[Freelance] The Puppy’s Uncle

j

Title : THE PUPPY’S UNCLE

Author: peachwind

Genre : marriage life, romance

Rating : PG – 15

Length : oneshoot

Cast : Kim Jongin | Jung Soojung | Oh Sehun | Daniel Kim | Daerin Kim

CREDIT : terinspirasi dari The Return of Superman (So-Da)

Summary : “Daddy, I want that.”

Soojung baru saja bangun dari tidurnya. Wanita itu segera membersihkan dirinya dan bergegas membuat sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Dengan sedikit bersenandung, Soojung begitu menikmati kegiatan memasaknya itu. Terhitung ketika menit ke sepuluh setelah kudapan yang ia buat hampir usai, suara tangis Daniel dari dalam kamarnya terdengar nyaring. Soojung segera berlari menghampiri bocah berusia 5 tahun itu dan menggendongnya menuju kamar miliknya dan juga Jongin.

“Diam di sini bersama Daddy, okay. Mommy sedang memasak,” ucap Soojung dan meletakkan Daniel di atas tubuh Jongin yang sedang tidur. “Jongin-ah, jaga Daniel sebentar! Aku sedang membuat sarapan,” lanjut Soojung menarik selimut tebal yang menutupi sebagian tubuh suaminya. Jongin sedikit melenguh dan mengerjap-ngerjapkan mata. Melihat sesosok Daniel dihadapannya dan juga Soojung.

“Oh, selamat pagi Daniel. Selamat pagi sayang,” sapa Jongin dan menarik Daniel untuk merebahkan tubuhnya di samping Jongin. Setelah meyakinkan Jongin sudah bangun, Soojung kembali menuju dapur untuk melanjutkan kegiatannya.

Sarapan telah tersaji rapi di atas meja makan. Soojung juga telah merapikan perabotan dapur yang ia gunakan. Saatnya untuk membangunkan putri cantiknya di kamar. Soojung duduk di tepi ranjang milik Daerin. Gadis cantik berumur 6 tahun itu masih tertidur pulas. Soojung membelai surai madu milik anaknya dan mengguncangkan tubuh Daerin dengan lembut.

“Saatnya bangun sweetheart.”

Gadis kecil itu mengerjapkan matanya dan melihat Ibunya dengan senyuman. “Ayo bangun sayang!,” ucap Soojung dan menarik Daerin untuk duduk. Setelah mata Daerin terbuka sepenuhnya, gadis itu segera beranjak untuk membersihkan diri. Meskipun masih kecil, namun Daerin sudah mandiri berkat bimbingan Jongin dan juga Soojung.

Sekembalinya Soojung ke meja makan, Jongin dan juga Daniel telah duduk di bangkunya masing-masing. Dan tentunya sudah berpakaian rapi dari sebelumnya.

“Kau sudah memandikan Daniel? Oh terima kasih sayang karena telah membantuku.” Soojung mendekati Daniel dan mengecup sekilas pipinya.

“Tidak perlu berterima kasih. Itu juga kewajibanku sebagai seorang ayah.”

Good morning Dad.” Sebuah suara menginterupsi pendengaran Jongin. Terlihat Daerin yang baru saja turun dari tangga. Gadis kecil itu menghampiri Jongin yang disambut baik dengan ayahnya.

“Selamat pagi sayang. Kau terlihat cantik hari ini.” Jongin mengecup bibir cherry milik Daerin setelah gadis itu menghambur dalam pelukan ayahnya. “Semuanya sudah berkumpul, sekarang saatnya kita sarapan!” Jongin meletakkan Daerin untuk duduk di sampingnya. Dan Soojung menyiapkan kudapan untuk Daniel.

Tiba-tiba saja bel rumah berbunyi. Jongin dan juga Soojung saling pandang seakan bertanya, siapa tamu yang datang sepagi ini? “Biar aku yang membukanya,” ucap Soojung dan berjalan ke arah pintu utama rumah.

Menit selanjutnya, Soojung datang tidak seorang diri. Di sampingnya telah berdiri seorang pria tampan dengan kulitnya yang seputih susu. Di tangan kirinya terdapat kandang kecil berisi sebuah anjing kecil berwarna cokelat dan tangan yang lainnya menggendong anjing berukuran sedang berwarna putih.

Uncle Sehun ….” Daerin dan juga Daniel serentak berteriak dan berlari ke arah Sehun. Memeluk kaki Sehun membuat pria itu berjongkok dan menurunkan bawaannya.

“Mau apa kau kemari?,” tanya Jongin menyelidik. Di pagi yang indah ini merusak keharmonisan keluarganya dengan bertamu pagi-pagi.

Hey, aku hanya ingin meminta tolong padamu. Aku titip Vivi dan Choco. Aku ada keperluan penting. Nanti malam aku akan mengambilnya kembali,” jelas Sehun pada Jongin sahabatnya. Yang diminta tolong hanya memutar matanya jengah. Merasa sedikit kesal. Memangnya rumahku tempat penitipan hewan.

Uncle Sehun, anjing ini lucu sekali. Siapa dia?” Daerin yang ternyata sejak tadi tengah menatap anjing berwarna putih yang sedang berada di samping Sehun.

“Namanya Vivi. Dan yang ini Choco.” Sehun mengeluarkan anjing kecil dari dalam kandang dan membawanya dalam pangkuan. Daniel duduk diam di hadapan Sehun dan memperhatikan pria dewasa itu mengusap kepala Choco. “Daniel ingin menggendongnya?” Sehun menyodorkann Choco pada Daniel. Bocah kecil itu sedikit memundurkan posisi duduknya dan menatap secara bergantian makhluk yang ada di hadapannya – Sehun dan Choco.

Sehun melirik jam yang melingkar di tangannya. Ia harus segera pergi. “Uncle titip Vivi dan Choco pada kalian okay.” Sehun mengacak surai Daerin dan juga Daniel. “Tolong jaga mereka dengan baik!”

“Aku akan menjaganya dengan baik Uncle,” balas Daerin yang masih bermain dengan Vivi. Bahkan anjing itu mengikuti Daerin ketika ia berpindah tempat. “Aku rasa Vivi menyukaiku.”

“Aku harus pergi. Soojung-ah, aku titip mereka. Terima kasih Jongin.”

“Kau tidak mau sarapan dulu bersama kami?” Soojung sedikit berteriak ketika Sehun berlalu dan pria itu melambaikan tangannya ke atas.

“Merepotkan saja dia.” Jongin menggerutu dan kembali melanjutkan sarapannya.

“Sudahlah, kita juga sering merepotkannya ketika menitipkan anak-anak. Lagipula aku rasa anak-anak menyukai Choco dan juga Vivi.”

Waktu terus berjalan. Setelah sarapan selesai, keluarga kecil itu berkumpul di ruang keluarga. Sedikit bercengkrama melepas rindu antara anak dan orang tua. Di hari biasa selain hari Minggu ini, Jongin dan juga Soojung di haruskan untuk bekerja. Daerin dan Daniel biasanya dititipkan oleh Sehun ataupun Ibu Jongin.

Daerin masih asyik dengan Vivi. Sedangkan Daniel memilih untuk duduk di pangkuan ayahnya. Sejak tadi Daniel hanya diam memperhatikan Choco yang bermain dengan mainan bola karet yang Sehun tinggalkan dalam kandangnya. Tiba-tiba saja Vivi berjalan mendekati Daniel. Dan saat itu, Daniel berteriak dan mengibaskan tangannya.

“Oh, Daniel kau takut?,” tanya Jongin dan menjauhkan Vivi dari hadapan Daniel. “Bagaimana dengan Choco? Apa kau takut juga?” Jongin mengambil Choco dan mendekatkan anjing kecil itu pada Daniel. Berbeda dengan yang sebelumnya, Daniel mengusap kepala Choco dan membawanya dalam pangkuan. Meskipun masih ada keraguan disana. “Kau lebih menyukai Choco hm.”

Dad, bolehkah aku memberi makan Vivi?,” tanya Daerin kepada ayahnya. Di tangannya telah ada tempat makan Vivi dan juga snack anjing.

“Boleh, tapi jangan terlalu banyak, mengerti?”

“Apa Daniel juga mau memberikan makan untuk Choco?” Jongin menundukkan pandangannya untuk melihat Daniel.

“Hm,” balas Daniel singkat. Kemudian beranjak mendekati Daerin untuk mengambil makanan yang ada di tangan kakaknya itu. Daniel mengambilnya dengan tangan yang penuh, kemudian meletakkannya di lantai dekat Jongin. Mengambilnya satu dan menyuapkannya pada Choco. Jongin yang melihat itu tersenyum dan mengusap kepala Daniel.

Daddy, lihat!” Daniel memanggil Jongin dan menunjuk karpet di dekat sofa. Terdapat kotoran tergeletak manis di sana. Jongin tercengang dan segera mengambil pembersih. Rupanya Choco membuang kotorannya di sana. Daerin dan juga Daniel tertawa melihat itu. Melihat ekspresi ayah mereka yang setengah kesal.

“Kau tidak boleh seperti ini ya Daniel. Jika ingin buang air besar kau harus ke kamar mandi, mengerti?” Daniel hanya menganggukkan kepalanya dan masih dengan tawanya itu.

“Ada apa ini? Kenapa Daniel tertawa senang sekali?” Soojung datang dan menggendong Daniel membawanya untuk duduk di pangkuannya.

Mommy, Choco poop di atas karpet milik Daddy. Hiiii!” Daniel menceritakan apa yang membuatnya tertawa pada Soojung. Dan menunjuk tempat dimana Choco buang air besar disana.

“Benarkah?”

“Iya. Dan Daddy membersihkannya. Huh bau. Poop Choco bau. Cepat tutup hidung Mommy!” Daniel menutup hidungnya dengan tangan kanan dan menutup hidung Soojung dengan tangannya yang lain. Soojung tertawa kemudian mencium Daniel gemas.

Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Soojung telah memandikan Daniel. Jongin dan Daerin sedang duduk santai di sofa sambil menonton acara kartun. Soojung pun menyusul duduk bersama dengan meletakkan Daniel berada di antara dirinya dan juga Jongin. Di tangannya, Soojung membawa cookies serta susu pisang untuk kedua anaknya. Choco dan Vivi duduk tenang di bawah dekat sofa.

Mommy, bolehkah Choco duduk dengan Daniel di sini?” Daniel menepuk-nepuk tempat yang kosong di sisinya dan menunjuk Choco. Belum sempat Soojung menjawab, Jongin sudah menyela ucapannya.

“Tidak boleh. Biarkan Choco disana, Daniel. Daddy tidak mau Choco mengotori sofa.” Jongin melambaikan tangannya di hadapan Daniel isyarat untuk tidak memperbolehkan Choco duduk di sofa bersamanya. Melihat itu, Daniel mengerucutkan bibirnya. Semakin lama berubah menjadi lekukan bibirnya yang turun ke bawah dan sebentar lagi akan turun hujan dari kedua matanya. Oh God, tidak boleh hujan.

“Ah baiklah baiklah. Choco boleh duduk bersamamu.”

Seketika lekukan ke bawah itu berubah naik dan menjadi senyuman. Dengan cepat Daniel turun dari sofa dan membawa Choco dalam gendongannya.

Dad, apa Vivi juga boleh?” Kini giliran Daerin yang merajuk. Ia menarik-narik ujung kaos milik Jongin. Tatapannya juga berubah seinnocent mungkin untuk merayu ayahnya. Soojung yang melihat hal itu hanya tersenyum.

“Terserah kalian saja.” Jongin mulai pasrah. Ia sama sekali tak bisa menolak keinginan anak-anaknya. Ia terlalu lemah dengan tatapan sendu Daerin dan juga anti dengan hujan milik Daniel.

Noona, jauhkan Vivi dariku.” Daniel menggeser posisi duduknya mendekati Soojung dan bersembunyi di pelukan ibunya. Daerin akhirnya membawa Vivi dalam pangkuannya dan duduk berdekatan dengan Jongin. Sedangkan Daniel memilih untuk duduk di pangkuan Soojung.

Tepat pukul 7 malam, Sehun datang dengan bingkisan di tangannya. Daerin dan Daniel menyambutnya dengan pelukan lagi. Mereka berdua sangat menyukai Uncle-nya itu. Daerin bilang, Uncle Sehun tampan seperti pangeran dalam dongeng. Daniel juga sangat menyukai Sehun karena memiliki postur tubuh yang tinggi dan kulit yang putih seperti susu yang Daniel minum.

Uncle bawa hadiah untuk kalian karena telah menjaga Choco dan Vivi.” Sehun memberikan bingkisan bermotif bunga pada Daerin dan bingkisan bermotif mobil untuk Daniel.

Thank you, Uncle.”

“Kau harus membayar tagihan laundry untuk mencuci karpetku Sehun. Choco poop di sana dan kau harus bertanggung jawab.” Jongin menatap Sehun sedikit tajam dengan raut kesal. Sehun hanya tersenyum dan memegang tengkuknya. “Aku akan bertanggung jawab. Kau tenang saja,” balas Sehun.

Uncle, apa Uncle ingin membawa Choco pulang?,” tanya Daniel yang sudah duduk di pangkuan Sehun. Pria kecil itu menengadahkan kepalanya untuk melihat Sehun.

“Hm Uncle akan membawa pulang Choco. Terima kasih telah menjaga Choco untuk Uncle.” Sehun mencium Daniel gemas dan memeluknya erat.

“Baiklah, Uncle harus segera pulang sebelum malam semakin larut.” Sehun menggendong Daniel untuk membawanya ke Soojung. Ia segera mengambil kandang milik Choco dan membawa Vivi ke tangannya.

Bye bye. Let’s meet again next time.” Sehun menggunakan kaki depan Vivi untuk melambai ke arah Daerin dan Daniel.

Uncle, lain kali titipkan lagi Vivi padaku. Aku akan menjaganya dengan baik.” Daerin mendekati Sehun dan Vivi. Mengusap kepala Vivi dan memberikannya kecupan.

“Choco,” panggil Daniel sedikit berteriak dan menarik kandang Choco mendekat ke arahnya.

Say bye Daniel,” ucap Soojung.

Bye bye.” Daniel melambaikan tangannya ke arah Choco dan menciumnya. “Uncle bawa Choco lagi ke rumah Daniel ya. Daniel ingin bermain lagi bersama Choco. Uh Uncle jangan bawa Vivi! Daniel tidak suka.”

“Lain kali kalian yang harus main ke rumah Uncle. Kita bermain bersama Choco dan Vivi.” Sehun beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu diikuti yang lainnya. Sebelum benar-benar pulang, Sehun membungkukkan tubuhnya dan mendekatkan Vivi pada keponakannya. “Berikan ucapan selamat tinggal!”

Daerin mengusap kepala Vivi. Sedangkan Daniel hanya diam mematung. “Ayo Daniel!” Sehun mendekatkan Vivi pada Daniel. Dan tanpa diduga, Daniel melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Daerin. “Bye bye Vivi.”

Selepas kepulangan Sehun, Daerin dan Daniel membersihkan diri mereka untuk tidur. Berganti pakaian, minum susu, dan menggosok gigi. Di temani Jongin dan Soojung yang mengantar ke kamar mereka. Jongin menaikan selimut tebal sebatas dada untuk Daerin. Dan Soojung yang meletakkan Daniel di ranjangnya. Mencium kening kedua buah hatinya secara bergantian.

Dad, bisakah kita memelihara anjing? Seperti milik Uncle. Aku ingin memelihara anjing.” Daerin menahan lengan Jongin ketika pria itu hendak bangun dari posisinya.

“Daniel juga Daddy. Daniel ingin Choco.”

“Akan Daddy pertimbangkan, sweetheart. Sekarang waktunya tidur. Good night.” Jongin dan juga Soojung keluar kamar kedua anaknya dengan sebelumnya mematikan lampu. Setelah keluar darisana, Jongin merangkul istrinya dan menyandarkan kepalanya di bahu Soojung.

“Bagaimana dengan keinginan anakmu?,” tanya Soojung.

“Kau tahu bukan, aku tidak bisa menolaknya.”

“Hm baiklah. Minggu depan kita beli anjing yang lucu. Dan kau yang harus mengurusnya.”

“Ya! Soojung-ah, tidak bisa seperti itu. Kenapa hanya aku? Ingat, itu keinginan anakmu.”

“Aku sudah lelah mengurus mereka dan ditambah lagi dengan mengurus 2 ekor anjing. Hey, Tuan Kim mereka juga anakmu. Sudahlah aku lelah. Aku ingin tidur.” Soojung segera merebahkan dirinya dan menarik selimut tebal menutupi tubuhnya. Jongin menyusul kemudian memeluk istrinya itu.

“Bagaimana jika kita punya 1 anak lagi? Aku rasa mereka tidak ingin seekor anjing jika mereka memiliki adik.”

Soojung dengan cepat membalik badannya menghadap Jongin dan menatap suaminya dengan tatapan tajam. “Tidak Jongin. Sudah cukup 2 anak. Aku akan tidur. Jangan menggangguku! Atau kau tidak akan mendapatkan’nya’. Selamanya.”

Baiklah Jongin memilih untuk mengalah dan pasrah. Pria ini sungguh lemah jika dihadapkan dengan istri dan anaknya. Karena apapun yang mereka inginkan, Jongin senantiasa memberikannya. Karena ia sangat menyayangi keluarganya itu sepenuh hati. Ouh, Ayah yang baik.

FIN

Author’s note : Terima kasih untuk yang sudah baca. Jangan lupa tinggalkan jejak. Fanfiction ini sudah pernah di post di seraira.wordpress.com

10 thoughts on “[Freelance] The Puppy’s Uncle

  1. aigooo jongin..
    jd pengen deh punya ayah macam jongin yg mw ap aj pasti dkasih hhee

    next ff dtunggu..
    klo bsa ff jnis gni dbuat series tp dg tema beda tiap part

    Like

Arcadian's Say