangi iris cokelat, milik sahabatnya itu. “Kenapa kau meninggalkanku? Kau tahu, aku hampir gila karena pergi begitu saja dariku.” Isak Soojung.

“Aku pergi karena ingin menjauh darimu.” Soojung terkejut dengan penjelasan Jongin. Ia melepas pelukannya dan memandang lekat jongin.

“A-apa maksudmu? Aku benar- benar tidak mengerti.” Tanya Soojung. Ia tidak percaya dengan penjelasan Jongin barusan.

” Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Aku ingin memutuskan persahabatan kita.” Seketika, hati Soojung terjatuh, ke dalam jurang yang dalam. Pernyataan dari Jongin membuat hatinya terluka.

” ke-kenapa kau bicara seperti itu?” Soojung mencengkram lengan jongin, namun jongin langsung melepasnya.

“Sudah kubilang, enyalah dari hadapanku. Aku bosan menjadi sahabatmu.” Bentak Jongin. Hati Soojung tergores. Ia tidak menyangka, bahwa Jongin akan memutuskan persahabatannya.

“Ku peringatkan sekali lagi, jangan pernah menemuiku lagi, ataupun menghubungiku. Aku tidak ingin menjadi sahabatmu.” Kini, hati Soojung telah hancur. Sahabat yang selalu ada disisinya, tidak lagi menganggap dirinya. Jongin tidak mau, menganggap dirinya seorang sahabat.

“Jika itu maumu, aku akan meninggalkanmu.” Soojung melangkah mundur. Ia berbalik dan menjauhi Jongin. Perlahan-lahan, butiran air mata, mengalir deras dari pelupuk mata Soojung. Hatinya terasa perih, ketika mengingat pernyataan Jongin, yang tidak ingin menjadi sahabatnya. Kakinya terasa berat, untuk meninggalkan sesosok, yang berarti dalam hidupnya. Tidak ada lagi yang diinginkan oleh Soojung, selain bersama sahabatnya. Hidupnya akan terasa hampa, tanpa kehadiran Jongin.

“Soojung!” Soojung tak menghiraukan panggilan itu. Ia tetap melangkahkan kaki jenjangnya.

Jongin berlari cepat, dan mengejar Soojung yang mulai menjauh. Ia langsung menarik tangan Soojung, dan mendekapnya ke dalam pelukannya.

“Aku mencintaimu, Soojung. Aku sangat mencintaimu” Soojung terbelakak. Jantungnya berdebar tak karuan saat Jongin menyatakan perasaanya..

Soojung mendongak. Ia menatap lekat iris cokelat Jongin. “Apa aku tidak salah dengar? Kau mencintaiku?” Tanya Soojung memastikan. Jongin mengangguk mantap. “Iya, aku memang mencintaimu.” Jongin mengecup lembut kening Soojung. Jantung Soojung semakin berdebar, ketika mendengar ungkapan Jongin.

“Selama ini, aku sangat mencintaimu. Tapi, aku tak berani mengutarakan perasaanku padamu. Karena pada saat itu, kau menganggapku hanya seorang sahabat.” Ujar Jongin.

“Setiap kali aku menatapmu, aku merasakan, kesejukan yang luar biasa dihatiku. Setiap detik, menit, dan jam aku selalu memikirkanmu. Itulah sebabnya, aku ingin menjauh darimu karena tak tahan melihat senyum manismu.” Jongin menangkup wajah tirus Soojung. Soojung tersenyum mendengarnya. Ia tidak menyangka, Jongin si kutu buku, bisa mengatakan kata-kata yang manis untuknya.

“Lihatlah bulan itu.” Jongin menunjuk ke langit. Soojung mendongak. Ia memandangi bulan yang bersinar terang di langit. “Kecantikanmu mengalahkan bulan di langit. Aku berterima kasih pada Tuhan, karena telah menciptakanmu yang begitu cantik.” Soojung tersipu malu. Hatinya berbunga-bunga saat mendengar ungkapan Jongin.

 

“Aku memang tidak bisa menjadi sahabatmu. Tapi, aku bisa menjadi kekasihmu. Maukah kau menjadi kekasihku?” Jongin berlutut di hadapan soojung. Ia merogoh saku celana, dan mengeluarkan kotak kecil. Ia menyematkan benda kecil itu, di jari manis Soojung. Jongin meraih tangan Soojung, dan mengecup lembut telapak tangan Soojung. Seketika, wajah Soojung memerah. Jongin benar-benar mampu membuat hatinya, ingin terbang setingi langit.

“Satu hal yang paling spesial di hidupku, ialah bertemu denganmu dan mencintaimu.” Ujar Soojung. Jongin tersenyum bahagia. Lantas, ia bangkit dan memeluk erat Soojung. Soojung membalas pelukan Jongin. Ia bisa merasakan, detak jantung Jongin yang berdetak cepat seperti detak jantungnya.

Jongin melepas pelukannya. Ia mengusap lembut wajah Soojung, dan tersenyum padanya.

“Aku begitu beruntung, bisa memiliki bidadari sepertimu.” Hati Soojung mencair seketika. Ia suka dengan kaata-kata Jongin yang manis dan romantis.

“Aku mencintaimu, Jongin.”

“Aku lebih mencintaimu, Soojung.” Jongin mengecup lembut kening Soojung sangat lama. Soojung memejamkan matanya. Ia ingin merasakan lembutnya kecupan dari Jongin.

Seperti inilah, akhir dari perjalanan mereka. Berawal dari sebuah persahabatan, yang dipenuhi pertengkaran dan juga canda tawa. Dan berakhir, menjadi cinta yang begitu manis dan romantis. Kim Jongin dan Jung Soojung. Sepasang kekasih, yang mengawali hubungan mereka sebagai sahabat.

Alhamdullilah, akhirnya ff ini selesai juga. Setelah beberapa bulan, aku gk buat ff ini dikarenakan sibuk dengan tugas2 SMA. Apalagi ditambah ulangan :(.Please tinggalin komentar kalian 🙂

6 thoughts on “[Freelance] Journey Of Us

Arcadian's Say