Doctors Order – Chapter 1

cku9rsyukaeew11

 D O C T O R S   O R D E R
[ Chapter 1 – Pagging Dr. Dick]

Kaistal fanfiction with au and romance genres.
original fanfiction: mybluesky
translator and first remaker: phonco and shannaro
second remaker: ayashaap

Prolog1

Dimulai dengan sebuah panggilan telepon. Atau, lebih tepatnya, banyak panggilan telepon.

Sehun dan Soojung sudah berpacaran selama hampir dua tahun saat ia menerima telepon untuk yang pertama kalinya. Telepon itu tidak lebih dari suara-suara aneh, suara napas berat, dan tiba-tiba terputus. Soojung mencoba menelepon balik, tapi nomornya terblokir.

Telepon kedua tetap sama.

Telepon ketiga lebih menarik, sang penelepon adalah seorang pria dan ia marah besar. Soojung sendirian dan sedikit terguncang. Setelah sekian lama mencurigai penelepon ini adalah wanita jalang selingkuhan Sehun, ternyata penelepon ini adalah suami dari wanita jalang itu.

“Siapa ini?” tuntutnya marah. “Dan kenapa istriku terus-terusan meneleponmu?”

Soojung menolak untuk menyerah terlebih dulu. “Hei, bodoh, kau yang meneleponku. Siapa ini?”

“Kau seorang wanita?”

“Apa pedulimu?”

“Siapa yang sedang bersamamu?”

“Aku tidak akan menjawab sampai kau memberitahuku siapa kau ini.”

“Kurang ajar!”

Seseorang yang menelfonnya itu akhirnya menutup telepon, dan menelepon kembali satu jam kemudian setelah ia tenang. Soojung hampir tidak mengangkat teleponnya, tapi tentu saja rasa penasarannya lebih besar dan menyuruh dirinya mengangkatnya. Soojung sudah bersiap untuk mendapat teriakan lagi dari orang asing ini, tapi ternyata seseorang yang menelfonnya itu malah meminta maaf.

“Aku minta maaf,” ucap si penelfon lirih. “Aku pikir istriku selingkuh. Aku tahu ini menyedihkan. Tapi, tagihan telepon kami menunjukan nomor telepon ini sering dihubungi. Apa ada orang lain yang tinggal bersamamu?”

Seseorang memang tinggal bersamanya, Sehun–pacar Soojung, kekasih Soojung, satu-satunya orang yang tinggal di rumah ini selama Soojung pergi bekerja selama dua belas jam–kadang-kadang empat belas jam sehari.

Soojung masih membela Sehun dihadapan orang ini, Soojung tidak ingin mengaku pada orang asing ini Soojung telah dibutakan. Sebenarnya, Soojung dan penelepon ini memiliki begitu banyak kesamaan yang mungkin bisa menjadikan kami teman baik.

Saat aku berhadapkan dengan Sehun, Soojung menceritakan semua informasi yang ia peroleh dari penelepon tadi dan menuduhnya, Sehun meringkuk seperti anak kucing ketakutan. Dan akhirnya Sehun menyerah, ia mengaku telah tidur dengan seorang wanita jalang itu selama hampir enam bulan.

Soojung tidak pernah merasa sebodoh ini.

Soojung juga tidak pernah merasa begitu tidak berdaya, Soojung mengangkat kakinya dari rumah tersebut dan tidak punya tempat untuk berteduh. Rumah itu miliknya, begitu juga sebagian besar fasilitas di dalamnya. Soojung terpaksa tinggal bersama temannya selama sebulan saat ia berusaha mencari apartemen dan akhirnya mulai mencari rumah sakit lain di pusat kota Seoul, di pinggiran kota Seoul, dan akhirnya rumah sakit yang berjarak ratusan kilometer dari Seoul.

Soojung tertarik dengan kota kelahirannya, Seoul. Ia sudah membicarakannya dengan ayahnya dan ia senang bukan main. Kediaman ayah Soojung hanya berjarak sekitar tiga jam dari pusat kota Seoul. Dengan cara ini, Soojung bisa datang liburan ke rumah ayahnya lebih sering, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama bertahun-tahun.

Soojung mulai melamar di rumah sakit Seoul hari berikutnya. Ia segera pulang ke rumah ayahnya setelah selesai wawancara. Ayahnya membantu Soojung menemukan sebuah apartemen ketika Rumah Sakit Pusat Seoul menawarkan pekerjaan padanya.

Itulah yang membawa Soojung ke sini, berdiri di tengah-tengah lorong, dengan kantung penuh dengan pasokan infus, tabung, kain kasa dan perban, lengannya mengapit empat botol pil dan clipboard menempel erat di dadanya. Soojung memakai jaket bermotif burung, Chanyeol suka dengan motifnya.

“Aku akan membelinya kalau jaket ini tidak terlalu girly,” ucapnya sambil mengagumi motif jaket Soojung. Suaranya terdengar sedih. “Gadis-gadis sangat beruntung.”

“Tidak juga,” gerutu Soojung.

“Ayo, Jungie. Ayo, kita mulai sesi infus.”

Dan itulah asal-muasal panggilan baru untuk Soojung.

Kami keluar ruangan dan bersiap menjalankan misi, tapi kemudian Kwanghee bertanya apa Soojung ingin menunjukkan padanya bagaimana cara ia memasang infus sebagai latihan Chanyeol tiba-tiba memekik kesetanan.

“Hey! Dia sudah menjadi perawat selama dua tahun,”

“Tiga tahun,” koreksi Soojung.

“Tiga tahun,” lanjut Chanyeol. “Dia tahu bagaimana caranya memasang infus. Jadi jangan berpikir sedikitpun untuk menipunya agar dia melakukan semua pekerjaanmu.”

“Aku hanya bertanya padanya, bodoh,” balas Kwanghee, dan ia mengacungkan jari tengah ke arah Chanyeol sebelum meninggalkan ruangan. Chanyeol melototinya dan Soojung menahan tawa di balik tangannya.

Mereka pergi ke bawah untuk makan siang.

“Jangan pernah makan di ruang istirahat ini,” ujar Chanyeol “Para bajingan di sini tidak akan meninggalkanmu sendirian. Kau tidak akan mendapat ketenangan di sini.” Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan pager kecil abu-abu lalu mengayun-ayunkannya di depan Soojung. “Dan selalu pastikan kau mematikan ini,” ucapnya sambil menekan tombol power.

“Matikan pager.. aku mengerti.”

“Sekarang, kau harus sangat berhati-hati memilih makanan di sini. Tidak semuanya bisa dimakan.” Mereka berjalan ke tempat makanan prasmanan, seorang wanita paruh baya berwajah masam menjaganya dengan tangan terlipat, ia terlihat bosan. Soojung ragu ia pernah tersenyum.

“Semua yang dihidangkan di sini selalu ayam,” ucap Chanyeol, suaranya cukup keras untuk didengar oleh wanita penjaga makanan dan semua orang yang berada di sekitar mereka, tapi ia tidak gentar sedikitpun. Ia menuntun Soojung pergi. “Ayam goreng, ayam panggang, ayam bakar, ayam katsu, ayam cincang. Aku bersumpah demi Tuhan, bekerja di sini akan mengubahmu menjadi ayam.” Mereka berhenti di depan tempat pemanggangan, di sini tersedia hamburger dan hotdog. “Ini kadang-kadang bisa dimakan,” ucap Chanyeol lagi sambil menunjuk potongan hamburger. “Tapi, tentu saja kau bisa memakan salad di sana kalau kau menikmati gaya hidup penuh omong kosong seperti itu.”

“Baiklah,” jawab Soojung sambil mengambil sebuah hamburger. Ini tidak jauh berbeda dengan tempat terakhir ia bekerja.

“Dan jangan pernah makan kentang gorengnya, kecuali kalau kau sudah melihat minyak goreng yang mereka gunakan,” Chanyeol memperingatkan Soojung.

Mereka membayar makanan, dan duduk. Tiba-tiba Soojung tersadar. “Tahu tidak, kau ini benar-benar seorang mentor yang luar biasa,” ucap Soojung serius. Bagi yang lain, hal ini mungkin terdengar tidak masuk akal, tapi tidak ada orang lain yang pernah repot-repot bercerita tentang makanan atau tempat istirahat atau daftar orang-orang yang harus dihindari. Dan ini adalah informasi yang berharga.

“Tentu saja,” jawabnya sombong. “Kau baru sadar?”

“Lagi pula, orang terakhir yang menjadi mentorku tidak memperbolehkanku melakukan apa-apa. Tapi, kau membiarkanku melakukan pekerjaan dan lainnya.”

Chanyeol tampak bingung saat ia meremas botol mayonnaise di atas roti.

Rotinya sekarang sudah seperti kubangan mayonnaise, ia meratakannya dengan pisau plastik. “Bagaimana bisa? Dasar bodoh, karyawan baru memang seharusnya melakukan semua pekerjaan mentornya! Bagaimana mungkin ada orang yang tidak mau memanfaatkan kesempatan itu? Dasar bodoh.”

Oh, Chanyeol, sekarang aku mengerti.

“Kau sudah bilang padaku siapa saja yang harus dihindari. Jadi, siapa saja yang aman?”

“Minah,” jawabnya sambil mengunyah hamburger. “Dia gadis yang baik dan selalu bersemangat di pagi hari. Kami kadang-kadang nongkrong sepulang kerja. Myungsoo juga.”

Soojung menaikan sebelah alis. “Siapa Myungsoo?”

“Dia seorang apoteker salah satu dari yang terbaik. Sebagian besar dari mereka benar-benar menyebalkan. Dan Minah jatuh cinta padanya, tapi dia tidak mau mengaku. Minah satu-satunya orang yang akan mengunjungi apotek lima puluh kali sehari hanya untuk hal-hal kecil… seperti obat pencahar.”

“Manis sekali,” komentar Soojung dan Chanyeol menatapnya tajam.

“Benar,” ucapnya datar. “Obat Pencahar Romantis. Aku bisa melihat ceritanya sudah mulai difilmkan.”

“Kau tahu maksudku.”

Ia mengangkat bahu. “Oh, ada Jinri. Dia juga baik, benar-benar pendiam, walaupun sedikit sensitif. Tapi dia tidak akan pernah mengganggumu..”

Soojung mengangguk.

“Tao. Dia seorang transporter. Dia cukup keren. Kami kadang-kadang juga nongkrong bersama.”

“Apa saja yang kalian lakukan?”

“Minum sake sepulang kerja. Main..”

Soojung menaikan alis. “Main?”

“Ya. Xbox…” Chanyeol terdiam saat Soojung memelototinya. Soojung ingin tahu apa Minah juga ikut nongkrong bersama mereka saat mereka bermain Xbox.

“Kau juga harus nongkrong dengan kami. Secepatnya,” ucapnya. Chanyeol tidak menunggu respon Soojung sebelum berpindah topik. “Oh! Orang lain yang harus kau hindari adalah Juniel, sekretaris kita. Wanita itu penggosip yang lebih parah dari Perez Hilton. Jangan katakan apa-apa padanya, kecuali kalau kau ingin tampil di halaman depan surat kabar rumah sakit yang mereka edarkan sebulan sekali.”

Soojung mengangguk. “Juniel. Lebih parah dari Perez Hilton. Aku mengerti.”

“Lalu ada Nenek Han. Dia benar-benar seperti nenek kami sendiri. Hanya saja, jangan pernah mengumpat di depannya. Dia benci itu.” Chanyeol menyentuh telinga kirinya dan mengernyit seolah-olah teringat kembali kenangan yang menyakitkan.

Chanyeol kembali menggigit hamburger-nya. “Dan tentu saja, kau tahu aku, Park Chanyeol, alias pria terkeren yang pernah kau temui.” Ia mengedipkan matanya, tindakannya membuat Soojung mual saat melihat mulutnya menganga dan memamerkan makanan yang dikunyahnya.

Soojung berbicara dengan dokter tampan sebelum ia melihatnya. Komunikasi mereka hanya berlangsung melalui telepon, jadi Soojung jelas tidak tahu se-seksi apa dokter tampan tersebut saat itu.

Seandainya saja Soojung berhadapan langsung dengannya, mungkin ia akan menepis kekasarannya. Mungkin perhatian Soojung akan teralihkan oleh ketampanannya dan melupakan percakapan kami.

Lucu sekali bagaimana semua ini bisa terjadi.

“Jadi, apa Chanyeol melakukan pekerjaannya dengan baik dan membantumu?” Minah duduk di kursi roda dan mendorongnya dengan kaki saat ia mengumpulkan clipboard.

“Sejauh ini sangat baik,” Soojung meyakinkannya. “Aku tahu pasti siapa yang harus dihindari.”

Matanya cepat menatap Soojung. “Apa dia membicarakan yang tidak-tidak tentangku?” tanyanya curiga.

“Tidak,” Soojung cepat-cepat meyakinkannya. “Dia bilang kau baik. Kenapa?”

Minah sedikit rileks dan mulai bercerita. “Chanyeol pikir dia lucu. Dia suka mengarang-ngarang cerita tentangku dan memberitahu karyawan-karyawan baru, sampai-sampai mereka semua menghindariku seperti wabah penyakit.”

Soojung tersenyum geli. “Cerita seperti apa?”

“Beda-beda. Dia mengatakan pada salah seorang karyawan baru aku ini penderita skizofrenia dan bisa menyerang kapan saja, dan dia juga mengatakan padanya untuk menjauhkan puggungnya dariku, karena aku selalu menyerang punggung orang.”

Soojung menyeringai.

“Oh, dan dia juga mengatakan pada orang lain kalau aku dan Kwanghee menjalin hubungan cinta rahasia. Maksudku, yang benar saja! Pernahkah kau memperhatikannya? Kwanghee lebih pendek dariku!”

“Tidak.”

“Aku bersumpah demi Tuhan. Memang tidak terlalu jelas, tapi dia benar-benar lebih pendek dariku.”

Soojung tidak bisa lagi menahan diri–tertawa keras dan menarik perhatian Juniel yang duduk beberapa meter jauhnya dari tempat kami berada.

“Kau yakin dia tidak mengatakan apa-apa tentangku?” tuntut Minah.

“Ya, Minah. Aku yakin.”

“Kau tahu, kan, aku akan segera tahu kalau dia melakukannya?”

“Aku tahu, aku tahu.”

Minah kembali mendorong kursi rodanya. Ia tampak lelah, dan mendesah. “Kapan kita akan berhenti menulis di clipboard? Kita menghabiskan lebih banyak waktu menulis omong kosong di sini dari pada merawat pasien.”

“Aku dengar bulan Juni,” jawab Juniel, jelas-jelas menguping.

Minah memutar matanya, tapi tidak merespon.

“Jungie!” Tiba-tiba Chanyeol berteriak entah dari mana. “Hasil lab Tuan Seunghwan baru saja keluar dan hemoglobin-nya 7,8. Maukah kau menghubungi dokternya untukku?”

Soojung langsung duduk tegak, terkejut dengan kenyataan Chanyeol benar-benar melakukan pekerjaannya. “Tentu saja.”

Soojung membuka file daftar dokter di komputer dan menelusuri nama, mencari-cari nama dr. Kim. Minah melangkah keluar dari stasiun perawat saat aku menghubunginya. Tidak sampai lima menit kemudian, dr. Kim menelepon balik.

Pelayanan yang sangat baik dari para dokter di sini, canda Soojung. Mereka biasanya tidak pernah menelepon balik dengan cepat.

Suaranya lembut saat ia bicara. Ia terdengar lelah, tapi ramah. “Ini dr. Kim, aku barusan dipanggil.”

“Oh, halo dr. Kim, namaku Soojung. Aku ingin memberitahumu tentang Tuan Seunghwan, pasienmu, di ruang 241. Pasien yang menderita pendarahan saluran pencernaan. Pengecekan hemoglobin-nya pukul dua baru saja keluar dan hasilnya 7,8.”

Ada jeda di telepon tersebut. Sesaat, bertanya-tanya apa ia sudah menutupnya. Akhirnya, ia berbicara. “Dan apa pesan yang kutulis?”

Suaranya tidak lagi ramah. Soojung mengernyit dan buru-buru mencari clipboard Tuan Seunghwan, Soojung mengutuk keterampilan keperawatannya yang buruk karena tidak bersiap-siap.

“Um, tunggu sebentar..”

Ia tidak memberi Soojung kesempatan untuk menemukannya.

“Kalau kau ingin sedikit membaca, aku menulis pesan untuk menghubungiku kalau hemoglobin-nya dibawah 7,5.”

“Oh. Aku eh─”

“Terima kasih.” Kata-kata dr. Kim penuh sindiran, dan dokter tampan tersebut segera menutup telepon.

Soojung menatap telepon di tangannya, tercengang.

“Dasar sialan,” ucap Soojung. Tiba-tiba Minah sudah berada di sebelah Soojung. Ia mendengar ucapan Soojung.

“Oh, maksudmu dr. Kim?” Minah bertanya sambil tertawa. “Dia biasanya ramah, tapi sekarang mungkin sedang datang bulan. Chanyeol seharusnya memperingatkanmu. Kau baik-baik saja?” suaranya tiba-tiba terdengar khawatir.

“Ah, ya,” jawab Soojung, berusaha mengusir kekhawatirannya. Soojung menarik napas dalam-dalam sebelum menghembuskannya keras dan tersenyum kecil. “Semuanya aman terkendali.”

Tapi, ketidaksukaan Soojung pada Si Dokter Tampan sudah berubah menjadi kebencian.

Satu jam setelah makan siang, Soojung mendengar Juniel mengobrol dengan seorang petugas berambut merah tentang dr. Kim. Mereka berbisik-bisik, gosip mengalir dari setiap kata yang mereka ucapkan, tapi Soojung berhasil mengumpulkan informasi dr. Kim punya banyak penggemar. Selain itu, ayahnya–dr. Kim Senior, juga memiliki banyak penggemar.

Soojung akui, ia penasaran dengannya. Tapi, biasanya dokter-dokter secara otomatis akan dianggap tampan karena gelar mereka. Seorang dokter yang bertampang rata-rata akan tiba-tiba menjadi rebutan.

Soojung tidak percaya dengan ucapan mereka. Tidak sama sekali. Soojung sudah bersumpah untuk tidak akan pernah lagi tertarik dengan dokter. Meskipun demikian, itu tidak menghentikannya dari rasa penasaran.

Sekitar pukul empat sore, akhirnya Soojung memiliki kesempatan untuk melakukan analisa pasien. Ia mengumpulkan grafik pasiennya di atas meja dan menyibukan diri, Soojung mengabaikan kenyataan jika ia belum melihat Chanyeol lebih dari satu jam. Tanpa ia ada di dekatnya, suasana menjadi damai.

Soojung menganalisa selama beberapa menit tanpa henti. Kemudian, ia melihat bayangan di atas meja, seseorang berdiri di hadapannya─di seberang meja. Secara otomatis Soojung mengangkat kepalanya. Ia terkesiap.

Seorang dokter muda, mungkin berusia akhir dua puluhan, dengan rambut hitam legam dan rahang yang tajam. Kulitnya berwarna tan dan bibirnya penuh.

Lelaki itu tidak melihat Soojung–tidak menganggap Soojung sama sekali lebih tepatnya ia mengambil sebuah clipboard dan mulai membolak-balik halamannya. Soojung segera memulihkan diri sebelum ia menangkap ekspresi menganganya.

Apakah ini dr. Kim?
Dokter seseksi ini hanya ada di Grey’s Anatomy
!

Soojung menurunkan tatapannya dan merasa jengkel saat teringat percakapan mereka kemarin. Ia benar-benar kasar, dan mungkin ia bahkan tidak tahu Soojung-lah yang berbicara dengannya lewat telepon. Para bajingan tidak akan pernah repot-repot mengingat nama seseorang. Tapi sekarang ia di sini, menghindari percakapan dan kontak mata dan semua interaksi manusia normal lainnya.

Dr. Kim di sini, masih bersikap seperti bajingan.

Lalu tiba-tiba dr. Kim bertanya pada Soojung. “Apa kau punya data Nyonya Jihyo di kamar 124?”

Dengan cepat Soojung memandangnya dan pandangannya terkunci di sepasang matanya tanpa ekspresi. Tapi, Soojung bisa melihatnya kelelahan. Suaranya terdengar lembut, mengingatkan Soojung pada percakapan singkat mereka, dan Soojung langsung tahu ia adalah orang yang sama.

Soojung berusaha mengendalikan diri, menenggakan sedikit punggungnya agar terlihat lebih percaya diri. Tapi, butuh waktu lama untuk mengeluarkan suaranya, dan Soojung kesal karena ia berhasil memengaruhinya seperti ini.

“Um, tidak. Jinri yang merawatnya. Kau mau aku menghubunginya?”

Dr. Kim berdiri tegak. “Ya, tolong. Maukah kau memintanya untuk menemuiku di ruangan Nyonya Jihyo?” dr. Kim langsung cepat berjalan pergi tanpa menunggu jawaban Soojung.

Soojung menahan diri untuk memutar mata dan menghubungi Jinri. Jinri menjawab dan meyakinkan Soojung jika sekarang ia sedang dalam perjalanan menuju kamar Nyonya Jihyo.

Dengan kepergian dr. Kim, Soojung bernapas lagi.

Mereka berada di ruangan Nyonya Jihyo selama beberapa menit. Kemudian dr. Kim duduk di kursi di seberang Soojung, ia memeriksa clipboard-nya dengan tenang tanpa memedulikan dirinya. Soojung tidak membiarkan hal ini mengganggunya dan, sebaliknya, Soojung juga berfokus menghindari tatapannya.

Dr. Kim menempatkan clipboard di rak dan pergi begitu saja. Ia bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal.

Kali ini Soojung memutar mata. Apa sedikit sopan santun saja akan membunuh dokter ini? Perilaku sombong mereka benar-benar melelahkan.

Soojung berdiri dengan gusar, dan pergi ke kamar mandi. Pintu kamar mandi di ruangan istirahat kami selalu tertutup, jadi ia mendorongnya, kalaupun ada seseorang di dalam, ia pasti akan menguncinya.

Soojung melihat Jinri berdiri di depan cermin dengan mata merah. Mereka berdua melompat kaget dan tiba-tiba merasa canggung, Soojung lupa sopan santun dan menatapnya. Lima detik berlalu. Lalu ia ingat apa yang telah kulakukan.

“Astaga, Jinri-ah! Aku minta maaf!” ucap Soojung. Jinri mendengarnya mengatakan tidak apa-apa saat Soojung melangkah keluar dan menutup pintu.

Soojung duduk di meja yang sama dengan tempat mereka biasanya makan siang untuk menunggu, tapi tidak lama kemudian Jinri keluar. Matanya masih merah dan Jinri menghindari tatapan Soojung.

“Aku sudah selesai,” ucapnya malu-malu dengan kepala tertunduk.

“Kau baik-baik saja?” Soojung langsung bertanya. Ia tahu dirinya orang baru di sini, dan Jinri tidak mengenalnya, tapi akan tidak sopan kalau dirinya berpura-pura tidak terjadi apa-apa saat ia melihatnya hampir menangis.

“Aku baik-baik saja,” jawabnya, tapi air matanya kembali berlinang. “Aku hanya terlalu sensitif.” Jinri tertawa muram.

“Apa seseorang mengatakan sesuatu padamu?”

Jinri menatap Soojung tajam. “Tidak. Tidak ada apa-apa.”

“Ini sepertinya bukan tidak ada apa-apa, Jinri-ah. Kau merasa terganggu karena sesuatu.”

Kenapa Soojung begitu gigih? Soojung menunggunya mengucapkan “bukan urusanmu” padanya, tapi Jinri mendesah dan mengeringkan matanya dengan tisu.

“Dr. Kim bersikap bajingan,” ucap Jinri. Umpatan terdengar asing saat keluar dari bibirnya, ini menarik perhatian Soojung. Jinri pasti benar-benar marah. Soojung mengerutkan keningnya sembari meluruskan posisi duduknya.

“Apa yang dia lakukan?” Soojung mendesaknya padahal ia baru bekerja di sini selama dua hari dan telah melihat air mata seseorang yang tumpah gara-gara si brengsek itu. Soojung tidak pernah bisa memahami kenapa para dokter secara otomatis berpikir mereka dianugerahi gelar dewa bersikap seperti hanya mereka sajalah yang penting, dan seorang yang manis seperti Jinri bukanlah siapa-siapa.

Atau seorang seperti Soojung.

Jinri kembali terisak. “Pasien bertanya tentang efek samping dari salah satu obat-obatan baru yang dr. Kim gunakan, dan ketika dia selesai menjelaskan, aku bertanya apakah kepanasan juga salah satu efek sampingnya. Si Pasien memintaku bertanya pada dr. Kim sebelumnya, Soojung-ah. Aku hanya ingin menyampaikan pesannya.” Jinri memandang Soojung dengan putus asa, memohon padanya untuk memahaminya. “Dia berbalik melihatku dan, tepat di depan pasien dan keluarganya, bilang kalau ini bukan waktunya untuk kelas. Ini waktunya untuk pasien. Dia bilang aku seharusnya lebih memperhatikan kelas di sekolah keperawatan agar aku bisa tahu sendiri jawabannya.” Caranya mengucapkan kata ‘keperawatan’ membuat Soojung percaya dr. Kim juga menyebutnya dengan cara yang sama. Wajah Jinrii merah saat ia mengingat kejadian yang ia alami.

Soojung terkejut. “Kau bercanda?” tangis Soojung.

Jinri tampak terkejut melihat Soojung menangis. “Tidak,” ucapnya sedih. “Aku tidak pernah.. semalu ini! Keluarga pasien bahkan meminta maaf padaku setelah dia keluar. Mereka mengatakan dia tidak punya hak untuk bersikap begitu keras padaku. Itu sangat.. oh Tuhan, memalukan sekali.” Untungnya, Jinri mulai tenang.

“Yeah, dokter brengsek ada di mana-mana, Jinri-ah,” ucap Soojung dan berharap dapat sedikit menenangkannya. “Aku pernah diteriaki seorang dokter di depan pasien.”

Jinri menatap Soojungkhawatir. “Kenapa?”

“Karena sarung tangan yang kubawakan tidak sesuai dengan ukurannya.”

“Kau serius?”

“Ya. Jadi, aku dengan ramah menyuruhnya untuk jangan pernah lagi berteriak padaku. Lalu aku pergi dan tidak kembali. Perawat pengganti harus membantunya.”

“Untunglah dr. Kim tidak berteriak padaku,” ucap Jinri lega. “Dia hanya berbicara padaku seolah-olah aku ini adalah orang paling bodoh sedunia.”

Tidak, Jinri-ah. Orang paling bodoh sedunia adalah seorang dokter yang tidak dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi padanya.

Tapi, Soojung tidak mengatakan itu. Soojung hanya tersenyum penuh simpati. “Jangan biarkan ini mengganggu pikiranmu, Jinri-ah. Beberapa orang memang terlahir menjadi brengsek. Itu salah mereka, bukan salahmu.”

Jinri terlihat tidak yakin.

“Kau pernah dengar tentang karma?” Soojung bertanya pelan. “Tahu tidak, karma itu benar-benar ada.”

Jinri tersenyum dipaksakan. “Terima kasih, Soojung-ah.” Ia memeriksa jam tangannya dan melirik pintu. “Aku benar-benar harus kembali bekerja. Terima kasih sudah mendengarkanku.”

“Jangan khawatir,” jawab Soojung sebelum meninggalkan ruang istirahat.

Dr. Kim memeriksa satu pasien Soojung hari ini. Soojung mencoba untuk tidak terlalu berpikir tentangnyatentang matanya, tentang rahangnya, atau tentang air mata Jinri karena perlakuannyatapi sulit untuk tidak melakukan itu.

Harus Soojung akui, Soojung tidak tahu cara memasukan perintah dasar lab ke dalam komputer rumah sakit ini. Juniel menjalankan misinya untuk mengajari Soojung, dan Soojung terjebak di komputernya selama tiga puluh menit sementara ia terus mengeluh tentang sistem rumah sakit dan menunjukkan pada Soojung apa yang harus dilakukan.

Soojung tidak melihat dr. Kim mendekat. Tidak sampai Juniel secara terang-terangan menyambutnya. “Halo, dr. Kim. Bagaimana kabarmu hari ini?”

Juniel terlihat hampir jatuh pingsan dari kursinya saat melihat dr. Kim yang sedang mencari-cari sebuah clipboard, tapi kemudian ia berhenti untuk melihat Juniel. Lalu tiba-tiba matanya memandangi Soojung.

“Aku baik-baik saja, Juniel,” ucap dr. Kim sambil berpaling. Soojung berkedip dan melakukan hal yang sama.

“Clipboard data siapa yang kau cari?” Juniel bertanya penuh semangat. Pelajaran computer Soojung telah terlupakan, ia melompat untuk membantunya. Soojung berjuang untuk tidak memutar matanya.

Namun, seperti yang sudah ditakdirkan, clipboard data yang dicarinya adalah pasien Soojung. Dan clipboard-nya ada di depannya, di bawah lengannya, seolah-olah Soojung melindunginya dari dr. Kim. Soojung tidak menyadari itu sampai tiba-tiba Juniel menyentakannya dari Soojung.

“Ini dia!” seru Juniel. “Sepertinya Soojung menyembunyikannya darimu, dr. Kim.”

Soojung berpikir untuk membunuh Juniel, dan bahkan memikirkan tempat di mana Soojung akan menyembunyikan mayatnya, tapi tidak ada waktu untuk itu sekarang.

“Soojung, ini pasienmu?”

Sang pemilik nama terkejut karena dr. Kim tahu namanya, tapi Soojung menahan diri untuk tidak terkesiap dramatis.

“Ya, Tuan.” Soojung ingin bunuh diri karena memanggilnya Tuan. Ia benar-benar sudah kehilangan martabat yang ia miliki.

“Aku akan menemuinya sekarang.”

Umm.. oke. Itulah yang ingin Soojung katakan. Tapi, Soojung tidak mengatakan apa-apa. Yang Soojung lakukan adalah mengikutinya dari belakang saat ia berjalan menyusuri lorong. Dan Soojung berusaha keras untuk tidak memandangi pantatnya, ia tidak mengenakan jas lab-nya hari ini dan ia terlihat sangat seksi di dalam balutan scrub (pakaian petugas medis yang terdiri dari kemeja lengan pendek dan celana). Soojung benar-benar menyukainya.

Apa! Apa yang baru saja ia pikirkan?

Soojung tidak suka dokter. Mereka adalah kutu buku sombong yang tiba-tiba berpikir mereka adalah anugerah Tuhan bagi umat manusia.

Tapi, Soojung sulit membayangkan dr. Kim dengan rambut uniknya sebagai seorang kutu buku, sulit membayangkannya sebagai pembaca komik dan terangsang dengan melihat poster Putri Leia. Namun, imajinasi Soojung mengarah ke jalan yang lebih liar.

Mereka memasuki ruangan pasien, ia tersenyum dan memesona wanita tua malang. Ia memiliki sopan santun saat berhadapan dengan pasien. Sebenarnya, ia juga tidak terlihat terlalu jahat. Tidak seperti waktu di telepon. Atau saat ia membuat seorang perawat manis menangis.

Mungkin ini hanya akting. Sebuah tipuan.

Dr. Kim berbicara pada pasien selama beberapa menit, dan kemudian sesuatu terjadi. Sesuatu yang benar-benar mulia.

Ia memberi Soojung kesempatan untuk mengoreksinya. Suatu kesempatan yang sering dilewatkan oleh perawat manapun, tapi Soojung sangat tertarik untuk membahasnya karena.. yah, ini semua untuk keselamatan pasien. Benar, kan?

Iblis di bahu Soojung tertawa jahat.

“Aku akan mengganti obat penghilang rasa sakitmu dengan Vicodin,” ucapnya. “Kau boleh mengkonsumsinya 1-2 tablet setiap 4-6 jam sekali kalau kau membutuhkan. Minta saja pada perawatmu. Kau mau meminumnya sekarang?”

Nyonya Hanjoo mengangguk. Soojung berdeham, tapi dr. Kim mengabaikannya.

“Nona, um–”

“Soojung,” jawab Soojung dengan suara dimanis-maniskan. Soojung tahu ia akhirnya melupakan namanya. Sialan.

Ia menatap Soojung tajam. “Soojung, maukah kau mengambilkan obat untuk Nyonya Hanjoo?” tanyanya dingin, mengusir Soojung dari ruangan. Nada bicaranya berbeda 180 derajat saat bicara dengannya.

Tapi, Soojung tidak beranjak. “Aku kira pilihan obat penghilang rasa sakitmu kurang tepat, Dokter,” ucap Soojung sambil mengumpulkan keberanian. Oh, Tuhan. Ini bukanlah Soojung yang biasa, tapi sudah terlanjur untuk mundur. Ini untuk Jinri.

Soojung hampir bisa mendengar suara serat-serat ototnya tertarik. Dr. Kim menatap Soojung, matanya semakin gelap. “Oh? Sayang sekali, kau hanya perawat, Soojung. Kau tidak bisa membuat keputusan di sini.”

Hanya perawat. Soojung ingin menamparnya.

Suaranya begitu gelap, begitu dingin, orang lain mungkin akan bergeming mendengarnya, tapi itu hanya akan menunjukkan kelemahan. Dan jika ada satu kesempatan untuk menunjukan bahwa Soojung ini tidak lemah, maka inilah saatnya. Ia, perawat Jung Soojung, menegur dr. Kim, suatu prestasi yang mungkin seharusnya sudah dilakukan berabad-abad yang lalu dan kemungkinan tidak akan pernah dilakukan lagi oleh semua perawat manapun.

“Aku hanya memikirkan kebaikan pasienku, dr. Kim.” Soojung melihat Nyonya Hanjoo memerhatikan kami berdua dengan mata lebar. “Bukankah itu yang Anda inginkan dari kami, Nyonya Hanjoo?”

“Mohon pencerahannya, Soojung, kenapa kau berpikir pilihan obat penghilang rasa sakitku kurang tepat?”

Ini mungkin bukanlah suatu argumen terbaik di dunia. Soojung hanya ingin membuatnya jengkel, itulah tujuan Soojung sebenarnya. “Dr. Kim, Nyonya Hanjoo dirawat karena tulangnya retak, itulah yang menyebabkan Nyonya Hanjoo sering mengeluh sakit. Kita bisa saja berasumsi bahwa Nyonya Hanjoo akan merasa lega dengan Vicodin, tapi berdasarkan pengalamanku sebelumnya dengan tulang belakang patah dan osteoporosis, aku ragu itu akan berhasil. Kita asumsikan Nyonya Hanjoo tidak merasa lega dengan Vicodin sekarang, Nyonya Hanjoo akan meminta dosis maksimum sebanyak dua tablet Vicodin setiap empat jam sekali, itu artinya 1.000 mg Tylenol setiap empat jam dan 6.000 mg Tylenol sehari. Bukankah itu terlalu banyak untuk seorang wanita berusia delapan puluh tahun?”

Aku melakukannyamenegurnya di depan pasiennyamembuatnya mati kutu. Setidaknya, itulah yang Soojung pikirkan. Soojung menantang matanya, suaranya tidak bergetar. Soojung yakin, jika pandangan bisa membunuh, ia sudah mati sekarang. Tatapannya berbisa. Soojung ingin meringkuk di sudut ruangan, tapi ia tetap berdiri tegak. Sudah terlambat sekarang.

“Soojung-ah,” Oh, Tuhan, caranya menyebut namaku. “Aku sudah mengatur parameternya. Tugasmu-lah sebagai perawat untuk memantau dan memastikan Nyonya Hanjoo tidak overdosis.”

“Dr. Kim.” Benar sekalidua orang bisa bermain di pertandingan ini. “Kau bisa membenarkan tindakanmu sepanjang hari, tetapi kenyataannya adalah perawat berikutnya yang bertugas akan memberi Nyonya Hanjoo obat penghilang rasa sakit ketika pasien membutuhkannya. Seperti yang kau perintahkan. Dan itu akan menempatkan Nyonya Hanjoo dalam bahaya gagal hati.”

Matanya berkedip ke arah Nyonya Hanjoo yang terlihat benar-benar terhibur oleh pertunjukan kami. Soojung heran ia belum memesan semangkuk popcorn. Lalu dr. Kim kembali melihat Soojung, tatapannya gelap dan marah. “Kita bahas di luar.”

Soojung segera meninggalkan ruangan, dan tidak mau repot-repot menunggunya. Soojung tidak yakin berapa lama lagi ia bisa memasang muka tebal ini. Ini bukan dirinya yang biasa. Tentu saja ia biasanya mempertahankan dirinya sendiri. Tapi, Soojung tidak pernah berperilaku seperti tadi dengan seseorang yang begitu mengintimidasi seperti dr. Kim. Dan begitu seksi, jangan lupa, ia juga seksi.

Tapi, kemudian Soojung kembali memikirkan Jinri, dan air matanya, dan Soojung menyadari semua yang ia lakukan tidak sia-sia.

Soojung merasakan sebuah tangan mengapit ketat lengannya dan membalikan tubuhnya. Soojung tersandar di dinding, dan berhadapan dengan dr. Kim yang tengah marah besar. Ia tidak melepaskan cengkeramannya, tapi Soojung tahu, ia bisa berteriak jika ia bertindak macam-macam dengannya. Tapi, itu sama sekali tidak membuat Soojung merasa lebih baik.

“Kau pikir apa yang kau lakukan?” desisnya, wajahnya hanya berjarak beberapa inci dari wajah Soojung. Soojung waspada dan, terus terang saja, ia sedikit kesal karena dr. Kim menyentuhnya seperti ini.

Apa yang salah denganku? Soojung cepat-cepat merenggut lengannya dari cengkraman dr. Kim, jijik dengan dirinya sendiri.

“Aku hanya melindungi pasienku dari kesalahan medis berbahaya,” ucap Soojung tegas.

“Ada waktu untuk membahas hal-hal itu, dan waktunya bukan di ruangan pasien. Dan yang pasti tidak di depan pasienku.” Dr. Kim menjaga suaranya tetap rendah agar tidak terdengar sampai ke lorong, tapi nadanya cukup tajam untuk memotong baja.

“Yeah, dan ada juga waktu untuk mendiskusikan keluhanmu terhadap perawat kalau kau tidak suka dengan apa yang dia lakukan. Dan yang pasti tidak di depan pasien.”

Dr. Kim terlihat bingung, tapi kemarahannya tidak berkurang. “Apa yang kau bicarakan?” desisnya.

“Aku bicara tentang caramu mempermalukan Jinri di depan pasiennya tempo hari.”

Tiba-tiba dr. Kim tersadar. “Apa yang terjadi antara aku dan perawat lain bukan urusanmu. Sebaiknya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri, Soojung-ah.”

“Aku tidak bisa tenang saat mengetahui temanku menangis di kamar mandi karena perbuatanmu!”

Jari telunjuk Soojung tiba-tiba menusuk-nusuk dadanya. Soojung ingin tahu apa ia bisa mendapat masalah karena ini dan Soojung ingin tahu apa dia bisa mendapat masalah karena ini.

Lalu Soojung merasa bersalah pada Jinri. Dirinya baru saja mengeksposnya.

“Mungkin temanmu perlu menumbuhkan keberaniannya. Dunia ini kotor, Soojung-ah. Tidak semua orang akan memegang tangannya dan bersikap baik padanya.”

Bajingan kelas dewa.

Sama seperti semua dokter sombong yang pernah kutemui, yang satu ini tidak ada bedanya. Dr. Kim memenangkan penghargaan bajingan-paling-sok sepanjang masa. Dan Soojung sudah muak.

Soojung menarik diri darinya, menjauh dari dinding, dan untungnya ia melangkah mundur untuk memberiku ruang. Soojung mungkin menendang selangkangannya kalau ia tidak mundur, tidak peduli ia tampan atau tidak. Soojung sudah selesai.

“Itu yang disebut dengan kemanusiaan,” Soojung meludah ke arahnya. “Itu sebuah pengetahuan umum. Jangan bertindak seenaknya pada rekan kerjamu. Kita satu tim, Dokter. Kami bukan budakmu.”

Soojung kembali ke stasiun perawat, meninggalkannya yang sedang merenggut di lorong. Soojung tidak yakin apa yang harus ia lakukan sekarangbisakah ia duduk tenang saat ia berada di sini dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa? Ia akan kembali setiap saat untuk menyelesaikan catatan data di clipboard pasien..

Tapi, kemudian Minah menemukan Soojung, matanya terbelalak liar, ia segera meraih lengan Soojung dan menariknya pergi. Mereka menyelinap ke ruang obat.

“Apa itu tadi?” tanyanya menuntut, napasnya berat dan bersemangat. Soojung tidak tahu apa masalahnya.

“Apa?” Tanya Soojung polos. Tapi, Minah menatap dirinya curiga, alisnya terangkat.

“Yang benar saja?” ucapnya lagi. “Kau serius mau menyangkal pertunjukan kecil yang baru saja kalian berdua tampilkan?”

Soojung melirik ke belakang, merasa khawatir. Tapi, pintunya tertutup dan tidak ada orang lain di sini. “Apa ada orang lain yang melihat kami tadi?” Tanya Soojung cemas.

“Rasanya, cuma aku.”

“Terima kasih, Tuhan.” Soojung tidak menyembunyikan napas leganya.

“Apa yang terjadi?”

Tidak ada gunanya berbohong padanya. Dan jika ada satu orang di sini yang bisa Soojung percaya, Minah adalah orangnya. “Aku menegurnya di depan pasiennya,” jelas Soojung. Mata Minah melebar lucu. “Um.. aku sengaja melakukannya. Hanya untuk membuatnya jengkel.”

Ya, semuanya terdengar bodoh sekarang. Soojung tiba-tiba merasa seperti newbie yang sengaja membuat dokter tampan merasa jengkel. Haruskah Soojung menerima penghargaan Nurse of the Year-nya sekarang atau nanti?

“Kau bercanda!” bisiknya penuh semangat. “Tapi kenapa? Apa karena telepon itu?”

Soojung menceritakan semuanya, dimulai dari Hinata dan berakhir dengan semua yang dr. Kim ucapkan padanya sebelum mereka berpisah. Soojung meninggalkan detail tentang bagaimana mulusnya kulit wajah dr. Kim saat seseorang melihatnya dari dekat dan wangi aftershave-nya saat ia berusaha menahan diri untuk tidak membunuhnya di lorong.

Minah tertawa keras. “Oh, Tuhan, aku tidak sabar ingin memberitahu Chanyeol,” ucapnya.

Soojung terkesiap, matanya melebar panik. “Apa? Tidak, kau tidak boleh mengatakannya pada Chanyeol,”

“Kenapa tidak?”

“Aku tidak ingin ini tersebar, Minah. Aku bahkan belum genap seminggu bekerja di sini. Aku mohon, aku mohon, aku mohon jangan katakan pada Chanyeol!”

Minah mengernyit kecewa, tapi akhirnya mengangguk. “Baiklah, aku tidak akan mengatakannya,” ia meyakinkan Soojung. “Rahasiamu aman bersamaku,” ucapnya lirih.

Soojung menghela napas lega dan berterima kasih padanya.

Mereka perlahan-lahan kembali ke stasiun perawat. Mereka berusaha untuk mengulur-ulur waktu, dan berpikir untuk bersembunyi di kamar pasien, tapi Soojung menolak untuk memberi dr. Kim kepuasan.

Soojung berharap ia sudah pergi.

Tapi, saat Soojung keluar dari ruang obat, ia melihatnya masih di stasiun perawat. Dr. Kim sedang merajuk menulis di clipboard, membalik halaman dengan emosi. Ia tidak melihat Soojung sampai ia melewatinya di stasiun.

Mata dr. Kim menyipit marah menatap mata Soojung. Matanya membara, seolah-olah mengundang Soojung untuk pertandingan ulang.

Soojung melarikan diri ke ruang istirahat, berusaha untuk menenangkan napas dan memikirkan kembali apa yang barusan terjadi.

Dr. Kim memiliki kekuatan voodoo mata yang mengerikan, dan setiap bagian dari diri Soojung akan mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari efeknya.

continue─

Hinata: Jinri.-.

Ini kepanjangan ya? Udah dari sananya segini–18 page.
Chap ini sudah asha koreksi, tapi kalau masih ada yg negbingungin bilang aja bagian yg mana, entar asha perbaiki lagi.

Mau satu chapter panjangnya segini apa dibagi A sama B (Chapter 1A dan 1B) aja?

 eum, untuk bagian yang bener-bener rated m setelah bulan ramadhan ya, di chapter 11 berhubung ada yg bilang ‘jangan ganti bahasa yg terlalu menjurus’ jadi, asha ga ganti.

komen komen komen! hehe. thx.

194 thoughts on “Doctors Order – Chapter 1

  1. Hullaa..wuah..ne ff bener bener nyenengin bgt deh,aku Suka bgt krn kata2 “asingnya” ga diganti..
    Panjang kuk gini malah lebih menarik…
    Tipe kyk gini yang aq suka..bikin semangat bacanya..hehehhe..

    Semangat..ditunggu next chapnya..
    Yeayyy…

    Liked by 1 person

  2. AKU BUTUH DETAIL SOSOK KAI DISINI ASHAAAAAA BENERAN.. KENAPA AKU BAYANGINNYA KAI PAKE RAMBUT PIRANG DISINI MASA IYA DOKTER RAMBUT NYA PIRANG YALUHAN GAK GAK DELUSI KU HANCUR SEKALI HUHUHU… MBA SOOJUNG, MBA SOOJUNG KAMU KUDU NYA GITU. MESKIPUN CUMA PERAWAT YA TETEP AJA DOKTER GAK BOLEH MERENDAHKAN MEREKA. MESKIPUN TERKADANG DILANDA KEGALAUAN LUAR BIASA KARENA DOKTER NYA SEKSI MACAM KAI BEGITU. KAI EMANG UDAH BAJINGAN DARI SONONYA SETIAP JADI MAIN CAST FF. KASIAN KAU NAK

    Like

    • DETAIL GIMANA KAK? KEPRIBADIANNYA KAH? ATAU APANYA? :’v
      PIRANG BLONDE KAK? WKWK, INI BUKAN JAMAN OVERDOSE KAK UDAH LOVE ME RIGHT :’v KOK BISA KAK? PADAHAL DI FF UDAH ADA ‘rambutnya hitam legam’ KAN? :v
      WKWKWK. KAI EMANG UDAH BAJINGAN DARI SONONYA SETIAP JADI MAIN CAST FF. (2)
      Makasih kakak, udah baca+komen, chu dah:’v

      Like

  3. Panjaang ajaa gpp kook. Tapi maaf ya aku agak kurang ngerti loh sama beberapa bahasa nya 😦 trus ‘kai exo suka’ aku gatau sumpah deh 😦
    Duh gini deh reader otaknya cetek, jadi ada bahasa yg agak tinggi jd ga nyambung haha :’)
    But, overall aku sukaaa dan ngerti. Walaupun kesel sih karna Kai demi apa sombong dan belagu banget. Trus pendeskripsian dia sbg dokter ganteng dan seksi itu pas banget, jd pengen gitu dirawat sama dokter kaya gitu :’) haha.
    Mgkn di chapter selanjutnya aku bakal lebih ngerti. Update soon yaa 😉

    Liked by 2 people

  4. pas kok thor
    ngerasa ideal Ff tuh lebih dri ini
    jadi ngak sia sia nunggu lama

    jadi kalok baca ngak berakhir dengan ‘yah’

    suka ak sma ceritanya
    ya ya ya ya

    Liked by 1 person

  5. Panjang aja biar lebih seru plus greget… Sip banget ceritanya, suka banget sama karakternya Soojung yang nyolot sama Jongin hehe… Emang si Jongin pantes digituin! Lanjut thor, jangan lama2 updatenya

    Liked by 1 person

  6. kereeen soojung hehe
    jangan dibagi dua chapter kaaak, enakan segini kaak hehe
    ditunggu update an nya pokoknya yaaaa!!!
    jangan lama lama pleaseeee aku penasaran bgttttt hehe
    semangat kaaak lanjutnya^^

    Liked by 1 person

  7. Hahahahaha jongin jutek banget siih
    Awas ntar jatuh hati deh sama soojungnya wkwkwk
    Ditunggu terus kelanjutannya. Jangan kelamaan update udah sih gitu doang

    Liked by 1 person

  8. WOOHOO! Update juga akhirnya
    Keren thor keren. Gak kepanjangan kok sesuai sama ff yg lain ㅋㅋㅋ
    Lanjutannya secepatnya ya ini seru penasaran sama kelanjutannya kaistal gimana
    Kai masih lanjut gak ya marahnya.
    SeStalnya gimana tuh kelanjutannya? Duh kepo><
    Next chapt oke thor. Fighting!

    Liked by 1 person

  9. Huaaaa ff baru! Kaistal…. Kaistal… Kaistal…
    Gapapa kok gapapa kalo panjangnya segini. Malah seru banget hehe. Update soooooooon, jgn bikin org penasraan lama2 yaa hehe

    Liked by 1 person

  10. Nggak terlalu kepanjangan juga kok, lagi nggak ngebosenin jadi yg baca juga enak~
    Jongin kok gitu banget sih, sombong banget, ngga mikir kalo mempermalukan orang lain tapi sendirinya nggak mau dipermalukan
    Next part soon

    Liked by 1 person

  11. Akhirnya chapter 1 publish juga 🙂
    Ini enggak kepanjangan kok, udah pas. Malah kalo bisa lebih panjang lagi, biar puas bacanya 😀
    Tapi aku agak gak ngerti sama beberapa kalimatnya kak 😀 mungkin karena otakku lagi gak nyampek
    Enggak ngebayangin ekspresi Dr.Kim waktu ditegur soojung. Pasti lucu banget 😀
    Aku kira soojung juga dokter, enggak taunya perawat tho 😮
    Pokoknya bagus deh, di tunggu chapter 2 nya 😀

    Like

    • Akhirnya hehe, okeoke siap!
      Nahnah, udah asha beresin tuh kalimatnya. Tapi ya gatau, barangkali masih ada yg belum kamu ngerti hehe. Maafkan asha huhu;-;
      Hihi iya, oke siap kopaja! Makasih hehe

      Like

  12. aku rada bingung sama pov-nya pas awal-awal, kesannya kayak aku sama soojung itu beda orang. dikoreksi yaa 🙂
    aku lebih setuju panjaaang, gak perlu dibagi dua
    overall aku suka ceritanya, menarik. jongin yang sok cool dan soojung yg jengkel sm jongin hehehe

    Liked by 1 person

    • Nahnah, itu.. itu.. sebenernya ff ini pake sudut pandang ‘aku’ pas asha remake, asha ngeras belum seluruhnya diremake, niatnya mau baca dari awal biar tau legal kesalahannya dimana, tapi ya.. ash orgnya males baca 2x jadii, nanti asha perbaiki lagi deh. makasih ya,

      Like

  13. Uwwaaa asik ni yg kaya gini.. jarang nemu ff yg jalan ceritanya macam ni.. karakter kai benerbener idaman nih.. tapi dia belum terlalu ekspos ya dsni..
    semangat chingu
    ditunggu next chapnya😊

    Liked by 1 person

  14. mnurut ak sih gk trlalu pnjang. tp trserah kmu aj. klo pnjang dbgi mjd 2bgian tiap part jga gk ap2. yg pnting ceritany ttp lnjut…
    hhee

    waduch, jongin jd dokter ngeri bgt sih. am perawat aj kya gtu aplg dg org yg baru dia knal ckck
    tp ap jongin thu klo org yg sering dia telp it soojung ??

    ok next part be waiting 🙂

    Liked by 1 person

  15. Yeayyy udah update chapter 1 nyaa umm gpp panjang malah aku sama ceritanya yg panjang panjang hihihi,nah soojung hebat deh berani banget lawan dr kim alias kai hehe tapi sepertinya kai udah mulai suka ya?kenapa dia manggil nya soojung ah ?
    Semangaaat terus yaa ❤

    Liked by 1 person

  16. mungkin awalnya ini mau dibuat POV orang pertama, dari sudut pandang soojung
    aku nemu banyak banget kata aku yang seharusnya jadi soojung ataupun kami yang mungkin seharusnya jadi mereka.
    ini kan jadi di POV orang ke-3

    Liked by 1 person

    • Bukan awalnya sih, original fanfic nya emang sudut pandang orang pertama, tapi aku ganti jadi normal gitu, akunya aja yg kurang teliti ngoreksi nya huhu.
      Iya makasih ya, chu dah.

      Like

  17. Aigo, lagi seru seru baca kenapa ada bacaan countinue… asdjkssjsnshss sumpah demi apapun ini keren bangeeet, karakter soojung yg suka nantang dan dokter kim yang bikin greget max ahahabdbsbgsgshsssbhsh kereeeenn 😂

    Liked by 1 person

  18. ini remake dari novel asing apa inspirasi author sendiri ?
    gaya bahasanya kaya novel, terus panjang bgttt. aku kira ini oneshoot. tau nya chap1,
    aku masi ga paham ini ff ceritanya gimana tapi paham karakter kai sm soojung, yang lain cuma figuran (?) wkwk
    aku suka ff ini, dilanjut ya. jangan sampe stop di chap berapa 😦 next chapter cepet cepet di pu blish ya
    btw, ini ff ada lil’ bit nc ya (?) ko di author note dibawah ff nya ada ‘exo kai suka’ abis ramadhan? aku gapahammmm
    pokokknya cepet publish aja deh next chapter.

    xoxo

    Liked by 1 person

    • Murni bukan karya aku say, aku hanya ganti cast + beberapa kalimat yg diubah biar pas sama chara-nya.
      Jujur pertama kali aju baca ff ini juga awalnya kurang faham, pas ngikutin ff nya akhirnya lumayan agak faham:’v soalnya ff indo ver nya baru sampai ch5 nih.
      Gatau little bit gatau banyak, kayaknya lumayan/? Maksudnya itu, bagian bener bener rated m-nya dipublish abis ramadhan say, hehe.
      okeokesiap! makasih ya udah rnr❤

      Like

  19. Soojung keren berani membuat malu kai didepan pasiennya, salahnya juga sih kenapa harus jdi dokter yg sombong kayak gitu ya walaupun tampan dan seksi..
    jujur awal” agak nggak mudeng tapi stelah ditelaah ngerti koq
    Jangan dibagi” ya lebih enak kalo panjang kayak gini..hehehe
    Ditunggu next chapnya

    Like

  20. Asha apa kabar? Lama tak muncul hahaha
    Ceritanya keren bgt, sumpah bener2 keren. Jarang bgt ada ff yg temanya ttg kedokteran gitu..
    Penasaran sm tampang kai yg lagi merajuk, tp kyknya sih Kai bakalan bertekuk lutut nih sm Soojung..
    Chapter ini jng dibagi jd 2 part ya sha, panjang lebih baik, biar ga gregetan bacanya hahaha
    Oke boleh di lanjutin lagi Chapter 2 nya, semangat asha. UM chapter 23 jangan lupa jg yaa hehe

    Like

  21. Wah inimah penasaran banget gilak. Nggk papa kok panjang yang penting aku puas (???????) Inj kalo bisa update tiap har dong aku suka ff yang medis gini😭😭😭😭😭 menambah pengetahuan eheehehe

    Gilsss aku bayanginnya di Dr. Kim blavk hair up gitu ganteng binggowww. Soojung nya rambut panjang item gelombang cantikkk uhuuuu😚😚😚😚

    Keep writing yhaaa!!!

    Like

  22. keren kak keren :v :v tapi itu kok kaya ada kata kata hinata? :v itu typo apa buka ya? :v aku sempet mikir ini jangan jangan ini ff naruto lagi wkwk -ngefans banget sama naruto- :v :v oke lanjuut kak ayas ^_^ ^_^

    Like

    • HAHAHAHA Maafkan daku say, wkwk dibagian mana? berarti itu belum keganti:v
      Yap! ini aslinya ff twilight cuma diremake ke sasusaku nah sama diriku diremake jadi kaistal:’v
      Sasusaku shipper juga kah dirimu? x’D
      makasih ya say,

      Like

  23. Shaa ini yg dimaksut ff rated m ? Soalnga pada demen rated m yhaa 😂😂
    Gak usah dibagi1 A sm B saa, udaa diginiin aja. Biar bacanya legaa gak ribet hehehe. Jgn lupa ff diblogmu dilanjutin aku selalu menunggu ff itu 😁😬👏

    Like

  24. Haha… Maaf ak lngsung baca chap 1nya aja. Begini aja ga ush dibagi cz ak suka cerita yg panjang2… 😀
    Eyyy diriku suka sekali karakter kaistal disini, sama2 keras… Apalagi pas adegan saling adu argumen itu nah hehe ngebayanginnya suka smbl senyum2 bacanya.
    Ditunggu chap 2nya sa’… Semangat 🙂

    Like

  25. Wuaaa📷
    Ini keren banget kak🙆🙌
    Dr. Kim nyebelin pol😒😒
    Kalo aku jadi soojung udh aku tendang mungkin😂
    Soojung, jinri’s hero wkwk😂😂
    Feeling ku ada yang nguping selain minah😨
    Wuaa❤
    Keep writing ya kak🎈
    Ditunggu chapt berikutnya😘
    Jangan dibuat a b 🙆🙆
    Nanti tambah kepo max sama kelanjutannya😂😂
    Wkwk😂😂
    Fighting kak🎆

    Like

  26. waa baru bacaaa
    tadi malah baca chapter 2 duluan wkwk :v
    asik nih ceritanya kak :3
    walaupun ada bagian yg aneh dibaca, tapi masih bisa dipahami kok
    ini nih kak
    “Astaga, Jinri-ah! Aku minta maaf!” ucap
    Soojung. Jinri mendengarnya mengatakan
    tidak apa-apa saat Soojung melangkah
    keluar dan menutup pintu.
    semangat yaa kak

    Liked by 1 person

  27. Pingback: Doctor’s Order – Prolog | KAISTALFFINDO

  28. Pingback: Doctors Order – Chapter 3 | KAISTALFFINDO

  29. Pingback: Doctor’s Order – Chapter 2 | KAISTALFFINDO

  30. Pingback: Doctors Order – Chapter 4 | KAISTALFFINDO

  31. ngebayangin jongin pake jas dokter.. kayanya ganteng banget.. rela deh berobat tiap hari klo jongin dokternya mah.. hahhaha
    panjang tapi seru sih 🙂

    Like

  32. Ashaaaaa, aku suka sama ceritanya. Bahasanya tinggi sih, tapi bagus. Ini pake sudut pandang apa, ya, kalo boleh tau?:)) Lanjut terus, yaaa!💞

    Like

  33. Pingback: Doctors Order – Chapter 5 | KAISTALFFINDO

  34. Pingback: Doctors Order – Chapter 6 | KAISTALFFINDO

  35. Ya ampun di sini dua2nya bener2 ngeselin ya. Yang satu katanya kayak bajingan. Yang satu lagi songongnya kelewat batas. Idk why even it’s annoying but I found it funny

    Like

  36. Pingback: Doctors Order – Chapter 8 | KAISTALFFINDO

  37. Pingback: Doctors Order – Chapter 9 | KAISTALFFINDO

  38. aduuuh maaf banget baru baca chapt 1..aku pertama baca langsung ke chap 3 heheee..disini jongin keliatan arogan banget,duh kalau tau di chapt selanjutnya kebalikan banget deh..

    Like

  39. keren – keren 🙂 aku suka sama jalan cerita tapi diawal cerita agak bingung gara2 bahasa yg du pake sedikit ribet buat aku 😀 hehe.. tapi sekarang udh paham kok ^ ^

    Like

  40. Sukaaa bangettt Jongin jadi dokter disini. Kebayang pasti hot doctor wkwk yg kaya gini nih yg bisa lgsg bikin melt ♡
    Suka juga sama karakter Soojung disini. Jarang jarang nemu ff yg tema kedokteran nya kerasa banget udah kaya di drama wkwk.

    Like

  41. jongin belagu banget minta diinjek-_-
    good job, jung soojung. lawan aja orang belagu kaya jongin:)
    masih banyak typo dari ‘aku’ ke soojung ya? haha sempet bingung tapi secara keseluruhan i’m perfectly like this fict. fighting, kak.

    Like

  42. lucuuk!! soojung perawat, tapi benci dokter? ampun dah ga ngerti sama jalan pikiran soojung. kalo benci dokter kenapa jadi perawat? elahh~ wkwkk

    Ayaa~ ini tuh ceritanya lucuk. jadi makin penasaran..

    Like

  43. Waaah.. aku baru baca ff ini. Dan binggo.. keren banget. Aku suka tulisannya. Suka banget karakter soojung dan jongin disini. Aku mau lanjut baca ya hoho ^^

    Like

  44. Ceritanya seru dan panjang jadi makin greget meskipun masih agak bingung sih sama diksinya hehe
    Btw jarang-jarang nih baca medical fiction apalagi castnya otp kesayangan aka kaistal kkkk

    Like

  45. keren author, suka banget sama karakter nya krystal.
    mau nanya ini kan kata author ff ini bukan karya author murni boleh tau gk judul cerita yang aslinya apa ? gk jawab juga gk ppa cuma basa-basi doang biar komennya banyak hehehe 😀

    Like

  46. Akhirnya bisa baca ff lagi dari sekian lama gak baca ff gara-gara tugas numpuk (curhat cuy hehe)
    ceritanya keren banget ka, disini ceritanya karakter kai memang ngeselin ya? trus krystal berani banget ceramahin kai didepan pasien, kerja bagus^^

    Like

  47. keren author, suka sama karakter nya chanyeol cocok banget dia kya gitu. ohya boleh nanya gk thor ff ini kan kata author gk murni dari pikiran author jadi aku pengen tau judul asli nih ff sama cast nya. gk jawab juga gk ppa ini juga cuma untuk basa-basi doang biar banyak komentarnya 😀

    Like

  48. haaiiiiii… aku baru baca ffmu nih 😆
    kerennnnn cerita tentang kedokteran.
    iyaa panjang, tp gpp malah bagus kek gitu…

    ijin lanjut baca ya… kayaknya udah ketinggalan jauh nih lol 😂😂

    Like

  49. Ga usah di bagi dua kak. Mending dijadiin satu chap aja HEHEH
    Soojung berani bgt nantang jongin di depan pasien. Pasti jongin di chap selanjutnya bales dendam kkk
    Gue ngebayangin jongin di rambutnya item kan seksi gitu. Hahaha
    Keep writing kak ayaa:))

    Like

  50. Pingback: Doctors Order – Chapter 10 | KAISTALFFINDO

  51. Pingback: Doctors Order – Chapter 11 | KAISTALFFINDO

  52. Hai kak:) (sok kenal)
    Tadi aku baru mampir di blog kakak, hehe (just fyi).

    Mungkin karena ini terjemahan, jadi diksinya beda sama yg biasa di sini, but its okay. Cuma agak bingung sama point of view nya aja sih. Tapi ga apa apa yg penting kakak udah bersedia nerjemahin hehe. Keep writing ya

    Like

  53. Uuuu masi rada bingung sih pas part-part awalnya -_- tapi pas rada ending nya ngertiii dan itu gila si Dr.Kim najis y songong minta digaplok-_-(?)
    Dan aku suka karakter Soojung nih yg berani bicara terang2an ke Dr. Songong-Nya-Audibilehh
    Izin next chap yaaa…

    Like

  54. Yaampun ini baru chapter 1 dan aku udah jatuh cinta sama karakter soojung dan juga kai. Krystal bikin greget kai, pasti kai jadi tertarik sama krystal. Aaa penasaran

    Like

  55. Awalnya nggak ngerti, tpi tengah sampai akhirnya udah dapet kok. Feel nya jga, pas liat judulnya aja udah semangat, soalnya ada doctor nya. Jadi makin semangat deh. ^_^. KK 😀

    Like

  56. Asha aku baru baca, hehe. Cerita remakenya bagus, it’s okay if it is a long story. I mean, every chapter is 18 pages+
    Ceritanya ga ngebingungin, tapi sudut pandangnya masih bingung. Mau orang pertama/ketiga?soalnya tadi ada kata “aku” yang menggambarkan Soojung, hehe. Itu aja sih koreksi akuu😉😉😉

    Liked by 1 person

  57. Pingback: Doctors Order – Chapter 15 | KAISTALFFINDO

  58. Seru deh kayanya kalo punya senior kaya Chanyeol disini.
    Ramah, Humoris!!
    Mulai deh.. berawal dari pertengkaran ntar berakhir cinta2an.
    Eaaa. dr. Kim dan perawat soojung…
    Ini Chapter panjang jadi puas bacanya. Hehe
    Lanjutt!! pyong~

    Like

  59. Alright ini ceritanya seruwwww hehe makasih kak asha hihi dr.kim ntar malah cinta lagi. Ah suka banget mereka satu tim bukan para budak dokter huaaaaah

    Like

  60. Oh, jadi Oh Sehun yang bikin Krys benci dokter. Ya ampun, Kai kasar ya sampe buat Jinri nangis :3
    nge prok prok buat Krys, dia berani ngelawan Kai. waah xD
    btw ini awalnya ff SasuSaku/Naruto atau bukan? soalnya ada nama Hinata nyempil xD

    Like

  61. sakit hati bgt pasti jadi soojung. kasian… tp keren pas dia bikin kesel jongin!! kebayang diotak pas baca ceritanya!!! good job thor. btw aku reader baru

    Like

  62. panjang bgt sha ceritanya.. tapi smakin buatku penasaran/? kkk~
    kai nya angkuh banget yawla😔 wkwk sojung yg sabar ya ngadepin si item😁
    lanjut ya shaa ke chap 2😊

    Like

  63. Annyeong kak! Aku reader baru nih suka banget sama ff nya ihh. Kakak suka naruto juga ya? Aku pernah baca ff sasusaku nya. Ini kereen

    Like

  64. OMG sumpaaahh yaaaa iniii mah kereen bangeet… wkwkwkkkk iyaa aku tau ketinggalan jaman baru baca ff ini sekarang.. tapi aku sama sekali nggak nyesel bacanya…
    Aduuh gakuna dehh sama

    Like

    • Kepencet kirim… baru komen separo.. yawlaaa….
      Gakuna banget siih sama Dr.Kim…
      Mba ital aja ampe terkiwir kiwir/? Cuma dengan denger suaranya doang.. eehh pas udah tau sebangsat apa Dr.Kim malah sumpah serapah nya keluar wkwkwkwkkkk….
      Akuu sukaaa… pokoknya ini keren…
      Keep writing yaa aya.. ohh iya salam kenal.. 😊😊😊

      Like

  65. aku nunggu cerita ini diwattpad tp enggak pernah diupdate , pas aku bukan wattys kakwan ada blogs aku bukan dan ada cerita ini wahh Ceritanya keren oen, soojungnya berani…

    Like

  66. aku sudah pernah baca ini, tapi aku selalu jadi silent reader.. karna bosen ya aku baca lagi, jadi aku akan comment tiap chapter^^

    Like

  67. Sepertinya menarik ini ceritanya, panjang pula plus detail meski kadang kurang paham plot percakapannya hehhehe tp menarik kok 😉😉

    Like

  68. Gue ngebayangin jongin se seksi inikah itukah aaaaaaahhhhh gregettt nihh 😁 dimanapun si krystal ini judes yaa 😀😀😀

    Like

Arcadian's Say