Kai’s Confession

KAI’S CONFESSION

Genre : Comedy & Romance | Length : Oneshot
Cast : Kai Kim & Krystal Jung
Support : Do Kyungsoo, Luna & Oh Sehun

“Menyatakan cinta dengan Krystal itu mudah”

©Wanda Storyline

Suara gaduh di malam yang larut membuat Kyungsoo terbangun dari rehat panjangnya. Gosh! Ia baru saja bermimpi mendapatkan emas sebukit namun Kai memusnahkannya. Dengan perasaan kesal, Kyungsoo menyibak selimut dan mendekat kearah Kai yang tengah memunggunginya. Penemuan macam apa yang Kai lakukan malam ini? Tidak cukupkah boneka mengerikan mirip Annabelle kemarin?

“Apa yang kau lakukan, Kai?” Kyungsoo bertanya dengan nada malas. Suaranya serak seakan-akan ada biji durian tengah bersemedi didalamnya.

Kai menoleh tanpa memperlihatkan ‘eksperience’nya kepada Kyungsoo. Dia mengulum senyuman, mematikan lampu baca dan melepaskan kacamatanya.

“Coba tebak?” Ujarnya, tidak peduli bahwa saat ini Kyungsoo tidak dalam mood yang bagus untuk bermain tebak-tebakan. God! Ini pukul dua dini hari.

Sedikit menghargai, Kyungsoo berpura-pura berpikir. “Menulis surat, oke aku menang. Sekarang tidur, kau mengganggu.” Cecar Kyungsoo, matanya menilik selembar kertas berwarna pastel itu sekilas dan meyakinkan diri bahwa; Yeah, dia sedang jatuh cinta. Wajar!

Kurang ajar, lebih tepatnya.

Kuluman senyum Kai membuat Kyungsoo memutar bola mata. Shit, Kai tidak mungkin tidur dalam keadaan seperti ini. Meskipun Kyungsoo menari Gangnam Style dan memohon-mohon agar Kai tidur juga tak mungkin berhasil. Lihatlah rona merah itu, bagaimana bisa Kai tertidur sementara pikirannya terus saja menyerukan nama itu.

Yeah, itu. Seorang gadis yang pernah mewarnai rambutnya menjadi merah dan putih, lalu coklat, kemudian hitam dan terakhir berponi. Hu-uh, Kai benar-benar memujanya.

“Hyung, kalau aku menulis surat untuk Krystal, dia membacanya tidak?” Kai bertanya dengan ujung pulpen yang menyundul dagunya. Jangan bertingkah sok imut, dasar pria gelap.

Kyungsoo mundur beberapa langkah kemudian duduk diujung kasur. “Kau sudah menulisnya ‘kan?”

Kai mengangguk.

“Lantas? Apa yang perlu kau tanyakan lagi? Kirimkan suratnya, titipkan pada Amber atau Victoria noona.” Usul Kyungsoo yang kini meraih gulingnya dan merebahkan tubuh diatas sana, bersiap memulai tidur chapter sekian.

Kai mengangkat kakinya keatas kursi dan bersila. “Kemarin kau menyuruhku menitipkan boneka pada Amber noona namun kau juga yang memarahiku melakukannya.”

Demi Tuhan.

“Kau pikir Krystal akan menerima Annabelle itu?”

Ucapan Kyungsoo membuat kerutan alis Kai nampak, “Annabelle? Nama yang bagus. Padahal aku tidak tahu nama apa yang cocok untuk boneka itu.” Ujar Kai, matanya mengawang-awang. (Bolehkah Kyungsoo membunuh Kai?)

“Kau harus menontonnya, Kai.”

“Menonton apa?”

Kyungsoo mendengus, “Kyungbelle.” Ujarnya kemudian menutup seluruh wajahnya dengan bantal, “Jangan mengajakku bicara atau aku akan menerormu seperti Mia dan Leah!”

“Oh, okay.”

-oOo-

“Noona!”

Luna menghentikan langkahnya begitu Kai memanggilnya. Dia berbalik, membuat rambut pendeknya mengibas layaknya kemoceng. Dengan nafas yang memburu, Kai akhirnya berhenti didepan Luna.

“Ya, Kai?”

Kai mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. “Noona, apa kau tahu dimana keberadaan Krystal?” Tanya Kai, sementara yang ditanya kelihatan kebingungan. Tidak tahu menahu bahwa Kai ternyata lumayan dekat dengan rekan satu membernya itu.

“Soojungie? Bukankah dia sedang syuting?” Luna seolah-olah bertanya balik kepada Kai dan itu menyebalkan. Yeah, sangat menyebalkan bagi Kai.

“Aku tidak tahu, kupikir kau mengetahuinya, noona. Hm, bolehkah aku meminta bantuanmu?”

Luna mengerjap heran, “Bantuan? Tentu saja. Selagi itu tidak sulit, aku akan membantumu.”

Senyuman Kai mencuat, “Oke, kalau begitu dengarkan arahanku.”

KAI'S CONFESSION

Krystal baru saja menyelesaikan syutingnya pada pukul sembilan malam. Sutradara bilang, hari ini cukup dan besok kembali dilanjutkan pukul tujuh pagi di Gangwon. Huft, melelahkan.

Dengan wajah lesu, Krystal menyampirkan tasnya dipundak selagi manajer mengarahkannya ke van yang berada di parkiran. Jepretan kamera nakal dari paparazi juga tidak luput dari pandangan Krystal.

“Kita langsung ke dorm ‘kan?” Krystal bertanya begitu pantatnya telah bertemu dengan kursi van. Krystal menyandar dengan nyamannya dan melemparkan tasnya di kursi samping.

Manajer menyerahkan sekaleng coke sebelum menjawab. “Luna memintamu untuk datang ke gedung didekat SM.” jawabnya lalu bersiap menyalakan mesin mobil.

“Lantas? Kita kesana? Memangnya ada apa? Bukankah bisa dibicarakan di dorm saja?”

Pertanyaan bertubi-tubi yang keluar dari mulut Krystal nampaknya tidak berminat untuk dijawab oleh manajer. Pria itu menginjak pedal gas dan menghantarkan Krystal kepada pesan Luna. Yeah, menemui dia di gedung didekat SM.

-oOo-

“Krystal!”

Kedatangan Taemin dari arah van SHINee membuat Krystal tertoleh. Pria berambut blonde itu mendekat dengan gumpalan kertas merah muda ditangannya.

“Salah satu kenalanku menitipkan ini padaku dan memaksaku untuk menyerahkannya padamu.”

Setengah ragu, Krystal meraihnya. “Oh ya? Siapa?”

Taemin hanya mengedikkan bahu kemudian berpamitan, dia beralasan bahwa dia harus pergi ke MBC untuk siaran on air radio.

Sepeninggal Taemin, Krystal mengamati kertas itu baik-baik. Kertas kumal yang menggumpal tidak beraturan. Tidak punya daya tarik sama sekali namun rasa penasaran Krystal membuatnya membuka kertas itu pelan-pelan.

16

“Apa maksudnya?” Gerutu Krystal.

Kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan Luna dan tangannya kembali meremas kertas bertuliskan angka 16 tersebut. Dia merasa lelah dan Luna memaksanya untuk datang ke sebuah tempat sepi yang aneh. Lagipula, kenapa manajer harus pergi?

“Luna onnie!” Krystal mencoba memanggil Luna dan membawa kakinya maju selangkah.

Namun kakinya terhenti begitu matanya mengarah pada selembar kertas yang menggantung pada ranting pohon yang tidak terlalu jauh darinya. Alis Krystal mengkerut, lamat-lamat dia mendekat dan meraihnya.

“10? Apa ini? Apa sebenarnya maksud dari angka 16 dan 10? Apa?” Krystal terlihat depresi, dia hampir saja melempar dua gumpalan kertas itu hingga kedatangan Sehun membatalkan niatnya.

“Sehun!”

Sehun mendekat kearah Krystal setengah berlari. Ditangannya terdapat sebuah papan berukuran lumayan besar dan itu aneh. Krystal bahkan tak di ijinkan melihat apa yang tertera pada permukaan papan tersebut.

“Kau sudah lama datang?” Tanya Sehun yang perlahan-lahan memasuki gedung yang berjarak beberapa puluh meter dari dia dan Krystal.

Krystal mendelik, “Sangat! Apa maksudnya ini? Angka aneh ini? Kedatangan Taemin oppa, lalu kau?” Krystal semakin kebingungan. Terlebih ketika Sehun tertawa dan meninggalkannya masuk kedalam gedung.

Heol.

Terakhir, Krystal tersentak saat Luna tiba-tiba saja meneleponnya. Dengan buas Krystal meraih ponselnya dan mengangkat telepon tersebut.

“Yak! Luna onnie!”

“Soojung, kau dimana?”

Krystal mengernyit, “Didepan gedung didekat SM, bukankah kau memintaku untuk datang kesana? Ada apa sebenarnya? Aku baru saja bertemu Sehun dan dia meninggalkanku diluar. God! Aku sangat bingung.”

“Tidak berniat mengikutinya masuk?”

“Memangnya ada apa didalam sana? Heol, aku mengutarakan banyak pertanyaan padamu dan kau malah balas bertanya?”

Suara tawa Luna benar-benar mengganggu Krystal, “Aku ada didalam gedung, masuklah dan nikmati.”

“Nikmati apa maksudmu?” Krystal menghela nafasnya. Tenang, Krystal menarik tangannya dan mengamati layar ponselnya yang ternyata sudah tak tersambung dengan telepon. Gosh! Luna memang berprilaku semaunya.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Krystal memutuskan untuk masuk kedalam gedung.

Oh no! Ini gelap.

Krystal hanya mendapat cahaya yang datang dari luar dan kemudian keadaan gedung berubah gelap gulita disaat Krystal menutup pintunya kembali. Bolehkah Krystal membukanya saja?

PWAH!

“Kyaaaa!” Plak.

Jantung Krystal merosot hingga kaki, menurutnya. Ini pengalaman pertamanya menampar pipi Kyungsoo dan yeah jangan salahkan Krystal. Siapa yang menyuruhnya berdandan seperti Annabelle dan membuatnya terkejut seperti ini?

“Maafkan aku, oppa. Apa itu sakit?” Krystal mengelus pipi Kyungsoo yang barusan terkena tamparan.

“It’s okay, Soojungie. Aku akan mengutuknya setelah ini.”

“Nya? Siapa Nya yang kau maksud?”

Dalam kegelapan, Kyungsoo menggelengkan kepalanya. “Bukan siapa-siapa. Sekarang ikut aku.”

Krystal diam saja begitu Kyungsoo meraih pergelangan tangannya. Menariknya lebih dalam dan Krystal hanya bisa pasrah kemana Kyungsoo membawanya. Kyungsoo bersikap seolah-olah ia dapat melihat dalam kegelapan. Meskipun beberapa kali tersandung.

“Oppa!” Krystal memanggil Kyungsoo yang tiba-tiba saja melepaskan pegangan tangan dan menghilang.

Dengan meraba-raba, Krystal menemukan satu kursi yang ternyata persis berada didekatnya. Dia mengambil duduk, dengan memangku tasnya. Jantungnya memacu begitu keras, sementara mulutnya masih saja memanggil nama Kyungsoo.

“Luna onnie, aku akan menghukummu.” Gumam Krystal, mengingat Luna yang tampaknya telah membohonginya.

2014

Perhatian Krystal seketika mengarah pada tulisan yang menyala di depan sana. Tulisan itu kerlap-kerlip dan terlihat sangat indah. Dan detik berikutnya, kepala Krystal tertoleh kekiri dan kekanan begitu lampu berwarna merah ternyata mengitarinya.

“2014? 16? 10? Bukankah itu hari ini?”

Dan Krystal mulai ingat dengan papan yang dibawa oleh Sehun. Oh! Rupanya papan tersebut adalah itu! Yeah, 2014 itu.

“Krystal.”

Kepala Krystal tertoleh kekanan, dimana suara tersebut berasal. Lampu tiba-tiba menyala dan menyorot kearah pria berkemeja denim yang duduk dibelakang piano. Huh? Kai.

“Kai? Apa yang kau lakukan disana?”

Ada raut aneh yang terpancar dari manik mata Kai. “Kau tahu apa maksud dari angka-angka itu?”

Krystal mengangguk tipis, “Tanggal hari ini, bukan?”

“Aku menghabiskan waktu satu minggu untuk memikirkan event hari ini. Namun tampaknya event ini benar-benar aneh dan absurd.”

“Event?” Krystal masih duduk diam ditempatnya, “Ini hanya membuatku bingung, Kai. Aku tidak paham dengan kedatangan Taemin yang menyerahkan gumpalan kertas padaku, lalu kertas yang menggantung diatas pohon, kemudian Sehun yang datang dengan papan bertuliskan 2014 dan apa maksud semua ini?”

“Aku tidak bisa menjadi romantis, please.” Kai bergumam dan itu cukup membuat Krystal tertawa.

“Memangnya kau ingin apa? Romantis? Event? Lalu tulisan di dalam kertas? Ah! Kyungbelle!”

Kai hampir saja melayakan kepalanya keatas piano. Mati saja, Kai. Rencana romantismu gagal karna ini benar-benar absurd.

“Iloveyoumorethanyesterdaybutnotasmuchastomorrow.”

Huh? Krystal memandang heran kearah Kai yang berbicara cepat tanpa titik koma. “Apa yang kau katakan, Kai?”

“Aku menghafal kalimat itu selama seharian penuh.”

“Lantas?”

“Mungkin akan tersendat jika aku mengatakannya secara perlahan-lahan.” Jawabnya polos, seolah-olah kalimat itu tidak ada artinya sama sekali.

Krystal memijat keningnya. “Well, intinya saja.”

“Aku cinta padamu.”

“Oke.”

Huh? Kai menganga kaget.

“Apanya yang oke?”

“Kau cinta padaku ‘kan? Oke, kalau begitu apa? Kau tidak akan berakhir sampai disana saja ‘kan?”

“Setelah ini, apa yang harus kulakukan?”

Demi Tuhan! Singkirkan pisau dari area gedung sebelum Luna, Kyungsoo ataupun Sehun menikam Kai.

“God! Kau hanya perlu memintanya jadi pacarmu, Kai!” Sehun kehabisan kesabarannya. Please, singkirkan Sehun dari panggung.

“Ugh? Oke, jadi pacarku?”

“Oke, kita pacaran.”

Jawaban Krystal lagi-lagi membuat Kai termangu.

“Aku menghabiskan banyak ide, waktu dan tenaga untuk memikirkan event ini dan acara jadian kita hanya sekedar ini? Singkat dan tidak-punya-daya-tarik-untuk-diperingati?” Kai bertanya haru, jangan menangis, Kai.

“Kau hanya perlu mengatakan I love you padaku dimanapun kau mau tanpa acara tidak jelas seperti ini dan aku pasti akan menerimamu. Aku hanya perlu satu detik untuk memikirkan jawabannya.”

Ucapan Krystal masih tidak dapat di cerna dengan baik oleh Kai.

“Me too, aku juga cinta padamu, Kai.” Ungkap Krystal, “Karna disaat aku bersama orang lain, aku selalu teringat denganmu.”

“Baiklah!” Luna keluar dari persembunyiannya dengan wajah masam. Disambut oleh Kyungsoo, kemudian Sehun.

“Ya, sudahlah. Pacaran dan oke, semua ini sia-sia.” Kyungsoo menyahut sambil melepaskan wig yang tadi masih setia terpasang di kepalanya, “Peran Kyungbelle sudah kkeut!” Dia terlihat marah.

Krystal tertawa melihat Kyungsoo lalu kembali menoleh kearah Kai yang masih tak beranjak dari tempatnya, “Baiklah, lalu kenapa kau duduk di depan piano? Kau bermaksud bermain piano dan menyanyikan lagu romantis untukku?”

“Aku hanya duduk saja. Aku tidak bisa memainkan ini, please.”

“Ini pernyataan cinta paling konyol yang pernah ada, sungguh!” Gerutu Luna depresi.

“Yang terpenting mereka berpacaran, sudahlah jangan protes.” Sahut Sehun.

Yeah, sudahlah. Rencana Kai gagal, dia berniat terlihat romantis  namun faktanya acara ini terlihat tidak jelas sama sekali. Luna rela melepaskan waktu berkualitasnya untuk menghadiri ‘acara’ ini. Kyungsoo rela waktu tidurnya selama seminggu ini tidak berjalan dengan lancar dan yeah syukurlah Sehun baik-baik saja.

Yang terpenting, mereka berpacaran. Itu cukup ‘kan?

.

.

.

“Kai.”

“Huh?”

“Apa maksud dari angka-angka itu?”

.

.

.

“Itu tanggal hari ini.”

“Oh, begitu?”

–The End–

AHAHAHAHAHAHAHAHA INI GAK JELAS BANGET! Pernah ngerasain gak, buka ms.word dan gak tau mau nulis apa, trus tiba-tiba ngetik sendiri tanpa berhenti, berakhir dengan FANFIC(?) ini, GOSH! Wkakak. Yasudahlah, maafkan ketidak-jelasan ini, semoga terhibur dengan pernyataan cinta Kai HAHAHA.