[Freelance] Letter To Jongin

kaiii

LETTER TO JONGIN

Author : annisath
Cast : Jung Soojung, Kim Jongin.
Other : Choi Jinri, Amber Liu.
Genre : AU, Angst.
Length : Oneshot.

-sSs-

There’s a time when I’m happy to recall our old memories because I found you to be my bestfriend.

Aku mengenalnya sejak aku berumur 5 tahun. Dia adalah tetangga disebelah kiri rumahku. Anak laki-laki dengan kulit yang sedikit tan, berbeda dengan orang korea kebanyakan. Aku sedang bermain ayunan di halaman depan rumahku dan ia di halaman rumahnya. Pagar samping rumahku tidak terlalu tinggi jadi aku bisa melihatnya.

Tiba-tiba ia memanggilku,

“Hei!” panggilnya. Aku mengangkat untuk melihat.

“Kau memanggilku?” aku bertanya polos.

Ia terlihat tertawa kecil. “Tentu saja! Aku Kim Jongin. Namamu siapa?” ia bertanya.

“Eum, aku Jung Soojung” aku menjawabnya.

Ia tersenyum. “Soojungie, ayo berteman!” ia berkata dengan ceria.

That’s when our friendship start.

-sSs-

He’s my angel. He’s always protect me. Sometimes I think he’s more like my mom when he start to scold me.

Ini terjadi di tahun pertama kami duduk di Sekolah Menengah Pertama. Aku bukan tipe anak yang mudah sekali bergaul sehingga aku mudah untuk dibully siswa lain.

Namun, seorang Kim Jongin tidak pernah meninggalkanku. Ia justru melindungiku ketika yang lain mulai membullyku. Seperti saat…

“Hei Soojung! Kau kan pintar, kerjakan tugas matematika milikku ya! Kalau tidak kau akan kupukul dengan teman-temanku!” teriak Naeun sambil melemparkan bukunya ke mejaku.

“Aku tidak mau” jawabku cuek lalu bangun.

“Kau tidak mau?!” ia berteriak sambil mendorongku ke tembok yang ada di belakangku.

Aku mengerang tertahan karena Naeun mendorongku cukup kencang.

“Hei! Son Naeun! Apa yang kau lakukan kepada Soojung?!” tiba-tiba Jongin masuk dan berteriak kepada Naeun.

Naeun tersentak. “J-jongin oppa? Eh, aku tidak melakukan apa-apa. Iya kan, Soojung?” Naeun berkata tergagap sambil mengedipkan sebelah matanya agar aku mengatakan iya.

Aku hanya meringis karena siku sebelah kiriku sedikit lecet dan berdarah.

“Kau bilang tidak melakukan apa-apa?! Lihat Soojung berdarah! Cepat kau pergi!” usir Jongin.

Naeun dan teman-temannya akhirnya pergi dari kelas meninggalkan aku dan Jongin.

“Kau tak apa?” tanya Jongin.

“Sepertinya aku apa-apa karena siku sebelah kiriku berdarah” aku menjawab dengan malas.

“Kan sudah kubilang, lain kali lawan saja perempuan gila itu. Kau itu bisa taekwondo Soojung-a” Jongin berkata sambil menghela nafas.

“Kemampuanku itu tidak boleh dipertontonkan kau tahu” jawabku.

“Selalu saja seperti itu. Ayo pulang saja” ia berkata seraya menggandeng tangan kananku.

I love his care side although sometimes he’s overprotective more than my sister.

-sSs-

Sometimes, friendship will not stay forever. He found his new friends and leaving me behind.

Di tahun ketiga kami duduk di SMA, aku sudah jarang berangkat ataupun pulang bersama Jongin. Ia sibuk, sibuk dengan tim basketnya dan pacar barunya.

Jinri. Choi Jinri namanya. Dia termasuk salah satu sahabatku juga. Dulu kami selalu bersama kemanapun, bahkan Jongin dulu menjuluki kami sebagai kembar siam. Iya, tapi itu dulu.

Aku masih ingat bagaimana Jongin selalu menungguku, makan bersama dengaku, berangkat dan pulang bersamaku, hingga beberapa temanku berpikir bahwa aku dan Jongin berpacaran. Padahal tidak.

Aku hanya tertawa miris ketika mengingat percakapan kami perpustakaan 2 bulan lalu.

“Soojung-a”Jongin memanggilku.

“Hm?” aku hanya menjawab dengan sebuah “hm” singkat karena aku sedang mengerjakan tugas trigonometri dari Shin seonsaengnim.

“Aku menyukai seorang gadis” ia berkata.

Seketika aku menghentikan menulisku mendengar ucapan Jongin.

“Siapa?” aku bertanya berusaha sekeras mungkin untuk tidak bergetar.

Because he didn’t know something, I was fall with him for a long time. Sehingga kupikir perhatiannya dulu memiliki maksud ia menyukaiku, namun nyatanya…

“Jinri, sahabatmu itu” ia menjawab dengan tenang dan senyum yang melebar.

Saat itu juga, aku merasa seperti ribuan bahkan jutaan paku yang sudah berkarat menusuk jantungku. Aku berusaha dengan keras untuk tidak menangis saat itu juga.

“K-kalau begitu, ungkapkan perasaanmu. Jinri pernah cerita bahwa ia menyukaimu” aku berkata dengan suara yang bergetar.

“Benarkah? Bagaimana kalau aku mengatakan nanti setelah aku latihan basket?” Jongin bertanya dengan suara pelan seperti bicara dengan dirinya sendiri.

Aku sesegera mungkin membereskan semua barang-barangku dan beranjak pulang, sebelum sebuah tangan menahanku.

“Ya! Kau kenapa pergi begitu saja” Jongin berkata.

“Aku lupa harus membelikan Sooyeon unnie beberapa eskrim. Jadi aku harus pergi, sampai jumpa Jongin-a” aku berkata lalu melepaskan genggaman tangannya tanpa sekalipun menoleh padanya.

Aku tak peduli apa reaksi Jongin namun yang kutahu adalah air mataku sudah membuat sungai kecil ketika aku berlari keluar dari perpustakaan.

Ini sudah memasuki musim dingin dan aku sama sekali tidak peduli dengan diriku dan hanya berlari ditengah hembusan angin musin dingin yang rasanya seperti menusuk tulangku.

Dan yang kutahu, aku sudah duduk di bangku taman dekat rumahku dengan baju sudah basah kuyup karena hujan tiba-tiba datang. Namun aku sama sekali tak beranjak dari sini untuk berteduh ataupun pulang ke rumah.

Aku cukup lama duduk disini karena hari sudah hampir gelap dan mulai menggigil sebelum sebuah payung menghalangi rintik-rintik air hujan itu kembali menghujani tubuhku.

Aku mengangkat kepalaku untuk menemukan sepasang mata yang terlihat khawatir.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya marah.

“Hanya duduk menikmati taman” aku menjawab sederhana.

“Dibawah guyuran hujan?” ia bertanya lagi.

“Ya, karena aku suka hujan” jawabku ringan.

“Soojung-a kau kenapa?” kali ini ia bertanya dengan nada yg lebih halus.

“Aku? Aku baik-baik saja. Buktinya masih bisa mengerjakan tugas di perpustakaan tadi” aku menjawab santai.

“Soojung-a kumohon, jangan berbohong kepadaku” ucapnya.

“Aku tidak bohong” aku menjawabnya dengan tenang.

Ia menghela nafas. Wajahnya sudah merah padam, aku tahu ia pasti sedang menahan emosinya.

“BERHENTI BERBOHONG! DEMI TUHAN JUNG SOOJUNG! KAU MEMBUAT KHAWATIR KELUARGAMU DAN AKU!! IBUMU KEBINGUNGAN MENCARIMU!! KAU KENAPA?!” Jongin sudah tidak bisa menahan emosinya dan membentakku.

Aku tersentak dengan ucapannya. Aku tahu ia juga terkejut karena ia tidak pernah berteriak kepadaku.

“UNTUK APA KAU KHAWATIR DENGANKU HAH?! BAHKAN KAU LEBIH SERING BERKUMPUL DENGAN TEMANMU DAN MELUPAKANKU!!” aku membalasnya dan mataku mulai berkaca-kaca.

Aku tahu ia pasti terkejut dengan ucapanku. Terbukti, ia hanya bisa diam. Karena aku tidak pernah bertengkar dengannya sampai aku berteriak.

“BERHENTILAH BERSIKAP SEOLAH KAU PEDULI DENGANKU!! BAHKAN KETIKA KITA MAKAN SIANG BERSAMA KAU TERLALU SIBUK DENGAN JINRI!! LALU KAU ANGGAP AKU APA HAH?!” kali ini aku melepas semua amarahku dan air mataku sudah meluncur lagi entah sejak kapan.

“KAU TAHU?! KAU BUKAN KIM JONGIN YANG DULU. KAU BUKAN KIM JONGIN SAHABATKU!!” aku berteriak lalu mendorongnya dan pergi meninggalkannya.

Esok paginya, aku terserang demam yang sangat parah sehingga aku tidak berangkat sekolah.

Flashback End.

Sejak saat itu sampai sekarang aku tidak pernah berbicara lagi dengan Jongin. Ia terlihat seperti menghindariku, meskipun sebagian besar aku yang selalu menghindarinya. Aku masih bersahabat dengan Jinri, namun tidak sedekat dulu. Karena ia juga terlihat menghindariku. Ia lebih sering dengan Suzy sekarang. Dan aku justru dekat dengan si Llama, Amber.

Seperti hari ini, aku dan Amber sedang makan di kantin. Aku melihat Jongin dan grupnya, yang mereka beri nama EXO. Mereka sangat populer dikalangan anak-anak sekolahku.

Beberapa kali aku menangkap Jongin melihat kearahku dan ia pasti langsung membuang muka dan mengobrol dengan temannya.

“Hei princess! That Kim Jongin keep looking at you for nth times.” Amber berkata.

“Shut up! Don’t you dare to say his name again.” aku mengancamnya.

Amber menghela nafas. “Aku tahu kau dan Jongin sedang dalam situasi yang tidak baik. Tapi apa tidak cukup 2 bulan kalian saling diam? Next week exams coming Jung! At least make a move and say sorry first.” kata Amber.

“I was planning to study in California with my sister. Aku tidak peduli dengannya.” jawabku cuek.

“Terserah kau saja. Aku sudah memberimu saran, oke.” Amber berkata.

“Yes, sir!” aku menjawab seolah ia adalah komandan dan kami berdua tertawa.

Bel pulang berbunyi. Aku segera membereskan barang-barangku. Aku selalu menjadi terakhir untuk keluar kelas.

Setelah selesai, aku memakai tas ku dan berdiri namun seseorang menghalangiku.

“Aku ingin kita bicara.” ucapnya.

“Aku tidak ada waktu, maaf.” jawabku dingin lalu berusaha pergi namun ia menggenggam tanganku.

“Tak bisakah kau berhenti bersikap dingin padaku? 2 bulan Soojung, this is fucking 2 months.” ia berkata.

“Jongin aku sibuk. Minggu depan ujian kelulusan, aku harus belajar.” jawabku masih dengan nada yang dingin dan berusaha melepaskan genggamannya. Dan ia melepaskan genggamannya.

“You know Soo. I feel like I lost my universe.” Jongin berbisik namun aku masih bisa mendengarnya karena aku hanya bergerak 3 langkah dari tempatnya. Hari itu, aku menangis lagi untuk orang yang sama, Kim Jongin.

Aku belajar sangat keras di minggu-minggu ini untuk menghadapi ujian kelulusan. Bagusnya, aku bisa melupakan Jongin untuk beberapa saat.

Dan akhirnya semua ujian yang kurasa hampir membunuhku selesai. Setelah ujian selesai kami dibebaskan untuk sekolah ataupun tidak. Beberapa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler biasanya memiliki pertemuan jadi mereka selalu pergi ke sekolah, seperti Jongin dengan klub basketnya. Lagi-lagi Jongin.

Seperti biasa aku selalu hanging out bersama Amber. Beberapa orang berasumsi bahwa kami sepasang kekasih karena penampilan Amber yang seperti laki-laki. Namun kami hanya tertawa jika ada yang berkata seperti itu.

“Princess! When will your flight to CA?” Amber bertanya. Ia sering bertanya menggunakan bahasa Inggris karena menurutnya akan lebih mudah padahal sama saja.

“Sehari sebelum upacara kelulusan.” jawabku.

“Are you sure? Kau tidak mau mengikuti upacara itu? Ya! How about me?” Amber bertanya lagi.

“Lebih cepat lebih baik.” jawabku singkat.

“Kalau begitu sekarang saja. Bukankah lebih cepat?” Amber mencibir.

“Aish, aku kan ingin menghabiskan waktuku denganmu. Lagipula penerbanganku tinggal 2 hari lagi.” jawabku ringan.

“Sudah beritahu Jinri?” tanyanya.

“Sudah.” jawabku sambil meminum Latte milikku.

“Kalau eum…. Jongin?” ia bertanya dengan ragu.

“Aku tidak berniat memberitahunya dan aku sudah bilang kepada Jinri untuk tidak memberitahu Jongin.” jawabku cuek.

“Mereka masih?” tanya Amber lagi.

“Yang aku tahu sih iya. Ya! Kau ini bertanya terus seperti polisi saja.” aku mencibir.

“Ya aku akan menjadi polisi dan menangkapmu kemudian aku masukkan kedalam penjara.” ucap Amber seraya tertawa.

-sSs-

Sometimes I think that let go is the best way than hiding for a long time.

Hari ini adalah kepergianku ke California. Ternyata ayah dan ibuku juga ikut pindah ke California. Tidak apa-apa ini akan lebih baik, pikirku.

Kami sedang menunggu pengumuman untuk penerbanganku. Aku sudah menulis sebuah surat tadi malam untuk Jongin.

Tak berapa lama panggilan untuk pesawatku terdengar. Yang mengantarku pergi hanya Amber dan Sehun. Butuh waktu yang lama untuk mengancam Sehun agar tidak menelpon Jongin.

Aku memeluk Sehun.

“Sampai kau berani menghubunginya, tak akan ku ampuni kau Oh Sehun.” aku mengancamnya.

“Tsk! Ya ya kau menyeramkan sekali.” cibir Sehun. “Belajar yang baik dan jangan lupa kunjungi aku kesini lagi oke?” Sehun berkata.

“Aku tidak janji akan kembali albino~. Jangan jadi anak yang menyebalkan lagi kau Sehunnie.” aku menjawab sambil terkikik.

“Yah! Kau harus mengunjungiku lagi, arrachi?” ucap Sehun sambil melepaskan pelukannya. Aku hanya membalas dengan senyuman singkat.

Kali ini giliranku memeluk Amber.

“Safe flight princess! Gonna miss you.” kata Amber.

“Life well. Gonna miss you too.” aku menjawab sambil mengusap punggungnya.

“Hei aku punya sesuatu.” ucapku setelah melepas pelukan dengan amber.

Aku memberikan amplop biru dan membisikkan “berikan ini untuk Jongin besok”. Dan Amber membalas dengan anggukan.

Akhirnya aku dan keluargaku masuk ke gate.

This is end for me. I should leave all behind and build a new life. When I say to let go then I will let go. Goodbye, Jongin.

-sSs-

Soojung’s Letter.

Dear Kim Jongin.

Hei buddy! Sudah lama kita tidak berbicara huh? Sebenarnya aku merindukan saat-saat dimana kita bercanda bersama, saat kau memarahiku, saat aku kesal karena kau mengerjaiku. Aku merindukan semuanya.

Maaf aku terlalu egois.

Maafkan aku yang tidak pernah mau mengalah denganmu.

Maafkan aku dengan semua sifatku yang mungkin seringkali membuatmu kesal.

Jongin…

I like you. No, I mean I love you.

Itulah mengapa aku berubah setelah kau bilang kau menyukai jinri.

Bukankah harusnya aku mendukungmu? Maafkan aku tapi aku tidak bisa.

Aku pergi ke California besok yang artinya kemarin jika kau sudah membaca ini.

Aku sudah bertekad untuk melupakan perasaanku kepadamu. Tapi tenang saja, kau tetap menjadi sahabatku yang paling menyebalkan hehe.

Terima kasih untuk 14 tahun yang lama ini kau sudah menjadi sahabatku. Terima kasih sudah mau mengajariku bermain basket walaupun pada akhirnya aku masih tidak bisa bermain basket. Kau guru yang gagal :p

Alright! This is our farewell! Goodbye Jongin-a!! Life well and take care of Jinri well or I’ll kick you :p one last time, I love you.

With much love,.

JS

Author note(s): ini ff gaje bangettt hhh dapet ide jam 1 malem trus lembur sampe jam setengah 3 wkwk angst pertama yang bener bener gaada angst nya /ditabok/ pengen bikin jongin’s side nya tapi ntaran ah males nulisnya wkwk hope you like it, xoxo!

16 thoughts on “[Freelance] Letter To Jongin

  1. Sequel kak sequel. Cliff hanger ginii bikin heart broken you know :'(( hiks. ㅠ.ㅠ
    Nice story.. Itu suratnya nyeseekk bgt huhuhu.

    Like

  2. SANIIIISAAAAA YEAH AKHIRNYA DI POST JUGAAAAAH! AYOOO SI BANG ITEMNYA SURUH NYUSUL SOOJUNG. AAAAAA GEREGET BGT, SI JONGEEEEN GA PEKA BGT SIH. MESTI DICIUM DULU KRYSTAL TUH! CEMUNGUD NISAAAA! LOVE YOU MUAH MUAH

    Like

  3. Nisaaaaaa tau gak sakitnya tuh disini ((nunjuk apaan))
    Btw good job for oneshootnya hebat pisan bisa dpt ide dimana gue jam sgtu udh molor hahahaha i dont mind if you make this a sequel heheh xoxo

    Like

  4. ya brb ngeplay goodbye summer :””’D sakitnya tuh didieu jongin, didieuuuuuuh le cries
    aku menunggu jongin’s side nya karena penasaran apa sih yg jongin rasain dan apa yg dia lakuin pas baca surat soojung hehehe

    Like

Arcadian's Say