[Freelance] Sunday ( The Story Of Sasaeng Fans)

sunday

Title                : Sunday (The Story of Sassaeng fans)

Author            : Arisa Karamorita (https://twitter.com/IM_Soshitaengs)

Rating             : general. PG-15

Length            : oneshoot

Genre             : idollife, motivation story

Main Cast      : Krystal Jung / Jung Soojung

                          Lee Sunday/Seon Dae (OC)

                          Kai  / Kim Jongin

Disclaimer      : This fan fiction is original story of mine. The cast belongs to themselves.  Sebelumnya fanfiction ini sudah dipublish di Sifany Island dengan judul dan alur yang sama namun cast yang berbeda. Jika terdapat cerita yang sama, selama authornya masih Arisa Karamorita atau Elsa Marreta (@IM_soshitaengs) maka bukan termasuk plagiarism. Cerita ini tidak bermaksud untuk menyinggung pihak tertentu, cukup ambil nilai dan pesan dibalik ceritanya. Salam dua jari, love is peace.

Credit poster : Credit >> PosterBySifixo@PosterChanel

“F(X) Krystal and EXO Kai Reported to be Dating !!!”

“Alasan terbesarku membencimu adalah karena kau terlahir sebagai Krystal Jung, wanita yang dicintainya.” – Sunday

-Sunday (The Story of Sassaeng Fans)-

Story by Arisa Karamorita

Cerita ini hanya fiktif belaka,

This Story special for uri Krystal Jung

serta antifansnya yang selalu memberikan masukan dan perhatian lebih.

Segala sesuatu yang ada dalam fanfic ini hanyalah fiksi

cerita dibuat untuk diambil pesan moral yang terkandung

Happy reading, keep calm and stop bashing.

-Sunday (The Story of Sassaeng Fans)-

 

Sunday. Sunday atau hari minggu adalah hari yang paling menyenangkan bukan? Munafik jika mereka mengatakan tak menyukainya. Hari minggu biasa digunakan keluarga untuk melepas kepenatan setelah satu minggu beraktifitas. Terlebih bagi seorang pelajar, mereka akan memanfaatkan hari libur yang datang hanya sekali.

Bicara tentang Sunday,  perkenalkan namaku adalah Sunday, lee Sunday. Tapi jika boleh jujur, nama lahirku sebenarnya adalah Lee Seon Dae. Nama itu terlalu kuno bagiku. Maka dari itu aku memutuskan untuk mengganti dengan Sunday. Terdengar lebih keren bukan?

Aku merupakan pelajar SMA di sekolah khusus wanita di kota Seoul. Jujur, aku sangat benci bersekolah disana. Bagaimana tidak, penghuni sekolah tersebut seluruhnya adalah wanita. Lirik kanan wanita, lirik kiri wanita, depan belakang pun wanita. Bisa kalian bayangkan betapa jenuhnya aku? Ini semua karena orang tuaku yang mengirimkan aku ke sekolah terkutuk itu.

Hari ini adalah hari minggu, merupakan sebuah hari terindah untuk kalangan pelajar sepertiku, aku akan melewati minggu ini dengan sangat menyenangkan. Kutarik tas selempangku yang berada di atas meja lalu bersiap keluar dari kamarku. Namun sebelum aku keluar, kusempatkan diriku untuk pamit kepada deretan poster yang sudah memenuhi 80% dinding kamarku.

“kita akan bertemu hari ini Oppa. Tunggu aku, saranghae!!!”

gila. Aku memang sudah gila, setiap hari harus berpamitan dengan puluhan gambar pria tampan yang tersenyum di dinding kamarku. Ritual yang tak pernah aku lewatkan jika akan meninggalkan rumah. Bahkan jika dibandingkan dengan orang tuaku, aku lebih sering berpamitan dengan deretan gambar mati tersebut.

“kau mau kemana, Seon Dae?”

“main.”

“dasar bocah jaman sekarang. Dimana sopan santunmu…” tak ku inggahkan omelan dari Ibuku. Aku sudah cukup kebal dengan omelannya.

Kupasang earphone silver di telingaku dan kuputar playlist diponselku. Lagu pertama adalah  Overdose dari Exo, lagu kedua adalah Monster dari Exo begitu pula deretan berikutnya masih tetap Exo. Hampir 90% ahh tidak 100 % lagu yang ada di ponselku adalah lagu Exo. Aku memang tergila-gila dengan mereka.

Sebagai seorang penggemar, tentu saja aku sangat mendukung seluruh kegiatannya. Setiap hari aku mengupdate berita terbaru mengenai mereka, menghadiri show mereka secara live, ataupun fanmeeting mereka. Bahkan aku juga telah mendapatkan beberapa tanda tangan dari 3 member, yakni Kai, Suho dan Baekhyun. Selain itu, jika ada voting awards, sering kali aku memvoting mereka dengan login e-mail yang berbeda. Aku rela membuat puluhan e-mail demi mendukung mereka, tujuanku hanya satu yakni agar mereka menang.

Tak jarang jika mereka gagal mendapat awards, aku kerap kali membashing rival dari Exo. Aku juga tercatat sebagai beberapa antis dari idola group yang dianggap sebagai rival terberat Exo. Terkesan kekanak-kanakan memang, tapi aku menikmati apa yang aku lakukan ini.

kulangkahkan kakiku dengan santai disebuah gang kecil, mulutku dengan aktif menirukan bait demi bait lagu yang terdengar di earphoneku.

Langkahku langsung terhenti ketika terlihat sebuah gambar yang menempel di dinding gang kecil yang kulewati. Gambar berukuran 1 x 0.5 meter dengan tulisan “F(x)” di sudut bawah. Aku menatap tajam deretan wanita yang ada digambar itu. Tanpa fikir panjang lagi aku langsung mengambil gambar tersebut secara kasar dan langsung menyobek menjadi beberapa bagian. Hingga yang terakhir aku membuangnya begitu saja. sungguh, aku benci dengan mereka.

Jangan Tanya mengapa aku berbuat demikian, f(x) salah satu girlgrup dibawah naungan perusahaan yang sama dengan Exo, aku sangat membenci mereka. Awal kebencianku sangatlah kekanak-kanakkan, berawal dari  momen-momen mereka dengan Exo. Awalnya aku merasa biasa saja, menganggap itu semua hanyalah kebetulan atau buatan penggemar-penggemar kurang kerjaan. Tapi semakin jauh, moment-moment itu semakin banyak, fanfiction mulai bermunculan disana-sini. Dan itu semua membuatku semakin membenci mereka, terlebih Krystal. Kalian jelas tau, anggota termuda F(x) yang sering kali dijodoh-jodohkan dengan bias utamaku, Kai Oppa. Demi apa, sama sekali tak cocok.

Kebencianku terhadap Krystal semakin menggunung ketika membaca beberapa fakta buruk tentangnya yang ada di internet. Berita yang tercantum sering kali tentang dirinya yang dekat dengan beberapa idola pria, dan jangan lupakan jika ia juga sering dipasangkan dengan beberapa member Exo. Terlebih aku juga benci dengan wajah dinginnya yang terkesan angkuh. Wanita genit seperti itu tak cocok jika harus dipasangkan dengan Kai Oppa.

Sifat antisku terhadap F(x) memang sudah mendarah daging. Terlebih saat berita kencannya dengan Kai oppa keluar. Aku muak dengan Kaistal, aku muak dengan Suho-Krystal, aku muak dengan Sehun-Krystal, AKU MUAK DENGAN KRYSTAL JUNG. Apa kurang jelas? Exo adalah Exo. Jangan sandingkan Exo kami dengan wanita sepertinya.

Sikapku memang berlebihan, tapi aku tak peduli. Yang terpenting adalah menyingkirkan siapapun yang berusaha mendekati ataupun menganggu group idola yang kucintai, Exo.

-Sunday (The Story of Sassaeng Fans)-

Aku memasuki sebuah gedung yang cukup besar, tempat ini sudah dipenuhi dengan beberapa remaja yang mayoritas adalah seorang gadis. Tanpa perjanjian, mereka semua kompak memakai atribut Exo dan membawa beberapa foto serta banner bertuliskan ‘EXO Kai’. Hari ini memang ada fanmeeting dengan Kai Oppa, dan aku tentu tak mau ketinggalan untuk menghadiri acara yang sangat penting ini.

Cukup lama aku menunggu tapi acara belum juga dimulai. Kulirik jam tangan silver ditanganku “ahh!!! Masih satu jam lagi!”

Karena bosan menunggu. Aku memutuskan untuk berdiri dan mendekati pintu masuk menuju backstage. Otakku berputar, mencari cara untuk bisa masuk ke area backstage. Dengan begitu aku mungkin aku bisa bertemu langsung dengan Kai Oppa secara eksklusif.

Kuarahkan pandanganku ke area panggung, mencari cara agar aku bisa masuk. Pandanganku terhenti pada sebuah wanita yang tengah berbicara dengan ponselnya sambil mencatat sesuatu di kertas yang ia pegang, Ia nampak kesulitan hingga tanpa sadar ID card staff yang ada disakunya jatuh. Aku tersenyum penuh kemenangan menatap ID card yang tergeletak dilantai itu. Dewa keberuntungan berpihak kepadamu Sunday!

Dengan was-was aku mengambil ID card yang tergeletak itu. Kupakai jaket yang ada ditasku agar mereka tak mencurigai jika aku adalah bagian dari penggemar, dengan yakin kupasang ID card tadi tepat didadaku. Perfect!!!

Seperti yang sudah aku fikirkan, semuanya berjalan dengan lancar. Aku bisa memasuki backstage dengan mulus, tak satupun dari staff ataupun staff yang ada mencurigaiku, ini semua karena ID card yang ada didadaku.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama aku melakukannya. Sebelumnya aku pernah menyusup di appartemen tempat dorm Exo, dengan berjuta cara akhirnya aku berhasil masuk kedalamnya. Sayangnya belum sempat memasuki dorm utama, jejakku sedikit ketahuan membuatku terpaksa harus segera pergi dari tempat itu sebelum mereka menemukanku.

Hal serupa juga pernah aku lakukan ketika di acara SBS inkigayo tahun lalu, dengan cara yang sama aku berhasil masuk ke area backstage. Bertemu dengan beberapa artis yang ada. Aku tak peduli dengan artis-artis itu karena tujuan utamaku hanyalah Kai Oppa yang saat itu juga mengisi acara tersebut.

Sayangnya waktu itu nasib tak berpihak kepadaku. Bukannya bertemu langsung dengan Exo, Aku justru menyaksikan moment mejijikkan secara langsung. Saat itu kulihat Kai Oppa sedang duduk bersama wanita kubenci, Krystal. Mereka berdua terlihat begitu dekat, saling berbagi tawa yang membuatku ingin muntah seketika itu. Darahku semakin mendidih tatkala melihat Kai Oppa beberapa kali memainkan rambut panjang Krystal. Aku benci senyum genit wanita itu.

Sebenarnya kelakuanku ini termasuk illegal, bahkan jika aku tertangkap basah bisa saja mereka menjebloskanku kedalam penjara atau paling ringan akan dimasukkan ketempat rehabilitasi. Mereka menganggap kegiatan menyusup seperti ini sebagai hal gila seorang sassaeng fans. Hal gila ini sudah dianggap membahayakan bagi sang artis.

Kembali kerencana awal, langkahku semakin dekat dengan pintu ruang tunggu artis. Aku tersenyum penuh kemenangan menyambut pintu bertuliskan “Artist’s Room – EXO Kai”.

“nuguseyo?” aku terlonjak ketika mendengar seruan dari seseorang dibelakangku.

“ah… a… aku.. aku asisten baru Kai. Ya benar. Aku asisten barunya” sangkalku sembari berusaha tersenyum di depan salah seorang staff yang menyeruku tadi.

“jinja? Kau seperti pelajar SMA.”

“jeongmal? Gomawo kau sudah memujiku, sebenarnya usiaku sudah 25 tahun. Ucapanmu itu sebagai pertanda jika aku ini awet muda, masih lucu” Aku meraih tangannya, mecubit-cubit pelan pipi staff tersebut. Ia terlihat risih dengan sikapku. Ahh bodoh amat, yang terpenting adalah membuatnya percaya dengan ucapanku.

“nn…. Nne.. ne. Jeosongeyo, saya masih ada keperluan” Ia menghempaskan tanganku dengan paksa untuk kemudian berlalu dari hadapanku. Yess, actingmu berhasil Sunday!

Dengan penuh keyakinan, aku kembali menuju pintu tujuanku.

Satu langkah…

Dua langkah…

Tiga langkah…

“kau mau masuk? Sekalian berikan ini padanya.”

Aku kembali tersentak dan menoleh kebelakang. “bb…baiklah”

Setelah memberikan sebuah nampan yang berisi buah, makanan ringan serta dua gelas jus, orang itu langsung meninggalkanku. Hufft… hampir saja lee Sunday.

Senyumku kembali mengembang saat memandangi nampan yang ada ditanganku sekarang. Ini bisa sebagai alat yang akan membantuku untuk berkomunikasi dengan Kai Oppa. Mataku memandang 2 gelas jus yang ada dinampan. Tunggu! 2 gelas? Untuk siapa satunya? Bukankah hari ini hanya fanmeeting Kai Oppa? Apa mungkin ada satu member Exo yang lain? Ahh kau beruntung Lee Sunday! Sekali dayung dua pulau terlampaui.

-cklek-

Aku membuka pintu dengan mantap.

“annyeong hase……” tak kudapati Kai Oppa ataupun member Exo yang lain diruangan ini. Hanya ada seorang wanita yang tengah memainkan ponsel ditangannya, wanita yang sangat kubenci, siapa lagi kalau bukan Krystal.

“Kai Oppa, eodiseoyo –dimana-?” aku bertanya dengan sinis.

Wanita itu kini menatapku penuh Tanya.

“Kai…… Dia.. Dia sedang ada pengarahan dengan Manager Kang. Taruh saja makanannya dimeja sana”.

Beraninya menyuruhku.

“kau… untuk apa kesini?” aku tak menuruti perkataannya, justru melayangkan sebuah pertanyaan yang sukses membuatnya gugup.

“aku…? Aku hanya…”

“hanya apa? Mengikuti kemanapun Kai Oppa pergi dan berusaha mencari perhatiannya begitu? dasar wanita jalang!” ku lampaiaskan kebencianku kepadanya saat ini. Kebetulan ruangan ini juga sepi jadi aku bisa memberi pelajaran kepada wanita ini.

“nde?” dia kembali menatapku penuh kebingungan.

“jangan pura-pura bodoh Krystal. Kau tau, Aku sangat benci semua yang ada pada dirimu. Aku muak dengan sikapmu yang berusaha mendekat dan mencari perhatian Kai Oppa. Menjijikkan.”

“aku tidak mengerti dengan maksud ucapanmu dan sepertinya kau bukan bagian dari staff. Jadi lebih baik kau keluar sebelum aku memanggil pihak keamanan karena penyamaranmu.”

Beraninya dia mengusirku. Bahkan dia juga mengancamku. Ingin sekali aku menghajarnya sekarang.

“aku juga tidak sudi berlama-lama dalam satu ruangan dengan wanita sepertimu.” dengan sengaja aku melempar nampan ditanganku ketubuhnya, makanan, buah serta minuman tadi sontak tumpah dan mengenai pakaian yang ia kenakan. Aku tersenyum puas tatkala melihat ekspresinya yang begitu kaget dan ketakutan. Akhirnya kebencianku selama ini tersalurkan juga.

“Ya!!” aku tersentak mendegar sebuah suara dari ambang pintu. Aku menoleh kearah sumber suara itu dan betapa terkejutnya diriku ketika melihat siapa yang datang, Kai Oppa. Aku ternganga tak percaya, jantungku seolah berhenti berdetak. Kai Oppa berdiri tepat ditengah pintu, sebuah kemarahan tergambar jelas diwajahnya.

“neo… nugunde –siapa kau-?”

Aku tak menjawab pertanyaannya, wajahku masih fokus menatap wajah tampannya. Ia semakin mendekati posisiku, wajahnya begitu dingin. Ia kini mendekati Krystal dan membersihkan makanan yang mengotori pakaian Krystal. Ekspresi wajahku langsung berubah ketika melihat pemandangan dihadapanku kini, sungguh mengerikan.

Kai Oppa kini mengambil ponselnya dan mungkin menghubungi seseorang.

“kirim orang keamanan keruanganku.”

Mendengar kata ‘orang keamanan’ aku langsung tersentak.

“Ka….Kai op…Oppa. Tolong jangan…. Jangan laporkan aku. Akk… aku hanya ingin memberikan makanan itu, tapi dia malah menumpahkannya begitu saja.. sungguh”

Kai Oppa tak menjawab, ia kembali membersihkan pakaian Krystal dengan sapu tangannya. Sementara Krystal hanya diam, wajahnya terlihat sendu. Cihh, sok lemah! ingin sekali aku menarik rambutnya sekarang. ini semua karenamu Krystal! Karenamu emosiku jadi tak terkontrol!

Tak lama kemudian dua orang laki-laki berbadan besar memasuki ruangan. Mereka berpakaian serba hitam. Mati kau, Sunday!

“Jangan biarkan ini terulang lagi!” Kai Oppa memberikan instruksinya, sementara dua orang itu hanya mengangguk mantap.

Mereka berdua kini mengapit tanganku, berusaha membawaku keluar dari ruangan ini.

“Ka..Kai Oppa!! tolong aku, jebal…. Kai Oppa!”

Kai Oppa tak menghiraukan teriakanku sama sekali, mungkin ia benar-benar marah.

Dua orang ini menyeretku keluar. Aku ingin berontak tapi tenagaku tak cukup kuat untuk melawan mereka. Sebelum mereka berhasil membawaku keluar ruangan, aku menyempatkan diri untuk menatap Krystal, sebuah tatapan membunuh. Ini masih belum selesai, Krystal Jung!

-Sunday (The Story of Sassaeng Fans)-

Semenjak kejadian waktu itu, dimana saat aku tertangkap basah menyelinap, memaksaku untuk melewati beberapa proses hukum. Bahkan orang tuaku sempat dipanggil. Namun akhirnya mereka membebaskanku dengan alasan aku masih dibawah umur. Sebenarnya itu terasa ganjil, karena biasanya seorang penyusup sepertiku ini paling ringan akan dimasukkan ke rehabilitasi untuk beberapa hari. Ahh tapi bodoh amat, yang penting bebas.

Dan saat itu juga kebencianku terhadap F(x) semakin menggila. Andai saja waktu itu aku tak melihat Krystal di artist room, kejadian itu tak akan terjadi. Jika tak ada Krystal, mungkin aku tidak akan emosi dan bahkan aku tak akan ketahuan menyelinap, justru bisa jadi aku akan bertemu langsung dengan Kai Oppa. Tapi semuanya gagal karena Krystal.

Krystal, Kau harus membayar rasa malu yang sudah ku tanggung!

Hari ini aku berdiri di depan sebuah apartement yang cukup besar. Setelah menyelinap dan masuk kebeberapa group SNS MeU (penggemar F(x)), akhirnya aku mendapatkan alamat dimana dormnya berada. Tujuanku kesini tidak lain adalah untuk melampiaskan kekesalanku waktu itu, sekaligus membalas dendamku kepada Krystal. Dia harus merasakan apa yang kurasakan waktu itu, menanggung malu dan mendapat hukuman dari orang tuaku.

Aku bertanya kepada seorang penjaga yang berdiri dipintu masuk. Menurutnya, member F(x) saat ini tidak berada di apartement. Sudah sejak pagi mereka pergi.

Aku memutuskan untuk membuka group SNS Sone yang pernah kuselinapi, berusaha mencari dimana F(x) berada.

Bingo! Ketemu! Saat ini F(x) tengah melakukan shooting disalah satu acara televisi hingga pukul 12 siang. Kulirik jamtangan yang ada di tanganku, pukul 13.15. lama sekali. Pandanganku beralih pada sebuah kantong kresek yang ada dibalik jaketku. Kantong kresek yang berisi sebuah telur mentah, yang akan kugunakan untuk memberi Krystal pelajaran.

30 menit sudah aku menunggu. Setelah penantianku yang cukup lama akhirnya sebuah van hitam dengan label ‘F(x)’ dikaca mobil sudah memasuki halaman apartement. Aku langsung bersembunyi dibalik tanaman yang ada di dekat pintu masuk lobi apartement. aku membawakanmu hadiah terindah, Krystal.

Van itu kini berhenti tepat didepan pintu masuk apartement. pintu van mulai terbuka dan yang pertama keluar adalah Luna. Aku langsung menyiapkan telur yang ada di balik jaketku. Tepat diurutan ketiga, Krystal keluar dari van. Segera kulayangkan telur yang ada di tanganku. Saat kulayangkan telur tersebut, tiba-tiba Victoria menyerobot disamping Krystal.

-praakkkk-

Sebuah telur mentah tepat mengenai kepala Victoria. Arghh!!! Aku gagal. Harusnya Krystal yang kena!

“yak!! Nugunde –siapa-?” aku langsung terlonjak ketika mendengar teriakan Amber. Ternyata dia menyadari keberadaanku. Tanpa fikir panjang lagi aku langsung angkat kaki dari tempat persembunyianku, berlari dengan cepat.

“berhenti kau!” aku menoleh kebelakang, Amber mengejarku. nekat sekali dia. Aku terus berlari sekuat tenagaku.  Tapi sayang larinya begitu cepat. Hingga akhirnya ia berhasil menangkapku, ia mencekeram lenganku dengan kuat.

“lepaskan!!!!”

“tidak sebelum kau meminta maaf!” aku berusaha keras melepas cengkeramannya. Gila, wanita ini begitu kuat, padahal tubuhnya sangat kurus kering.

“aku tidak sudi!”

“baiklah, aku juga tidak sudi untuk melepaskanmu!”

Dibelakang Amber tiba-tiba Krystal muncul dengan nafas yang tersengal-sengal.

“kau…..” rupanya ia masih mengenaliku.

“kau mengenalnya Soojung-a?”

“tidak. Hanya sekali pertemuan sesaat.”

“baiklah gadis kecil, jika kau tak mau meminta maaf maka aku akan membawamu ke pihak keamanan.”

Mendengar kata pihak keamanan, aku langsung tercengang, aku tak ingin jika harus melewani proses hukum yang rumit lagi. aku tak ingin orang tuaku murka lagi akibat ulahku yang hampir sama. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dibenakku. Aku mencakar dan menggigit tangan Amber “YAAAA…..” ia sontak melepaskan cengkeramannya.

Kumanfaatkan kesempatan ini untuk kembali berlari. Nafasku kembali memburu, keringat sudah mengucur deras di pelipisku. Aku tidak boleh tertangkap lagi!!!

-Tiiiin-

saking kalutnya fikiranku, aku sampai tak melihat kanan-kiri, bahkan disaat aku menyeberang sebuah jalan yang cukup ramai. Aku tercengang ketika melihat sebuah mobil box yang jaraknya sudah beberapa meter di sebelahku. Kakiku terasa berat untuk kembali berlari, nafasku seolah behenti. Mobil semakin dekat, semakin dekat dan semakin dekat. Aku memejamkan mataku, tak sanggup menyaksikan apa yang akan terjadi.

-Tiiiiiiiin-

Suara bell mobil itu semakin panjang dan keras, menandakan jika jaraknya sudah semakin dekat dengan posisiku. Kakiku masih saja terasa kaku, keringat dingin sudah membasahi wajahku.

1 detik…2 detik… dan tepat di detik ketiga aku merasakan sebuah dorongan. Mendorongku hingga beberapa meter, dorongan ini begitu kuat, mungkinkah aku sudah tertabrak?

Aku masih tak berani membuka mataku, tanganku terasa sakit.

“kau baik-baik saja?…” aku mendengar sebuah suara yang sedikit serak. Perlahan kubuka mataku dan samar terlihat seorang wanita disebelahku, wajah yang selama ini kuanggap dingin terlihat sangat khawatir.

“gwenchana?” ia kembali mengulang pertanyaanya. Aku hanya mengangguk pelan.

“tanganmu berdarah. Ini harus segera di obati.”

apakah aku bermimpi? Nyawaku telah diselamatkan oleh Krystal, wanita yang selama ini kubenci. Wajahnya begitu panik. Ia bahkan masih peduli dengan lukaku, padahal saat ini kakinya juga terluka.

Aku tak berkomentar apa-apa, untuk sekedar menjawab pertanyaannya akupun tak bisa. Bibirku terasa kelu. Mataku tak henti-hentinya memandang wajah Krystal. Aku baru sadar jika wajahnya begitu cantik. Sayangnya wajah cantiknya terganggu dengan ekspresi panik yang melandanya saat ini.

-Sunday (The Story of Sassaeng Fans)-

Its Sunday. Hari ini adalah hari minggu. Seperti biasa, aku menikmati hari minggu untuk bersantai. Menghabiskan hari libur sehari untuk bersantai.

Aku membuka tab biruku, memandang foto dua sejoli yang tengah tersenyum penuh kebahagiaan. Keduanya memakai kaos merah muda memberikan sebuah kesan keserasian. Kontak mata yang terjadi juga semakin mempermanis suasana. Sebenarnya foto itu diambil pada tahun 2012 sewaktu konser SMTOWN, namun baru kali ini Sunday mau melihat dan menyentuhnya.

Semenjak kejadian beberapa hari lalu, aku mulai mengubah sikapku. Berubah untuk menjadi lebih dewasa. Tidak hanya melakukan apapun yang ku mau, tapi aku harus memikirkan akibatnya.

­-flashback-

Saat ini aku berada didalam dorm F(x). Perasaanku masih kalut akibat kejadian dijalan tadi. Disebelahku seorang dokter dengan telaten membalut lukaku.

“sudah selesai.”

“Masih ada dua orang lagi, mari saya antar.” Victoria mengantar dokter tadi kedalam sebuah kamar, siapa lagi yang terluka?

Aku langsung teringat Krystal dan Amber, aku hampir lupa jika mereka berdua juga terluka karenaku. Amber yang terluka karena cakaran dan gigitanku serta Krystal yang terluka karena menyelamatkanku. Tapi kenapa baru sekarang mereka diobati? Kenapa harus aku dulu?

“kau keterlaluan” aku menoleh, Luna duduk di sofa sebelahku dengan ekspresi dingin miliknya.

“aku tidak menyangka hanya karena Kai kau nekat berbuat seperti ini.”

“yah… memang harus ku maklumi, kau masih dibawah umur, masih teenagers. Aku memiliki sepupu yang seusia denganmu, jadi aku tau betul bagaimana kelakuan gadis seusiamu. Fikiranmu masih labil, berusaha menuruti semua egomu tanpa melihat akibatnya.”  Aku hanya bisa menunduk mendengar ucapan Luna.

“seharusnya kau masih ingat dengan kejadian tertangkapnya dirimu saat menyusup ke area backstage fanmeeting Kai. kau mencuri ID card staff dan nekat masuk hingga di dalam kau menyakiti Krystal.”

“ka…kau tau?”

“Bahkan setelah tertangkap kau dibebaskan dengan mudah. Padahal jika melewati aturan hukum yang ada, kau harus melalui proses rehabilitasi. Seorang penyusup sepertimu sudah dianggap tidak beres. Tapi pada akhirnya kau bebas tanpa rehabilitasi. Kau mengerti maksutku?”

Aku menggeleng pelan.

“Krystal ada dibalik pembebasanmu.” Tanpa berkata apa-apa lagi, Luna langsung pergi meninggalkanku.

Aku mencoba mencerna perkataannya tadi ‘Krystal ada dibalik pembebasanmu’. Apa maksudnya? Mungkinkah Krystal yang meminta pihak keamanan sekaligus promotor waktu itu untuk membebaskanku? Tapi kenapa ia harus melakukan itu. Bukankah saat itu aku telah menyakitinya?

“minumlah. Aku akan menghubungi keluargamu sebentar lagi.” Victoria memberikan segelas air dihadapanku. Telurku tadi tepat mengenai kepalanya tapi kenapa ia tak marah denganku.

“mi…mi….mianhae”

“ne?”

“aku telah melemparmu dengan telur. Kenapa kau tak marah dengan ku?”

Ia membalasku dengan sebuah senyuman tulus, sungguh manis. “sudahlah lupakan, bahkan ada yang lebih parah darimu.” Ia pun berlalu meninggalkanku.

Aku tercengang mendengar perkataannya, lupakan katanya? Jadi selama ini ada yang lebih parah dariku? kasihan sekali mereka.

Ada sebuah penyesalan dalam diriku. Aku menyesal telah menjadi bagian dari antifans mereka. selama ini aku hanya menilai mereka dari luar, Aku terlalu termakan gossip yang beredar di internet. Gossip yang kerap kali memberitakan keburukan mereka. gossip-gossip murahan itu hingga akhirnya membutakanku, membuatku menjadi antifans mereka.

“bagaimana keadaanmu?” aku menoleh dan mendapati Krystal tengah tersenyum kearahku. Dengan langkah gontai dan dibantu dibantu Victoria, ia berjalan menuju tempat dimana saat ini aku duduk. Kulihat sebuah perban melilit di kaki kirinya. Sebuah perasaan bersalah yang besar meronta-ronta dalam fikiranku.

“aku harus ke perusahaan, Manager Cha memanggilku. Kau tak apa, Soojung-a?”

Krystal mengangguk dan tersenyum mengiringi kepergian Victoria.

Ia kini duduk disampingku.

“Soojung-aa, Jessica meneleponku apa yang harus aku katakan? Sepertinya ia sudah mendengar tentangmu.” Teriakan amber begitu jelas, meski kita berada di ruangan yang berbeda.

“katakan bahwa aku baik-baik saja, bahkan saat ini sedang tidur nyenyak dan tidak bisa diganggu.” Teriak Krystal tak mau kalah.

“Okay, Princess!”

Lagi-lagi Krystal tertawa mendengar respon Amber. Aku iri dengan senyuman itu. Mungkin senyuman itu juga di sukai Kai Oppa.

“kenapa kau menyelamatkanku?”

Ia hanya tersenyum, berbeda dengan wajah dingin yang biasa kulihat di internet, aku bisa merasakan hangatnya ketulusan dari setiap lengkung bibirnya. Mungkin ini salah satu alasan kuat mengapa Kai Oppa menyukainya.

“aku tak bisa hanya diam berdiri melihat seseorang yang hampir celaka.”

“tapi seseorang itu adalah antifans-mu.”

“aku sudah biasa menghadapi ini semua. Diluar sana begitu banyak orang yang membenciku, aku tidak ingin jumlah itu semakin banyak. Bahkan setelah skandal pribadiku terungkap…”

“mengingat antifansku yang semakin banyak, aku bisa berbuat apa? Jika aku marah sangat tidak ada gunanya. Aku hanya diam menyikapi ini semua, berusaha menekan jumlah antifansku. Aku hanya berharap semoga antifansku tidak menjadi antifans yang lain. Biarkan saja mereka menjadi antifansku asal mereka tidak menjadi antifans F(x). Selama mereka tidak menyakiti keluargaku, aku memilih diam.”

Aku hanya bisa menunduk mendengar ucapannya. Tidak kusangka ia bersikap seperti itu, pandanganku terasa memudar karena air mata sudah mulai menumpuk di sudut mataku.

“aku hanya minta satu hal darimu. Kau bisa membenciku, kau bisa menyakitiku. Tapi tolong… kau jangan benci dan sakiti mereka.”

Aku menatapnya lekat-lekat, airmata yang semula hanya menumpuk kini mulai pecah.

“dan satu lagi, masalahku dengan Kai di backstage waktu, tolong tetap rahasiakan. Aku ingin kau berpura-pura…”

Entah perasaan apa, tanganku langsung memeluk tubuh Krystal sebelum ia menyelesaikan ucapannya.

“mianhae… Jeongmal mianhae eonni. Aku menyesal dengan apa yang aku lakukan. selama ini aku hanya melakukan apa yang melintas difikiranku tanpa memikirkan akibatnya. Aku… aku sungguh menyesal.”

Krystal membelai punggungku dengan halus, mencoba menenangkanku.

-brak-

Focus kami beralih pada pintu utama dorm yang baru saja terbuka, aku melepas pelukan kami. Sesosok lelai yang selama ini kukagumi, Kai Oppa, berdiri diantara pintu yang baru saja terbuka. wajahnya begitu panik, ia langsung bergegas menuju tempat kami berdua. Ia sedikit menunduk melihat kaki Krystal. Dengan raut kekhawatiran, ia menarik Krystal dalam pelukannya.

“Soojung-aa…”

Krystal hanya tersenyum merespon Kai Oppa. Sebuah pemandangan aneh terlihat di hadapanku, dimana Kai Oppa yang berdiri dan mememeluk Krystal yang masih duduk disebelahku. Sungguh pemandangan baru yang asing bagiku. Tapi ntah mengapa saat ini aku justru merasa tenang ketika melihat mereka seperti itu. Aku ikut bahagia melihat kebahagiaa mereka.

Krystal sedikit mendorong tubuh Kai Oppa, mungkin ia merasa tidak enak denganku.

“kau lagi….” Kai Oppa menatapku enggan.

Mungkin ia sekarang membenciku. Yang pertama karena kejadian di tempat fanmeeting dulu dan yang kedua adalah sekarang, Krystal terluka karenaku.

Aku hanya menanggapi Kai Oppa dengan sebuah senyuman. Aku menatapnya lekat-lekat, mencoba meyakinkan jika aku telah berubah.

“maaf untuk semuanya. Jangan menatapku seolah aku ini adalah musuhmu. Mungkin kata maaf saja tak cukup untuk menebus kesalahanku. Tapi aku akan membuktikan jika kata maaf ini benar-benar tulus.  Mulai sekarang aku akan belajar menjadi orang yang wajar, orang yang tidak terlalu berlebihan terhadap idola termasuk kepadamu Oppa. Aku akan belajar untuk tidak mengekang kehidupan kalian. Juga… ini akan menjadi sesuatu yang baru bagiku. Aku… aku akan mencoba belajar untuk menjadi Kaistal shippers, menjadi orang yang mendukung hubungan kalian sepenuhnya.”

Sebuah senyuman mulai terukir dari bibir Kai Oppa. Ia menggenggam tangan Krystal erat, mengalirkan kehangatan di setiap lengkungan senyum bibir Kai Oppa. Asal kau bahagia, akupun bahagia Oppa.

Aku mulai menyadari keberadaanku yang hanya sebagai seorang penggemar yang tak punya hak apapun untuk ikut campur dalam kehidupan pribadi idola yang aku kagumi. Aku belajar menjadi penggemar yang lebih baik dari sekarang, seorang yang akan mendukung apapun yang akan mereka kerjakan ataupun lakukan selama itu baik untuk mereka. Aku akan tetap mecintai mereka, bahagia jika mereka bahagia, meski rasanya mustahil jika untuk memiliki, tapi itulah cinta yang sebenarnya. Bukankah pepatah sering mengatakan ‘jika cinta tak harus memiliki’.

-flashback end-

“aku bahagia jika kau bahagia Oppa?” aku memeluk foto Kai Oppa dan Krystal di tabku.

“YA!!! Sejak kapan kau jadi seorang Arcadians?!”

“hahaha Uri Sunday terkena karma? Selama ini kau selalu menghina kami yang mengagumi Kaistal hahaha”

Aku terlonjak ketika dua orang temanku, Jihyun dan Seol mengagetkanku dari belakang. Huh.. kulayangkan jitakan kepada mereka satu persatu, lalu kuapit kepala mereka dengan kedua tanganku.

“Jihyun-aah, Seol-ahh, mulai sekarang perkenalkan. Namaku… Lee Sunday, Anggota baru Arcadians, seorang Kaistal Shipper sejati!“

“Lee Seon Dae? hahaha”

“yakkk!!! Lee Sunday!!”

“hahaha Annyeong Seon Dae!!!”

“kaliaaaaan!!!!”

-Sunday (The Story of Sassaeng Fans)-

-End-

Gimana readers? Komentar kalian sangat dibutuhkan untuk perkembangan author. Kali ini author kembali menyajikan sebuah ff, bukan lagi ff galau seperti sebelum-sebelumnya. Semoga suka ya^^ segala sesuatu yang ada dalam cerita ini jangan diambil mentahnya, author hanya ingin menegaskan kalau mau ngejudge buku jangan cuma dari covernya. Tapi pahami isinya baru komentar. Begitu juga terhadap idola, jangan cuma men-judge karena luarannya dan berita yang belum tentu bener sementara kita gak tau apa-apa tentang idola itu. akhir kata, salam dua jari. Stop bashing, stop fanwar, damai itu indah kawan ^^.

17 thoughts on “[Freelance] Sunday ( The Story Of Sasaeng Fans)

  1. Astaga, awalnya keseelll banget. Tapi endingnya suka deh ya ampun >< setuju tuh, Krystal cuma di stage aja terlihat dingin, tapi sebenernya dia baik kok xD

    Like

Arcadian's Say