Maintenant Tu Sais

nhlhloi

 Maintenant Tu Sais

A oneshot fanfiction by Ayashaap with AU, and Romance genres. Starring by Kim Jongin and Jung Soojung.

vous me voyez, jung?” –jongin

“yeah, jete vois.” ─soojung

Soojung tengah mengetik laporannya dengan serius, tidak dengan Jongin yang menonton televisi seraya memakan popcorn manis. Sesekali menganggu Soojung, karena Jongin benar-benar bosan. Jongin melempar satu butir popcorn kearah kepala Soojung, “Kenapa kau lama sekali? Temani aku disini.”

Soojung tetap berkonsentrasi dengan laporannya, tetap lama kelamaan konsentrasinya perlahan buyar karena Jongin menempelkan pipi kanannya dipipi kanan Soojung seraya meniupnya, jari telunjuk Jongin menusuk-nusuk pelan pipi kiri Soojung, “Jungie-ya, Jungie-ya,”

Soojung menoleh dengan raut meledak, “Aku sedang serius, kenapa kau mengganggu?! Ini sudah larut malam, kenapa kau tidak tidur?”

Jongin menghampiri Soojung, “Aku tidak ingin tidur sebelum kau selesaikan laporan ini. Minggirlah, akan aku kerjakan. Mukamu sangat jelek jika terus mengerjakan laporan ini.” Soojung beranjak dari kursinya karena tangan Jongin menariknya.

“Ada channel bagus tentang fashion,”

“Benarkah? Terima kasih lagi, Jong.”

Jam sudah menunjukkan pukul  1 malam. Jongin selesai dengan laporan Soojung, badannya serasa mati rasa dan matanya berair. Jongin benar-benar mengantuk, ia tidak mendengar suara Soojung. Jongin bangkit dari kursinya dan menemukan Soojung sudah terlelap disofa panjang berwarna merah maroon. Jongin mematikan televisi dan menganggkat Soojung menuju kamar─bridal style. Wajah Soojung benar-benar cantik, ia seperti bidadari yang turun seketika dihadapan Jongin. Ia bersyukur mempunyai adik secantik dan sebaik Soojung.

Jongin menurunkan Soojung dengan perlahan kekasur empuk dikamar adiknya itu. Kemudian menyelimuti Soojung dengan selimut bulu, mematikan lampu dan yang terakhir mengecup kening Soojung.

“Good night, Jung. Semoga kau tahu perasaanku dalam waktu dekat.” Jongin mematikan lampu kamar Soojung lantas masuk kedalam kamarnya sendiri untuk pergi tidur.

-oOo-

Aroma roti panggang dan telur mata sapi membuat mata Soojung terbuka dan beranjak dari tempat bermimpinya. Dia menemukan Jongin tengah menggoreng telur mata sapi, benar-benar pria yang rajin dan berbakat.

Jongin menoleh, “Pagi, Jung. Bagaimana tidurmu?”

Soojung menjatuhkan bokongnya dikursi lantas menyesap air putih dari bibir cangkir, “Seperti biasa. Ngomong-ngomong kau tidur jam berapa?”

Jongin mematikan kompornya lantas mengambil telur mata sapi itu lantas menaruhnya diatas satu buah roti panggang, “Kau tidak perlu tahu, makanlah.”

“Hm, terima kasih, Jong.”

“Cepat mandi lalu makan ini. Aku sudah siap. Kau tidak lupa dengan janjimu, ‘kan?”

Mata Soojung meneliti tubuh Jongin, yang benar saja Jongin sudah berpakaian rapih dan dia memakai kemeja yang kemarin mereka beli. Dia benar-benar tampan, “Jangan melihatku seperti kau ingin memangsaku.” Perkataan Jongin membuat Soojung bergegas kekamar mandi dan itu membuat Jongin tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya itu.

Karena Soojung sedang sibuk mandi, ia berinisiatif untuk membereskan tempat tidur Soojung lantas membuka tirai dan jendela agar udara pagi bisa masuk kedalam rumah ini. Jongin hampir lupa untuk membuatkan Soojung segelas coklat hangat.

“Aigoo, apa coklat hangat ini untukku? Kau seperti ibu bagiku,”

Tentu.”

“Kau membereskan tempat tidurku? Akh, kau kakak yang baik, Jong.” Ujarnya seraya menyesap coklat hangat dari bibir cangkir.

“Kau tak pernah memanggilku oppa atau apapun,” Rengek Jongin.

“Jika aku memanggilmu oppa, semua orang akan mengira kita berpacaran,”

“Kau masalah dengan itu?” Nada bicara Jongin mulai serius. Soojung heran dengan tingkah kakaknya sekarang ini.

“Tidak juga, tapi kita kakak beradik ya aku tahu bukan satu darah.” Jawab Soojung seraya mengalihkan pandangan. Tatapan kakaknya benar-benar mengerikan.

“Aku lupa jika kau menyukai Chanyeol-hyung. Besok aku akan mengantarmu kesuatu tempat,”

“Cih, kau selalu menyebutkan Chanyeol oppa. Kemana? Bukankah hari ini cukup?” Tanya Soojung seraya mencuci cangkirnya tersebut.

“Besok kau akan tahu. Jungie, ayo berangkat. Aku ingin menaiki roller coaster.”

“Okey, okey. Kuharap jantungku tidak berhenti berdetak, Jong.” Soojung mengambil kunci mobil lantas melemparkan kunci tersebut karah Jongin

Jongin mengabaikan ucapan Soojung tadi dan malah tersenyum manis.

-oOo-

Soojung memakan nasi goreng dan omelet ini benar-benar lahap, menurutnya ini enak dan dia merasa lapar. Jika boleh jujur, masakan Jongin lebih enak darinya. Karena dulu, ibu selalu mengajarkan Jongin bagaimana cara memasak dengan enak. Jongin mempelajarinya dengan serius tidak seperti dirinya yang hanya main-main.

Jongin keluar dari kamarnya menggunakan pakaian kaus putih polos dan kemeja kotak-kotak berwana biru tak dikancing. Sepertinya Jongin habis mencuci rambutnya sehingga terlihat sedikit basah.

“Jong, terima kasih atas sarapannya. Kau sudah makan?”

Jongin mengambil kunci mobil lantas duduk didepan Soojung, “Aku sudah memakannya sebelum dirimu. Ayo berangkat,” Ujarnya seraya menarik pergelangan Soojung.

“Baiklah,”

Tampaknya Jongin terburu-buru hari ini, biasanya ia mengendarai mobil dengan kecepatan normal. Tapi sekarang dengan kecepatan tinggi. Hari ini kakaknya benar-benar aneh. Soojung menatap Jongin dari ekor matanya dengan bingung.

“Kenapa kau melihatku seperti itu?”

Soojung mengalihkan pandangannya, “Tidak, aku tidak melihatmu. Aku hanya melihat pemandangan disebelahmu,”

Jongin tidak menjawabnya dan menambah kecepatan mobilnya. Soojung tidak berani memprotes kakaknya karena Soojung rasa ia akan dimarahi olehnya karena sepertinya Jongin tidak dalam suasana hati yang baik.

Mereka sampai ditaman hiburan, Jongin bilang ia akan segera menyusul karena berasalan ingin ketoilet. Akhirnya Soojung masuk ketaman hiburan sendiri seraya membeli satu es krim untuk dirinya. Matanya menangkap Chanyeol duduk sendiri dibangku taman. Soojung menghampirinya lantas duduk disebelahnya dengan senyuman manis.

“Chanyeol oppa,”

“Oh kau, Jung. Kau datang,” Ujarnya seraya mengambil gelas berisi sari lemon tapi tidak meminumnya.

“Chanyeol oppa, kau kesini ingin menikmati pemandangan pantai?”

“Eum, mungkin. Soojung-ah, apa kau menyukaiku?”

Mata Soojung membelalak, jantungnya memompa lebih cepat karena perkataan Chanyeol barusan. Dengan perlahan, dirinya menoleh kearah Chanyeol. Dia ingin menjawabnya, tapi bibirnya tak bisa untuk dibuka. Lengket, seperti ada lem besi yang menempelnya. Hatinya terus berkata ‘iya’ tapi percuma, itu takkan terdengar oleh pendengaran Chanyeol.

“Aku, a-aku─”

Byurr! Sari jeruk nipis membanjur kemeja putih Soojung. Kemejanya sudah setengah basah sekarang. Soojung mendapati seorang gadis yang melakukan itu dengan mata yang berapi-api.

“Siapa kau?! Berani-beraninya kau mendekati kekasihku!!” bentaknya lantas menampar Soojung. Gaids itu menarik paksa gelas yang menyampir ditangan Chanyeol lantas menumpahkannya lagi ke kemeja Soojung. Kemejanya telah sepenuhnya basah akibat dua gelas berisi sari buah tersebut.

“Sulli! Apa yang kau lakukan?!” Tanya Chanyeol dengan nada sedikit tinggi.

Sulli mengabaikan pertanyaan kekasihnya, matanya berapi-api dan hatinya seperti ditusuk-tusuk. “Gadis brengsek! Apa kau tidak bisa berbicara?! Kau bisu?! Kau tuli?! Huh?!” Tanyanya seraya menarik rambut Soojung.

Karena perlakuan itu Soojung dengan kasar menepisnya, air matanya sudah menggenang dipelupuk matanya. Ia beranjak seraya membalas maki kearah Sulli dan mengabaikan Chanyeol.

“Siapa yang kau sebut gadis brengsek?! Aku tidak buta dan tuli! Kau bajingan!” bentak Soojung dengan sangat keras, membungkuk kearah Chanyeol lantas berlari meninggalkan sepasang kekasih tersebut.

Soojung menangis, teriakannya ia simpan dalam hati. Berlari kearah pantai lantas duduk dipasir putih. Tangannya meremas pasir lantas membuanganya, berteriak-teriak tidak karuan. Tangisannya meledak.

“Chanyeol sialan!”

Soojung memutuskan untuk berhenti dari tangisan dan teriakannya yang tidak berguna. Ia bersyukur tidak mengatakan ‘iya’ ke Chanyeol. Jika dirinya mengatakan itu, ia seperti gadis murahan. Chanyeol pasti sudah menolaknya dan mendapat tamparan, makian juga dari kekasihnya, Sulli.

Soojung menekuk kedua kakinya lantas menenggelamkan kepalanya. Mulutnya menyebut-nyebut nama Jongin. Soojung sangat membutuhkan Jongin sekarang, sangat. Jika ia menangis, Jongin akan datang memeluknya lantas menenangkannya. Menurut Soojung, perlakuan Jongin lebih baik daripada lelaki yang lain.

Soojung tahu Jongin bukan kakak aslinya, Jongin diasuh oleh kedua orangtuanya saat Jongin masih berusia 9 tahun. Jongin sangat menyayangi Soojung, melindunginya, dan merawatnya. Orangtua Soojung meninggal karena kecelakaan. Dari situlah akhirnya mereka berdua akhirnya tinggal hanya berdua.

Jongin membohongi adiknya sendiri. Ia berbohong jika pergi ketoilet, ia hanya pergi kesuatu tempat untuk menenangkan hatinya. Karena dirinya tahu, ia mengajak Soojung kemari hanya karena Chanyeol menyuruhnya. Chanyeol bilang dia akan menjawab perasaannya ke Soojung. Sejujurnya Jongin merasa sakit jika Soojung berpacaran dengan lelaki lain bukan dirinya.

Ia mencintai Soojung bukan hanya sebatas kakak beradik saja melainkan lawan jenis. Tapi ia sadar akan posisinya saat ini. Maka dari itu Jongin putuskan untuk bersembunyi dan berteriak dalam diam karena Chanyeol akan mengutarakan perasaannya juga.

Tapi ini sudah hampir malam, Soojung ataupun Chanyeol tidak mengabarinya. Akhirnya Sehun mencari Soojung kemana-mana. Tiba-tiba Jongin bertemu dengan Chanyeol dan.. seorang gadis?

“Chanyeol-hyung!” sahut Jongin.

“Hei kau, Hun! Ada apa?”

“Eum, bukankah kau bersama Soojung saat ini?”

Bukannya dijawab dari bibir Chanyeol, gadis disebelah Chanyeol-lah yang menjawabnya, “Akh, jadi gadis itu bernama Soojung. Bukan begitu? Dia sudah ditolak oleh kekasihku. Sepertinya Soojung-mu itu sedang menangis sekarang. Tolong jaga gadis itu dengan baik ya!”

Jongin terkejut. Jadi, Soojung ditolak? Hatinya berapi-api setelah mendengar penuturan dari kekasih Chanyeol.

“Maafkan aku, Jong.” Ujar Chanyeol lantas pergi meninggalkan Sehun sendiri.

Jongin langsung pergi dan berlari seraya meneriaki nama Soojung. Dia benar-benar bodoh, menyakiti adiknya. Dimana Soojung? Apa yang sedang adiknya lakukan sekarang? Jongin terus berlari dan seketika langkahnya terhenti melihat Soojung duduk dipasir pantai.

“Soojungie!” teriak Jongin lantas mendekap Soojung dengan erat.

Soojung menoleh, “Pabo! Darimana saja kau?! Aku menunggumu disini hampir 1 jam!”

Jongin tidak menjawabnya, dirinya kaget karena melihat kemeja Soojung yang setengah basah.  Jongin melepas kemejanya lantas menyampirkan dipunggung Soojung.

“Kemejamu basah. Apa kau tak malu? Aku bisa melihat pakaian dalammu,” Ujar Jongin menggodanya.

Seketika pipi Soojung merona . ia menenggelamkan kepalanya lagi, “Aku ditolak Chanyeol oppa dan disiram kekasihnya, Sulli.” Ujar Soojung tetapi lebih mirip dengan bisikan.

Jongin memeluk Soojung dan tidak merespon perkataan adiknya itu. Tangan kiri Jongin mengelus puncak rambut Soojung dan tangan kanannya mengelus lengan adiknya itu.

“Oppa,”

“Oppa?” Jongin menghentikan elusan dari dirinya.

“Ya, aku mencintai, oppa.” Ujar Soojung seraya mengangkat kepalanya.

Jongin rasa pendengaraanya tidak beres. Ini pasti mimpi. Dan siapapun tolong bangunkan dirinya ini dari mimpi yang ia inginkan.

“Aku mencintai oppa, ini bukan mimpi.” Ujar Soojung. Air matanya mengalir dan langsung diseka oleh ibu jari Jongin. “Jangan bercanda.”

Soojung langsung mencium bibir Jongin dengan lembut. Jongin terperanjat kaget dan ingin mendorong Soojung. Tapi adiknya memeluknya dengan erat. Terpaksa Jongin membalas ciuman adiknya tersebut. Sesekali Soojung menggigit bibirnya lantas mengerang. Soojung menangis.

Soojung melepaskan ciuman tersebut karena membutuhkan pasokan udara. Ia menunduk, takut dengan reaksi kakaknya itu. Jongin mengangkup kedua pipi Soojung lantas menariknya untuk saling bertatapan.

“Kau memandangku, Jung?”

“Yeah, aku memandangmu.”

Jongin memeluk Soojung erat seraya mengelus rambut Soojung, “Aku juga mencintaimu, Jungie.”

fin

Yehet! Ini fanfic oneshot pertama Asha, huhu. Jadi maafkan aneh dan yeah.. abal-abal. Endingnya pasti mainstream dan keseluruhan fanfic ini biasa-biasa aja. Emang, wkwk:’v typo bertebaran dan jalan cerita ngaco:v ini ngebut yaa buatnya:’v

Maafkan juga kalau ada nama ‘sehun’ disini karena tadinya fanfic sestal:v

Asha minta kritik dan sarannya ya! Btw, besok ‘pacar’ asha ultah lho, hihii. Siapa coba? :v
xoxo.

27 thoughts on “Maintenant Tu Sais

  1. Oh pantesan rada bingung kok ada nama sehun disini hahaha ternyata ini remake ya 😀
    Eh btw, Soojung manggil Chanyeol hyung? Sengaja atau typo nih? Hehe Kok bukan oppa?
    Disini Sulli nyebelin banget. Bukanya nanya baik2 malah main siram2 aja, emg minta ditabok! Eww hehe

    Like

  2. tapi koh aku jadi kebayangnya sehun padahal kalimat jongin lebih banyak aku terlalu overdose kali yah sama sehun *abaikan -_-
    keren koh kak ff nya 🙂
    besok tuh ulang tahunnya suamiku tau kak 😀 *kabur……. 😀

    Like

  3. bagusss ashaaaa…… aku aja mau buat oneshot masih ga pedeee… aishhh… hahaha….
    ini keren kokk!!!! td smpet kaget kalo soojung itu adeknya jong…. tp yang penting skrg udah jadi kekasih kan…hehehs..
    keep writing ya!!!!

    Like

  4. Ah suka ceritanyaaa,awalnya ga nyangka kalo mereka adik kaka hehe,sulli ngangetin tiba tiba nyiram jung gitu aja ya untung aja dia belum bilang suka sm chanyeol kalo udh wah bisa gawat wkwk,jung mendadak bgt ya bilang suka nya mana di kiseu lagi tp akhirnya jong jg bilang suka yeayyy aku sukaaa i love it :)pacar kamu bsk ultah?sehun kaaaan?,keep writing dan makasih yaaa😊

    Like

  5. Pantesan kok tadi ada nama sehun. Aku kira tadinya di awal mereka suami istri karna serumah, eh ternyata kakak adik bukan kandung.

    Like

  6. aku sempet bingung aku kira jongin sama soojung kakak-adikan terus bilang sahabatan oalah ternyata xD tapi gapapa kak bagus kok ^^ wkwkwk gapapa typo doang kak xD semangat kak ayas :3

    Like

Arcadian's Say