Bestfriend, Right?

tumblr_lut2w88gLV1qbkonr

BESTFRIEND, RIGHT?

Genre : Friendship & Hurt | Cast : Jung Soojung & Choi Jinri | Support : Kim Jongin | Length : +1500 words | Rate : T

“Kita sahabat, kan?” – Soojung.

©Wanda Storyline

Aku punya sahabat, dia cantik seperti ratu Elizabeth, sikapnya manis seperti putri bangsawan, senyumnya indah seperti pantulan matahari di atas danau. Namanya Choi Jinri, hanya lebih tua beberapa bulan dariku, sehingga aku cukup memanggilnya dengan Jinri. Tanpa embel-embel kakak ataupun onnie.

Awalnya aku dan Jinri tidak sedekat ini. Aku hanya tahu namanya, begitupun sebaliknya. Kami di perkenalkan melalui organisasi sekolah, dimana aku menjadi sekretaris kesiswaan sementara Jinri sebagai bendahara kesiswaan.

Di tahun kedua, aku dan Jinri kembali di pertemukan di kelas yang sama. Kami hanya bertegur sapa, atau keluar kelas bersama-sama saat rapat komite di laksanakan.

Dan di tahun ketiga, kami menamai diri kami sebagai sahabat. Berbagi meja, pergi makan siang bersama-sama, menceritakan soal pria tanpa menutupi siapa identitasnya, menghabiskan liburan bersama dan kami adalah sahabat paling bahagia di dunia ini.

Sampai kelulusan datang, aku dan Jinri masih saja saling berhubungan. Entah membicarakan soal pelajaran, atau tentang Sehun, salah seorang teman Jinri yang baru saja putus dariku.

Dan hari itu datang. Yeah, dimana Jinri terlihat bahagia saat menceritakan salah satu kenalan yang akhir-akhir ini menyita perhatiannya. Sebenarnya aku tidak mau tahu, aku sedang sibuk dengan mata kuliahku yang padat, namun nama itu muncul setelah hampir dua tahun tidak lagi hadir di ingatanku.

“Apa kau mengenal Jongin? Dia bilang bahwa dia adalah salah satu alumni siswa di sekolah kita.” Aku melihat pancaran cahaya dari bola mata Jinri saat menceritakan pria bernama Jongin yang di kenalnya melalui media sosial.

Aku mengangkat wajahku dari buku dan balas menatap matanya, “Tidak, aku tidak mengenalnya, bisa ku lihat fotonya?” Tanyaku, kemudian mengalihkan mataku ke arah lain. Entahlah, aku tidak dapat mempertemukan mataku dengan Jinri.

Jinri terlihat antusias kemudian memperlihatkan sebuah foto yang menjadi tampilan SNS-nya, “Ini, kau kenal?”

“Yeah, aku mengenalnya. Ia berteman akrab dengan Park Chanyeol, mantan gebetanmu yang sebentar lagi akan menikah.” Aku menekankan setiap kalimat dan kembali meluruskan pandangan ke arah jalanan yang ramai dengan mobil yang berlalu-lalang.

Aku mendengar Jinri yang terkikik geli, “Bodohnya, kenapa aku tidak mengenal Jongin? Padahal ia berteman akrab dengan Chanyeol.” Gerutunya pelan, sambil tersenyum dengan mata menerawang. Dia tidak gila, kan?

Pertemuan dengan Jinri hari ini ku pikir hanya akan di habiskan dengan membahas mata kuliah, minum bubble tea, makan kentang yang tidak di goreng terlalu kering, sambil menceritakan masalah profesor yang sering tidak masuk. Namun juga Jongin, seorang pria yang perlahan masuk setelah dua tahun ku paksa keluar.

-oOo-

Kamis sore aku dan Jinri sudah berada di salah satu café. Aku meminta Jinri untuk bertemu karna aku merasa kesulitan untuk mengerjakan tugas psikologi yang di paksa selesai dua hari mendatang.

“Soo, aku yakin betul bahwa Jongin ingin menyatakan perasaannya tadi malam. Tapi aku berpura-pura bodoh karna aku belum siap.”

Ungkapan Jinri memaksaku untuk mengejeknya. “Ya! Bodoh, kapan lagi kesempatan ini akan datang? Bagaimana jika Jongin berpaling darimu? Kau akan menyesal, Jinri.”

Aku melihat Jinri sulit untuk menahan senyumannya. Pipinya bahkan merona, terlihat salah tingkah dengan memainkan ujung dressnya sedari tadi. “Kurasa ia takkan berpaling dariku, Soo.”

“Kau yakin?” Tanyaku. Well, pengetahuanku soal Jongin lebih luas ketimbang pengetahuanku soal mata kuliah psikologi.

Keheningan tercipta cukup lama. Ku pikir Jinri memikirkan ucapanku, namun faktanya Jinri sibuk berkomunikasi dengan Jongin melalui SNS. Entah apa yang mereka bicarakan, namun aku berusaha untuk tidak mencari tahu.

“Aku memintamu datang kemari bukan untuk senyum-senyum bertukar pesan dengan Jongin, Jinri. Bantu aku menyelesaikannya!” Aku memprotes, namun ku tambahkan cengiran agar kalimatku tidak terkesan mengherankan.

Jinri menjauhkan ponselnya dan meletakkannya di atas meja. “Oke, sini ku bantu. Dasar Soojung yang bodoh, mata kuliah psikologi tidak sesulit yang kau lihat…”

-oOo-

Sesampainya di rumah, bukannya mengecek ulang pekerjaan barusan, aku malah membuka ponselku dan mencari nama Jongin di dalam pencarian SNS. Aku bahkan baru sadar bahwa aku dan Jongin telah berteman di jejaring sosial entah sejak kapan.

Aku tidak pernah merasa se-penasaran ini sebelumnya. Mengecek update milik Jongin satu persatu, barangkali ia menuliskan beberapa bait soal perasaannya kepada Jinri. Namun aku hanya menemukan kesibukan Jongin soal kuliah, pertandingan sepak bola tadi malam dan tidak bisa tidur karna tak sengaja minum kopi.

Berbeda jauh dengan Jinri yang menuliskan soal perasaan kalutnya terhadap Jongin, kegalauannya karna Jongin sedikit mengulur waktu untuk membalas pesannya dan kebahagiaannya karna mimpi tentang Jongin. Yeah, walaupun Jinri hanya menuliskan inisial, tanpa menuliskan siapa pria yang ia maksud.

Tapi perhatianku tersita begitu melihat bio yang tertulis di bawah profile Jongin. Sebuah nama yang hanya aku dan Jongin yang mengetahuinya, Krystal dan Kai.

-oOo-

Setelah satu minggu mengeluh demam dan sakit kepala, akhirnya aku datang ke sebuah acara kecil dimana aku dan Jinri kembali bertemu. Aku bertemu dengan beberapa teman lamaku seperti Sohyun, Jiyoung dan Suji. Kebetulan Suji baru kembali dari Jepang untuk menikmati libur kuliah di kota Seoul.

“Kita berlima ini masih single, kan?” Sohyun memastikan.

Jiyoung mengangguk, begitupula Suji. Namun aku memperhatikan Jinri yang kini mengulum senyumannya.

“Jangan bilang kau sudah punya pacar, Jinri?” Tanya Jiyoung, bersiap untuk meluncurkan rayuan-rayuannya pada Jinri.

Jinri melambaikan tangannya dengan salah tingkah, “Tidak! Aku…” Matanya mengerling, senyumannya terlihat lebih manis dari biasanya, “Belum, mungkin sebentar lagi.” Jinri menambahkan.

Suji, Jiyoung dan Sohyun segera mengirimkan seruan-seruan kecil yang membuat semburat di pipi Jinri semakin terlihat jelas.

“Kalau boleh tahu, siapa pria itu?” Tanya Suji penasaran. Kini semua mata mengarah pada Jinri, menuntut jawaban.

“Jongin, Kim Jongin.”

Seruan-seruan nakal kembali keluar, namun tidak pada Suji. Aku melihat mata Suji mengarah padaku. Ada rasa shock yang menguar dari matanya dan ku pikir ia sedang memukulku dengan jutaan pertanyaan yang membentur kepalanya.

Kurasa, Suji adalah satu-satunya saksi hidup yang mengetahui hubunganku dengan Jongin di masa lalu.

Cukup dengan dehaman kecil, ku pikir Suji mengerti bahwa aku menyuruhnya untuk tutup mulut. Sohyun mengangkat gelas jus jeruknya ke udara, “Cheers untuk kesuksesan hubungan Jinri dan Jongin!” Ucapnya penuh semangat, yang di sambut oleh Jiyoung, kemudian Jinri, lalu aku dan Suji.

Acara terhenti ketika ibu Sohyun menelpon dan memaksa Sohyun untuk kembali pulang. Malam sudah lumayan larut, lagipula Sooyeon baru saja mengirimiku pesan untuk menyuruhku pulang sebelum ia mengunci pintu dan membiarkanku termangu di luar hingga pagi.

“Bagaimana pusingmu? Sudah lumayan terobati?” Tanya Jiyoung, mengecek kesehatanku yang sedikit membaik setelah melepas rindu dengan mereka.

Aku mengangguk kecil kemudian mengeluarkan beberapa uang dari dompetku untuk membayar seluruh makanan yang di pesan. Namun pusing itu kembali datang dan terpaksa aku menyuruh Sohyun untuk mewakilkanku membayar makanan.

“Bayarlah, aku akan menunggu di parkiran.” Aku berujar dan menyerahkan beberapa lembar uang pada Sohyun.

Menunggu Sohyun dan Jiyoung membayar makanan di kasir, aku menyandarkan kepalaku di pundak Jinri sementara Suji sedang membalas telpon dari temannya. Sesaat mataku terarah pada layar ponsel Jinri. Bukan mengintip, aku hanya tidak sengaja melihatnya.

Jinri : Aku sedang berada di luar saat ini.

Jongin : Benarkah?

Jinri : Yeah, ada Soojung di sini.

“Apa kau menuliskan namaku?” Kalimat itu keluar dengan sendirinya dari mulutku saat melihat Jinri menuliskan namaku pada pesan yang di kirimkannya pada Jongin.

Aku mengangkat kepalaku dari pundak Jinri, menatap Jinri dengan pandangan heran namun sesaat kemudian mengganti pandangan itu menjadi cengiran kecil.

“Aigo, dimana Sohyun dan Jiyoung? Lama sekali, aku tidak mau tidur di luar.” Gerutuku, mengubah topik agar keadaan yang canggung perlahan mencair.

Kami segera pulang setelah Sohyun dan Jiyoung keluar dari café. Aku membuntuti Jinri dari belakang karna rumahku, rumah Jinri dan rumah Sohyun satu arah.

“Nanti kita bahas soal acara ulang tahun Jiyoung, oke?” Pesan terakhir Jinri ketika kami harus berpisah di salah satu belokan.

-oOo-

Dalam balutan selimut, aku masih saja berkutat soal Jinri dan Jongin. Dan mungkin soal kepalaku yang terasa lebih pusing dari sebelumnya. Aku membuka akun SNS, memperhatikan foto Jinri yang baru saja di ubah menjadi fotoku berdua dengan Jinri saat di acara barusan.

“Apa Jinri benar-benar temanku?” Pertanyaan itu keluar dari mulutku karna aku merasakan jarak yang begitu besar di antara aku dan Jinri.

Dan tanpa sengaja aku mengirim satu pesan kepada Jinri. Sebuah pesan singkat, penuh dengan pertanyaan, dan ku pikir Jinri akan mengerti.

Soojung : Kita sahabat, kan?

Aku tidak menuntut jawaban dari Jinri. Aku hanya berniat mematikan ponselku, hingga satu pesan masuk membatalkan niatu untuk mematikan ponsel.

Jinri : Maafkan aku, Soo.

.

.

.

.

.

.

.

Dan pesan baru kembali datang. Dari salah satu orang yang sudah ku hapus sejak dua tahun yang lalu.

Jongin : Aku kenal Jinri, tapi ku pikir perbuatanku salah. Maksudku dekat dengannya hanya untuk mencari tahu keberadaanmu, namun Jinri salah mengartikannya. Aku tidak berniat merusak persahabatanmu dengan Jinri, lalu aku harus bagaimana?

Soojung : Entahlah, Jong. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku terluka saat Jinri menyebut namamu dengan senyuman manisnya meskipun aku sudah berusaha menghapus namamu dari ingatanku. Aku tidak ingin berpisah dengan Jinri, tapi aku juga tidak ingin kau beradu kasih dengan Jinri.

Draft, trash.

The End

38 thoughts on “Bestfriend, Right?

    • Alurnya emang sengaja di percepat kak, takut curhatnya lebih menjurus ke arah buka aib, makanya yang di ceritain intinya doang XD hihi~ makasih udah baca dan komen :3

      Like

  1. aduh based on true story nihh? wanda lagi galau eaps? *alay* wkwk
    jadi di cerita ini yang salah siapa wan? huhu.. yang namanya perasaan ga bisa tau sih yha, datang begitu saja tak pandang bulu.. jadi ikutan galau nih haha
    btw aku suka ceritanya walaupun agak kecepetan, dan aku juga suka kamu membawa 94liners gang, yihaa
    gws wan semoga ga pusing-pusing lagi dear~

    Like

    • Enggak nat, aku gak galau kok WHAHAHA.
      Aku juga gak tahu mau nyalahin siapa nat. Mau nyalahin Jinri, tapi dia gak sepenuhnya bersalah, dia cuma ngikutin alur :’ sedangkan Jongin sendiri juga gak bisa di salahin, dia gak tau kalo cara dia buat deketin Soojung lagi itu ternyata salah, duh komplikasi banget 😥 haft.
      Oke dear, makasih luvluv

      Like

  2. yess kak wan ikutan curhat wkwk! Serius kak pernah kaya gini? rasanyaa gimana kak?hehe. duh kak posisinya membingungkann banget yaa antara sahabat sama hati duhh itu buat galau;(( truss gak ada kelanjutannya ini kak? hehe. aku sukaa kak wann, walaupun sedikit sakit ini ff nya hehe. semangat kak wan{{}}

    Like

    • Dysa sih curhat duluan, kan kakwan kepikiran juga atuh buat curhat whahaha. Iya serius dek, rasanya tuh gimana ya, rada jengkel juga tapi susah buat di deskripsikan. Sebenarnya mah Jung udah gak suka sama Kim, tapi kalo sahabat suka sama mantan yang pernah di CINTAI kan tetep aja rasanya gak enak :’ haft makasih komennya dear hihi~

      Like

  3. Jalan cerita hidup mu memang selalu ajib teman hahahahahhahaha
    Itu beneran jawaban sms temen km kaya gitu? Minta maaf ._.
    Jadi inti cerita-true story- mu ini adalah soo temenan sama jinri terus jongin ini cowok masa lalu si soo yang cuma diketahui satu temen soo. Terus beberapa tahun kemudian jinri deket sama jongin padahal jongin itu mau tau ttng soo dan ternyata soo itu masih ada something sama jongin? Begitu?
    Aciyeeeee balasan beneran gitu wan “jonginnya” ke ikm? Asek asekkkkk so sweetttt
    Siapa wan siapaaa? Curhattttt ayukkk ku tunggu bbm atau line mu bebehhhhh hahahahahaha penasaran cerita lengkapnya :3

    Like

  4. KAWANDA !! Kenapa jadi demen bikin yg nyes nyes parah gini sih sekarangg T-T tega sungguh tega T-T nyeeeess bgt ini kaaaa T-T jadi akhirnya jongin-jinri jadian? Terus terus itu gajadi dikirim soojung ke jongin??

    Like

  5. Oke kak wanda plis ini ngejleb banget dihati, apa karena pernah ngalamin ya ?
    Oke nggak usah curhat malem2, aku mau bilang ini keren, karena faktanya, nggak semua cinta itu ada balesan yang sama cintanya juga.
    Kak wandaa jjang !

    Like

  6. teteh, maafkan aku, aku baru baca ini..
    makasih teh…. cerita ini ngingetin aku sama kisah sendiri… wkwkwkkwkwkwk :'”D
    cuma bedanya mungkin sahabatku lebih tau diri dibanding Jinri di fiksi ini, dia masih memikirkan semua kemungkinan yang akan terjadi kalau dia jadian sama si Jongin hahahahah aduh jadi curcol kayak yang nulis cerita ini juga curcol 😛

    intinya mah, “Kamu aku atau dia gak salah. Yang salah cuma keadaan yang gak sesuai dengan harapan.”

    Like

  7. Aku bingung mau comment tentang ff atau tentang masalah kakwann wkwk untuk ff bagus,bagus banget malah cumaa yaaa bener kata comment diatas ceritanya gantungg trs mkst jinri yang bilang “maafkan aku soo” itu dia udah tau semuanya?

    Like

  8. Wan, ni aq pagi2 lg badmood, suntuk di rumah, di kerjaan, sengaja mampir kesini.

    Hyaa,ending gantung. Tp beneran deh, fic.mu jg prnah aq alami, dan kalo aq ada di posisi jinri wktu itu. Tp ga sama persis sih sama soojung jinri di atas, inti’a ya aq ngerasa jd org jahat bgt ke sahabatq wktu itu. Smpe qt g komunikasi lama,tp akhir’a udh baikan lg,walau atmosfer’a ga sm ky dulu awal qt sahabatan/aq jd ikut curhat kn/

    deuh,itu beneran ending’a gtu aja? Kalo dlm real life ntar tu si jong g bakal milih siapa2 deh/ky kasusq,hahay/
    soal’a klo dy milih slh1, ntar bkal nyakitin smw.

    Like

  9. Duh kalo udh sahabat terlibat. Jadinya complicated . Beda kalo cuma temen aja. Btw hi author. Aku reader baru. Blogwalking jg. Suka nyari blog yg isinya ff bgus hehe. Salam kenal ya.

    Like

  10. Based on true story yaaah kak wan, pantesan ini bener” nyampe banget menurut akuuu. Akku juga jadi ngerasain bingungnya Soojung. Kereeen kak, dan emang selalu keren siiih ff kaka, hehe seperti biasanyaaa aku sukaaaa, alwaysss.

    Like

  11. kakk kenapa gantung sih huhu tp gapapa deh udah biasa digantungin kok kak /plak wkwk semoga aja soojung-jinri ttp sahabatan ya jgn cuma karna cowok sahabat bisa jd musuh. hehe semangat kak ditunggu karya selanjutnya^^

    Like

  12. Soojung pilih sahabatnya ya… daripada Jongin, mantannya dulu. Wah, Jongin agak kejem jg ya cari tau ttg Soojung lewat Jinri. Kan Jinri jdi salah paham.

    Like

  13. Itu sakit tau. Nyesek bneran deh …..
    Aigooooooo goooo goooo seruuu bnget kenapa bsa bgtu seru crta kakak tuh Angst nya selalu dapet… Ngena ulu hati dn berasa baca drama hheheheh seruuuuuu

    Like

Arcadian's Say