[Freelance] Stay With Me [Chapter 1]

stay-with-me-cover

Stay With Me

Author: Whitelil

(Poster Credit ©Ladyoong @Poster Channel)

Cast: f(x) Krystal

EXO KAI

Other:  SHINee Taemin

EXID Hani

Apink Naeun

Infinite L

SNSD Taeyeon

OC Yoo Sohyun

Genre: Romance

Ratting: PG-17 (not a sexual part, but this fict contain bullying)

Note: Fanfict ini sudah pernah di publis di (Indonesia Fanfiction Kpop) dan (Baca Fanfict) tanpa ada perubahan isi sedikitpun. The plot originally mine, but the cast belong to their parents and agencies.

***

-Chapter I: Let’s Not Broke Up

***

Summer, 2014.

Shinkyung High School kembali kedatangan siswa-siswi baru hari ini. Mereka datang dari berbagai daerah di Seoul. Hari itu mereka semua sedang di orientasi oleh senior-senior mereka.

“Ya ya ya ya ya, neo!” ucap seorang senior, Byun Baekhyun, menunjuk seorang namja yang terlihat nakal. Anak tersebut tidak berambut botak 3cm seperti anak baru lainnya.

“Woaahh jinjja. Kenapa rambutmu seperti ini? Lihat.. semua anak baru disini berambut botak, kenapa kau tidak memotong rambutmu?” ucap Baekhyun, tetapi anak tersebut diam saja dan malah memperhatikan Baekhyun menantang.

“YAA!! Jawab aku!” Baekhyun melihat name tag anak tersebut. “YAA Kim Jongin!”

“Ash jinjja..” ucap Jongin, anak itu, terdengar menyebalkan.

“Kenapa aku harus memotong rambutku? Lagipula rambutku ini tidak panjang”

“YAA! Itu peraturan untuk seluruh anak baru disini!”

“Ah jinjjayo? Siapa yang membuat peraturan itu? Neo? Niga mwonde?” Baekhyun terbelalak mendengar pertanyaan Jongin.

“Nan neo sunbae!! Peraturan itu dibuat oleh sekolah, kau mau melanggarnya??!!”

“Woah, jinjjayo.. sunbaenim? Geundae sirrheo-yo! Rambutku bagus seperti ini, aku tidak mau memotongnya menjadi botak aneh seperti itu. Nan sirrheo” ucap Jongin tenang.

“Mwoya mwoya ige?” ucap seseorang lalu menghampiri mereka. Namja itu memperhatikan Baekhyun dan Jongin sedari tadi, dan sepertinya permasalahan mereka tidak akan juga berakhir, maka dari itu ia merasa perlu turun tangan mengatasi masalah ini.

“Taemin-a, urus anak ini. Aku sudah sangat marah” ucap Baekhyun seraya menepuk dada namja itu lalu pergi begitu saja. “Arraseo hyung” ucap namja itu.

“Eyy Jongin-a.. sudah kubilang.. hajima. Ini hari pertamamu, jebal, jangan dulu membuat masalah disini. Apa kau ingin abeoji mu datang kesini di hari pertamamu sekolah?”

“Sirrheo”

“Geurae, jadilah anak baik sampai orientasi berakhir”

“Taemin-a, aku tidak mau berambut botak. Menjijikan”

“Eish. 5cm, setuju?”

“Aish jinjja. Geurae, 5cm, call” Jongin pun menjabat tangan Taemin lalu kembali ke barisannya.

***

9 month later.

“Ya ya ya, kau sudah dengar?” ucap Taemin saat Jongin baru saja datang dan duduk di sofa, di dorm White Shit, siang itu.

White Shit adalah kelompok anak berandalan dengan wajah tampan di Shinkyung High School. Hanya anak-anak tampan dan pemberani yang bisa masuk kelompok ini. Saat ini white Shit memiliki anggota aktif hanya siswa-siswa tingkat pertama dan kedua saja. Ketua mereka, Lee Hoya yang duduk di tingkat akhir baru saja melepas jabatannya karena ia sebentar lagi akan melakukan ujian kelulusan. Dan sekarang, ketua baru mereka, Taemin, yang memimpin White Shit.

“Mwoga?” tanya Jongin menanggapi pertanyaan Taemin. Jongin melempar tasnya begitu saja lalu berbaring di sofa.

“Eey. Anak baru itu. Aku pikir dia sekelas denganmu?” ucap Taemin. Jongin mulai memejamkan mata, tidak tertarik sama sekali.

“Kau mau merekrutnya?” tanya Jongin karena ia pikir Taemin mungkin menunggu reaksinya.

“Mwoyaa, yeoja yo. Anak baru itu yeoja” ucap Taemin masih memperhatikan wajah terpejam Jongin. Jongin membuka matanya lalu mendekatkan wajahnya ke Taemin dengan senyum nakal.

“Ah, Son Naeun belum cukup?” tanya Jongin.

“Eish paboya? Bukan aku, kau. Jongin-a, ku dengar dia datang dari desa. Woah tadi aku sempat melihatnya, wajahnya benar benar polos dan terlihat bingung”

“Taemin-a, geumanhae! Honey ku sudah cukup untukku. Aku tidak ingin yang lain”

“Ini bukan kau. Jongin-a, sadarlah! Kau ini playboy nomor 2 setelah Hoya hyung di Shinkyung. Hani noona? Ey, lagipula sebentar lagi juga dia lulus. Kau harus mencari pacar baru secepatnya”

“YA! Tapi bukan gadis desa seperti itu! Aku juga sudah mulai mencari-cari, tapi menurutku belum ada yang sesempurna Hani noona”

“Kau harus melihatnya dulu. Dia sangat cantik, menurutku lebih cantik dari yeojamu dan dia belum pernah berpacaran dengan siapapun di Shinkyung. Hani? Ey mwoya dia hanya cantik dan sexy, tapi dia yeoja gampangan”

“LEE TAEMIN!! Perhatikan kata-katamu dengan baik!” ucap Jongin. “Kenapa bukan kau saja yang memacarinya? Mwoga Son Naeun? Hani noona bahkan jauh lebih baik darinya!” ucap Jongin emosi.

“Santai santai. Aku hanya bercanda. Tapi Jongin-a…”

“Aaahh jinjja. Aku tidak mau dengar apapun. Aku mau tidur” ucap Jongin lalu kembali berbaring dan memejamkan matanya.

“Eish ijasshigi” ucap Taemin lalu akhirnya berlalu menuju ke kulkas untuk mengambil minum.

Tiba-tiba Wonho  yang sedari tadi memperhatikan mereka pun menghampirinya, “Taemin-a, bukankah kau sedikit berlebihan?”

“Mwoga?” Taemin tidak mengerti arah pembicaraan Wonho.

“Kau selalu menjodohkan Jongin dengan banyak yeoja padahal ia sudah punya Hani noona. Dan anak baru itu, kenapa kau masih menyuruh Jongin untuk mendekati yeoja itu?”

“Eey Wonho-ya, Hani noona sebentar lagi lulus. Apakah aku salah menyuruh Jongin mencari pacar baru?”

“Lalu kenapa kalau ia sebentar lagi lulus? Taemin-a, cinta itu tidak memandang jarak ataupun waktu. Selama Jongin masih mampu mempertahankan cintanya walaupun Hani noona tak ada di dekatnya ia pasti akan bertahan”

“Itulah masalahnya, Jongin bukan tipe namja yang akan bertahan bila yeojanya tak lagi ada disekitarnya”

“Biarkan saja dia. Kau tidak perlu mencampuri urusan mereka”

Taemin menghela nafas, “Hmm.. sejak kapan kau perduli tentang Jongin?” Taemin memperhatikan Wonho.

“Ey ani goteun” ucap Wonho lalu pergi dari sana.

***

Sore itu, Jongin baru saja keluar dari kelasnya setelah mendapat hukuman menuliskan kalimat panjang sebanyak 100 buah, karena sudah 3 kali bolos di mata pelajaran Fisika. Ia pun berjalan cepat menuju gerbang untuk segera ke dorm White Shit. Saat baru berbelok hendak memasuki komplek perumahan, ia mendengar suara beberapa orang yeoja berteriak keras, lalu terdengar juga beberapa kali suara pukulan. Jongin mengerutkan kening lalu mencari sumber suara tersebut. Saat melewati sebuah lahan kosong, terlihat sekelompok yeoja sekitar 6 orang sedang menyiksa seorang yeoja yang diikat di pohon. Wajah yeoja malang itu sudah memar dan penuh darah. Baju seragamnya entah kemana dan yeoja ini hanya memakai kaos dalam tipis saat ini.

Jongin hampir saja tidak peduli dan hendak pergi saja dari sana, tapi melihat keadaan seorang yeoja seperti itu, ia benar benar tidak tega. Inilah kelemahannya satu-satunya, yeoja.

“Ey mwoyaa..” ucap Jongin lalu berjalan santai menuju pohon tersebut.

“Mwoya ige?” tanya Jongin, membuat sekelompok yeoja tersebut menoleh. Mereka ternyata siswa-siswa tingkat pertama dan ada 2 orang siswa tingkat kedua.

“Jongin-a..” ucap Yoo Sohyun yang sepertinya mengepalai pembully-an ini.

“MWO HANEUN GEOYA??” bentak Jongin pada teman sekelasnya itu. Sohyun terlihat kebingungan mencari alasan.

“Lepaskan dia” ucap Jongin pada Sohyun.

“Ah Jongin-a! Namjaku kemarin menggodanyaaa dan mereka bilang namjaku terus mendekatinyaa! Na sirrheoyoo!”

“Namja-mu yang mendekatinyaa! Lalu kenapa ia yang kau bully seperti ini?! Putuskan saja namja-mu dan masalahmu selesai! Lepaskan dia!!” ucap Jongin lagi-lagi dengan nada tinggi. Mereka, teman-teman Sohyun yang lain hanya bisa terdiam, termasuk 2 yeoja tingkat kedua yang sudah pasti mengenal Jongin.

“Aish jinnja! Geurae. Lepaskan yeoja jalang itu! YA NEO! Kau beruntung hari ini, lain kali… kau akan ku habisi” ucap Sohyun berbicara di depan wajah yeoja malang itu.

“Kajja” ucap Sohyun lalu pergi begitu saja dengan kelompoknya.

“Aish jinjja Yoo Sohyun” ucap Jongin menghela nafas kesal.

Jongin pun melihat yeoja itu bingung. Ia bingung apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia tidak mau menolong yeoja itu lebih jauh, tapi apakah ia bisa setega itu? Jongin pun akhirnya membuka jaket White Shit nya dan memakaikannya pada yeoja itu.

“Gwenchana?” tanya Jongin. Yeoja itu mengangguk lemah.

“Gamsahamnida” ucapnya lemah dan bergetar.

Jongin berpikir sejenak. Ia sepertinya tidak pernah melihat yeoja ini. Oke, memang banyak anak cupu tidak terkenal di sekolahnya, tapi sepertinya yeoja yang ini benar benar asing. Jongin belum pernah melihatnya sebelumnya. Tiba tiba ia teringat kata kata Taemin kemarin…

Ya ya ya kau sudah dengar?

Anak baru itu. Aku pikir dia sekelas denganmu?

Kau harus melihatnya dulu. Dia sangat cantik…

Jadi ini.. anak baru dari desa itu?” pikir Jongin dalam hati.

“Eng.. kajja, kita harus membersihkan lukamu” ucap Jongin memutuskan untuk menolong yeoja itu lebih jauh. Jongin pun membantunya berjalan dan membawanya ke dorm White Shit.

“Aku.. sepertinya belum pernah melihatmu sebelumnya” ucap Jongin memecah rasa canggung.

“N..Ne. Aku baru masuk ke Shinkyung kemarin” ucap yeoja itu pelan. Jongin mengangguk paham. Jadi benar, yeoja ini yang Taemin maksud kemarin.

“Ireumi.. mwoeyo?” tanya Jongin.

“Soojung. Jung Soojung”

“Nan Jongin. Kim Jongin” yeoja itu tersenyum lalu mengangguk pelan. Jongin memperhatikannya. Baru kali ini yeoja ini tersenyum sejak tadi. Mungkin ia sudah tidak setegang tadi dan sudah lebih rileks sekarang.

Mereka pun akhirnya sampai di dorm White Shit. Saat Jongin baru saja membuka pintu dan membawa masuk Soojung, semua orang langsung memperhatikan mereka aneh.

“Woa woa. Siapa itu?” ucap Sehun yang sedang bermain billiard bersama Junior.

“Jongin-a, yeoja mana lagi yang kau bawa kesini kali ini?” ucap Junior dengan nada menggoda.

“Ey geumanhae. Situasinya sedang tidak tepat. Hun-a, bawakan aku air hangat dan handuk. Junior, bawakan kotak obat itu” ucap Jongin lalu mendudukan Soojung di sofa.

“Ya ya ya ya ya, kau apakan dia sampai wajahnya babak belur seperti itu?” ucap Junior, lalu dua anak nakal itu pun (Junior dan Sehun) menghampiri Soojung dan memperhatikan wajahnya.

“YAA PPALLII” teriak Jongin kesal pada mereka berdua. Junior dan Sehun pun segera kabur dari sana dan melakukan perintah Jongin.

Naeun yang sedang berbaring seraya memainkan ponselnya lalu akhirnya melihat kearah mereka.

“Oh, anak baru? Yaa, kenapa dengan wajahmu?” ucap Naeun lalu mengambil posisi duduk.

Taemin yang baru keluar dari kamar mandi pun segera menuju kearah mereka.

“Oh? Jonginie, akhirnya kau bertemu dengannya” ucap Taemin.

“Woaa, ada apa dengan wajah yeoja ini? Ya Kim Jongin, aish apa yang kau lakukan padanya? Yeoja cantik, kenapa kau mau dibawa kemari oleh Jongin?” ucap Jackson dengan heboh lalu duduk disebelah Soojung.

“YA sikkeureo! Wang Jackson, kkeojjeo!” ucap Jongin lalu mendorong dorong Jackson agar pergi.

“Mian. Mereka semua selalu seperti ini setiap ada yeoja datang kesini” ucap Jongin. Soojung mengangguk lalu tersenyum kecil.

Junior dan Sehun pun kembali dengan pesanan Jongin.

“Naeun-a, bisakah kau atasi dia?” tanya Jongin.

“Geureom. Biar aku saja” ucap Naeun lalu mulai mengambil kompresan dan membersihkan wajah Soojung.

“Siapa yang melakukan ini?” tanya Naeun pada Soojung.

“Eng..” Soojung terlihat ragu.

“Yoo Sohyun. Nappeun yeon” ucap Jongin.

“Yoo Sohyun? Woaa pasti karena namjanya menggoda Soojung kemarin, ah jinjja”

“Ah maja, kalian sekelas. Sebenarnya ini kan bukan salahnya, kenapa juga ia yang harus di bully. Dasar pengecut” ucap Jongin terlihat kesal.

Taemin memandangnya lalu tersenyum nakal. Namja itu berbisik,

“Ey, jadi kau mengkhawatirkannya?”

“Lee Taemin! Geumanharago!” ucap Jongin

“Ah arrasseo arrasseo” ucap Taemin tetap tersenyum.

Malamnya, Taemin dan Jongin pun mengantar Naeun dan Soojung pulang. Mereka berbeda arah, tetapi kembali lagi ke dorm setelahnya.

“Kim Joonggiiinnn eeyy jadi kau sudah menemukan pengganti Ahn Hani? Apa ku bilang, dia cantik kan?? Bahkan dengan wajah memar seperti tadi pun dia cantik. Eish, akhirnya kau mendengarkan kata-katakuu” ucap Taemin yang baru memasuki dorm lalu duduk disebelah Jongin sambil menepuk nepuk pundak namja itu.

“Lee Taemin. Taeminie. Hyung. Jebal. Aku sedang tidak ingin membahas itu dulu. Hani noona marah karna aku menghilang seharian ini” ucap Jongin sambil mengetik di ponselnya dengan wajah lesu.

“Hani noona, Jongin sedang selingkuh hari ini, geundae mian, dia harus melupakanmu dulu hari ini” ucap Taemin tersenyum lebar seraya berteriak di ponsel Jongin. Untung Jongin sedang tidak menelfon yeojanya.

“Ash jinjja” Jongin pun keluar dari dorm dan duduk di teras. Ia mencoba menelfon yeojanya tapi tak ada jawaban.

“Jebal.. jebal..” ucap Jongin terus menunggu jawaban telfonnya.

“Um?” akhirnya ada jawaban diujung sambungan. Hani mengangkat telfonnya dengan nada malas.

“Honey, mian. Jinjja mianhae. Aku sangat sibuk dengan White Shit seharian ini. Aku juga tadi dihukum sepulang sekolah. Jinjjayo. Jinsimeuro. Kau bisa tanyakan pada Naeun kalau tidak percaya. Naeun disini seharian ini”

“Ah White Shit.. mereka benar benar.. shit..” Jongin hanya terdiam.

“Apa kau tidak bisa membuat daftar prioritasmu? Kita sudah setengah tahun berpacaran Kim Jongin, kau paling lama berpacaran denganku, kenapa kau masih bersikap sama seperti kau memperlakukan yeoja yeojamu sebelumku? Mereka hanya 2 atau 3 hari berpacaran denganmu. Na? Aku sudah 6 bulan berpacaran denganmu Jonginie..” Jongin lagi lagi terdiam.

“Aku tidak mengerti. Apa White Shit begitu berharga bagimu? Jauh lebih berharga dariku? Aku lelah Kim Jongin. Kau sudah sangat sering seperti ini, mengabaikanku demi White Shit mu. Kau mungkin memang tidak cocok berpacaran lama dengan seseorang..”

“Honey mianhae. Jinjja mian. Aku janji tidak..”

“Dwaesseo. Aku tak ingin mendengar apapun lagi darimu. Aku benar benar lelah. Aku menyerah padamu. Geumanhaja.. uri”

“Andwae andwae. Jebal andwae. Dengarkan aku dulu. Aku akan berubah. Aku janji tidak akan mengabaikanmu seperti ini lagi. Chagiya, jebal. Jangan seperti ini.. aku tidak ingin putus..”

“Kau berulang kali mengatakannya, membuatku berulang kali mendengarnya. Tapi kau tega membuatku hanya terus berekspektasi, sementara kau tidak pernah membuktikan perkataanmu. Aku benar benar lelah with all of this shit. Mianhae Jonginie. Geumanhaja…. jaljja Kim Jongin” Hani pun memutuskan telfon, membuat tangan Jongin terkulai lemas.

“Honey… etteokaji?” gumam Jongin pelan. Tidak, ia tidak pernah diputuskan oleh yeoja sebelumnya, dan sekarang, disaat ia mulai serius dan hanya menginginkan satu yeoja di dalam hidupnya, ia malah diputuskan seperti ini.

“AHN HANIII!!!! HANIII-YAAAA!!! ASH JINJJAAA!!” ucap Jongin menendang udara di depannya kesal.

Taemin, Mark, Sehun dan Jackson yang masih berada di dorm segera keluar dengan panik saat mendengar teriakan Jongin.

“Wae wae wae?” tanya Jackson panik.

Jongin terduduk di teras dengan wajah kosong.

“Jongin-a! Gwenchana? Gwenchana Jongin-a??” tanya Taemin juga panik. Jongin hanya terdiam.

“YA Jongin-a daedaphae!” ucap Mark juga panik.

“Uri haeyojjyeo…” ucap Jongin pelan.

“Mwo? Ah jinjja. Aku pikir kau kenapa” ucap Sehun berdecak.

“YAA!! Kau pikir ini masalah sepele??” teriak Jongin kesal. Mark menahan pundak Jongin, menyuruhnya untuk tenang.

“Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya.. diputuskan oleh yeoja dan merasa sakit..”

“Geumanhae. Kau terlalu berlebihan” ucap Jackson.

“Aniyo. Kau akan merasakannya jika kau diputuskan oleh pacarmu nanti. Hani-ya…”

“Geuman Jongin-a. Kajja, kita masuk kedalam” ucap Taemin lalu mereka pun masuk.

“Hyung, aku harus pulang, sudah jam 11. Mian” ucap Sehun lalu mengambil tasnya.

“Nadoo nadoo” ucap Jackson lalu mengambil tasnya juga.

“Hyung aku juga pulang dulu” ucap Jackson.

“Um” ucap Taemin.

“Apa kalian tidak akan pulang? Kalian akan menginap disini?” tanya Jackson.

“Ani ani, kita sebentar lagi pulang” ucap Taemin. Lalu dua bocah itu pun menghilang dibalik pintu keluar.

“Taemin-a, aku juga harus pulang. Jongin-a, hyung pulang dulu” Taemin dan Jongin hanya mengangguk pelan. Mark pun meninggalkan dorm, tersisalah Taemin dan Jongin.

“Aku tidak mau pulang. Aku akan tidur disini malam ini” ucap Jongin. Taemin memandangnya prihatin. Belum pernah Jongin seperti ini sebelumnya. Jongin itu playboy. Dia baru serius berpacaran dengan Hani. Sejak masuk Shinkyung, sudah 9 yeoja ia pacari. Dan hanya dengan Hani ia bertahan cukup lama.

“Jongin-a jangan seperti ini. Kau membuatku ikut sedih” ucap Taemin menepuk nepuk pundaknya. Jongin dan dia sudah bersahabat sejak kecil. Mereka selalu satu sekolah walaupun Taemin selalu lulus lebih dulu, dan Jongin pasti selalu menyusulnya ke sekolah manapun setelah itu.

“Pulanglah Taemin-a.. aku ingin sendiri..” ucap Jongin. Taemin menghela nafas.

“Kau baik baik saja jika ku tinggal sendiri disini?” Jongin mengangguk pelan.

“Geurae..” ucap Taemin lalu mulai bangkit.

“Jangan melakukan hal hal aneh. Jangan pernah berpikir sedikitpun untuk melakukannya. Jebal..” ucap Taemin memohon.

“Aey arrasseo. Aku masih cukup waras” ucap Jongin.

Taemin pun mengangguk paham lalu pergi dari dorm dan kembali ke rumahnya.

23:22. Jongin meraih ponselnya, berharap ada pesan dari Hani yang mengatakan jika ia berubah pikiran. Tapi ternyata tak ada. panggilan tak terjawab pun tak ada. Ada 89 pesan masuk di ponselnya, tapi tidak ada satu pun pesan dari Hani. Jongin memutuskan untuk menelfon Hani lagi.

“Jebal.. jebal. Sekali ini saja..” ucap Jongin berharap. Tidak ada jawaban. Atau mungkin Hani sudah tidur? Jongin pun memutuskan untuk mengirimkan pesan.

Aku hanya ingin kau tau, aku mencintaimu. Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya, merasakan sangat takut kehilangan seorang yeoja, dan merasa sedih saat benar-benar kehilangan yeoja tersebut. Honey-ya, aku tidak ingin kita seperti ini. Jebal. Aku ingin kau kembali..

***

Keesokan paginya, rumor putusnya Hani dan Jongin sudah menyebar luas, termasuk ke telinga Hoya karena ia sekelas dengan Hani.

“Hani-ya, kau putus dengan Jongin??” tanya Hoya panik saat Hani baru datang.

“Ani” ucap Hani singkat lalu duduk ditempat duduknya.

“Geojitmal hajima. Rumornya sudah menyebar dengan sangat cepat” ucap Hoya kembali menghampiri Hani.

“Ah geurokkuna..” ucap Hani membuat Hoya semakin bingung.

“Jadi itu benar??”

“Um” ucap Hani singkat.

“YA WAE?” tanya Hoya.

“Sikkeureo” ucap Hani berbisik.

Hoya menghela nafas. “geurae, jelaskan padaku”

“Sirrheo” ucap Hani pelan dan santai.

“Ahn Hani” ucap Hoya sedikit memaksa. Jongin sudah ia anggap seperti dongsaengnya sendiri.

“Kau lebih baik tidak mendengarnya karna kau mungkin akan membenciku jika kau tau..”

“Mwoya ige.. jangan berbelit belit. Kau membuatku bingung” ucap Hoya.

“Aku benci Kim Jongin. Aku benci White Shit. They both.. are really like shit. Ah damn it

“Wae? Kenapa kau membenci White Shit?”

***

Sehun terus menerus memandang kearah pintu. Pelajaran sudah dimulai tapi tidak ada tanda tanda Jongin akan datang.

“Ya Junior. Apa Jongin memberimu kabar?” tanya Sehun berbisik pada Junior yang duduk di samping bangkunya.

“Aniya. Wae geurae? Apa rumor yang kudengar tadi pagi benar?” tanya Junior pada Sehun.

“Um. Rahasiakan ini pada orang luar. Arra?” ucap Sehun.

“Ah jinjja? Arrasseo”

***

“Aku membenci White Shit karna mereka menyita waktu Jongin. Mereka membuat Jongin mengabaikanku dan aku sudah benar benar lelah dengan semua ini”

“Kau salah. White Shit tidak pernah menyita waktu siapapun. Kita tidak pernah melakukan sesuatu yang begitu menyibukkan hingga membuat salah satu anggotanya tidak bisa mengabari pacarnya. Kau mungkin juga sudah tau apa saja yang mereka lakukan setiap hari di dorm. Jadi, jika alasan Jongin mengabaikanmu adalah karna sibuk dengan White Shit, tolong pikirkan baik baik”

“Pikirkan baik baik perkataanmu yang mengatakan kau membenci White Shit. Jongin mungkin punya alasan lain, tapi ingat 2 hal. Itu bukan karna yeoja, dan bukan karna White Shit” Hoya pun mengambil tasnya dan keluar dari kelas begitu saja.

Namja itu memilih untuk membolos dan keluar lewat pagar belakang.

***

Saat bel istirahat berbunyi, Taemin segera membawa tasnya dan keluar dari sekolah begitu saja. Ia mendapat pesan dari Sehun dan Junior jika Jongin tidak masuk sekolah hari ini, maka dari itu ia begitu mengkhawatirkan Jongin. Ia takut terjadi sesuatu pada Jongin yang ia tinggal sendirian semalam di dorm.

Saat sampai di dorm, ada 3 orang yeoja yang berdiri mondar-mandir di depan dorm. Mereka mengenakan seragam Shinkyung, sama seperti yang Taemin gunakan.

“Mwo haneun geoya?” tanya Taemin membat ketiga yeoja itu menoleh.

“Aaaaakk Taemin oppaaaaa” teriak mereka heboh. Taemin memandang mereka risih.

“Oppa apa yang kau lakukak disini? Apa kau membolos?”

“Apa Jongin di dalam? Ah oppa aku sangat mengkhawatirkannya”

“Oppa, aku membawakan sarapan, tadinya akan ku berikan pada Jongin jika ia ada di dalam”

“Oppa waeeee waeee? Kenapa kau sangat tampan jika dilihat dalam jarak sedekat ini??”

Yeoja-yeoja itu mengerumuni Taemin dan mengoceh tak jelas.

“Micheosseo?” tanya Taemin sebal.

“Oppa, bisa-bisanya kau mengatakan jika kami gila..”

“Kkara!” ucap Taemin ketus lalu berlalu begitu saja.

“Oppaaa bagaimana dengan Jongin? Apa Jongin ada di dalam? Ia tak masuk hari ini dan dia baru putus dengan…”

“KKARAGO! Jongin tidak ada di dalam jadi sebaiknya kalian kembali ke sekolah! Cih michigende..” ucap Taemin lalu masuk ke halaman dorm.

“Oppa! Aku akan meninggalkan sarapan ini disini, tolong sampaikan pada Jongin. Annyeong Taemin oppaaa!!” ucap salah seorang yeoja berteriak.

Taemin berbalik dan ketiga yeoja itu masih disana, “Andeuro? Ppali KKAA!!” teriak Taemin kesal.

Ketiga yeoja pun pergi dari sana dengan wajah kusut.

Taemin menggelengkan kepalanya tak habis pikir lalu menuju ke pintu. Saat mencoba membuka pintu dorm, pintu tersebut masih terkunci. Namja itu pun mengeluarkan kunci dan membukanya dengan cepat.

“Jongin-a!” ia berteriak mencari jawaban. Dan ternyata ia mendapati Jongin masih tertidur di sofa.

“Ey jinjja. Ya Kim Jongin ireona. Kenapa kau tidak pergi ke sekolah hari ini? Kau takut? Kau takut bertemu Hani noona, geurochi?” Taemin menggoyang goyang tubuh Jongin tapi namja itu diam saja.

“Ya Jongin-a” Taemin mencoba memegang kening Jongin dan “Auh jinjja. Aigoo, badanmu panas sekali. Etteokaji??” Taemin pun panik dan segera meraih ponselnya.

“YA Son Naeun ppalli ke dorm, sekarang juga!” ucap Taemin di telfon.

“Mwo? Waeyo?” tanya Naeun bingung.

“Ppalli! Jongin sakit! Tubuhnya sangat panas! Ppalli ppalli ppaalliii” ucap Taemin lagi.

“Ah ah arrasseo arrasseo” Naeun pun menutup telfonnya.

“Ya Jung Soojung! Kajja, ikut aku” ucap Naeun membawa tas Soojung begitu saja.

“Wae wae? Kau mau kemana?” tanya Soojung bingung. Begitupun Youngji dan Wendy yang sedang bersama mereka.

“Naeun-a eodiyaa?” tanya Wendy, tapi Naeun mengabaikannya.

“Ah ppalli geunyang ddarawa Soojung-a!” ucap Naeun kesal. Soojung pun berdiri dan mengikuti Naeun.

“Jongin sedang sakit di dorm saat ini” ucap Naeun berbisik.

“MWO??” ucap Soojung kaget.

“Ppalli!” ucap Naeun, Soojung  pun segera mengikuti Naeun dengan cepat.

Naeun dan Soojung terburu buru memasuki dorm White Shit. Taemin sedang mengompres kening Jongin dengan air es.

“Hah eotteokaji?” tanya Taemin terdengar lega setelah melihat Naeun dan Soojung.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Soojung masih belum mengerti.

“Jonginie.. dia baru putus dengan pacarnya” ucap Naeun.

“Ah Soojung-a, bisa kau teruskan ini?” tanya Taemin seraya menyodorkan handuk kompresan.

“A… nde”

***

“Honey.. honey..” Soojung terjaga dari tidurnya saat mendengar suara Jongin, lalu refleks memegang kening Jongin. Panasnya masih tinggi, dan namja ini belum bangun sedari tadi, hanya Honey lah yang terus menerus ia ucapkan dalam mimpinya.

Soojung kembali mengompres kening Jongin dan menaikkan selimut yang Jongin pakai hingga ke leher. Naeun dan Taemin memutuskan untuk menginap di dorm malam itu, begitu juga Soojung. Tadi siang, seluruh anggota White Shit yang masih aktif (masih berstatus sebagai siswa Shinkyung) datang ke dorm untuk mengecek keadaan Jongin. Hoya, Myungsoo, Baekhyun, Chanyeol, Shownu, Baro, Tao, Chen, Mark, Hongbin, Suga, Minho, Minhyuk, Ravi, Wonho, Sehun, Jackson, Junior, Jaebum, Hope, Ilhoon, Jooheon. Sekarang hanya tersisa Taemin disini, tertidur lelap tak jauh dari tempat Jongin tidur. Soojung berani bertaruh, Taemin pasti sangat menyayangi Jongin. Ia langsung meninggalkan kelasnya saat tau Jongin tidak masuk sekolah tadi pagi.

“Honey…” Soojung mengerutkan kening. Apa Jongin benar benar mencintai yeoja yang ia panggil Honey itu? Seperti apa orangnya? Soojung penasaran.

Soojung melihat sekeliling dan mendapati ponsel Jongin.

“Apakah sopan jika aku melihat ponselnya? Ah tapi aku benar benar penasaran” Soojung pun akhirnya membuka ponsel Jongin yang tidak dikunci itu.

Di layar langsung muncul daftar panggil. Terdapat 104 panggilan keluar tadi malam sekitar jam 11 sampai jam 3. “Woaah, Jongin menghubungi yeoja itu sebanyak ini??”

Soojung melihat panggilan tak terjawab. Tae noona. Ada 31 panggilan tak terjawab dari noona nya.

Soojung pun keluar dari daftar panggil dan kembali ke menu utama. Ia terdiam seketika saat melihat wallpaper di ponsel tersebut.

“Yeppeodda” ucap Soojung seraya tersenyum. Ini pasti Honey yang Jongin maksud. Soojung merasa pernah bertemu yeoja ini sekali di sekolah.

“Pantas saja Jongin sangat mencintainya..” ucap Soojung lalu kembali meletakkan ponsel Jongin di tempatnya semula. Ia tidak berani melihat apapun lebih jauh lagi. Terkadang, ada hal hal yang tidak perlu kita ketahui jika pada akhirnya hanya membuat sakit hati.

Uhuk uhuk…

Soojung memperhatikan Jongin hati-hati, sepertinya namja itu sebentar lagi akan terbangun. Dan, benar saja, namja itu membuka matanya perlahan. Napasnya memburu dan ia terlihat bingung.

“Honey..” lagi lagi kata itu yang keluar dari mulutnya.

“Jongin-a.. ireonasseo?” tanya Soojung hati-hati. Jongin memandang Soojung lalu tiba tiba meneteskan air matanya. Soojung panik melihatnya.

“Jongin-a..?”

Jongin tiba tiba memeluknya sangat erat seraya menangis.

“Honey-ya… kau kemana saja?? Aku menunggumu sejak tadi… Kenapa kau memutuskanku?? Kajima.. kajimaa, jebal..” ucapnya dalam tangisnya.

“Aku mencintaimu Honey-ya… kembalilah..” ucap namja itu lagi, membuat Soojung membeku.

Tak terasa air mata pun menetes dari mata Soojung, “Jongin-a…”

-to be continue-

9 thoughts on “[Freelance] Stay With Me [Chapter 1]

Arcadian's Say