KAI & KRYSTAL

ab-331

By:

NURRINNOCENT

 

Genre: Romance

Length: Oneshot

Rating: PG-15

Main Casts:        Kai Kim & Krystal Jung

other casts will be mentioned in the following story

Twitter/IG/Line: @nurrinnocent

Blog: sweetlollipop2810.wordpress.com

Disclaimer: All the casts belong to themselves, SME, GOD & their parents. The story line is mine, NO BASH! and COPAST isn’t allowed without my permit.

A/N: Dis ff’s dedicated to all kaistal shippers [ARCADIANS], HAPPY READING!!!^^

© Nurry Permana 2014

***

 

KRYSTAL’S POV

Kami terus berlari, menghindari kerumunan orang yang sedang melihat festival seni didaerah Gangnam. Jari kami bertaut, terus menggenggam satu sama lainnya dan tertawa seiring langkah kaki yang berubah kencang. Aku tersenyum, menoleh kearah belakang dan melihat beberapa pria bertubuh besar dengan pakaian serba hitam berlari mengikuti kami berdua. Hingga tak sadar kami pun masuk dalam kerumunan pawai yang tengah berlangsung. Setelah yakin telah berlari jauh serta mengecoh beberapa pria bertubuh besar itu, aku lantas menariknya keluar dan memasuki sebuah sela café dan toko alat kecantikan. Kami berdua tersengal mencoba mengatur kedua nafas kami, hingga sebuah tawa menggelegar dari mulut kami berdua. Aku pun tertawa sambil menutupi mulutku yang lebar jika tertawa keras, kebiasaanku yang tak bisa aku hilangkan. Dia mengacak rambutnya kasar dan memakai kembali snapbacknya.

“Ya…” Ia melihat kearahku dengan tatapan tajamnya.

“Eoh?” Sahutku.

“Sampai kapan hidup kita akan seperti ini?” Katanya semakin mendekat hingga membuat tubuhku terpojok dan menempel di dinding café, ia lantas menyingkirkan surai rambut yang menutupi pelipisku serta memandangiku tajam.

“Sampai haraboeji menyetujui hubungan kita ini.” Jawabku lalu tersenyum menatapnya.

“Selama dua tahun kita hidup seperti orang yang dikejar debkolektor, paling lama bisa menghindari orang-orang kakekmu hanya 1 bulan dan harus berganti-ganti tempat tinggal apakah kau tak bosan?” Ia perlahan menjauh dan menyandar pada dinding yang ada dibelakangnya.

“Kau bosan?” Dahiku mengkerut dan kedua alisku menyatu.

“Ah, aku benar-benar sudah gila! Kenapa aku bertahan dengan pria yang bahkan tak pernah menjawab pernyataanku bahwa aku mencintainya dan tak pernah berkata bahwa dia mencintaiku.” Ejekku lalu berjalan kedepan untuk melihat keadaan sekitar jika saja orang-orang kakekku masih berkeliaran.

“Krystal Jung!” Panggilan itu membuat langkahku terhenti dan tersenyum karena berhasil membuatnya masuk kedalam perangkapku.

Perlahan aku membalikkan tubuhku dan tersenyum melihatnya berjalan kearahku dengan raut mukanya yang tajam. Dengan cepat ia menarik tangan kananku dan mengunciku dalam kedua tangannya yang menempel pada dinding dengan kepalaku berada tepat ditengahnya dan kami saling bertatapan. Aku mengangkat sebelah alisku dan mengerucutkan bibirku. Ia mendekat dan aku lantas  memejamkan kedua mataku. Nafasnya sudah sangat terasa menyapu keseluruh permukaan wajahku. Aku bisa merasakan ujung hidungnya bertaut pada ujung hidungku, sebuah senyum menyungging dari bibriku.

“Aku rasa untuk menunjukkan rasa cinta tidak diperlukan kata-kata.” Ia mengatakan satu kalimat yang bahkan membuatku seketika membuka kedua mataku dan menatapnya.

“Bersamamu selalu membuatku damai.” Tambahnya lalu melepas kedua tangannya dan tersenyum. Ia lantas berjalan sambil menyunggingkan senyumnya dan meninggalkanku dengan senyuman yang masih bertahan di bibirku.

Aish, kenapa dia tak memberiku ciuman.

“Ya, Kai Kim!”

“I DO LOVE YOU!” Teriakku sambil berlari kearahnya dan mengait erat lengannya.

“Kita pindah lagi?” Tanyaku.

“Jika kau tak ingin tertangkap dan kembali ke istanamu.” Sindirnya.

“Arrgh!” Aku mencubit keras pinggangnya.

“Kita pindah!” Kataku lalu menyandarkan kepalaku di pundaknya dan berjalan bersama.

Kai bukanlah pria yang romantis dengan bunga disetiap peringatan hari jadi kami. Ia bukan pria yang mudah berkata cinta dan membujukku untuk makan jika kami sedang bertengkar. Ia bukanlah pria yang akan pulang membawa makanan untuk gadis bernama Krystal Jung yang selama 20 tahun hidupnya berada dalam kemewahan. Selama dua tahun hidup bersama pria itu, aku belajar mengerti bahwa untuk menunjukkan bahwa seseorang sangat mencintai kita tidaklah selalu dengan sikap manis dan sejuta perhatian. Jika aku merasa lapar maka aku harus mendapatkannya dari uang yang aku hasilkan. Awalnya memang sulit, aku sempat menangis namun Kai berkata bahwa aku bisa kembali sesukaku pada kehidupan mewahku dulu jika menyerah. Itu semua membuatku berubah dari Krystal yang sangat egois-borjuis-manja menjadi Krystal yang kuat-pemberani-sederhana. Untuk seorang Kai Kim, bertahan adalah caranya menunjukkan bahwa ia sangat mencintai seorang Krystal Jung meskipun dalam hari-harinya mungkin ia harus berusaha keras untuk menghindari orang-orang kakekku. Ya, pria itu bertahan selama 2 tahun untuk mendapatkan restu dari kakekku.

Kami adalah pasangan kekasih yang telah menjalin hubungan selama 2 tahun dengan banyak sekali cobaan yang menimpa kami. Jung co. adalah perusahaan perhiasaan dan supermall ternama di Korea yang merupakan perusahaan milik keluargaku, lebih tepatnya kakekku. Ia sangat menentang hubungan ini karena Kai hanyalah seorang yatim piatu tanpa kehidupan yang jelas dan masa depan cerah. Kakek terlalu takut jika cucu kesayangan dan satu-satunya harus berada di tangan yang tidak tepat. Kalian bisa katakan bahwa ya memang kisah percintaan kami seperti dalam drama dimana seorang chaebol akan terlibat konflik dengan keluarganya sendiri ketika mendapatkan pasangannya yang tidak sesuai dengan kriteria yang keluarga mereka inginkan. Dan disinilah aku, seorang Krystal Jung yang harus menyerah akan semua kemewahan, kemudahan hidup dan kebiasaan-kebiasaan dimana hanya orang berpunya yang bisa melakukannya.

Semua itu berubah ketika aku bertemu seorang pria bernama Kai Kim dua tahun yang lalu. Cukup sederhana, aku menangis dengan bodohnya disebuah pemberhentian bus karena bertengkar dengan seorang pria sialan yang dulunya aku cintai. Hubungan itu berakhir dan lantas aku memutuskan untuk turun dari mobilnya lalu berakhir dengan duduk terdiam di pemberhentian bus dengan sebuah mini dress putih, heels, serta dompet yang aku gunakan untuk menutupi wajahku hingga semua orang mengira aku gadis tak waras karena berpakaian mewah tapi menangis di pemberhentian bus. Namun saat itu dengan wajah bodoh Kai yang baru saja bangun dari tidurnya dan menunggu bus datang melempar sebuah sosis kearahku. Ya, itu sangat memalukan karena ia melakukan itu setelah mendengar bunyi dari perutku yang sudah kelaparan paska menangis satu jam lamanya. Ia lantas menguap dan kemudian masuk ke dalam bus yang ia tunggu.

Setelah itu aku mulai melupakan pria yang telah menyakitiku dan berkata bahwa aku hanyalah gadis kaya yang dapat dimanfaatkan oleh para pria. Aku mulai tertarik pada Kai dan  mencoba untuk terus membuntutinya hingga akhirnya pria itu sadar bahwa hidupnya terusik. Pria itu mulai menghindariku namun pada akhirnya ia menyerah dan hubungan kami pun berjalan layaknya kucing dan anjing yang terus bertengkar tapi juga menghabiskan waktu kami dengan tertawa bersama. Entahlah, aku tak pernah tahu kapan persis aku mulai benar-benar mencintainya dan memutuskan untuk hidup dengannya. Memulai hidup sederhana bersamanya dan menghindari orang-orang yang kakek kirim untuk memaksaku kembali. Terkadang sesekali aku pulang kerumah jika mendengar kakek sakit, namun setelahnya aku akan kembali pada Kai. Terdengar sangat bodoh dan kurang ajar namun cinta tak pernah mengenal kata-kata itu karena cinta selalu membuat penikmatnya buta. Kakek tak akan pernah tega melihatku tersiksa untuk itu jika aku bekerja untuk mencari uang maka terkadang akan banyak kemudahan yang aku dapatkan dari bos dimana aku bekerja, ya itu semua karena kakek dengan segala kekuasaannya memerintahkan orang untuk itu semua. Aku juga tak tahu persis mulai kapan pria itu menyetujui untuk hidup bersamaku dengan segala permasalahan yang muncul. Yang aku tahu, ia tak pernah menyunggingkan senyumnya sebelum dirinya mengenalku setidaknya itu yang teman-temannya katakan. Setelah hatinya tersakiti oleh orang yang sangat ia sayangi, semenjak itulah ia berhenti tersenyum dan mulai tersenyum setelah bertemu Krystal Jung, gadis berambut merah yang juga pernah tersakiti hatinya.

“Ya…apa yang sedang kau pikirkan?” Tiba-tiba saja suara Kai memecah lamunanku karena sebuah tteokboki yang ia coba paksa masukkan kedalam mulutku.

“Aish…kau ini selalu saja tak romantis.” Komentarku  pada hal yang baru saja ia lakukan padaku.

“Makan saja, kali ini aku yang traktir.” Sahutnya lalu meminum sekaleng bir.

Really?” Aku membesarkan kedua bola mataku dan memeluknya.

“Besok, apakah kau jadi mengikuti kompetisi itu?” Tambahku.

“Entahlah, aku tak yakin meninggalkanmu sendiri. Bagaimana kalau orang-orang kakekmu datang? Aku rasa para Exo Wolf bisa tampil tanpaku.” Aku tersenyum mendengar kalimat itu.

“Aku bisa ikut!” Jawabku asal.

“Tsk, memangnya kau akan tahan dengan keadaan disana?” Dia memandangiku dengan seringainya.

“Eoh! Aku pernah ikut denganmu sekali.” Jawabku.

“Bukankah kau besok harus bekerja? Lagipula terakhir kau ikut bersamaku, kau bilang bahwa tempat itu penuh dengan orang-orang aneh.”

Aku hanya menggerakkan jari telunjukku dan bola mataku kekiri dan kekanan untuk jawaban tidak karena mulutku penuh dengan tteokbokki.

“Ack!” Teriakku.

“Kenapa?” Tanya Kai khawatir.

“Tidak, hanya saja perutku sedikit perih mungkin karena kuah pedas ini.” Aku hanya terkekeh.

“Ah…bilang saja kau cemburu karena akan melihatku tertawa bersama teman-temanmu bukan?” Kataku selesai menelan tteokboki. Kai tak menjawab pertanyaanku, terdiam lalu membayar makanan kami dan pergi begitu saja meninggalkanku.

“YA!!!” Teriakku.

*****

KAI’S POV

Lihatlah, dia tersenyum cerah didepan laki-laki itu. Mereka memang teman-temanku namun aku tak bisa tahan melihatnya tersenyum seperti itu. Krystal sangat suka sekali jika sudah bertemu teman-temanku karena dia akan bisa tertawa lepas bersama mereka. Ya, mungkin aku keterlaluan jika melarangnya untuk tersenyum dihadapan teman-temanku, hanya saja rasanya aneh melihatnya bisa tersenyum didepan pria lain.

“Hentikan senyuman lebarmu itu!” Bisikku pada Krystal yang seketika menatapku aneh.

“Why? They are all your best friends, right?” Jawabnya lalu tersenyum.

“Kau tak seharusnya ikut bersamaku dalam kompetisi ini.” Sahutku lalu meminum soda dalam kaleng yang aku genggam.

“Kalau tak ada aku lalu siapa yang akan menjaga barang-barang kalian disaat tiba giliran Exo Wolf tampil?” Ia menarik lengan dan memelukku. Karena merasa kesal aku hanya menghindari pelukannya dan menggeser perlahan kepalanya dengan menekan dahinya.

“Aish…lucu sekali sikapnya jika cemburu.” Gumam gadis itu lalu terkekeh memandangiku.

Aku lantas berjalan menuju gerombolan Exo Wolf dan meninggalkannya sendiri menunggui barang-barang kami. Aku menoleh kearahnya, ia tersenyum sambil menopang dagu menggunakan kedua tangannya sambil tetap menggodaku. Dasar, gadis aneh! Kenapa bahkan aku sangat tergila-gila dengan gadis sepertimu. Krystal Jung, tetaplah bersamaku.

Aku kembali melanjutkan langkah kakiku menuju kearah para Exo Wolf. Ketika hendak menyapa mereka semua dan bertanya apakah mereka semua sudah bersiap untuk perform yang akan kami lakukan beberapa menit lagi. Namun langkah kakiku tiba-tiba saja terhenti ketika melihat seorang gadis berdiri diantara kerumunan para Exo Wolf dan seketika menatap kearahku dengan senyumnya yang masih mengembang. Untuk pertama kalinya setelah 3 tahun akhirnya aku melihat wanita itu kembali diantara kami para Exo Wolf.

“Hai, K-kai, bagaimana kabarmu?” Sapanya ragu, aku pun hanya terdiam.

Semua anggota Exo Wolf pun ikut terdiam melihat kearah kami berdua.

“Never better.” Jawabku singkat tanpa melihat kearahnya lagi.

“Kalian siap?” Tanyaku tanpa kembali mempedulikan gadis itu.

“Aku rasa kita bisa memenangkan kompetisi ini dan lanjut ke babak final.” Chanyeol pun tersenyum lebar.

“Eoh, Chanyeol benar kita pasti bisa dan memenangkannya!” Sahut Lay menatap kearah kami semua.

“Hyung, kajja! Saatnya kita menunjukkan seringai kita pada mereka.” Sahut Sehun yang tersenyum melihat kearah musuh kami.

“Exo Wolf, Fighting!” Teriak mereka dan beranjak menuju Storm team menyelesaikan gerakan terakhir dalam penampilan mereka.

Setelah menyelesaikan penampilan kami dan merasa puas karena hasil yang telah kami dapat, aku pun segera memanggil para Exo Wolf untuk mendengarkan pemenang yang akan lolos dalam babak final dua minggu lagi. Jantungku serasa berdebar menunggu hasil yang sedang dibacakan. Akan ada 4 finalis yang lolos dan bertemu di babak final.

“Storm team and Wive Shock, congratulation!” Teriak pembawa acara membacakan dua finalis yang lolos.

Aku pun memandangi teman-temanku yang terlihat serius mendengarkan. Sehun terus mengatakan kata jebal tak henti-hentinya. Chanyeol dan Lay terus berjingkrak untuk mengurangi kepanikan mereka. Baekhyun dan Xiumin pun terus berteriak nama Exo Wolf. Disaat aku melihat teman-temanku yang terlihat panik, tiba-tiba saja sebuah tangan menggenggamku erat. Aku menoleh perlahan kearah tangan tersebut dan terdiam.

“Tenang saja, aku yakin Exo Wolf akan lolos.” Kata-kata Krystal menenangkanku.

“Break Da Rulez dan…”

“EXO….WOLF!!! Congratulation!” Seketika kami semua berjingkrak dan berteriak mendengar nama kami disebut, langsung saja aku memeluk gadis itu dan mengeratkan pelukanku.

Aku melepas pelukanku dan menatapnya hangat, kami berdua saling beradu pandang dan lantas aku memberinya sebuah kecupan tepat dibibir tipisnya. Gadis itu merona dan terlihat malu, setelah sekian lama dia selalu meminta ciuman padaku, untuk pertama kalinya aku memberikan padanya ciuman pertama kami. Kami berdua memang tinggal dalam satu atap bersama namu aku tak pernah sekalipun ingin merusaknya karena aku terlalu ingin menjaganya.

“Stupid!” Sahutnya lalu menyeringai kearahku dan tersenyum.

“Kenapa pipimu merona?” Tanyaku mencoba menggodanya.

“Really? Ah…mungkin aku kepanasan.” Jawabnya asal dan mengatur nafas lalu mengibaskan rambut merahnya aku hanya tersenyum melihatnya.

“K-kai-ah…” Tiba-tiba saja suara itu menghentikan senyumanku.

“Siapa dia?” Sahut Krystal.

“Ah…Kang S-seulgi?” Ia mencoba mengingat nama itu tanpa merasa terganggu.

“Krystal-ah, bisakah kau tinggalkan kami berdua sebentar?” Pintaku.

“Okay!” Jawabnya lalu berjalan menuju kerumunan teman-temanku yang melihat kearahku dan Seulgi dengan tatapan aneh.

“Ada apa?” Tanyaku tanpa memandanginya.

“Aku minta maaf…”

“Apakah ahjussi-ahjussi itu telah membuangmu?” Sindirku, ia perlahan terdiam.

“Kai-ah, aku tahu kan aku harus bekerja disana jika ingin membuat hidup keluargaku lebih baik.”

“Dengan menjadi penyanyi café dan rela menjadi makanan orang-orang mesum?” Tambahku.

“Cukup, Kai! Aku minta maaf, aku minta maaf karena tidak mendengarkanmu dan meninggalkanmu disaat grup mu sedang mengikuti kompetisi dan harus kalah.”

“Kang Seulgi, sepertinya semua itu hanya masalalu bagimu. Aku sudah melupakan semuanya.” Jawabku lantas meninggalkannya yang perlahan meneteskan air mata. Disaat aku hendak beranjak menuju kerumunan Exo Wolf, Krystal memandangiku dengan ekspresi wajahnya yang terlihat berbeda. Gadis itu memandangiku tajam dan lantas menuju kearahku. Krystal melewatiku dan beranjak menuju Seulgi, kedua bola mataku membesar. Disaat aku hendak memanggilnya, mulutku terasa terkunci saat melihatnya memeluk Seulgi yang terisak.

“Krystal Jung…” Lirihku sambil tetap melihat kearahnya.

*****

“Kenapa kau harus mempedulikan gadis itu?” Kataku sedikit berteriak ketika tiba-tiba saja teringat kejadian beberapa jam yang lalu.

Krystal terdiam, ia bahkan tak menjawab pertanyaanku. Gadis itu hanya memberiku sepiring nasi goreng kimchi dengan telor setengah matang tepat diatas meja makan dimana aku berada. Krystal pun membawa dua gelas air putih dan duduk didepanku. Ia menatapku dalam, menghela nafasnya dan lantas tersenyum kearahku, senyum yang ia paksakan.

“Kai-ah, let’s forget about that accident. Okay?”

“Ayo kita makan.” Ajaknya lalu menyodorkan sebuah sendok ke tanganku.

“Apa kau tak tahu siapa dia?” Aku menolak untuk mengambil sendok itu dan menatapnya tajam.

“Kenapa kau harus marah-marah? Ya, aku tahu siapa dia.

“Kang Seulgi, orang yang dulu sangat kau cintai.” Krystal menghela nafasnya berat.

“Apa kau pikir aku akan marah-marah dan cemburu?” Tambahnya.

“Kai Kim! Selama 2 tahun aku hidup denganmu dan selama itulah aku berusaha menjadi dewasa. Kenapa sekarang malah kau yang bersikap seperti ini?” Seketika emosiku redam.

“Entah kenapa aku senang melihatnya. Seperti aku ingin berkata “akhirnya” dihadapannya. Akhirnya aku bisa melihat gadis yang menyia-nyiakan pria sepertimu. Akhirnya aku bisa memeluknya dan berkata terima kasih.”

“Terimakasih karena telah menjagamu hingga akhirnya kita bisa bertemu.”

“Hingga saat ini dan tak ada yang bisa memisahkan kita.”  Krystal menatap nasi goreng kimchi buatannya dan mencoba memasukkan kedalam mulutnya sambil menunduk. Aku masih terdiam melihatnya makan, gadis itu terus menunduk dan samar terdengar suara isakan darinya.

“Krystal-ah, apa kau baik-baik saja?” Aku seketika khawatir melihat gadis itu, ia menghentikan makannya dan masih terdiam menatap nasi goreng kimchi buatannya sambil menunduk lalu air mata perlahan menetes dari sudut matanya.

Aku perlahan mendekatinya dan mencoba melihat dekat kearah wajahnya. Ia masih menangis dan lantas mengangkat kepalanya pelan. Segera aku menghamburkan gadis itu sebuah pelukan dan dia menangis disana.

“Kau ini kenapa?” Tanyaku khawatir.

“Kenapa kau terlihat aneh akhir-akhir ini?” Tambahku.

“Kai-ah…berjanjilah kau boleh meninggalkanku jika aku yang menyuruhmu. Jangan pernah meninggalkanku tanpa seijinku.” Seketika aku terdiam.

“Mengerti?” Tambahnya.

Aku tak menjawab pertanyaannya dan hanya mengusap punggung Krystal untuk mencoba menenangkannya. Malam itu ia menangis dalam pelukanku dan tak menginginkanku untuk melepas pelukan itu hingga ia tertidur.

“Krystal-ah, apa yang membuatmu menangis untuk pertama kalinya setelah sekian lama selalu tertawa?” Gumamku sambil melihatnya tertidur dipangkuanku.

“Kai-ah, don’t leave me…” Aku bisa mendengar jelas igauannya.

*****

AUTHOR’S POV

“Krystal Jung!” Teriak Kai.

“Gadis aneh!” Tambahnya.

“Klee?” Kai meneriaki nama semua panggilan itu dan tak ada jawaban sama sekali.

“Kemana perginya.” Gerutu Kai hingga ia menemukan gadis itu tergeletak disamping kasur miliknya dengan obat yang gadis itu genggam.

Kai segera membawa Krystal menuju rumah sakit terdekat didaerahnya tinggal. Saat dokter telah selesai memeriksa Krystal, Kai lantas menyerahkan obat yang ada dalam genggaman Krystal saat ia menemukan gadis itu. Dokter menyuruh Kai untuk segera menemuinya selagi gadis itu dirawat.

“Apakah anda mempunyai hubungan keluarga dengannya?” Tanya dokter tersebut.

“Saya tinggal bersama dia.” Jawab Kai.

“Apakah tidak ada keluarga sama sekali? Ayah atau Ibu? Paman Bibi? Kakek? Nenek?”

Kai terdiam.

“Nona Krystal menderita gangguan pencernaan dan telah menuju pada fase kerusakan. Saya belum bisa memastikan lebih lanjut karena dia belum sadar. Butuh penjelasan darinya untuk lebih mengetahui semuanya karena dikhawatirkan dia telah terjangkit kanker hati.”

Kai semakin terdiam mendengar kalimat yang dikatakan dokter tersebut.

“Obat ini adalah penekan rasa lapar yang bersifat mengenyangkan. Saya tidak tahu bagaimana bisa nona Krystal mendapatkan obat ini, saya rasa dia telah memakainya dalam jangka waktu lama.”

“Hal itu menyebabkan kerusakan organ dalamnya. Dia harus segera dirujuk kerumah sakit lebih besar.”

Kalimat dokter tersebut masih terngiang dalam pikiran Kai. Pria itu masih duduk terdiam tepat disamping Krystal yang masih terbaring tak sadarkan diri. Kai mengait tangan Krystal dan memandangi gadis dihadapannya lalu mengecup hangat tangan Krystal.

“Ini alasan kenapa kau menangis seperti itu beberapa hari yang lalu?” Gumam Kai.

“Kenapa kau biarkan semua ini? Apa kau meminum obat itu agar kau tak menghabiskan uang hasil kerjamu?”

“Bodoh!” Kai menunduk dan terisak untuk pertama kali dalam hidupnya ia sangat ketakutan untuk kehilangan seseorang.

“Kau harus sembuh bagaimana pun caranya, meskipun itu berarti kau harus kembali menjadi Krystal Jung yang dulu.”

“KRYSTAL, cucuku!!!” Teriak seorang berumur cukup bergegas menuju kearah gadis itu dan memandan Kai tajam lalu mencengkeram kaos yang Kai pakai. Kai hanya terdiam dan menunduk.

“Sudah aku bilang, hidupnya akan menderita jika teruse bersama berandalan sepertimu!” Kata Kakek Krystal.

“Maafkan saya…” Sahut Kai.

“Jika kau mencintainya, tinggalkan dia saat ini juga.”

“Kau bahkan tak bisa membayar biaya rumah sakitnya. Bagaimana bisa kau membuat gadis yang sangat mencintaimu menjadi seperti ini?” Teriak Kakek Krystal.

“Tinggalkan cucuku sekarang juga jika kau masih ingin melihatnya kembali bahagia.”

*****

Sudah selama beberapa bulan mereka terpisah. Krystal tak pernah bisa menemui pria yang sangat ia rindukan. Gadis itu ingin sekali bertanya kenapa ia harus membuka mata dan melihat kakeknya berada dihadapannya didalam ruangan yang sangat ia kenali, kamarnya dikediaman Jung dengan obat-obatan dan infus dalam pergelangan tangannya.

Krystal sukses menjalani operasi kerusakan fungsi hati yang ia derita. Untungnya, gadis itu tak belum melewati fase dimana kerusakan dalam pencernaannya mulai memasuki fase kanker. Krystal masih bisa tertolong berkat canggihnya alat kedokteran dan biaya yang dihabiskan kakeknya untuk semua perawatannya. Namun semenjak itu pula hanya diam yang menemaninya. Krystal bahkan memutuskan untuk diam dan tak menjawab semua yang kakeknya tanyakan.

Krystal mengunci mulutnya rapat. Ia hanya ingin mengeluarkan satu pertanyaan yang akan ia ucapkan dan itu hanya didepan seorang pria bernama Kai Kim. Kenapa pria itu meninggalkannya tanpa seijin darinya. Krystal merasa kecewa meskipun sebenarnya ia tahu bahwa semua yang Kai lakukan adalah karena uang.

Krystal tahu jika Kai tetap egois dan tak menyerahkan gadis itu kepada kakeknya maka ia tak akan bisa membiayai pengobatan Krystal. Namun ada luka dalam hati Krystal, ada kekecewaan yang ia rasakan. Ada kemarahan yang setiap hari ia lampiaskan dengan membanting barang-barang dikamarnya. Ia terlalu merindukan pria itu. Krystal selalu mencoba mencari keberadaan Kai namun gagal karena semua orang-orang suruhan kakeknya. Selama hampir 6 bulan gadis itu hidup dalam kesunyian.

Hidup Kai pun tidak jauh berbeda dari apa yang Krystal rasakan. Pria itu harus menjalani hidupnya kembali seorang diri dan tak pernah mengikuti kompetisi dance pada babak final hal itu berakhir pada Exo Wolf yang hanya bisa mendapatkan juara ketiga dalam babak final tanpa adanya Kai.

Seulgi mencoba untuk terus mendekati Kai dengan mencoba memperbaiki hubungan mereka namun gagal. Pria itu tak pernah menanggapi semua usaha Seulgi padanya. Kai pun secara diam-diam selalu menyempatkan dirinya melihat kediaman keluarga Jung sekedar berharap bisa melihat sosok Krystal dari luar.

Kai berdiri terdiam didepan kediaman keluarga Jung sambil menatap kearah jendela kamar Krystal. Pria itu sering melihat bayangan Krystal yang terlihat berjalan didalam kamarnya dan seperti orang kebingungan. Beberapa menit ia menunggu, hingga akhirnya ia tersenyum cerah melihat bayangan Krystal yang tampak dari luar.

“Apakah saat ini aku sedang bertingkah seperti Romeo yang hanya bisa melihatmu tanpa bisa menjangkaumu?”

Tidak Kai Kim, bahkan romeo pun bisa dengan berani menemui Julietnya. Apakah kau setakut itu Kai?

Semua kalimat itu muncul dalam batin Kai, membuat pria itu akhirnya memutuskan untuk memasuki kediaman Jung secara diam-diam. Kai mencoba melewati pagar samping yang lebih rendah untuk bisa ia jangkau. Setelah berhasil masuk kedalam taman samping kediaman Jung, ia lantas berlari dan tetap melihat sekitarnya jika ada penjaga yang berkeliaran disana. Kai telah berada tepat dibawah kamar Soojung dan dengan perlahan ia mencoba mencapai akar-akar tanaman pada dinding dekat jendela kamar Krystal. Beberapa kali ia terpeleset namun akhirnya ia sampai di balkon kamar Krystal.

Kai terdiam disamping jendela kamar Krystal dan bisa melihat dengan jelas bayangan Krystal dari dekat. Pria itu sangat merindukan gadis yang saat ini berada sangat dekat dengannya. Apakah ia akan dimaafkan jika menemui Krystal saat ini juga, ataukah mungkin saja ia akan mendapat tamparan keras karena kekecewaan yang gadis itu rasakan.

Kai mencoba meraih jendela kamar Krystal hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk benar-benar membukanya. Setelah berhasil membukanya, ia bisa melihat dengan jelas seorang gadis berdiri memandanginya dengan raut muka yang kacau. Gadis itu terlihat rapuh namun sangat mengagumkan dengan warna rambutnya yang berubah menghitam setelah terakhir kalinya ia melihatnya dengan rambut merah miliknya.

Kai masuk kedalam ruangan tersebut dan berlari kearah Krystal lalu memeluk gadis itu erat tanpa ingin melepas tubunya sekalipun. Krystal pun hanya terisak dalam pelukan Kai, memukuli punggung pria itu tanpa jeda sekalipun.

“How dare you, Kai…” Lirihnya masih tetap menghujani Kai dengan pukulan serta tangisan.

“Bukankah aku sudah mengatakan kau hanya boleh meninggalkanku atas izinku!” Kai mengusap punggung Krystal mencoba menenangkan gadis itu walaupun ia sendiri merasa sakit pada ulu hatinya melihat gadis itu menangis sejadi-jadinya.

“Bawa aku pergi darisini!” Tambah Krystal melepas pelukannya.

Kai terdiam.

“Kai, please…” Krystal menggenggam erat tangan Kai.

“Aku rasa aku telah salah menemuimu.” Kai tertunduk.

“Apa kau pikir aku akan menderita lagi jika hidup bersamamu?”

“Kai, semua sakit yang aku rasakan adalah kebodohanku bukan salahmu.”

“Jadi tolong, bawa aku pergi dari sini.”

“Krystal-ah aku mohon…” Kai memandangi gadis itu.

“Ini yang terbaik untukmu. Kau, bersama kakekmu. Kau tak akan merasakan sakit dan derita.”

“Apa yang kau tahu?” Sahut Krystal menitihkan airmatanya.

“Aku sangat menderita hingga mencoba untuk mengakhiri hidupku ini.”

“Aku sangat menyayangimu dan juga kakek.”

“Tapi aku akan lebih menderita jika harus dijauhkan darimu.” Krystal menatap Kai dalam.

Tanpa mereka sadari, seorang pria telah berdiri dibelakang pintu kamar Krystal dan terdiam disana. Pria itu terlihat senang bisa mendengar suara cucunya setelah beberapa bulan hanya melihat sunyi dalam kehidupan cucunya. Namun seketika senyum pada bibirnya terhenti saat mendengar suara seorang pria. Ia mencoba untuk segera masuk kedalam namun terdiam disaat mendengar setiap kalimat yang diucapkan cucunya.

Apakah kau begitu mencintainya, Krystal-ah? Apakah cucuku benar-benar tersiksa selama ini?

“Krystal-ah, demi kebahagiaanmu aku mohon lupakan kejadian ini dan anggap saja kau tak pernah bertemu denganku.” Pinta Kai lantas beranjak pergi.

“Kai, jika satu langkah lagi kau keluar tanpa membawaku pergi maka kau tak akan pernah melihat nama Krystal Jung ada di dunia ini!” Ancam Krystal.

Kai mengepalkan kedua tangannya, mencoba tetap melangkah meskipun berat. Kai tetap melangkah pergi meskipun suara Krystal dapat dengan jelas ia dengar meronta memanggil namanya. Pria itu tertunduk, menitihkan airmatanya dan menyesali semua perbuatan bodohnya bertemu dengan gadis itu yang hanya membuat orang yang ia cintai semakin menderita.

“Krystal-ah, bisakah kau kembali datang pada kehidupanku seperti yang kau lakukan dulu?” Gumam Kai.

*****

Kai membersihkan meja demi meja dalam restaurant tempat ia bekerja bersama Krystal dulu. Saat ia membersihkan meja didepannya sebuah kenangan-kenangan bersama Krystal muncul dan menghiasi pikirannya.

Kai-ah, kau sudah bosan?

Kai-ah, apakah malam ini kau akan mentraktirku?

Ah…hari ini aku sangat lelah, tapi semua hilang jika aku melihat wajah mengantukmu itu. Sama seperti pertama kali kita bertemu dulu.

Ya, Kai Kim! Kau harus buktikan pada kakekku bahwa kau adalah pria paling tepat untukku.

Kai menyelesaikan pekerjaannya siang itu dan segera menuju pemberhentian bus untuk bekerja di tempat lain sorenya. Kai berjalan perlahan dan meletakkan kepalanya menyandar di tiang pemberhentian bus sambil duduk dengan tatapan kosong.

I’m hungry…

Kai melirik kearah sampingnya. Ingatannya kembali melayang pada saat pertama kali ia melihat seorang gadis aneh seperti Krystal Jung di tempat itu.

Bayangan itu tiba-tiba saja muncul.

Kai tersenyum mengingat kejadian itu, ia masih mengingat bagaimana terganggunya dia saat seorang gadis terus saja merengek lapar sambil memengangi perutnya dan melirik kearahnya yang sedang memakan sosis dan sebotol banana milk. Gadis it uterus memandangi Kai hingga dirinya melempar sosis lain dalam kantong jaketnya kepada gadis itu.

Aku bukan meminta, tapi menemukan ini. Lain kali jika aku bertemu denganmu akan aku ganti.

Dengan sombongnya gadis itu berkata sambil mengambil sosis yang ada disampingnya lalu memakannya dengan lahap.

Woah…aku tak pernah menyangka sosis biasa seperti ini memiliki rasa yang enak juga.

Kai tersenyum dan menggeleng mengingat semua kejadian itu hingga akhirnya ia kembali menyandarkan kepalanya dan memandang kearah depan dengan tatapan kosongnya. Ia sangat merindukan gadis itu, semua kenangan yang ia buat bersama gadis itu. Kai sangat berharap keajaiban datang padanya saat itu juga dan di pertemukan kembali dengan gadis bernama Krystal Jung.

“Ah…I’m hungry…” Sebuah suara terdengar tepat ditelinga Kai.

Pria itu terdiam mencoba benar-benar mencerna suara yang baru saja ia dengar.

“Jika saja ada seseorang yang memberiku sosis maka akan kujadikan dia sebagai suamiku.” Kai pun masih terdiam mendengar suara yang sangat ia kenal.

“Aku bukan meminta, tapi aku harap aku menemukan sosis itu lagi.”

“Sama seperti 3 tahun yang lalu aku menangis karena baru saja putus dan seseorang menyelamatkanku karena memberiku sosis saat aku benar-benar merasa kelaparan setelah menangis satu jam lamanya. Dia terusik oleh bunyi perutku yang terdengar menggelegar.”

Kai akhirnya mengalihkan pandangannya pada sumber suara tersebut, pria itu tersenyum. Ada kesedihan dari kedua mata Kai dan senyuman yang baru saja ia tunjukkan.

“Kau tau? Laki-laki itu meninggalkanku dengan alasan kebahagiaan. Tapi dia tak pernah tahu bahwa semua penderitaanku dan sakit yang aku derita adalah kesalahanku sendiri.”

“Bahkan jika dia bisa mengingat kejadian dari awal aku bertemu dengannya, dia telah memberiku kebahagiaan dengan sebuah sosis disaat aku merasa sangat lapar dan tak bisa memberi perutku sebuah makanan.”

“Kai-ssi, apakah aku bisa mengusik kehidupanmu lagi?” Gadis itu tersenyum cerah memandangi Kai yang masih terdiam.

“Kau memang pengusik cantik yang Tuhan kirim untuk mewarnai kehidupanku.” Kai pun segera menghamburi gadis itu sebuah pelukan.

Krystal menangis dalam pelukan Kai untuk kesekian kalinya. Kai pun memeluk gadis itu dengan segala kebahagiaan yang ia rasakan. Mereka meredam segala kerinduan dalam pelukan yang bahkan tak ingin mereka lepas satu sama lainnya.

“Kai-ah, berjanjilah untuk tidak berbuat bodoh lagi.” Pinta Krystal.

“I won’t!” Jawab Kai lantas mengeratkan pelukannya.

“Kakek, dia telah menyetujui hubungan kita.”

“Asal kau tak membawa cucunya pergi darinya. Kau bisa tinggal bersama kami.”

Krystal melepas pelukan itu. Kai masih mencoba mencerna kalimat Krystal.

“Tinggal?”

“Ya, dengan itu kakek akan mengajarimu semua ilmu yang ia punya. Dia tak ingin aku menikah dengan pria yang tidak tepat, jadi ia ingin kau belajar semua ilmu darinya dan menjalankan bisnis dimana kau akan menjadi pemimpin dalam bisnis itu.”

“Kakek akan memodali semuanya.”

“Kita bisa menjalankannya bersama-sama, aku akan membantumu.” Krystal tersenyum.

“Tapi…” Sahut Kai.

“Kau menolak?” Krystal menatap Kai tajam.

“Baiklah, meskipun kau menolak kau tetap akan bisa mendengar nama Krystal Jung ataupun sosoknya.” Krystalng tersenyum dan mengusap pelan pipi Kai.

“Karena kau akan melihatnya hidup bersama pria lain dan bukan kau.” Krystal menampar pelan pipi Kai.

“NEVER!” Sahut Kai.

“Then, do it.”

“Okay.” Kai tersenyum.

“I love you, Kai-ah…” Krystal kembali memeluk pria itu.

Kai melepas pelukan Krystal dan menatap lekat wajah gadis itu. Kai mengusap pelan pipi Krystal dan mendekat kearah gadis itu dan menempelkan hidungnya.

“I love you too, Krystal Jung! Aku mencintaimu.” Untuk pertama kalinya kalimat itu terdengar.

Kai menautkan bibirnya tepat pada bibir Krystal dan memberinya sebuah ciuman hangat. Mereka berdua kembali bersatu dan mencoba menjalani kehidupan dengan lebih baik. Kai hanya milik Krystal dan juga sebaliknya. Tak ada yang bisa memisahkan mereka sekalipun takdir, semua berpihak pada mereka. Kai dan Krystal…

*****

Halo…..ini FF oneshot dadakan 3 jam hahaha karena besok udah mulai semester 6 ini sebagai sedikit FF salam perpisahan karena bakalan jarang muncul di blog ini karena kesibukan semester 6

Maaf kalo nggak ada feel dan jelek atau pun apalah hahaaha jangan lupa KOMENTAR!!!!!!!^^

Maklum, namanya juga FF ngebut 3 jam seadanya ya haha wkkwwk

49 thoughts on “KAI & KRYSTAL

  1. Kak nur, yunda bacanya abis sahur dan KAKNUR BOHONG!
    siapa bilang jelek dan gaada feelnya ? ini GREAT kaknur!
    yunda terbawa suasana galau pas idupnya krystal berantakan yaawlah greget kaak ❤
    kirain bakal sad end, taunya happy, horeee !
    wah udah semester 6, semangat ya kak !
    ditunggu FF kaknur yang lainnya ❤

    Like

  2. hahaha… ktmu di pemberhentian bis dan gara2 perut laper ktmu gadis secantik soojung sama cowok seganteng kai???? woahhh keren kak nur……..
    berasa dibawa ke cerita romeo julliet bneran….. dan feelnya itu upside down…ikut ketawa di bagian mreka dkejar… sedih waktu soojung dibawa pulang…. :’)
    untung kakeknya baik2 bgt… ^^
    good job kak nurri!!!!!
    smangat buat kuliah nya!!!! 😀

    Like

  3. kisah cintanya keren banget dr sebuah sosis doang asalnya
    akhirnya happy ending
    pas ngebaca udah takut duluan kalo sad ending terus krystal mati eh akhirymnya kakek jung sadar!!! yey

    Like

  4. Ak jg sama td udh takut endingnya bakalan sad, tp wowww diluar ekspetasi ak nurry. 🙂 Wehehehe… Bener ky Romeo and Juliet version KaiStal tp happy end… 😀
    Feelnya ky nano-nano, mdh2n biar sibuk msh bs update ff yg allegro n love is pain itu kan itu remake. Hehehe…. Kaka Kepo nih dengan kelanjutan’y nurry. Semangat kuliahnya^^

    Like

  5. ceritanya keren…..
    sempet nangis juga pas kai akhirnya ninggalin krystal, padahal krystal udah ngancam kai…
    so beautiful love relationship kai & krystal…

    Like

  6. duh keren deh pokoknya! suka kalo ceritanya runturu gini dari satu scene ke scene yg lain, jadi terkesan rapi gitu~
    nice ff! suka banget feelnya dapet

    Like

  7. Demi apaaaaaa hahahahaa soojung lucu selalu ngancam jongin tapi jongin selalu tunduk , ih lucunyaaaaaaa ≧﹏≦
    Tapi bentar kak nur, perpisahan??????!! Terus allegro allegoranya? Hwaaaaaaaaaa mamaaaaaaaa ~T_T~
    Kak nur bikin aku tiba2 amnesia(?) deh π_π
    Semangat kaaaaak! Ganbatte.

    Like

  8. Cerita Romeo dan Juliet dgn happy endingnya. Akhir yg bahagia itu bikin readers senang. Ceritanya bagus dgn cast kaistal jd makin manis. Keren (y) ^^

    Like

  9. uaanjerrrr kaak nuurrrr kereenn sangaaattttt
    penghibur hati habus galau ini maaaaah :* cintaaa sama kak nurrrrr uhuuuy bagus banget kaaaa
    kirain sad ending.. eeeh ternyata happy endingg hooyeeeeee
    sosis aaailopyuu ailopyuu sosiiiss wkwkwk 😀 ditunggu ff lain kak.. kalo bisa the.decision yang menyayat(?) hati itu 😀 ehehehehe

    Like

Arcadian's Say