[Kaistal FF Monthsarry] A Winter Fairy

PicsArt_1407082135505

A WINTER FAIRY

Genre: Fantasy | Length: Oneshot | Rating: PG-15 | Main Casts: Kim Jongin, Jung Soojung [Krystal Jung], and other casts will be mentioned in the following story | Author: nurrinnocent | Twitter/IG/Line: @nurrinnocent | Blog: sweetlollipop2810.wordpress.com | Disclaimer: All the casts belong to themselves, SME, GOD & their parents. The story line is mine, NO BASH! and COPAST isn’t allowed without my permit.

A/N: Dis ff’s dedicated to all kaistal shippers [ARCADIANS], semua yang ada disini terinspirasi sama beberapa film dan drama fantasy tapi aku bikin sesuai imajinasi seorang Arcadians tentunya haha. Happy Monthsary Kaistal Fanfiction Indonesia.

Recommended songs: Block B – Where Are You, Exo – Miracles In December, Christina Perri ft Steve Kazee- A Thousand Years.

Project Monthsary Kaistal FF

© Nurry Permana 2014

***

.

.

.

KRYSTAL’S POV

                “Sampai kapan kau akan bersikap dewasa dan menghargai kekuatan milikmu itu, Krystal Jung?”

“Setiap hari kau buat kekacauan disini.”

“Ayah akan menghukum mu kali ini.”

“Kau akan dibuang ke bumi, tak akan ada yang bisa membantumu untuk kembali kesini, tidak jika kau dapat menyelesaikan tugasmu dibumi dan kau harus belajar banyak hal disana.”

“Tapi ayah, kau tak pernah menghukumku dan kenapa sekarang aku harus dihukum? Aku hanya ingin bersenang-senang, itu saja. Lagipula semua saudaraku sudah kau beri kekuatan, bagaimana denganku? Kekuatanku hanyalah kekuatan peri pada umumnya, kau belum memberiku satu kekuatan utama. Aku hanya menginginkan itu!”

“KRYSTAL JUNG!”

……….

                “Ah…mimpi sialan itu lagi.” Gerutuku setelah terbangun dari tidur malam ini.

“Dia boleh menghukumku, tapi kenapa dia juga harus mengambil kekuatan periku? Membuatku kesusahan saja.” Aku menggaruk pelan kepalaku.

“YA! Kaisar Langit! Kau bahagia sekarang? Anakmu menderita seperti ini, lalu tugas apa yang harus aku selesaikan? Cepatlah, aku ingin sekali kembali ke langit.” Aku setengah berteriak dan memandang keatas langit malam.

Aku menghela nafas, memandangi pemandangan kota Seoul dari rumah wanita ini dengan kerlap-kerlip lampu dari gedung-gedung pencakar langit. Jelek. Aku merindukan sekali kebiasaanku melihat cahaya bintang malam dari dekat. Dari rumahku, Istana Langit. Indah sekali.

Bahkan sekarang aku tak bisa melihat secuil cahaya bintang dibumi. Dasar para manusia, secara tidak langsung karena ulah mereka aku tak bisa melihat bintang.

“Sekarang kau mengerti bagaimana rasanya menggerutu, Krystal Jung.” Tiba-tiba saja sebuah sinar melintas melewati balkon dan berhenti tepat disampingku.

Aku terdiam. Dia lagi.

“Atau harus aku panggil kau dengan nama manusiamu? Jung Soojung?”

“YAA!” Teriakku.

“Ah, kau sangat menyebalkan sekali Amber.” Aku melirik tajam kearahnya.

“Kenapa kau kesini? Ayah sudah memberimu tugas untukku? Atau dia sudah memaafkanku dan mengizinkanku kembali ke Istana Langit?” Aku tersenyum cerah.

Amber memukul pelan kepalaku.

“Kau masih saja belum berubah.” Gumamnya.

“Baiklah, kau lihat ini. Aku rasa ini adalah tugasmu.” Amber mengeluarkan seberkas sinar, membentuk sebuah lingkaran dan memantulkan sesuatu.

Amber adalah peri matahari atau lebih tepatnya, summer fairy. Tugasnya memastikan bahwa bagian-bagian gelap dibumi mendapatkan sinar sesuai waktunya dan adil. Terkadang aku selalu menjahili saudaraku itu dengan menyembunyikan batu permata yang merupakan sumber kekuatannya sehingga aku bisa melihat cahaya bintang di malam hari lebih lama lagi.

Samar-samar namun akhirnya terlihat jelas wajah yang sangat aku kenali dari lingkaran sinar milik Amber. Bibirku mengerucut. Kami berdua memandangi sinar itu.

“Krystal Jung, bagaimana rasanya tinggal dibumi?”

“Ayah sedang menguji kesabaranku kali ini?” Jawabku sarkastik.

“Kau sama sekali belum berubah.”

“I told you…” Sahut Amber.

“Diamlah!” Sahutku.

“Kau tahu kenapa ayah mengambil kekuatan perimu itu?”

“Tidak.” Jawabku asal.

“Kali ini akan ayah kembalikan kekuatan itu.”

“Dan memberimu sebuah batu kristal yang akan membawamu kembali ke Istana Langit.”

“Benarkah?” Aku tersenyum.

“Sepertinya kau akan memiliki kekuatanmu sendiri, Krystal Jung.” Bisik Amber.

Aku mengangguk.

“Lalu bagaimana caranya ayah?”

“Kau harus membuat seseorang meyakini dirinya sendiri bahwa dia mencintaimu, tapi setelah itu kau harus meninggalkannya. Lantas batu kristal itu akan berisi kekuatan tulus laki-laki itu yang bisa membawamu kembali ke Istana Langit dan mendapatkan kekuatan utamamu.”

“Hanya itu saja? Meninggalkan laki-laki itu? Maksud ayah, m-mati?”

“Tenang saja, hanya tubuhmu yang mati bukan ragamu Krystal. Lagipula sebenarnya pemilik tubuhmu itu sudah sekarat sebelum kau masuk kedalam tubuh itu. Jadi memang sesungguhnya ajal telah mendekati tubuh itu. Kau hanya harus mendapatkan seorang yang mencintaimu dan mati untuknya.”

“Mudah sekali.” Aku tersenyum cerah.

“Bodoh, tentu saja sulit.” Sahut Amber.

“Kau harus membuat seseorang mencintaimu dan kau tak akan pernah tahu bagaimana perasaanmu nantinya. Ingat, kau adalah dalam wujud manusia sekarang.”

“Jika kalian sudah saling mencintai, apa kau rela meninggalkan dia?”

“Pikir itu baik-baik. Kita sebagai peri memang tak pernah memiliki hasrat dan perasaan serta emosi untuk sebuah perasaan yang disebut cinta, tidak dengan manusia. Manusia memiliki itu semua, Krystal.” Kata-kata Amber membuatku terdiam.

Ayah hanya tersenyum melihat kami berdua. Apa yang dia inginkan sebenarnya dengan memberiku tugas ini? Dasar, sebagai Kaisar Langit dan seorang ayah harusnya dia memaafkanku lalu membiarkanku kembali kesana tanpa bersusah payah. Aku menatapnya tajam.

“Ayah hanya ingin kau belajar arti menghargai, Krystal. Tentu saja sebagai manusia. Manusia adalah makhluk yang paling lemah, apalagi jika itu sudah menyangkut akan perasaan dan cinta. Kau selalu membuat masalah di Istana Langit sebagai peri. Harusnya kau bisa bersikap dewasa meskipun kau adalah peri termuda. Belajar menghargai, itu saja.”

“Dan satu lagi, jangan menggunakan kekuatan perimu itu seenaknya saja. Ingat, kau adalah manusia. Gunakan kekuatanmu itu jika dibutuhkan saja, kalau kau terlalu sering menggunakan kekuatanmu maka tubuh itu akan semakin melemah. Jangan bersikap semaumu seperti ketika kau di Istana Langit, Krystal Jung.”

Apakah aku seperti itu ketika tinggal di Istana Langit? Batinku.

“Lihatlah, kau bahkan sangat sensitif sekarang ketika menjadi seorang manusia.” Ejek Amber.

“Dan juga, kau tak bisa memilih manusia itu sendiri, takdir pemilik tubuh itu yang akan menuntunmu kesana.” Tambah Amber.

“Lalu bagaimana aku bisa tahu?”

“Coba pikirkan itu baik-baik, gunakan nalurimu sebagai manusia. Jika dia takdirmu maka sekuat apapun kau mencoba menghindarinya, takdir yang akan mempertemukan kalian. Selalu.”

Bersamaan dengan itu lingkaran sinar Amber menghilang begitu pula dengan pemiliknya. Gelap kembali bersamaku.

“Baiklah, kalian memang mengujiku. Semua penghuni Istana Langit sedang membalaskan dendamnya padaku!” Teriakku keatas langit malam.

……….

                “Aku harus membersihkan tempat ini.” Aku memandangi setiap sudut rumah ini yang bahkan tak layak disebut rumah karena sepertinya tempat ini sudah lama dibiarkan begitu saja.

Entahlah semenjak terkena hukuman ayah dan turun ke bumi aku sudah berada dirumah ini, menjadi seorang Jung Soojung, begitu aku melihat tanda pengenal dalam dompet wanita ini. Aku tak mengetahui pekerjaan apa yang wanita ini lakukan, siapa saudaranya dan bagaimana kehidupan pemilik tubuh ini. Tapi, satu yang membuatku sedikit terkaget karena wajah wanita ini sangat mirip denganku. Ayah mungkin sengaja melakukan hal ini.

“Kenapa rumah ini sangat berantakan, menyebalkan sekali.” Gumamku.

“Ah, untung saja kekuatan periku masih berfungsi.”

Segera aku menjentikan kedua jariku dan melayanglah benda-benda itu sesuai tempatnya. Beberapa sampah masuk kedalam tempat sampah, barang-barang yang berserakan kembali pada tempatnya. Aku tersenyum.

“Aku suka kekuatan ini.” Sambil melihat kekuatan periku bekerja aku kembali merebahkan tubuhku diatas kasur.

Aku memandangi kembali batu kristal yang berada diatas meja rias itu, mengingat kembali tugas yang ayah berikan. Dimana aku bisa menemukan takdirku?

Tiba-tiba terdengar sebuah bunyi dari dalam perutku. Aku lapar.

Sudah selama seminggu aku tak memberi tubuh ini makanan yang layak. Selama satu minggu aku hanya menghabiskan semua isi dalam kulkas yang sekiranya bisa diterima oleh perut manusia ini. Aku harus segera mencari makanan.

Tunggu dulu, mencari?

Manusia bekerja, mendapatkan uang, membeli semua yang mereka butuhkan.

Inti dari itu semua aku harus bekerja. Pekerjaan manusia.

“AYAAAAH! Berikan aku kemudahan!!! Pekerjaan manusia apa yang bisa seorang peri lakukan???” Aku kembali berteriak.

PLAK!

Sebuah koran terjatuh. Aku bisa membaca beberapa tawaran pekerjaan dari iklan didalamnya.

“Thanks, Kaisar Langit!” Sindirku.

Dengan segera aku bersiap untuk mencari pekerjaan. Satu persatu tempat aku kunjungi dan tidak ada satupun yang mau menerimaku. Menyebalkan. Ini adalah tempat terakhir, jika ayah tak membantuku untuk mendapatkan pekerjaan ini maka aku akan benar-benar menyerah dan menunggu tubuh manusia ini mati karena kelaparan. Aku menyeringai dan memandangi langit.

“Krystal Jung, sssh….ssshh….” aku mendengar sesuatu.

“SULLI!!!!!” Teriakku kegirangan lalu terdiam melihat sekelilingku. Aman. Tidak ada yang melihat tingkah anehku.

Aku segera berlari menuju saudaraku itu dan menemuinya di sebuah gang.

“Ayah mungkin akan menghukumku, tapi aku merasa kasihan melihatmu.” Dia memelukku.

“Tenanglah, aku peri yang hebat!” Jawabku tenang.

“Kau sekarang manusia!” Sahutnya.

“Eung…baiklah, kau benar.”

“Ada apa kau turun kesini?”

“Ah, benar.”

“Aku ingin memberitahumu sesuatu. Aku telah mengetahui siapa laki-laki yang akan menjadi takdirmu. Aku tak sengaja mendengarkan Victoria, Luna serta Ayah dan mereka membicarakan tentang laki-laki itu.”

“Namanya Kim Jongin. Tubuh yang kau pinjam itu ternyata memiliki hubungan dengan laki-laki itu. Jung Soojung mencintai Kim Jongin, namun laki-laki itu tak pernah menyadari bahkan tak mengetahui itu.”

“Ah…dan juga kau bisa menemui laki-laki itu kapanpun kau mau. Dia sahabat Jung Soojung, sudah hampir seminggu mereka tak bertemu karena Soojung berusaha menjauhi pria itu. Dan, tubuh itu sakit keras, kau harus benar-benar menjaganya. Kau masih ingat apa kata ayah? Tubuh itu sudah hampir menemui ajalnya, namun karena kau harus meminjamnya jadi dia bisa sedikit bertahan.”

“Maksud ayah adalah, jika kau meminjam tubuh itu maka kau juga sekaligus bisa menolong Soojung untuk menyelesaikan cinta dan perasaannya. Membantu adalah tugas peri bukan? Jika memang diperlukan.”

“Menggelikan sekali.” Sahutku.

“YA!! Itu yang aku dengar dari Ayah ketika dia berbicara dengan Victoria dan Luna.”

“Aku tak bisa lama-lama disini. Jadi, selamat tinggal.” Sulli melayang, beberapa kelopak bunga terlihat keluar dari tubuhnya dan tiba-tiba saja menghilang.

Ya, begitulah seorang peri musim semi. Dia selalu terlihat indah seperti bunga di musim semi. Terkadang aku iri dengan kekuatan saudara-saudaraku, terutama Sulli yang merupakan peri musim semi, teman dari semua bunga-bunga yang bermekaran, spring fairy.

“YAA!!!!! AKU MERINDUKAN KALIAN!!” Teriakku.

Aku menghela nafas.

  1. …aku juga merindukan Istana Langit.

……….

                Aku mencoba mencari laki-laki itu. Kim Jongin. Kenapa gadis ini menghindari orang yang dia cintai? Dan kenapa dia harus hidup menyendiri disebuah rumah yang bahkan terlihat tak pernah dihuni itu. Dan dimana laki-laki itu, kenapa susah sekali menemukannya?

Aku berjalan menyusuri setiap jalan untuk mencari alamat laki-laki itu yang aku dapat disebuah buku catatan milik Soojung. Ketika aku mencoba mencari alamat rumah itu tiba-tiba saja seseorang menarikku. Aku mencoba berteriak namun dia membungkam mulutku.

“Diamlah, Soojung-ah…” Bisiknya.

Tunggu siapa laki-laki ini, kenapa dia tahu namaku?

Setelah melepas tangannya dari mulutku, dia lantas melihat sekelilingnya dan kembali berjalan kearahku. Aku melangkah mundur, laki-laki itu tertawa. Aku semakin yakin dia akan berbuat jahat. Tapi…

“Aku merindukanmu, bodoh!” Katanya lalu perlahan memelukku.

Aku hanya terdiam, jantung ini berdetak lebih cepat dari biasanya. Ulu hati tubuh ini juga tiba-tiba saja terasa sakit. Apa ada yang salah dengan tubuh ini? Atau apa ada yang salah denganku?

“Aku sudah mencarimu seminggu ini, kenapa kau pergi begitu saja?”

“Kenapa kau tega sekali meninggalkan sahabatmu yang telah hidup berdua bersamamu semenjak umurmu 15 tahun, huh?” Dia memukul kepalaku pelan.

Dia, Kim Jongin?

“Yaa!! Jung Soojung!!”

“ Kau baik-baik saja? Apa kau merasa sakit lagi? Apa obatmu sudah kau minum teratur? Dan, apa mereka mengejarmu lagi?” Tanyanya khawatir.

“Mereka?” Sahutku.

“Orang-orang pamanmu.”

“Apa? Paman?” Tanyaku heran.

“Sepertinya kau sudah melukai otakmu selama seminggu ini.” Dia menghela nafasnya dan memandangiku pasrah.

“Baiklah, ikutlah aku. Disini tak aman, mereka bisa menemukan kita.” Dia menarik tanganku dan membawaku pergi.

“Yaa!!!” Teriakku.

Aku memang tak mengetahui apa-apa tentang pemilik tubuh ini. Laki-laki itu, Jongin dia bahkan tak merasa aneh dengan Jung Soojung yang sekarang. Sepertinya dia memang tak mencurigai sesuatu dariku. Semuanya aman. Aku tersenyum. Dia membawaku ke sebuah rumah yang sangat sederhana, tapi aku bisa merasa kenyamanan berada disini.

“Aku sangat khawatir ketika mengetahui kau tak berada dirumah saat aku pulang kerja seminggu yang lalu.” Dia memberiku sebotol susu, dan air putih untuknya.

“Aku mencoba mencarimu dirumah orang tua itu, tapi percuma ternyata kau memang tak ada disana. Meskipun awalnya aku tak percaya dan mereka memberiku sedikit pelajaran.” Dia terkekeh, membukakan botol itu lalu menyerahkannya padaku.

Aku bisa melihat beberapa luka di pelipis mata kanannya, ujung bibirnya yang terluka serta jarinya yang juga terlihat beberapa goresan. Apakah Jung Soojung hanya seorang sahabat untuknya yang telah hidup bersamanya selama 6tahun? Bahkan dia tak berfikir panjang untuk mencoba menyelamatkan wanita ini, seakan dia tak mempedulikan nyawanya sendiri.

“Jongin-ah, bisakah kau ceritakan semuanya?” Aku berhati-hati untuk mengatakannya.

“Apa?” Dia tertawa.

“Apa kau terkena amnesia, Soojung-ah?” Dia menatapku tajam.

“Baiklah, kau memang selalu menyukai semua ceritaku. Bahkan setiap malam sebelum tertidur kau selalu menyuruhku bercerita semua tentang kita.” Tambahnya.

“Kenapa?” Ah….bodoh. Kenapa kataku? Ya, Krystal Jung kau bisa membuatnya tambah curiga.

“Kau lupa lagi?” Kali ini dia tertawa lebih keras.

“Yaa! Si pelupa, Jung Soojung. Kau selalu menyuruhkan menceritakan semua hal tentang kita karena kau tak akan bisa tertidur pulas sebelum mendapatkan cerita pengantar tidur, dan kenapa kau memiilih semua hal tentang kita?”

Aku terdiam. Bagaimana aku bisa tahu, Kim Jongin? Aku bukan Jung Soojungmu.

“Karena kau tak ingin kita melupakan semua perjuangan selama 6 tahun ini. Ketika untuk pertama kalinya kau membuatku yakin bahwa dua orang yang telah ditinggal mati oleh orangtuanya bisa hidup bahagia bersama sebagai saudara dan sahabat.”

Baiklah, aku sudah mengetahui semuanya. Semua berawal ketika seorang Jung Soojung yang berumur 15 tahun lari dari rumah pamannya karena orang tuanya meninggal akibat kecelakaan mobil. Soojung melarikan diri ketika mengetahui bahwa penyebab kematian orangtuanya adalah pamannya sendiri.

Pamannya ingin mewarisi semua harta kekayaan orang tuanya namun gagal karena wasiat yang tertinggal mengatakan bahwa semua harta hanya bisa berada di tangan Jung Soojung ketika dia berumur 22 tahun. Maka dari itu ia berusaha untuk mendapatkan Soojung kembali ke tangannya dan menjadikannya alat untuk menguasai semua harta kekayaan orang tua Soojung. Soojung kecil merasa ketakutan, dia tak memiliki saudara lain selain pamannya di Korea karena seluruh keluarganya berada di California. Soojung bagai seorang putri yang melarikan diri dari istananya.

Setelah berhasil melarikan diri, dia akhirnya bertemu dengan anak laki-laki bernama Kim Jongin. Seorang yatim piatu seperti dirinya yang bahkan tak memiliki saudara sama sekalipun. Dia telah hidup mandiri sepeninggal orang tuanya, bekerja, dan menghidupi dirinya sendiri. 6 tahun mereka hidup bersama sebagai saudara dan sahabat serta melindungi satu sama lain.

Ketika Jongin berusaha untuk bekerja maka Soojung tak akan tinggal diam. Dia berusaha bekerja meskipun harus dibayang-bayangi ketakutan oleh orang-orang pamannya yang mencoba untuk membawanya. Soojung sangat sabar menghadapi sifat keras kepala Jongin. Dia selalu menunggu laki-laki itu pulang dari kerjanya, karena dia tak akan bisa tertidur pulas tanpa dongeng dari Jongin. Soojung selalu menyisakan ayam goreng lebih banyak untuk Jongin karena dia tahu Jongin menyukai itu.

Soojung selalu diam akan semua sifat Jongin, perbuatan Jongin yang selalu membuat masalah, berkelahi. Namun dia akan marah ketika melihat laki-laki itu pulang dengan beberapa luka. Dia terlalu takut kehilangan Jongin. Tapi semua berubah ketika Soojung terkena sebuah penyakit, dia harus tinggal dirumah dan membuat Jongin selalu mengkhawatirkannya. Seminggu yang lalu, dia meninggalkan Jongin untuk pertama kali dalam hidup mereka. Satu yang Jongin tahu, Soojung tak ingin membuat Jongin dalam kesusahan.

Jongin selalu melindungi Soojung. Dia bahkan tak akan membiarkan seorang pun melukai Soojung seujung kuku jarinya sekalipun. Jongin adalah bagian dari Soojung, begitu pula sebaliknya.

“Sudah puas dengan semua dongeng pengantar tidurku? Tidurlah…” Jongin mengusap pelan kepalaku.

Aku semakin terdiam. Kenapa ada dua orang bodoh yang bahkan mencoba melindungi satu sama lainnya tapi tak pernah menyadari bahwa sebenarnya mereka saling mencintai? Laki-laki ini terlalu bodoh atau bahkan tak pernah peka? Dan wanita ini apakah dia terlalu munafik untuk berkata jujur bahwa dia mencintai Kim Jongin?

Aku memejamkan mata, namun seketika bola mataku membesar ketika tiba-tiba saja dia beranjak dan meletakkan tubuhnya tepat disebelahku. Perlahan mendekat dan memelukku. Kami tidur bersama. Aku hanya bisa terdiam, aku ingin sekali menolak tapi tubuh ini seketika menjadi lumpuh. Detak jantung ini pun semakin cepat. Dia mengeratkan pelukannya.

“Jangan pernah pergi lagi, kau tahu kan bagaimana sikapku ketika tak melihatmu berada didekatku?”

“Semua pasti akan segera berakhir dengan bahagia.”

“Dongeng itu pasti akan berlanjut dan mempunyai akhir yang bahagia.”

……….

                Ingat Soojung, kau harus membuatnya mencintaimu, kau harus membuatnya sadar bahwa dia mencintai Jung Soojung sebagai pria, bukan sebagai orang yang telah hidup bersamanya atau menjadi sahabatnya. Dia hanya mempunyai perasaan kepada Jung Soojung sebagai sahabat yang selalu ingin melindunginya. Jadi kau harus membuat laki-laki itu menyukai semua yang ada pada dirimu dan membuatnya yakin bahwa dia benar-benar tulus mencintai Jung Soojung.

                Bukankah kau segera ingin kembali ke Istana Langit?

Aku mendengar sebuah suara melalui angin yang bertiup pelan menuju kearahku. Ah, Luna. Si peri musim gugur teman dari angin yang menerpaku tadi seakan ingin mengingatkan tugas utamaku. Dia sedang mencoba menolongku. Luna, dia autumn fairy dan tugasnya adalah…

Cukup! Jangan bermain-main, cepat selesaikan tugasmu!

                “Baiklah! Okay!” Sahutku kesal.

“Kau bicara dengan siapa, Soojung-ah?” Tiba-tiba saja Jongin muncul.

“Hmm…tidak, hanya berbicara dengan diriku sendiri.” Jawabku asal dan tertawa.

“Seminggu kau menghilang, kenapa sifatmu jadi sangat berubah? Kau terlihat lebih ceria, sehat, dan banyak bicara.” Katanya sambil tersenyum.

“Pertahankan itu semua, karena jika kau bahagia maka aku pasti juga akan bahagia.” Dia mengusap poniku.

“Kau mau kemana?” Tanyaku.

“Bekerja, seperti biasanya.” Dia menggaruk kepalanya.

“Bisakah kita hanya menghabiskan waktu berdua hari ini saja? Bisakah kau libur sehari saja?” Pintaku dengan beraegyo ria.

Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan laki-laki ini. Baiklah, tujuan lainku adalah untuk lebih mengetahui semua tentangnya. Dan berharap bisa membuatnya sadar bahwa dia mencintai juga Jung Soojung, maksudku mencintai Jung Soojung yang sekarang. Meskipun aku tak yakin apakah dia bisa menerimaku sebagai diriku, bukan Jung Soojungnya.

“Apakah aku pernah menolak keinginanmu?” Sahutnya lalu tersenyum.

Kami memutuskan untuk berjalan-jalan ketempat yang biasanya mereka kunjungi berdua. Jongin menggenggam erat tangan ini seakan tak mengizinkan siapapun untuk menyentuh Jung Soojungnya. Aku menatap laki-laki itu. Wajahnya memang terlihat sangat arogan, tapi sebenarnya hatinya sangat lembut. Bagaimana bisa ada seorang laki-laki sepertinya? Melindungi seorang wanita yang bahkan dia sendiri tak menyadari bahwa dia mencintai wanita itu.

“Jongin-ah, kenapa kau selalu melindungiku?” Tiba-tiba saja kalimat itu muncul dari mulutku.

Dia berhenti memakan ice creamnya dan memandangiku.

“Karena kau adalah bagian dari hidupku. Kau yang mengajarkanku arti menghargai dan bersabar.”

“Kau lupa? Kenapa aku sangat ingin melindungimu?”

“Karena dulu, disaat aku dipukuli oleh bos ku karena telah memecahkan satu kerat bir kau datang membawa semua uang ganti rugi. Kau menyelamatkan hidupku saat itu. Bahkan k-kau…”

Dia menghentikan kata-katanya.

“Kau bahkan masih bisa tersenyum disaat mereka juga memukulimu, meyakinkanku bahwa kau baik-baik saja padahal aku ingin sekali membunuh mereka karena telah menyentuhmu.”

“Bodoh…” Gumamku lalu tersenyum.

“Kau masih ingat kata-kata yang kau ucapkan setelah kita pergi dari bar itu?”

Aku menggeleng pelan.

“Kim Jongin, jika kau terluka maka aku juga pantas terluka. Aku tak akan pernah rela melihat luka ditubuhmu.”

“Itu yang selalu membuatku ingin melindungimu.”

Aku terdiam. Wanita ini, dia benar-benar sangat mencintai Kim Jongin. Bagaimana bisa dia memendam perasaan dan cintanya. Apakah dia terlalu takut untuk mengakuinya? Bahkan sampai dia sekarat pun dan ajal hampir datang menemuinya dia masih belum mengungkapkan perasaannya.

“Apa kau mencintaiku?”

Jongin terdiam.

……….

                Setelah aku bertanya apakah dia mencintaiku beberapa hari lalu, dia hanya terdiam. Tersenyum dan mengusap pelan kepalaku tanpa menjawab pertanyaan itu. Laki-laki ini, apa yang sebenarnya ada dalam pikirannya. Dan tubuh ini, kenapa setiap dia berada didekatku aku merasa sangat tenang dan terlindungi. Bahkan terkadang jantung ini terus berdetak lebih kencang, aku gugup.

Aku tak mempunyai waktu lebih lama lagi. Tubuh wanita ini semakin melemah. Aku bahkan tak bisa berbuat semauku karena tiba-tiba saja dadaku terasa sesak dan sulit bernafas. Aku belum mengetahui penyakit apa yang diderita wanita ini. Aku berjalan perlahan, menghampirinya. Dia sedang menikmati hujan sore yang turun perlahan. Aku menatapnya yakin.

“Jongin-ah…”

“Eoh?” Dia memandangku.

“Aku ingin bertanya sesuatu.”

“Apa?” Dia mengusap pelan kepalaku.

“Kau tahu kan, kalau aku sedang mengidap penyakit?”

Dia terdiam.

“Apakah aku bisa tertolong?”

Dia menggenggam kedua tanganku. Menatapku yakin.

“Kau pasti sembuh, bukankah aku sudah berjanji untuk segera membawamu kerumah sakit sehingga kau bisa dioperasi dan kita bisa menikmati musim dingin tahun ini?”

“Jangan pernah pergi lagi, aku tahu kau pergi karena tak ingin menyusahkanku. Tapi apa pernah kau berfikir bahwa dengan kau pergi itu sangat membuatku mengkhawatirkanmu.”

“Kita akan melihat salju pertama turun, Soojung-ah.”

“Kau selalu menyukai salju dan musim dingin, Ice Princess…” Dia mengecup pelan keningku.

DEG!!

Kali ini aku yakin, bukan hanya tubuh wanita ini yang merespon semua perbuatan Jongin. Kenapa rasanya perutku seperti ada sesuatu yang bergerak didalamnya? Seperti ada kupu-kupu yang berterbangan didalamnya. Apa mungkin, apa secepat ini, tidak. Apa aku sudah….

Ya, kau telah mencintai manusia itu, Krystal Jung. Kau membiarkan hatimu memasukkan laki-laki itu disana. Menguncinya.

Aku mendengar suara lembut Victoria melalui rintikan air hujan yang turun. Dia selalu bersikap bijak. Victoria adalah rainy fairy, teman dari setiap tetes hujan yang turun ke bumi.

Benarkah Victoria? Inikah yang dinamakan manusia “jatuh cinta”?

Aku tersenyum. Ya, aku mulai mencintai laki-laki ini.

“Kau…” Katanya perlahan, raut mukanya berubah.

“Kau mengidap penyakit fibrosis paru, Soojung-ah.”

“Fibrosis paru?” Aku mencoba mencerna kata-katanya.

“Dokter menganjurkan untuk segera mengoperasimu. Setidaknya kau harus dirawat secara intensif, tapi…”

“Kau menolaknya.”

“Kau bahkan memohon kepadaku untuk berhenti memperlakukanmu seperti orang sakit. Dan puncaknya, seminggu yang lalu kau menghilang karena tak ingin melihatku terus berusaha mengumpulkan uang untuk biaya berobatmu.”

“Jongin-ah, semua orang pasti akan mati. Dan mungkin takdirku adalah mati karena penyakit ini.” Aku berusaha tersenyum, tapi sakit. Aku bisa merasakan semua sakit yang ada ditubuhku dan penderitaan mereka berdua.

“Jadi jangan pernah buat sisa waktu ini terbuang percuma, aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu sampai ajal menjemputku.” Aku teringat bagaimana wanita ini berada sendirian dirumah itu, bahkan sampai ajal hampir menjemputnya. Jika dia ada di posisinya saat ini pasti itu yang juga ingin dia katakan.

Air mata perlahan menetes. Aku menangis. Kenapa rasanya sangat menyakitkan untuk bisa mencintai? Kenapa ayah memberiku tugas yang sangat sulit? Benar apa kata Amber, lalu bagaimana aku bisa meninggalkan orang yang aku cintai jika aku sudah mulai mencintainya?

“Kau pasti sembuh Soojung-ah, aku yakin itu. Kau tahu kan tinggal sedikit lagi tabunganku pasti akan cukup. Oh ya, kau juga tahu kan aku pekerja keras?” Dia tertawa.

Aku masih menangis, melihat laki-laki itu. Masihkah kau menutupi semua perasaanmu Kim Jongin? Setidaknya akuilah bahwa kau mencintai wanita yang ada dihadapanmu.

……….

                Kami berdua tertawa, menghabiskan waktu bersama meskipun tubuh ini terasa sangat tak bersahabat aku mencoba menahannya. Tubuhku semakin melemah, ya. Aku terlalu sering menggunakan kekuatan periku untuk membantu Jongin. Diam-diam aku suka sekali mengikuti laki-laki itu ketika bekerja dan membantunya meringankan pekerjaan beratnya.

Dan itu membuat tubuhku semakin melemah.

Hari ini aku ingin sekali melihatnya, entahlah aku ingin sekali melihat laki-laki itu. Padahal baru beberapa jam dia meninggalkanku. Apakah ini yang manusia bilang cinta? Sepertinya aku sudah gila. Ketika kau berjalan untuk menuju ke tempat kerjanya, tiba-tiba saja dadaku sesak. Aku tak bisa melanjutkan langkah kakiku, nafasku tersengal. Kedua tanganku gemetar dan keringat dingin pun keluar. Seketika semuanya gelap.

Krystal, bangunlah. Kau harus menyelesakan tugasmu karena tubuh wanita ini sudah sangat melemah. Kami sangat merindukanmu di Istana Langit. Bangunlah, aku tahu kau pasti bisa menyelesaikan tugas ini.

                Aku bermimpi, pasti itu Jessica. Dia adalah peri mimpi dan baru saja dia membuatku terbangun dari tidurku. Saat aku mencoba membuka mata ternyata aku berada disebuah ruangan yang asing. Bau obat. Cahaya terang. Aku melihat Jongin tertidur tepat disampingku dan menggenggam tanganku.

Aku berada dirumah sakit.

“Soojung-ah…” Jongin terbangun dari tidurnya.

“Kau baik-baik saja?”

“Kenapa kau keluar dari rumah? Bukankah sudah aku bilang tunggu aku pulang jika kau ingin keluar.”

“Aku hanya bosan dan ingin melihatmu. Itu saja.”

“Bodoh…” Sahutnya.

Kami tertawa.

“Soojung-ah, bersabarlah. Kau pasti akan sembuh.” Dia tersenyum.

Itu adalah kalimat terakhir yang aku dengar darinya.

Sudah dua hari Jongin tak mengunjungiku dirumah sakit ini. Apa dia sedang bekerja keras demi mendapatkan uang untuk biayaku berobat? Aku sangat mengkhawatirkan laki-laki itu. Aku mencoba berfikir positif, mungkin dia memang tak ada waktu menjengukku.

Tujuh hari telah berlalu, tak ada tanda-tanda dia datang kemari. Kemana perginya? Kali ini aku benar-benar khawatir. Tiba-tiba saja pintu ruangan ini terbuka, seorang laki-laki berumur cukup datang bersama dua orang berpakaian hitam. Siapa dia?

“Jung Soojung, keponakanku tersayang….” Dia tertawa.

Apakah orang tua ini paman Jung Soojung? Orang yang telah membunuh orang tua wanita ini? Aku menatapnya tajam.

“Tenang saja, kau akan baik-baik saja.”

Aku masih terdiam.

“Laki-laki berandalan itu telah menyerahkanmu kepada paman.”

DEG! Bola mataku membesar.

Dia tertawa keras. Aku ingin sekali memberinya pelajaran, tapi percuma tubuhku semakin melemah.

“Dia bahkan memohon kepada paman untuk menyelamatkanmu. Dia punya apa? Dia bahkan tak bisa membayar biaya pengobatanmu.”

“Ah, dan satu lagi. Dia tak akan datang menjengukmu. Karena perjanjian kami berdua adalah dia tidak akan menunjukkan dirinya asal paman membiayai semua pengobatanmu.”

“Jadi, bersikap manislah dihadapan paman. Jung Soojung…” Dia tertawa dan berjalan keluar.

……….

                Aku sudah tak bisa lagi menahan semua ini, mereka berdua telah melalui hal yang sulit bersama. Dan kali ini aku harus berusaha mengetahui apakah Jongin mencintai Jung Soojung atau tidak. Tapi bagaimana denganku? Jika aku bertahan disini dan sembuh, bagaimana bisa aku kembali ke Istana Langit? Meninggalkan Jongin? Aku…

Tanpa berfikir lagi dengan segera aku melepas semua alat sialan ini yang telah menempel ditubuhku dan melepas selang infus ini. Aku berlari meskipun tubuh ini semakin melemah, aku harus mencari Jongin bagaimanapun caranya. Ini yang dinamakan cinta? Manusia pasti benar, cinta adalah pembodohan dan setiap orang yang merasakan cinta pasti akan melupakan logika mereka.

Setelah berjalan dan sedikit berlari untuk menemui Jongin, aku sadar tubuh ini benar-benar sudah sangat melemah tapi aku mencoba bertahan. Aku berjalan dan menemui rumah itu kosong, sepertinya dia sedang bekerja. Aku menunggu laki-laki itu. Setelah beberapa jam, akhirnya sebuah langkah kaki terdengar. Laki-laki itu terdiam, menatapku.

Raut mukanya seketika berubah, dia terlihat marah. Dia berjalan kearahku dan menarik tanganku kasar. Dia tak pernah seperti ini, setidaknya selama aku menjadi Jung Soojung baginya.

“Kembalilah kerumah sakit…” Pintanya tanpa memandang kearahku.

“Kenapa kau menyerahkanku kepada orang tua itu?”

“Kau tahu bagaimana perasaanku ketika kau menghilang? Kim Jongin, lebih baik aku mati jika aku harus sembuh dan hidup tanpa kebahagiaan yang biasa aku dapat darimu.” Teriakku, meskipun pada kenyataannya memang tubuh ini akan mati.

Dia terdiam.

“Soojung-ah, mengertilah. Tolong…”

“Kim Jongin!!! Aku hanya ingin belajar menghargai apa yang aku cintai!!!” Aku mengungkapkan semuanya. Dia terdiam.

“Aku tahu mungkin perasaan ini sudah lama aku rasakan, tapi setelah meninggalkanmu dua minggu yang lalu dan kembali berada didekatmu membuatku sadar bahwa memang benar, aku mencintaimu.” Aku mengatakan semua perasaan sebagai Krystal Jung, mewakili perasaan Jung Soojung yang telah lama dia pendam tanpa laki-laki itu ketahui.

“Kenapa kau hanya diam?” Aku mulai menyerah.

“Aku memang bodoh, telah mengotori persahabatan kita dan persaudaraan kita selama 6 tahun ini. Atau mungkin aku yang terlalu salah mengartikan semua perhatian dan perbuatanmu.”

Aku menunduk. Ulu hati ini terasa sakit, lagi.

Aku menatapnya yang masih terdiam dan mengambil langkah, beranjak pergi.

“Sepertinya, kau hanya akan selalu menganggapku sebagai sahabat dan saudaramu saja. Baiklah, terimakasih telah mengembalikanku kepada orang tua itu. Maaf…”

“Dan sepertinya ini pertemuan terakhir kita, bukan begitu?” Aku tersenyum.

“Jaga dirimu baik-baik…” Aku menunduk, air mata menetes.

Aku terisak, menangis.

Ketika aku melanjutkan langkahku, sebuah tangan menghentikan langkah ini.

Dia menarik pelan tanganku, membenamkanku dalam pelukannya. Aku menangis disana, terisak dan memukul pelan dadanya. Apakah mencintai sangat sesakit ini? Batinku.

Dia menghentikan semua pukulanku, memandangiku. Kami bertatapan. Dia semakin mendekat, dan melayangkan sebuah ciuman. Bibir kami bertemu. Kami berciuman, dalam tangis. Setelah beberapa menit, dia melepas ciuman itu. Menatapku.

“Maaf, maaf telah membuatmu menderita karena berusaha membuang semua perasaanmu.”

“Mungkin semua ini salah, dari awal semuanya sudah salah. Kita hidup bersama dan harus berada dalam bayang-bayang perasaan cinta dan mencoba bertahan dengan hubungan sebuah persahabatan.”

“Kau tahu, semakin aku mencoba melupakan perasaanku yang sebenarnya maka semakin besar perasaan ini.”

“Jung Soojung, aku juga mencintaimu. Aku mencintai setiap hal tentangmu. Semua.”

“Aku hanya ingin yang terbaik untuk wanita yang aku cintai. Kau pantas mendapatkan yang terbaik, dengan membawamu pada orang tua itu maka kau tak akan merasakan sakit lagi.”

“Jung Soojung, aku sangat mencintaimu.” Dia tersenyum, memelukku.

Jantungku berdetak cepat, apa ada yang salah? Kenapa bersamaan dengan itu ulu hatiku semakin terasa sakit? Aku bahagia, semua tugasku untuk membuatnya yakin bahwa dia mencintai Jung Soojung sudah berhasil, tapi disisi lain…

Ada perasaan kecewa, terluka. Dia mencintai Jung Soojung, bukan Krystal Jung.

Krystal, sudah saatnya kau kembali…

                Samar-samar suara ayah terdengar, aku menggeleng pelan. Jongin memandangiku. Bersamaan dengan itu, tubuhku semakin melemah. Aku terjatuh. Jongin berusaha menyadarkanku, tapi semua terasa semakin berat. Aku bisa merasakan ragaku perlahan ingin keluar dari tubuh ini.

Ayah, tolong beri aku waktu…beberapa hari, jam, menit, atau bahkan beberapa detik saja biarkan aku mencoba menyelesaikan ini semua. Tolong….

                Jongin dengan segera membawaku pergi, dia mengangkat tubuhku dan membawaku kerumah sakit. Dokter berhasil membuat keadaanku sedikit stabil. Aku kembali berada diruangan ini, dengan segala peralatan kedokteran yang mencoba membantu tubuhku untuk tetap bisa bertahan.

“Jongin, jangan pergi…” Pintaku.

Dia terus menatapku dan menggenggam erat tanganku.

“Bawa dia keluar!!!” Sebuah suara terdengar.

Dua orang dengan tubuh besarnya secara kasar memaksa Jongin untuk pergi dan keluar dari ruangan ini. Orang tua itu tersenyum, memandang kearahku seperti merasa bahwa dirinya akan segera mendapatkan apa yang ia inginkan.

“Berhenti!!!” Teriakku.

“Kau menginginkan semua harta itu bukan?” Air mataku menetes.

Maafkan aku, Jung Soojung. Tapi aku harus menyelesaikan semua ini.

                “Aku akan memberikan itu semua, semuanya.” Teriakku. Jongin memandangiku tak percaya.

“Baiklah….” Orang tua itu tertawa.

“Kau hanya perlu menandatangani ini serta memberinya cap jarimu, Jung Soojungku yang manis…” Dia menyerahkan sebuah kertas.

Aku tak tahu bagaimana tandatangan wanita ini, entahlah aku hanya menuliskan sebuah nama, Jung Soojung serta cap jari miliknya. Selesai.

“Ah, dan juga pamanmu ini akan berbaik hati. Aku akan tetap membiayai semua pengobatanmu. Hanya itu saja.” Dia tersenyum. Memandangi Jongin lalu menyeringai dan keluar dari ruangan itu bersama kedua anak buahnya.

……….

                Keadaan tubuh ini semakin memburuk, sepertinya memang ajal mulai menjemput tubuh ini. Aku juga bisa merasakan seluruh sakit yang dirasakan oleh tubuh ini. Aku masih memandangi Jongin yang dengan setia menjaga dan menemaniku selama hampir tiga hari ini. Ah, menemani Jung Soojung maksudku.

Tugasku telah selesai, dan kali ini aku harus meninggalkan dia. Meninggalkan orang yang aku cintai. Kim Jongin. Jung Soojung sangat beruntung bisa menghabiskan waktunya bersamamu lebih lama. Dan aku, aku juga bahagia bisa merasakan sedikit waktu bersamamu.

Selama hampir tiga hari dia selalu berada didekatku dan melakukan kebiasaannya, bercerita semua tentang dia dan Jung Soojungnya. Aku selalu bisa tidur lelap, aku bisa merasakan yang Soojung rasakan.

Aku tak bisa menahan semuanya lagi, dengan segera aku mengambil sebuah batu kristal yang ayah berikan padaku dan menggenggamnya erat. Aku bisa merasakan semua sakit disekujur tubuh ini, sepertinya tubuh ini semakin rusak dan tak bisa menahan semuanya lagi.

Dokter dengan segera menanganiku, dan kembali memasang sebuah alat pembantu. Aku bisa merasakan kematian mendekat. Air mata keluar, ketika aku melihat seorang laki-laki memandangiku. Dia menangis. Jongin menangis.

“Kondisi nona Soojung sudah sangat kritis, bahkan jika kami melakukan operasi maka tingkat kesuksesannya hanya 20% saja. Jadi, dia hanya bisa bertahan dengan alat bantu ini saja. Sekali lagi, kami mohon maaf.” Dokter itu menepuk pelan bahu Jongin, lalu berjalan keluar.

Aku menatapnya, tanpa bisa berkata apapun karena kondisi tubuh ini memang sudah sangat melemah. Dia menggenggam tangan kiriku dan membisikkan sesuatu.

“Soojung-ah, kau mau mendengarkan d-dongengku…?” Dia memaksakan senyumnya.

“Bukankah aku sudah berjanji bahwa akhir semua cerita ini akan bahagia?” Tambahnya.

“Soojung mencintai Jongin, begitu pula dengannya. Mereka menyadari perasaan satu sama lainnya. Mereka berharap kebahagiaan akan datang pada hubungan mereka. Soojung sembuh dari penyakitnya…”

Dia menghentikan kalimatnya.

“Soojung sembuh…” Air mata menetes dari sudut matanya.

“Mereka berdua menikah, mempunyai anak, dan hidup bahagia.”

“Tak ada lagi yang bisa memisahkan mereka.”

“Tak akan ada yang bisa….”

Batu kristal yang aku genggam terjatuh, bersamaan dengan itu sebuah cahaya masuk kedalamnya. Aku bisa melihat itu, dengan kekuatan seorang peri. Tugasku benar-benar sudah selesai. Semuanya. Kim Jongin, maaf. Dua orang yang mencintaimu harus pergi sekarang.

  1. ..

Mataku terpejam. Aku bisa merasakan sesuatu terjadi, ragaku keluar dari tubuh Soojung. Tubuhku menjadi ringan, sebuah sinar masuk kedalam tubuh periku. Batu kristal itu menyala, dengan segera aku mengambilnya.

Aku harus kembali.

Aku menatap laki-laki itu yang masih memandangi tubuh Jung Soojung.

“JUNG SOOJUNG!!!!!! BANGUNLAH!!!!!” Teriaknya.

Aku tersenyum, dan beranjak pergi menuju tempat asalku.

………..

AUTHOR’S POV

Jongin berjalan dengan pasti, menyusuri setiap jalanan kota Seoul. Udara mulai menusuk kedalam kulitnya, tanda musim dingin akan datang. Dia membawa sebuah bucket bunga dan berjalan menyusuri beberapa makam. Dia datang untuk seseorang, untuk wanita yang dia cintai.

Jongin meletakkan bunga itu perlahan dan tersenyum. Dia memandangi sebuah makam dengan nama yang tak asing baginya. Dia mengusap pusara itu.

“Jung Soojung, kita akan melihat bersama salju pertama turun….” Katanya lirih.

Bersamaan dengan itu salju pertama di kota Seoul turun, perlahan dan indah. Jongin menatap keatas langit malam kota Seoul dengan butiran salju yang turun perlahan menghiasi makam Soojung.

Jongin tersenyum. Dia masih memandangi langit.

Disisi lain, sebuah sosok berdiri dengan anggunnya. Semua yang ada ditubuhnya menghiasinya dengan warna putih bersih, seputih butiran salju pertama yang turun kebumi. Raut mukanya tenang, diam, dan berbeda dari dirinya yang dulu. Ia memandangi sesuatu dari atas langit. Menghempaskan tangannya dan bersamaan dengan itu butiran salju turun perlahan. Dia hanya terdiam, memandangi sosok yang sangat ia rindukan. Ia mencoba untuk menghapus semua perasaannya, perlahan.

Tapi kali ini, dia ingin sekali melihat orang yang ia cintai tersenyum, meskipun hanya dengan butiran-butiran salju darinya. Krystal Jung akhirnya mendapatkan kekuatan utamanya, sebagai peri yang mengatur butiran-butiran salju untuk turun tepat dibumi. Untuk mengatur semua jatuhnya butiran-butiran itu dengan indahnya sehingga setiap manusia yang melihat itu bisa melupakan segala kesedihannya. Salju sangat indah, semua orang menyukai butiran-butiran salju yang indah terbang, terhempas lalu perlahan menyentuh tanah dan membuat warna putih menyelimuti tanah.

Dia menjadi seorang peri musim dingin, dengan semua sifatnya yang berubah menjadi lebih tenang. Krystal Jung, mendapatkan kekuatan yang selama ini ia inginkan. Krystal Jung, peri musim dingin yang telah menyelesaikan tugasnya dan kembali ke Istana Langit sebagai salah satu peri musim yang ada dibumi. Krystal Jung. A Winter Fairy…

//

41 thoughts on “[Kaistal FF Monthsarry] A Winter Fairy

  1. Ini adalah daftar ff angst kaistal 2014 huhu 😥 sedih banget pas bagian jongin ceritain dongeng disaat keadaan soojung udah sekarat. Cerita kehidupan mereka bahagia, menikah terus punya anak :((((((((

    Liked by 1 person

  2. Pingback: [Kaistal FF Monthsarry] A Winter Fairy | nurrinnocent's

  3. sayang. knp dsaat mereka sdh sadar dg perasaan msing2 hrus hidup terpisah…
    kasian bangKAI..

    next sequel dong
    ak gk rela liat mereka kya gni. hurt bgt ksanny

    Liked by 1 person

  4. hallo admin nim wkwk aaaaa oke walaupun sad ending (kai-krystal) gabisa bersatu krn yaaa itu tubuhnya soojung jg udh sekarat dan krystal ke bumi kan cm buat mendapat kekuatan dan kembali ke langit. tp teteeep ngena ini story line nya 😥 bahasanya juga aku suka banget udh top banget deh pokoknya. alurnya jg ga kecepetan. ga banyak yg di skip2 gitu jd story line nya ngena buanget 😀 ff kaistal yg lainnya di tunggu ya authornim mumu<3

    Liked by 1 person

  5. Ha.. Akhirnya q mampir jg d wp pribadimu, stlh td dr ff exo dorm.

    Demi apa, aq rada2 anti sm sad ending, tp ini ff tetep aja q baca smp end.
    Nice, sad.nya keren, feelnya dapet,

    huwaaaa., /srooot/lap ingus/nerusin nangis di dada chanyeol/plak!/ ditimpuk sandal swalownya sehun

    author, jjang!!

    Like

  6. Duh thornim, pgi2 udah nangis baca ff di blog ini ;(
    tadi baca yg jonginnya meninggal, skg soojung nya .. Huhuhuhu daebak !thornim!! 😀

    Like

  7. Woaaah, bagus seperti biasa kak nur, dan yeaah ini jadi pelajaran berharga banget buat Krystal, dia bisa bantu Soojung, sama jadi tau rasanya jatuh cintaaa terutama cinta sama si Jongin hehe. Tapi lucu ajaa ngebayangin Amber jadi perii hihihi pasti kyut” garang gimana gituuu

    Like

Arcadian's Say