[Freelance] Come In Darkness

KAISTAL POSTER FANFIC CIDBITE1 copy

COME IN DARKNESS

Title : COME IN DARKNESS

Author : Bitebyeol

Main Cast : Kai EXO, Krystal Jung F(x)

Other Cast : Park Chanyeol EXO, Oh Sehun EXO, Huang Zi Tao

Genre : Angst, Fantasy

Lenght : Oneshoot

Rating : PG-17

.


DISCLAIMER:

ALL CAST ARE BELONG TO GOD, BUT THIS FANFICTION IS MINE

PERNAH DI POST DI BLOG PRIBADI >> SWEET DELIGHT

SORRY FOR TYPOS

“HAPPY READING”

.

.

 

Seberkas cahaya rembulan yang bersinar diatas, seakan bersembunyi di balik kabut, angin-angin dingin tidak pernah lagi terasa menusuk kulit. Hanya wajah lelah yang bersandar pada sisi labirin yang terasa kian lembap , keheningan menyelimuti malam ini. Tidak ada lagi teriakan, tidak ada lagi keinginan untuk melarikan diri.

Dinding kokoh yang terbangun seakan kalah angkuh daripada dirinya. Kai, sosok menyeramkan yang tampak nyata menyeringai di antara samarnya sinar bulan yang bergidik diantara awan gelap. Tersenyum penuh kepuasan tatkala kedua makhluk berjuluk ‘gadis muda’ itu terkulai lemah tak berdaya.

Jiwanya nyaris kosong, sedikit lagi. Sebelum bulan akhirnya bersinar penuh tepat diambang keputusasaan.

Jemari Kai menyelinap di antara surai kelam salah satunya. Ia berlutut mensejajarkan diri. Gadis itu menunduk menyembunyikan wajah, bahunya bergetar hebat tak mampu bicara. Menyerah untuk terus memohon pada makhluk yang menguasai dirinya kini.

 

“Lihat aku”

 

Kai menarik dagunya kasar, menghadapkan wajah putus asa untuk berani menatap matanya.

“Bb..biarkan aku pergi”

Bibirnya mengucap permohonan lebih dalam.

“Jiwamu semakin lemah, aku tidak suka membiarkannya semakin lama”

Suara Kai memantul pada dinding labirin, terkesan dingin tak beradab. Bibirnya menampakkan senyuman mengejek. Gadis itu tampak ketakutan melihat netranya yang bertransformasi, pertanda Kai akan menghabisinya sebentar lagi.

Tak mampu berkutik, Kai semakin mendekatkan wajahnya dan menekannya ke dinding, menghirup aura kehidupan yang akan bersatu pada dirinya. Tepat saat bulan bersinar utuh.

 

 

 

Pergerakan bibir Kai semakin membabi buta, tak memberikan kesempatan sedikitpun untuk bernafas. Sebaliknya aura keabadian semakin mendominasi tubuh Kai. Memasuki setiap lorong bagian yang haus nyawa.

.

Pergelangan tangannya melemah, Kai melepaskan begitu saja. Suara jeritan pilu terdengar, sakit, lirih sebelum akhirnya tergeletak menyatu menjadi debu.

 

Kai tertawa, sebuah kehidupan menyelimuti jiwanya kembali.

 

Gadis di seberangnya memundurkan tubuh, menunggu waktu yang akan menghantarkannya menjadi abu. Sama seperti beberapa detik lalu yang telah usai di permainkan iblis.

 

Menyeringai, Kai bangkit dan menatapnya dari jarak lima meter.

 

Mengenaskan.

 

Tidak ada selera bagi Kai. Kehidupan gadis itu tidak sampai separuh, akan lebih baik membiarkannya mati membusuk.

 

“Bagaimana dengan yang satu ini?” Sebuah suara datang menginterupsi. Bayangannya jelas di bawah bulan. Jemari kukunya menjambak rambut sang gadis hingga mendongak.

 

Lelaki yang sama, Chanyeol dan Tao. Berdiri menyandar dinding yang berlawanan, menelisik gadis itu tajam.

 

“Dia tak ada gunanya , Sehun.”

 

Dan raga Kai meninggalkan seberkas bayangan halus.

.

.

.

.

.

Jarum jam tepat pada angka 2 dini hari, jalanan kota Seoul terlihat lengang. Namun, Krystal malah menyusuri trotoar di bawah hujan gerimis. Berakhir seperti ini ketika bus yang ia tunggu selama satu jam tak kunjung datang. Tidak mungkin ia menghentikan sebuah taksi yang bertarif tinggi, keuangannya tidaklah melimpah. Gaji dari hasil bekerja sebagai pelayan restoran tidaklah seberapa besar. Kaki jenjangnya sedikit berjalan memburu menembus rintik.

 

“Aish, mengapa aku tidak membawa payung” Kemejanya mulai basah oleh air yang semakin lama jatuh semakin deras. Spontan Krystal melindungi kepalanya dengan tas yang ia pegang. Tidak membantu, rambutnya juga sudah basah.

Ia berteduh pada sebuah halte bus yang beratap. Entah sudah berapa jauh ia berjalan hingga sampai pada pemberhentian bus setelahnya. Krystal duduk di bawahnya sembari memeluk tubuhnya yang diterpa dingin.

“Aneh, cuaca akhir-akhir ini tidak dapat di duga. ”

Sejenak ia mengintip derasnya hujan sembari mengulurkan satu telapak tangannya.

“Deras sekali” bergumam. Krystal berfikir , jika tak kunjung reda sebaiknya tidur saja di tempat ini.

 

 

Sreett

 

Sebuah tangan menarik pergelangan Krystal, menimbulkan sedikit air hujan memercik mengenai matanya.

 

“Berhenti melakukan itu, jika kau tak mau semakin kedinginan.”

 

Seorang pemuda duduk tepat di sebelahnya. Sejenak Krystal mengerjapkan matanya dalam diam.

Memperkirakan pemuda seumuran dirinya, di balut kaus lengan hitam panjang dan juga jins berwarna sama. Pemuda itu tersenyum ramah kepadanya dan entah mengapa terkesan misterius.

 

Sejak kapan lelaki ini berada di sini?

 

Jika ia berteduh sepertiku, tidak seharusnya bajunya tetap kering seperti itu? Ia tidak terlihat membawa payung.

 

“Krystal-ssi”

 

Krystal menatap kedua bola mata sang pemuda, namun tiba-tiba ia memijat pelipisnya yang terasa pening. Di tengah ambang kesadaran Krystal merasakan lengan pemuda itu menahan bahunya. Lalu sebuah hawa aneh mendera penglihatannya. Kantuk atau mati ? Deru angin dingin berpacu seiring hujan. Tidak tahu apakah ia akan terbangun esok pagi.

 

 

 

 

 

 

Sinar terang yang pertama kali menyentuh sisi wajahnya membuat Krystal terbangun. Bukan di halte bus seperti yang di perkirakan, namun sebuah ranjang sederhana menumpu tubuhnya saat ini. Ternyata kamar pribadi miliknya.

Pening yang Krystal rasakan sebelumnya telah menghilang, hanya butuh beberapa menit untuk kembali sadar setelah waktu ia terbaring. Sehelai handuk lebar melapisi kemejanya yang lembab. Begitupun rambut Krystal. Tersenyum, setidaknya lebih baik daripada basah kuyup.

Kakaknya, Jung Suyeon begitu baik hati. Tetapi disadarinya kakak tersayangnya itu baru dua minggu lalu kembali bekerja di Jeju.

Krystal tertegun memikirkan perihal kepulangannya di tengah hujan. Apa secara tak sadar nekat berlari? Tidak mungkin seseorang mengantarkannya. Tapi, pemuda itu?

 

“Kau sudah bangun?”

 

Pemuda itu, pemuda di halte bus, berjalan dan duduk di pinggir ranjangnya. Jadi benar dialah yang mengantarkan Krystal pulang.

Krystal diam tergugu, pandangannya menuntut penjelasan. Sedikit terkejut menyadari bola mata kelam milik sang pemuda.

Ia tersenyum samar,

“Kai, namaku Kai”

“Nama dan alamat rumah ini tertera pada kartu identitasmu.”

.

.

.

.

.

Kai menatap cermin panjang. Bayangan dirinya yang sesungguhnya memantul dengan sempurna. Iris mata Kai kembali bertransformasi, meletupkan sisi haus nyawa yang meronta.

Satu bulan Kai menahan nyawa makhluk yang menurutnya lemah. Mengawasi setiap tidurnya, memastikan Krystal mencapai puncak sisi aura kehidupan yang akan menguntungkan bagi Kai.

Hasrat yang di sadarinya tepat satu bulan lalu , Krystal gadis yang sama dan berpotensi lebih daripada gadis itu. Gadis yang lebih dulu merasakan dingin raganya dalam labirin. Jung Suyeon.

 

 

Tangis tertahan mengusik pendengaran Kai. Tampak pada netranya. Krystal, gadis bersurai panjang itu terduduk di atas kursi meja rias sembari memeluk figura foto Jung Suyeon erat-erat. Beberapa jam lalu sebuah panggilan telepon dari pihak kepolisian mengabarkan kakaknya tenggelam di Pulau Jeju. Dengan dugaan disebabkan bunuh diri. Tidak percaya, Krystal sempat menjerit histeris, nyawa Jung Suyeon tidak terselamatkan. Tangisnya kembali memecah sunyi. Jung Suyeon sangat mencintai pekerjaannya sebagai tour guide, ia sangat ahli dalam berenang dan menyelam . Mengapa harus bunuh diri yang menjadi alasan? Krystal memerlukan penjelasan yang lebih masuk akal.

 

Namun nyatanya , Jung Suyeon meninggalkannya seorang diri.

 

“Tidak sayang. Aku di sini” Lengan Kai melingkari tubuh Krystal. Gadis itu masih menunduk dalam tangisannya.Dibalik tubuh Krystal, Kai tersenyum miring. Kematian Jung Suyeon adalah sebuah permainan yang bagus.

 

Kehidupan kakakmu telah kuraih Krystal-ssi.

 

Krystal hampir tak sadarkan diri menerima kenyataan. Sebuah pelukan dingin yang mengejutkannya membuatnya teringat dengan pemilik suara.

“Kai, namaku Kai”

“Aku tinggal tak jauh darimu”

 

Sesekali Krystal melihat Kai berkunjung ke restoran tempat ia bekerja. Sebagi pembeli, tentu saja.

 

Terpuruk dalam kesedihan mendalam , Krystal membiarkan Kai merengkuhnya . Ia tak tahu menahu mengenai pemuda itu, tetapi Kai seperti memiliki pesona yang kuat terhadap dirinya. Benda kecil di dalam dada Krystal berdetak tidak teratur. Perasaan yang hadir tanpa permisi.

 

Kai masih melingkarkan lengannya. Tidak tahan, wajahnya menghirup sisi leher Krystal dengan penuh ambisi. Tanpa sadar sebuah perasaan aneh menyelinap masuk dalam diri Kai, ia menyadari sesuatu.

 

Keterkejutan Krystal tidak bisa di sembunyikan begitu ia mengangkat wajahnya tepat menghadap cermin rias. Disana pantulan makhluk kegelapan menyeringai di belakang tubuhnya.

“K..kai” Bibir Krystal bergetar tidak jelas. Ia berbalik , berdiri mematung. Sosok kelam Kai yang sebenarnya.

.

.

“Kau mengenalku dengan baik ternyata.”

Kai maju selangkah, kecemasan Krystal sedikit demi sedikit mengalir menguatkan tubuhnya. Gadis itu beralih dari meja rias , meraba dinding di belakang, bersiap berlari menuju pintu.

Tangan Kai lebih cepat menghempaskan Krystal, tubuh rampingnya menghantam bagian bawah tampat tidur dengan keras. Gadis itu mengerang.

 

Semua terletak pada penguasaan Kai, sebentar lagi kehidupan gadis itu seutuhnya ia miliki.

 

“Kau tidak mampu menolak, Baby”

 

Senyuman Kai perlahan memudar membentuk seringai . Jemari bersama kuku tajamnya menyentuh bahu Krystal seakan membantunya berdiri. Pelan, Kai menghapus jejak-jejak air mata pada pipi Krystal.

Perasaan itu kembali muncul ketika tatapan Kai dan Krystal bertemu. Indah, deskripsi seorang gadis di hadapan Kai kini. Namun, sebelum dirinya kehilangan kodrat, Kai kembali mendorongnya kasar. Tubuh Krystal terpojok pada kepala ranjang.

 

Bulan terlihat dari ambang jendela, menuju purnama. Nyawa di hadapan Kai membuat jiwanya haus dan lapar.

Seharusnya Kai melumat dengan beringas terhadap jiwa yang lebih sempurna dari sebelumnya. Entah kenapa Krystal mampu membalas, berganti dengan kehangatan yang lembut.

Kai menikmati, begitu lama hingga gerhana bulan akhirnya kembali normal.

Ia terlalu sadar atas apa yang telah dilakukan, berbeda, ya aura berbeda menelusuri relung jiwa Kai. Seharusnya Kai akan menjadi hidup, bermandikan sisi kehidupan abadi seorang gadis.

Krystal menyentuh bibirnya, perasaan aneh itu belum hilang dari dada sebelah kirinya.

“Kai..”

Kai menuruni ranjang dengan pandangan tidak terbaca, sejujurnya ia bingung dengan perasaannya saat ini.

“Arrgrrhhhhhh” Kai jatuh berlutut di lantai kamar, ia mencengkeram bagian dada yang terasa sesak seperti di hantam dengan kekuatan berlipat.

Seakan sekarat, kakinya tak mampu berdiri maupun berteleportasi. Kai tersungkur dan Krystal turun menegakkan tubuhnya.

 

“Kai , kau kenapa?” Krystal melawan rasa takut terhadap makhluk yang ia tahu berbeda. Kai tampak mengerikan , penggambaran untuk seorang iblis. Namun, kini ia semakin lemah.

.

.

.

.

Chanyeol memasuki inti labirin hexagon, menimbulkan aura dingin dan mencekam yang semakin memenuhi ruangan.

Ia menatap datar terhadap dua pemuda yang sama seperti dirinya.

Senyuman sinis Chanyeol tercipta melihat siapa seseorang yang kini terikat pada dua buah pilar tinggi dengan belenggu rantai baja.

 

“Kai….Ternyata Kau selemah ini ”

Chanyeol mengitari tubuh lemah Kai, menatap matanya seakan menantang. Mata itu , masih tercermin keangkuhan di dalamnya.

 

“Gadis itu amat berguna.” Sehun berdecak kagum. Ia memandang rantai yang membelenggu bagian dada Kai.

 

“Arrrghhhh” Kai menjerit merasakan pergerakan rantai yang semakin mengerat dadanya.

Kai meronta, namun tubuhnya semakin lemah. Tenaganya terkuras, aura kehidupan milik Krystal seakan menguap bersama yang lain. Hanya tersisa sedikit, Kai meyakini.

Tidak ada jalan terlepas dari labirin, Kai telah melanggar ketentuannya.

 

Cezzzh ..

Kai tak mampu lagi menjerit , rantai pada kedua lengannya mengeluarkan hawa panas yang menyengat kulit. Chanyeol kembali tersenyum sinis. Ia menyebutkan dua pilihan pada Kai ketika menyadari jiwa Kai tak sepenuhnya berada di hadapannya.

 

“Menyerahlah, menjadi debu atau kembali ?”

 

Tawa menggema dari bibir Kai, keduanya bukan pilihan. Opsi ketiga berada dalam rencananya.

 

 

 

 

Srakk..

Kali ini Tao maju mencengkeram lehernya, ia benci mendengar tawa remeh milik Kai.

“Bagaimana jika aku yang melenyapkan kehidupan gadis itu? Akan kutunjukkan sebuah kesempurnaan.” Ucapan Tao seketika membuat Kai murka, netranya bertransformasi merah perkat. Gumpalan emosi gelap menyeruak memenuhi dirinya.

Cengkeraman Tao tak lagi di rasakan Kai. Sebaliknya Tao merasa sebuah aura menguar, Kai mengerahkan semua kekuatan yang tersisa. Melepasnya sebagai pilihan.

Petir menggelegar diatas langit labirin.

Suara dentingan rantai merosot kebawah. Tao terkejut, tangannya mencengkeram udara kosong seiring pergerakan tubuh Kai yang menghilang menjadi semburat halus.

Kemarahan jelas terlihat pada wajah Chanyeol, netranya berubah. Hawa panas mengitari ruangan , sedetik setelahnya kobaran api membakar tumpukan rantai-rantai baja.

.

.

.

Krystal memeriksa suhu dahi Kai di pangkuannya. Sedari tadi, perubahan suhunya terasa mencolok. Sangat dingin , namun beberapa saat tiba-tiba panas menyengat.

Krystal tidak mengerti mengapa ia malah berharap pemuda itu segera bangun tersadar. Bola matanya membelalak , wajah angkuh Kai perlahan memucat, terlebih pada bibirnya.

Krystal meraih telapak tangan Kai yang lemah dan meletakkan pada pipinya,kuku runcing pada jari-jemari itu menyusut pendek . Namun, suhu tubuhnya mulai normal.

Krystal menahan nafas ketika kelopak mata itu terbuka pelan. Manik kecokelatannya memantulkan siluet wajah Krystal. Bibir pucat Kai tersenyum tulus dan setitik cairan bening akhirnya menetes.

“Krystal..”

Gadis itu membantu Kai berdiri menuju ranjang dan ikut mendudukkan tubuhnya di samping Kai.

“Uhuuk” Kai terbatuk hebat dari sesak yang menghimpit rongga dadanya, Krystal menatapnya khawatir, ia bergerak ingin membaringkan tubuh Kai.

Kai menahan telapak tangan pada mulutnya, sebuah cairan kental lolos keluar. Namun, ia tersenyum melihat bercak darah kemerahan itu. Seutuhnya dia sama seperti Krystal.

.

.

.

oOo

 

¶ Annyeong, ini Fanfic Kaistal pertamaku dan pertama kali kirim ke blog kaistal ff indonesia.

Oh ya FYI FF Come in Darkness ini udah terdapat sedikit revisi yang Author rasa perlu dan

pernah di post di blog pribadi Author yang bisa di kunjungi di :

hanajinani97.wordpress.com

Jika ingin berkenalan boleh contact :

FB : Hana Aeiren

IG : @hanaaeiren

Mian kalo fanficnya kurang memuasakan, mohon komentarnya yah ^^

Gamsahamnida ^^ *BOW*

10 thoughts on “[Freelance] Come In Darkness

  1. Oke ini butuh sequel. Gantunng banget. Lagi seru”nya baca tiba tiba end. Ya ampun di usahain ada sequelnya yak. Itu kai nya mati apa gimana ? Dan krystal nasibnya jadi kayak gimana.

    Like

  2. jd penasaraan sbnarny makhluk ap kai it ?
    lalu ap yg trjd dsaat dia brsma krystal shingga chanyeol smarah it
    hummpptt jd gk sabar nunggu next part

    Like

Arcadian's Say