The Name is Love

aaaaaa

The Name is Love
Author : Wanda Djuin
Genre : Romance
Length : Oneshot
Cast : Jung Soojung and Kim Jongin
Other : Suho

“Pepatah bilang, suka dan benci itu tak ada perbedaan”

———- oOo ———-

“Kembalikan bonekaku!”

“Tidak mau!”

“Ayolah, kumohon”

“Aku tidak mau!”

“Aku akan melaporkanmu pada ibuku!”

“Lakukan saja”

Dan Soojung terdiam. Matanya menyipit memperhatikan sosok anak nakal yang membawa bonekanya diujung sana. Setelah berlari kencang, Soojung dan anak nakal itu berhenti di sebuah jalan sunyi, disepanjang sisinya adalah sungai yang airnya mengalir deras.

“Jongin, kumohon kembalikan bonekaku” pinta Soojung, air matanya sudah menggenang sedari tadi, namun tetap saja tak meluluhkan hati anak nakal berumur sebelas tahun yang bernama Jongin itu.

Jongin tertawa kecil sambil mengatur nafasnya yang berantakan, “Kau mau ini, Soojungie?” tanya Jongin, dengan mengangkat boneka teddy bear Soojung tinggi-tinggi ke udara. “Kau tahu, aku lelah bermain kejar-kejaran dengan gadis payah sepertimu. Jadi, aku akan mengembalikan boneka ini padamu asal…” Jongin memutus kalimatnya, “Turuti perintahku, bagaimana?”

“Hah? Menuruti perintahmu?” kaget Soojung ketika tangisnya sudah reda, “B-baiklah, apa maumu?” putusnya dengan tangan bersedekap.

“Eo, kau mau? Baiklah, kalau begitu terjunlah ke sungai itu”

Soojung mengerutkan alisnya, “Kau ingin membunuhku?” heran Soojung, “Kau gila, Jongin! Kembalikan bonekaku sekarang dan jangan bertemu lagi, cepatlah”

“Kau ingin aku mengembalikan boneka ini ‘kan? Nah, lakukan apa yang kusuruh, bukankah kau setuju untuk melakukan apa yang ku perintahkan?” ancam Jongin, masih membiarkan boneka Soojung terjunjung tinggi dipucuk tangannya.

Soojung menunduk kemudian menggelengkan kepalanya, “Aku tidak mau, lepaskan bonekaku, kumohon” pinta Soojung, matanya kembali berair, siap untuk tumpah.

“Melepasnya? Oke”

Sedetik kemudian semuanya berubah, Soojung tidak menangis melainkan shock saat melihat Jongin melakukan perintahnya. Melihat bonekanya jatuh dan terseret di derasnya arus sungai. Soojung melihat Jongin dan bonekanya bergantian, “J-Jongin…”

“Aku melakukan perintahmu nona Soojung, apa aku salah?” tanya Jongin kemudian menunjukkan seringaiannya pada Soojung.

Soojung tidak menangis, namun Soojung menghampiri Jongin bersama tampang dingin yang tak pernah ia tunjukkan pada siapapun. Dan plak! Jongin hampir mati ketika Soojung menampar wajahnya dengan sangat keras, “Kau sudah membuang barang yang diberikan ayahku sebelum ia meninggal” tutur Soojung, “Good job, Jongin! Good job”

Sejak hari itu, Soojung memantapkan hatinya untuk membenci Kim Jongin seumur hidupnya. Ya, Soojung sudah yakin akan keputusannya.

-oOo-

Beberapa hari setelah kehilangan bonekanya, Soojung lebih banyak mengurung diri dikamarnya. Ibunya bahkan heran kenapa Soojung tidak nampak bermain keluar bersama bonekanya. Ibunya ingin bertanya, namun suasana hati Soojung tidak dapat diajak kompromi akhir-akhir ini.

Dan sore ini, Soojung memutuskan keluar rumah dan menemukan satu toko buku yang mempunyai boneka yang sama persis dengan boneka miliknya. Soojung berdiam diri diluar toko beberapa menit hingga pandangannya tertuju pada seorang anak yang ada diambang pintu masuk.

“Kau mau membelinya? Harganya adalah yang paling mahal disini” ucap anak itu, berjalan kecil menghampiri Soojung kemudian berdiri persis disampingnya, “Hai, aku Suho dan kelihatannya aku jauh lebih tua darimu” Suho mengulurkan tangannya kearah Soojung.

Soojung memperhatikan Suho kemudian menyambut uluran tangannya, “Aku Soojung dan kau memang lebih tua dariku, aku masih sebelas tahun” jawab Soojung.

Namun Soojung ingat tentang larangan ibunya yang menyuruh Soojung untuk berhati-hati pada seseorang yang baru dikenal Soojung. Karna itu pula-lah Soojung menarik tangannya dari genggaman tangan Suho.

“A-ada apa, Soojung? Apa ada yang salah?”

Soojung memicingkan matanya, “Apa kau penjahat?”

Pertanyaan Soojung membuat Suho tertawa kecil. Suho menggelengkan kepalanya, “Mana ada anak lima belas tahun sudah menjadi penjahat” jawab Suho. “Ayahku adalah pemilik toko ini, maka dari itu aku berada disini” jelasnya.

“Oh baiklah…”

Hening sebentar, Soojung kembali mengalihkan perhatiannya kearah boneka yang terpajang manis disana, “Kau suka bonekanya?” tanya Suho, mulai penasaran.

Soojung mengangguk kecil, “Dulu ayahku membelikan aku boneka yang sama persis dengan boneka ini, lalu ayahku meninggal dan boneka itu jatuh ke sungai karna…” Soojung memutuskan ucapannya, “Tak apa” Soojung tersenyum, membuat Suho yang awalnya kebingungan jadi ikut tersenyum.

“Baiklah, ikut aku”

Suho menarik tangan Soojung untuk masuk kedalam toko dan memberikannya pada Soojung. “Untukmu, bawalah”

Mata Soojung sedikit membelalak, “Benarkah? Tapi aku harus membalas budimu, apa yang harus aku lakukan agar semuanya impas?” tawar Soojung, Suho yang mulai tertarik pun memasang senyumannya.

“Menikahlah denganku”

10 Years Later

“Argh panas sekali” keluh Soojung sambil mengibas-ibaskan tangannya didepan wajahnya sementara pastur masih membacakan ayat-ayat suci atas pernikahan temannya.

Jangan salahkan Soojung atau pastur, tapi salahkan Luna yang membuat acara pemberkatan disebuah taman yang terbuka. Bahkan Soojung rasa, matahari itu menggantung manis di pucuk kepalanya.

“Sampai kapan pastur akan berhenti berbicara?” gerutu Jinri yang juga merasakan hal yang sama dengan yang Soojung rasakan.

Soojung terkekeh, “Mungkin sampai wajahnya berubah menjadi Chanyeol” ucap Soojung, yang membuat Jinri dan Victoria tertawa bersama-sama.

Tak lama pastur menyelesaikan pemberkatannya dan mempersilahkan sang pengantin untuk berciuman. Soojung hanya bisa memandang iri kearah Luna yang kini telah berstatus sebagai seorang istri sementara Soojung masih betah sendiri diusianya yang lumayan matang.

“Soojung, apa kau benar-benar mengharapkan lelaki yang memberikanmu boneka itu?” tanya Jinri yang mendapat anggukan setuju dari Victoria.

Soojung menghela nafasnya, “Entahlah, yang pasti aku sangat ingin bertemu dengannya” jawab Soojung kemudian menyandarkan bahunya pada kursi.

Namun perhatiannya teralih ke atas podium saat seseorang yang dikenalnya tengah memberikan sambutan. Dalam hati Soojung menyumpah, mengatakan bahwa apa hebatnya pria itu? Pria yang tak bertanggung jawab.

“Hei, bukankah itu Jongin?” Jinri menyadarinya, “Eo, kau benar” sahut Amber dan Victoria bersama-sama. “Soojung-ah, dia Jong—“

“Aku tahu, aku tahu, aku tahu!” teriak Soojung kemudian bangkit dari duduknya dan meninggalkan teman-temannya yang terlihat kebingungan.

-oOo-

Makan sendiri diacara resepsi pernikahan sudah sering Soojung lakukan. Dan kali ini beberapa temannya sedang asik berfoto bersama meninggalkan Soojung sendirian. Soojung memang tak dalam mood yang baik untuk berfoto saat ini.

Namun perhatian Soojung tersita saat segerombolan pria berjas mulai datang. Salah satunya Jongin yang namanya paling banyak disebut oleh wanita-wanita yang duduk tak jauh dari Soojung. Soojung mendengus kesal sambil memakan-makanannya dengan sedikit tergesa-gesa. Yeah, Soojung hanya merasa makanannya mendadak tidak enak setelah kedatangan Jongin.

“Kau masih suka makan sandwich di siang hari rupanya” Jongin bergumam, dan tentu saja Soojung dapat mendengarnya dengan baik.

Soojung melirik Jongin secara singkat kemudian beranjak pergi. Namun kakinya terhenti ketika lelaki itu menahannya, “Soojung!” panggil Jongin. Soojung terdiam, berpikir apakah Jongin ingin meminta maaf atas kejadian sepuluh tahun lalu atau entahlah.

Jongin mendekati Soojung dan berdiri tak jauh darinya. Melepaskan jasnya dan melilitkannya dipinggang Soojung, “Kau masih saja bodoh, seperti apa kau duduk sehingga membuat rokmu robek sepanjang itu” ucapnya kemudian menjauh.

“Dasar pria tak tahu diri!” pekik Soojung yang membuat seluruh tamu kini memperhatikannya, begitupula Jongin yang termangu kaget atas ucapan Soojung barusan, “Aku sangat membencimu, a-aku benci padamu”

-oOo-

Jinri merapikan make up Soojung yang berantakan karna menangis. Entah kenapa Soojung berteriak dan mengatakan bahwa Jongin adalah pria tak tahu diri. Soojung marah, ya Soojung merasa bodoh karna membuat Jongin melihat roknya yang sobek. Meskipun Jongin menolongnya, tapi Soojung benar-benar kesal.

“Kau terlalu membenci Jongin?” tanya Jinri, masih sibuk merapikan make up Soojung.

Soojung menghembuskan nafasnya, “Dia pria paling menyebalkan yang pernah ku temui”

“Soojung, jangan seperti itu. Ingatlah bahwa perasaan benci dan suka itu setipis kertas, jangan sampai suatu saat nanti kau malah mengatakan cinta padanya” sahut Amber kemudian menyesap minumannya.

Ucapan Amber membuat Soojung meringis kecil, “Masukkan saja bayangan itu kedalam pikiran kalian masing-masing, itu takkan mungkin terjadi, percayalah”

-oOo-

Sore ini hujan mengguyur kota Seoul dengan sangat deras. Membuat Soojung yang tak membawa payung terpaksa harus menunggu di sebuah halte sekedar untuk bernaung. Namun pandangannya terarah ke ujung sana, ke seorang pria berjaket hitam yang berjalan menerobos hujan menuju sebuah tempat dimana Soojung ingin melupakannya seumur hidup.

“Jongin?” gumamnya.

Entah apa yang Soojung pikirkan sehingga Soojung mengikutinya dari belakang. Membiarkan rambut dan pakaiannya basah untuk melihat apa yang ingin Jongin lakukan dan akhirnya Jongin berhenti disebuah tempat dimana Soojung melihat Jongin terakhir kalinya, dulu.

Memperhatikan Jongin yang berjongkok disana kemudian perlahan turun menuju sungai yang deras. Soojung tak percaya dengan apa yang ia lihat. Apa yang Jongin lakukan dibawah sana?

-oOo-

Setelah sepuluh tahun berlalu, perasaan Soojung kepada Suho masih tak bisa menghilang. Soojung dan Suho berjanji untuk bertemu kembali hari ini untuk menikah. Ya, Suho berjanji untuk menikahi Soojung setelah Suho pulang dari Amerika.

Soojung berdiri diseberang jalan dan memandang toko boneka itu dengan perasaan yang berdebar-debar. Dari sini Soojung dapat melihat seorang pria tampan dengan rambut hitamnya. Dia tampan, tak jauh berbeda dengan Suho yang dilihat Soojung sepuluh tahun yang lalu.

Inilah saatnya Soojung, masuklah dan temui cinta pertamamu.

Dengan hati-hati Soojung menyeberangi jalan dan masuk kedalam toko boneka. Namun entah kenapa ia ingin berbalik dan pulang kerumahnya.

“Selamat datang, ada yang bisa kubantu?” Suho menahan kepergian Soojung.

Soojung membalikan wajahnya dan menatap Suho dengan senyuman manisnya. Jantungnya berdetak begitu kencang, bahkan rasanya ingin meledak.

“Kau masih ingat denganku?” tanya Soojung, to the point.

Yang ditanya malah mengernyitkan alisnya, “Eo, anak kecil yang datang padaku sepuluh tahun yang lalu, benar?” tebak Suho namun membuat Soojung sedikit sedih.

“Soojung, namaku Soojung” ralat Soojung.

Suho tersenyum dan mengelus puncak kepala Soojung dengan lembut, “Kau sudah tumbuh secantik ini” pujinya dan berhasil membuat senyum Soojung kembali merekah.

“Baiklah, jadi begini…” Soojung mengusap tengkuknya, “Eum…”

“Appa”

Suho dan Soojung mengalihkan perhatian kearah seorang anak kecil yang berlari kedalam dekapan Suho. Seorang anak manis yang sedikit mirip dengan Suho. Perasaan Soojung mendadak tidak enak. Bahkan sampai seorang perempuan cantik masuk dan berdiri disamping Suho.

“Soojungie, perkenalkan ini Chorong, istriku. Dan ini Cherry, anakku”

Sejak hari itu, Soojung takkan lagi percaya pada janji.

-oOo-

Soojung tidak begitu ingat kenapa Soojung bisa duduk dipinggir sungai dimana bonekanya hanyut sepuluh tahun lalu. Soojung menangis, sambil memandangi arus sungai yang kian deras.

Namun pandangan Soojung mendadak kosong, seolah-olah arus sungai itu membawa Soojung untuk masuk kedalam. Kepala Soojung mulai pusing, seiring dengan tubuh Soojung yang terhuyung kebawah. Soojung pasrah, ia tak punya kekuatan untuk menyelamatkan dirinya hingga sebuah tangan menarik pergelangan tangannya.

Menarik Soojung kedalam dekapannya yang hangat. “Bodoh! Kau ingin mati?” marahnya, suaranya tak kalah nyaring dari suara arus sungai. Soojung masih diam didalam pelukannya. Setelah sadar, Soojung mendorong dada pria tersebut untuk menjauh, Soojung membencinya ‘kan?

“Kau berat sekali” keluhnya, sementara nafasnya masih belum beraturan.

Jongin menggaruk tengkuknya, “Thanks” ucap Soojung dengan pelan, membuat Jongin mendongakkan kepalanya lalu tersenyum. Setelah sepuluh tahun, ini pertama kalinya Soojung melihat Jongin tersenyum kembali.

“Apa yang kau lakukan disini malam-malam?” tanya Jongin, berjalan beriringan dengan Soojung menuju rumah.

Soojung menghela nafasnya, “Entahlah, aku-pun tak tahu” jawab Soojung pelan.

“Hah? Jadi maksudmu kau datang kemari tanpa sadar?”

Soojung mengangguk lemas dan tetap terus melangkah melewati jalanan yang sunyi dan gelap. Jongin menoleh, memperhatikan Soojung yang sedang menggigil. Jongin pun melepaskan mantelnya dan memakaikannya dibahu Soojung, membuat gadis itu menoleh dan memandang Jongin dengan pandangan herannya.

“Pakai saja, aku kepanasan” dustanya, walau sebenarnya Jongin merasa bahwa hawa dingin ini menusuk-nusuk tulangnya.

Perjalanan masih lumayan jauh, Jongin sadar bahwa Soojung berjalan sedikit terhuyung. Jongin pun menghentikan langkahnya lagi dan berjongkok didepan Soojung, gadis itu ikut terhenti dan kebingungan.

“Apa yang kau lakukan Jongin? Ayo pulang, ini sudah malam”

“Sudahlah naik saja, kau mau jatuh pingsan di tempat gelap seperti ini?”

Setelah menimang-nimang akhirnya Soojung mendekatinya dan naik ke punggung Jongin. Berjalan dengan hati-hati dijalan sunyi dan gelap seperti ini sedikit menakutkan. Namun berada dipunggung Jongin rasanya menghangatkan, Soojung ingin selamanya berada disini.

“Soojung” panggil Jongin, dengan terus melangkah melewati jalan.

Soojung yang tadi menyampirkan dagunya pada bahu Jongin pun mengangkat wajahnya, “Ya, Jongin?”

“Aku tahu ini sangat amat terlambat, tapi aku meminta maaf atas kejadian sepuluh tahun yang lalu, kau tahu, aku merasa sangat bersalah sejak kejadian itu”

Soojung berdehem kecil, “Syukurlah, aku pikir kau adalah pria tak tahu diri yang selalu menolongku untuk menghilangkan rasa penyesalanmu tanpa meminta maaf” jelas Soojung, Jongin yang mendengarnya hanya tersenyum kecil.

“Di dalam tas punggungku aku punya hadiah, kau bisa mengambilnya ‘kan?”

Soojung menunduk, memperhatikan tas punggung yang dipakai oleh Jongin. Dan Soojung membukanya, memperhatikan satu benda empuk berwarna putih salju disana.

“Bukankah…”

“Itu memang milikmu yang ku hanyutkan ke sungai” ujar Jongin, masih terus membawa Soojung untuk pulang kerumahnya.

Soojung masih memperhatikannya, “Tapi…” Soojung terlalu bingung untuk berkata-kata.

“Setelah kau pergi, aku mengejarnya dan mencari tempat dimana arus itu akan berhenti. Untunglah aku masih sempat menemukannya sebelum boneka ini masuk kedalam penyaringan sampah”.

Buk, Soojung memukul bahu Jongin dengan keras, “Bodoh, kenapa kau tak memberitahuku?” marahnya, namun kebahagiaannya lebih mendominasi.

“Bukankah kau bilang bahwa kau benar-benar membenciku? Itulah sebabnya kenapa aku tak berani untuk mengungkit masalah ini” Soojung tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada Jongin.

“Thanks” ucapnya, kemudian menyandarkan kepalanya dibahu Jongin.

Keadaan kembali hening, Jongin berjalan melewati pinggiran sungai Han yang artinya rumah Soojung sudah hampir sampai. Namun ucapan Jongin membuat jantung Soojung berpacu jutaan kali lipat.

“I love you”

Soojung berdehem kecil, “Kau tahu ‘kan kalau aku lemah dalam bahasa inggris” ucapnya kecil, wajahnya merona seperti tomat. Soojung turun dari punggung Jongin dan berusaha untuk menyembunyikan wajahnya.

“Kalau begitu aku mencintaimu” ulang Jongin.

“A-aku harus pulang” Soojung mempercepat langkahnya, namun langkahnya terhenti saat ingat bahwa bonekanya masih ada didalam tas Jongin.

Soojung berbalik, namun matanya menangkap ekspresi Jongin yang menatapnya penuh harap. Membuat perasaan Soojung tergerak dan entah kenapa kakinya melangkah mendekat kearah Jongin.

“I love you too, Jongin. These words are really good words” ucap Soojung sepelan mungkin, membuat Jongin tersenyum sedikit demi sedikit.

“Soojung” panggil Jongin, membuat Soojung mendongakkan kepalanya. “Mari menikah secepat mungkin” ucapnya sebelum Soojung mengalungkan tangannya di leher Jongin, mengecup bibir itu dengan lembut dan berkata, “Aku akan menanti hari pernikahan kita”

THE END

64 thoughts on “The Name is Love

  1. Jiaaaah suka! suka! suka! wanda goodjob!!! ya ampun selama 10 tahun jadi soojung benci jongin? omggg, untung suho udah nikah hahahaha jadi happy ending kaistal :))))

    Like

  2. Ayayay keren kak wandaaa good job!
    Suka banget, untung ending nya gak ama suho y, kl ama suho bisa panas member se accardia d line wkwk.
    Ditunggu juga fanfic kaistal kakak selanjutnya ya. Fighting!

    Like

    • Iyaaa sayang, makasih!
      Kalo di ending sama Suho, yaudah selamat ‘gak-dihiraukan-di-line’ aja ntar whahahaha.
      Iya dek, makasih udah meluangkan waktunya buat baca FF inih~

      Like

  3. ngeri. asik nih wan.
    terharu banget waktu tau jongin bela belain ngambil boneka yg dia hanyutin. perjuangan tuh.
    tapi itu suho umur 15 tahun udah ngebet pengen nikah aja xD

    overall keyeen~

    Like

    • Ngeri dimananya nih -_-
      Hahahaha Jongin gitu loh, jangankan ngambil boneka yang hanyut disungai, ngambil hati Jessica biar direstui pun Jongin sanggup kekekeke
      Namanya juga labil wwkwkwk

      Like

  4. Haiii ka wanda kita belum kenalan ya, hai aku trisya 98line, member grup arcadian indo jg nihh haha tapi jarang nongol.
    Keren keren kak ffnya👍 udah ngeri tadinya endnya bakal sustal, ehhhh tp kaistal happy ending juga eaaaaa haha

    Like

  5. kak apa ini kak??? huaaa keren so sweet >< ini niihh berkah Ramadhan(?). fluff nya dapet, aku rindu ff indo tentang kaistal. makasih kaak postingannyaa :* keep writing and fighting!!
    btw aku baru nemu blog ini, serius, /yaiyalah, baru 3 hari ini/. dan pendirian blog ini beda satu hari sama ultah aku/sob/tp gakpapa/. this is the best gift eveer. thanks god 🙂 thanks kakak2 pendiri blog ini. kalo mau kirim ff boleeh??

    oiya, ninit, 96line 🙂 /kenalan ceritanya/ hehe

    Liked by 1 person

    • iya sayang? ini? ini nih… ff gaje kaistal bikinan emak hahaha, masa sih ini so sweet? ff instan ini mah hahaha, iya sama sama deh (harusnya emak yang makasih kan yah?) nemu blog ini dari manaaa? ah berasa bangga jadi pendiri blog ini :’) muah muah deh :*
      boleh dong sayang, syaratnya ada di page tuh, liat aja yaaa

      Like

  6. masa instan? o_O aku lebih suka oneshoot sihh tapinyaa :3, gak penasaran nunggu kelanjutannya./kaga sabaran sih ane kak/ hahahah ><
    aku nemu di twitter kak, salah satu admin sini kayak promosi gitu di twitternya//ketahuan stalker deh// iseng aja bukaa.. terus excited lihat cerita kaistal semuaa ❤
    oke siap 🙂 udah aku baca kok. hehe 😀

    Like

  7. Wandaaaa….
    Aku kira FF ini akan berakhir dengan krys dan papi suho aghhhr papi suho genit banget masih kecil mau nikahin orang eh gak taunya cuma PHP aja =__= dan si tengil item satu itu juga isengnya nauzubillah sekali sih jadi manusia =__= udah tengil item nakal idup lagi *plak.
    Yaa FF mu seperti biasaaa, memuaskaannnn kecuali FF chaptermu yang entah kapan bisa berhasil bertemu kata end =_=

    Liked by 1 person

  8. Eh td kirain soojung nikah sama suho ehhh ternyata luna 😗 syukurlaahh
    Doohh endingnya bikin senyum2 haha😁 kaistal cepet nikah donk hihihi😇

    Like

  9. Kakwaaann ff bagusmu untuk sekian kalinya menemani insomku ahaha aku suka kaakk apalagi pas jongin ngajak nikah gentle bangeeet astagaaa….
    Keep writing kaakk!!♥♥

    Like

  10. Gesss,, suka sm alurnya,, gaya bhsanya jg, feelnya kerasa.
    Nice wanda. 🙂

    eh,aq msh agk bingung omongan’a jinri, klo pasturnya ntr berubah jd chanyeol itu apa gmn kenapa mksdnya ha? Napa bawa2 pacar aq?

    Hohoho,berarti suho pehape doang yah, pdhal ud dianggep serius sama jung,tp gpp lah, pd akhirnya kaistal ttep brsatu, hahay, asek asek,, /apadeh/

    Like

  11. Aku kira, Suho disini malah yg tersakiti karena Krystal sama Kai, ternyata Suho sudah ada yg punya -,-
    Tapi, aku suka utk endingnya yang manis & romantis ^^
    Ah, pokoknya keren! ><
    Keep Writing, eon~

    Like

  12. Dari tadi pagi aku baca ff, dan belum dpt yg happy ending, eh ff yg ini hepi ending dan aku mau bilang aaaaaaaaaaa ini so sweet sekaliiii… Makin suka sama couple ini wkwkwk *efek trauma sama ff ber-PW* makanya baca oneshoot *anti PHP* wkwk 😀

    Like

  13. Kak wan, akuuuu lagi pengen banget bacaaa ff Kaistal yang banyak wkwkw makanyaaa, aku buka aja masterlist terus coba buka” oneshoot dan yaaah nemu ff iniiii. Ngga papa kan yaaah kak wan? Hihihi. Suka banget masaaa, ringan tapi greget banget. Aku kiraaa Soojung bener” bakal benci sama Jongin terus nikah sama Suho, dan pas yang ada bagian pastur ituuu aku kira pernikahan Soojung-Suho, tapiiii yaaa jodoh mah ngga kemana yaah akhirnyaaa Soojung sama Jongin jugaaa. Pokokkknyaaa sweeet kaaa.

    Like

  14. kakak ini apaa kenapa bisa bikin ketawa2 sendiri sih aaa>< emg bener ya benci sama cinta tu bedanya tipis bgt berarti kalo ada haters gitu sebenernya mereka cinta ya kak/dislapped kak wanda wkwk btw goodjob kak

    Like

  15. Di pagi hari ditemani dengan cerita yang manis. good job, thor ><
    walau kecepatan(menurut saya) tapi cerita ini berhasil membuat saya tersenyum. ㅋㅋㅋ

    Like

  16. New reader neh, nyasar gitu ke blog ini ._.v cute bangatssss :3 tapi alur masih ada yang terlalu “ngada-ngada” *digampar* ah maafkan new reader yang bawel ini, keep writing

    Like

  17. Wonderful blog! Do yoս have any tips and hints for
    aspiring writers? I’m hoping t᧐ start my own blog ѕoon but I’m a little lost
    οn everytһing. Ꮤould үoᥙ propose starting ѡith a free platform ⅼike WordPress or go fοr a paid option? Tһere are so many choices out
    there that I’m totally overwhelmed .. Аny suggestions?
    Ⅿany thanks!

    Like

Arcadian's Say