D O C T O R S O R D E R
[ Chapter 3 – I Could Really Use a Drink Right Now ]
a Kaistal fanfiction with au and romance genres.
original fanfiction: MyBlueSky
translator and first remaker: phonco and shannaro
second remaker: ayashaap
[ note:
1. Jongin dan Dr. Song itu seorang hospitalist (dokter yang memiliki fokus utama merawat pasien rawat inap. Kegiatan mereka merangkap merawat pasien, mengajar, meneliti, dan hal lain yang berkaitan dengan obat-obatan. Hospitalist juga bertugas di UGD, tapi bukan dokter pertama yang akan ditemui ketika masuk UGD)
2. EKG ( electrocardiogram ): pengecekan masalah jantung menggunakan alat elektrik.
3. PRN: istilah umum medis yang berarti lebih kurang “ketika diperlukan”.
4. IM: intramuskular, atau suntikan (seperti vaksinasi flu).
5. Pseudoseizures : menyerupai serangan epilepsi, tapi lebih disebabkan karena kelewat stres atau gangguan emosional.
6. Haldol: antipsikotik yang digunakan untuk mengobati gangguan mental dan juga untuk menenangkan pasien yang bersifat agresif.]
.
.
.
Di hari berikutnya, Soojung benar-benar berusaha untuk tidak memikirkan Kim Jongin di tempat kerja. Atau, dr. Kim , Soojung memutuskan untuk memanggilnya seperti itu di tempat kerja. Secara teori, mereka mungkin kemarin berkencan.. baiklah, mungkin tidak secara teori.. tapi, Soojung masih harus menjaga keprofesionalitasannya.
Soojung bahkan tidak melihatnya. Ia tidak pernah mengatakan akan bekerja hari ini, jadi ini seharusnya tidak membuatnya kaget. Dan ia bisa bertahan hidup sehari tanpa mencuci mata. Karena memang itulah dia, sarana pencuci mata.
Dr. Song datang hari ini. Ia baik pada semua orang, tapi bertindak menyebalkan pada Chanyeol. Soojung pikir ini cukup lucu. Setelah ia pergi, Soojung langsung berlari ke arah Nenek Lee dan bercerita dengan suara keras betapa menyenangkannya dr. Song, Soojung tahu Chanyeol duduk berjarak hanya beberapa meter darinya dan Soojung juga tahu ia kesal dengan setiap kata yang dirinya ucapkan. Tapi, Chanyeol pantas mendapatkan ini.
Lelucon kecilnya, walaupun itu berhasil membantu Soojung berbaikan dengan Jongin, sama sekali tidak lucu.
Chanyeol datang bekerja pagi ini dengan wajah ceria dan bersemangat. Soojung baru mengenalnya satu minggu, tapi ada satu hal yang ia ketahui dengan pasti, ia tidak pernah bersemangat datang bekerja.
Chanyeol tidak membuang waktu, ia mengabaikan komentar Soojung tentang dr. Song. “Jadi, bagaimana kencanmu, Jungie? Apa kau jatuh cinta pada pandangan pertama?”
Chanyeol menyeringai genit. Ia terlihat sedikit licik. Seharusnya Soojung tahu, ia tidak bisa mempercayainya.
Soojung menatapnya dengan gusar. Ia segera berdiri seolah-olah ia akan pergi melakukan pekerjaannya, atau ia hanya bergerak mendekat untuk mengganggu Soojung, “Tahu tidak, aku masih belum bisa memutuskan akan menendang selangkanganmu atau langsung menusuk jantungmu saat ini.”
Tidak mengherankan, tangan Chanyeol segera turun untuk melindungi bagian paling penting untuknya. “Apa yang kau bicarakan?” Chanyeol bertanya membela diri.
“Kau pikir kau lucu,” ucap Soojung dengan tenang. Ini bukan pertanyaan; setidaknya, ia tidak punya masalah untuk menghibur dirinya sendiri.
“Kau pikir aku tidak lucu?” tanyanya polos.
“Tidak. Dan ngomong-ngomong, kau sudah kuanggap mati sekarang.” Soojung berdiri dan mencoba bergerak melewatinya, tapi pria bebal ini menghalangi jalan Soojung.
“Ada apa sebenarnya, Jungie? Aku dengar kalian bersenang-senang.”
Bagus sekali . Chanyeol dan dokter tampan membicarakan Soojung lagi, dan ia masih tidak tahu apa persisnya yang mereka bicarakan. Ini semakin membuat Soojung paranoid.
“Kalian tidak boleh membicarakanku lagi,” ucap Soojung tegas.
Chanyeol mencemooh dan tampak tersinggung. “Terima kasih kembali ,” ucapnya sinis.
“Kenapa aku harus berterima kasih padamu? Kau menjebakku pergi berkencan dengan musuh terbesarku.”
“Musuh terbesarmu, Jungie? Benarkah? Apa aku baru saja membenturkan kepalaku?” Chanyeol melihat sekeliling stasiun perawat dengan tatapan menyebalkan.
Soojung memutar mata. “Kau tahu kami tidak saling menyukai,” ia menuduhnya.
“Tapi, kalian saling menyukai sekarang.”
“Jadi?”
“Jadi, terima kasih kembali .”
“Kau menyebalkan.”
“Aku tidak tahu apa masalahnya,” lanjutnya. “Lagi pula, ini idenya Minah.”
Tunggu dulu.
“Minah tahu tentang ini?” desis Soojung. Suaranya berdesis mematikan. Minah beruntung, ia tidak bekerja hari ini.
“Tentu saja dia tahu. Gadis itu membujukku melakukan semua pekerjaan kotornya. Dan aku pikir ini sangat lucu. Dan aku benar.”
“Ini tidak lucu. Salah satu dari kami bisa saja mati. Kami benar-benar marah.” Mungkin Soojung sedikit melebih-lebihkannya, tetapi Chanyeol tidak tahu ini.
Chanyeol hanya menggeleng dan tertawa. “Bukan itu yang kudengar .”
“Ada kemungkinan kau mau menceritakan apa yang kau dengar padaku?” tanya Soojung ragu, ia tidak mau lagi berharap. Lagi pula, ia tidak akan bisa mempercayai semua ucapan Chanyeol. Chanyeol benar-benar menyebalkan.
“Karena kau sudah memintaku dengan sangat baik.. baiklah. Dia pikir kau lucu,” jawabnya.
Soojung seharusnya tidak perlu memikirkan ucapannya, tapi tiba-tiba ia merasa senang namun kemudian Soojung kembali bersikap skeptis. “Terserah kau mau bilang apa. Kau mungkin berbohong.”
Chanyeol tidak berdebat dengan Soojung. Bahkan, ia membiarkan Soojung lewat karena ada pasien yang berulang kali menekan tombol darurat seperti ada kiamat yang akan datang tepat di kamar 422, dan kalau Chanyeol tidak membiarkan Soojung lewat, Soojung akan membanting meja di stasiun ini ke wajahnya.
Soojung harap dr. Kim bekerja hari ini. Hari Soojung akan semakin memburuk kalau tidak bisa mencuci mata.
.
.
.
Soojung menelepon Minah saat sampai di apartemen dan mengomelinya. Bukannya Soojung tidak senang dengan malam itu, tapi bukan itu masalahnya. Minah sudah kelewat batas.
“Tapi, kau tidak akan mau pergi kalau aku memberitahumu siapa orangnya,” ia menegaskan. Minah merengek saat bicara.
“Ada alasannya kenapa aku tidak mau pergi,” balas Soojung. “Kami tidak saling menyukai.”
“Dulu. Kau tidak saling menyukai dulu ,” Minah bersenandung pelan, “Tapi, aku pikir aku melihat percikan kembang api di lorong hari itu.”
Apa Minah sudah gila? Mereka kesulitan menahan diri untuk tidak saling membunuh hari itu. Tekanan darah mereka sudah meroket, melambung ke tingkat yang mengkhawatirkan. Dia tidak mungkin melihat kembang api.
“Kau gila,” ucap Soojung tegas.
“Mungkin. Tapi, kau yang mengatakan sendiri kalau kalian sudah berbaikan sekarang. Jadi.. terima kasih kembali .”
“Kau sangat mirip dengan Chanyeol. Ini menakutkan,” sahut Soojung.
Minah setuju. “Percayalah, aku tidak bangga dengan kenyataan ini.”
.
.
.
Soojung tidak melihat Jongin sampai minggu ini berakhir. Ia pasti libur beberapa hari berturut-turut; jadwal rumah sakit seringkali tidak konsisten seperti itu. Ini tidak mengejutkan atau membuat Soojung terganggu. Namun, perasaan aneh yang tidak bisa ia kendalikan mulai sedikit rileks dengan ketidakhadirannya, dan mungkin ini hal yang baik.
Hari ini, belenggu Soojung akhirnya dilepas, dan ia akhirnya bebas dari Chanyeol. Sekarang Chanyeol terpaksa melakukan pekerjaannya sendiri, jadi mereka tidak lagi melihat satu sama lain sesering ketika ia mementori Soojung.
Juniel sudah mendengar kabar tentang kencan Soojung bersama Jongin. Soojung tidak tahu Juniel dengar dari mana, Juniel bahkan tidak berada di dekat dirinya saat Soojung bicara pada Chanyeol. Juniel memandangi Soojung dengan wajah masam sepanjang minggu ini. Dan ketika seorang dokter—dokter yang tidak menarik dan tampan—mencari-cari clipboard , Juniel dengan gusar menjawab, “Oh, Soojung sepertinya memegang clipboard itu. Mungkin kalau kau menggodanya sedikit, dia akan menyerahkannya padamu.”
Untungnya, dokter ini orang yang sombong, ia segera keluar ruangan ketika mendapatkan clipboard- nya dan tidak mengacuhkan Juniel.
Sekarang Soojung sendiri, semua berjalan sesuai dengan apa yang ia harapkan. Soojung tidak kejang-kejang menghadapi pekerjaannya. Soojung tidak memukul wajah Juniel atau menyatakan perang dengan dokter-dokter yang ada. Bahkan, Soojung tidak memikirkan Jongin.
Tapi kemudian, Soojung melihatnya.
Soojung keluar dari kamar pasien dan menemukan Jongin berdiri di stasiun perawat, ia sedang membolak-balik clipboard . Sikunya berada di atas meja, tangannya tanpa sadar menggaruk-garuk kepala.
Ada tiga bola lampu di langit-langit tepat di atas kepalanya, tapi yang di sebelah kanan cahayanya sedikit redup. Dan ini membuat daerah di sekitarnya sedikit gelap, sementara dua lampu lain seperti membuat semacam lampu sorot ke arah Jongin, ini membuatnya terlihat seperti orang suci, seperti dewa seks. Oh, Tuhan.
Semua usaha keras yang dijalani otak Soojung untuk tidak memikirkannya sudah berhamburan keluar jendela. Soojung sedikit gugup.. dan bersemangat.
Soojung tidak ingin kecanggungan terjadi di antara mereka, ia segera mengambil catatannya sebelum duduk di kursi di hadapan Jongin. Dengan cara ini, Soojung bisa berpura-pura menganalisa grafik saat ia bekerja, dan semoga Sooojung tidak terlihat seperti orang yang kesulitan menahan birahi.
Jongin mengangkat kepalanya saat Soojung duduk. Kantong di bawah matanya sudah jauh berkurang; mungkin ia menghabiskan waktu untuk tidur di sepanjang liburnya.
“Hei,” sapanya sopan. Setidaknya ia tidak kembali bersifat seperti bajingan, Soojung diam-diam merasa bersyukur.
“Hei,” balas Soojung. “Kau baru masuk?”
Secara tidak langsung Soojung baru saja mengaku memikirkannya. Soojung jelas-jelas memerhatikannya tidak masuk kerja. Kau terlihat seperti pecundang, Soojung.
“Ya, aku libur dari dua hari yang lalu,” jawabnya, tidak menyadari betapa menyedihkannya Soojung. “Aku bekerja dua shift hari Senin dan Selasa. UGD benar-benar penuh sesak dua hari itu, aku bahkan baru sempat memeriksa pasien di sini malamnya.” Ia melihat ke arah Soojung. “Sepertinya, kau sudah pulang saat aku sampai di sini.”
Jadi, ia juga mencariku? Kenapa aku tiba-tiba merasa senang? Dan kenapa aku masih gugup? Ini konyol.
“Oh, aku libur hari Selasa. Tapi, ya, aku kira aku sudah pulang saat kau di sini hari Senin.”
Soojung merasa sedikit kecewa, tapi, ia tidak bicara banyak. Minah secara terang-terangan memelototi Soojung dari sudut ruangan. Ini membingungkan.
“Besok kau bekerja?” tanya Soojung penuh harap.
“Ya.” Jongin tersenyum dan menutup grafik. Tampan sekali . Kenapa ia begitu tampan? Ini tidak adil. Soojung ingin membencinya.
“Um..” ia kembali menggaruk kepalanya. “Apa kau tahu siapa yang merawat Tuan Byun?”
Soojung melihat komputer Jinri. Soojung hampir takut mengatakan ini.
Jongin mengikuti arah pandangan perempuan didekatnya dan mendesah. “Mungkin aku sebaiknya menemui Tuan Byun sendiri saja kali ini.” Ia berdiri, dan Soojung mengikuti gerakannya.
“Aku akan menemanimu,” Soojung menawarkan diri, dan saat Jongin mengangkat alisnya, Soojung cepat-cepat menambahkan, “Dan aku janji akan menutup mulutku. Kau tidak akan mendengar suara apapun keluar dari bibirku. Janji Perawat.” Soojung mengangkat tangannya seperti anak Pramuka dan ia tersenyum geli.
“Kalau kau ingin membahas sesuatu setelah kita keluar dari ruangan, itu tidak masalah.”
Soojung ingin tahu apa maksud sebenarnya dari ‘membahas sesuatu ‘. Mungkin ia tidak bermaksud apa-apa. Soojung benar-benar seperti gadis yang putus asa. Oh, Tuhan, sepertinya ia lebih parah dari Juniel sekarang, dan pikiran ini jelas-jelas sudah salah dan kelewat batas.
Mereka mulai bekerja. Ia bersikap ramah pada pasien seperti sebelumnya. Jongin meminta Soojung untuk menyampaikan pada Jinri tentang hasil pemeriksaaan Tuan Byun dan Soojung mengangguk.
Saat kembali ke stasiun perawat, Soojung langsung duduk dan kembali bicara dengan Jongin. Soojung rasa dirinya sudah seperti penguntit sekarang, tapi sepertinya ia tidak keberatan. Jongin mau bicara dengannya dan tersenyum saat menjawab, dan Jongin juga tidak kelihatan galak seperti sebelumnya. Tapi, mungkin ini karena Soojung menepati janjinya dan tidak menegurnya di depan pasien.
“Jadi, apa kau sudah memberi pelajaran pada Chanyeol?” tanyanya. “Karena menipumu?”
Maksudmu, mengatur kencanku dengan pria paling tampan yang pernah kutemui?
“Ya, sudah. Tapi, aku tidak sampai kelewatan,” jawab Soojung. “Maksudku, kau ternyata tidak terlalu parah.” Soojung tersenyum agar ia tahu dirinya hanya menggodanya. Atau ini yang disebut dengan tebar pesona? Oh, Tuhan, Soojung payah. Ia seharusnya tidak tebar pesona. Tidak peduli ia tampan atau tidak, Soojung tidak akan berpacaran dengan dokter.
“Benarkah? Aku membelikannya sekeranjang buah. Sebagai ucapan terima kasih.”
“Tidak mungkin,” ucap Soojung ragu. Ia jelas berbohong. Tapi, ia nongkrong dengan Chanyeol. Soojung tidak tahu siapa yang bisa dirinya percayai. Jongin mungkin sama saja gilanya dengan Chanyeol.
Jongin hanya menyeringai. Dan Soojung merasa jantungnya berdebar-debar. Ia tidak tahu apa yang salah dengannya.
Kemudian salah seorang pasien Soojung memanggil. Ia mengeluh sakit di dadanya. Bagus sekali . Ini waktu yang tepat untuk terserang penyakit jantung. Ia punya waktu sepanjang hari untuk mengeluh tentang rasa sakitnya, tapi tidak , ia menunggu sampai Soojung akhirnya dapat melihat Jongin lagi.
Soojung merajuk pergi. Ia memeriksanya, melakukan EKG, menghubungi dokter, dan kemudian menjalankan tes lainnya. Ternyata, hasilnya adalah gangguan pencernaan. Saat semuanya sudah selesai, Jongin sedang bersiap-siap meninggalkan ruangan dan berpamitan dengan menggucapkan “sampai nanti” dengan singkat.
Soojung mendesah. Setidaknya, ia bisa bertemu dengan Jongin besok.
.
.
.
Keesokan harinya, Chanyeol kembali masuk bekerja. Ia menjengkelkan seperti biasa, tapi setidaknya ia cukup menghibur. Ia membuat hari Soojung berjalan lebih cepat. Sooung sudah memutuskan untuk mengampuninya.
Hari berjalan dengan lancar. Soojung memikirkan Kim Jongin saat bangun tidur, dan ini mengganggunya. Ini mungkin bisa menjadi alasan Soojung untuk mencari pekerjaan baru. Obsesi kecilnya ini sudah kelewat batas.
Soojung punya seorang pasien muda di ruang 412. Pasiennya punya banyak masalah kejiwaan—ia depresi berat dengan gangguan kepribadian. Ia baru saja dipindahkan ke rumah sakit ini dan akan dikirim ke unit kejiwaan, ia menuangkan minyak panas ke tunangannya dan kemudian mengancam akan bunuh diri. Ia kemudian mulai terserang pseudoseizures dan dikirim ke sini dengan pengawalan polisi.
Ada seorang penjaga berdiri di luar ruangannya untuk memastikan ia tidak bunuh diri. Soojung merawatnya sepanjang pagi ini, dan ia masih tenang, tapi kemudian, sekitar pukul sepuluh, hari Soojung berubah menjadi bencana.
Pasien gila itu memanggil Soojung ke ruangannya. Saat dirinya masuk, pasiennya sudah duduk tegak di tempat tidur, rambutnya liar berantakan, dan dengan tenang berkata, “Aku mau pulang.”
“Kau belum boleh pulang,” jawab Soojung. Dirinya berusaha menjaga agar suaranya tetap terdengar menyenangkan. “Dokter belum mengizinkannya. Kau masih sakit.”
Hanya sebagian dari ucapan Soojung yang benar, tapi bisa dipastikan ia tidak akan ‘pulang’. Kalau pun ia pulang, ia hanya akan berakhir di rumah sakit jiwa lain atau di penjara, tapi Soojung rasa tidak baik mengucapkan ini langsung padanya.
Ia semakin jengkel. “Dan di mana dokterku? Aku belum pernah melihatnya!”
Tetap tenang. “Dia akan segera ke sini.”
“Kau harus menghubunginya dan katakan padanya untuk datang sekarang . Kalau tidak, aku akan pergi.”
“Dia akan ke sini sebentar lagi, Nona Sera. Cobalah untuk sedikit bersabar.”
Soojung mengucapkan hal yang salah. Pasien gila itu mulai berteriak. “Aku sudah dua hari di sini! Aku mau pergi, dan kau tidak bisa menghentikanku!”
Ia sebenarnya baru kemarin masuk ke sini. Tapi, Soojung tidak akan mengoreksinya. Soojung bilang padanya, jika dirinya akan menghubungi dokter dan kemudian menyelinap keluar ruangan, Soojung kembali memberi peringatan pada penjaga sebelum pergi. Chanyeol berjalan menyusuri lorong menghampiri Soojung.
“Apa semua baik-baik saja?” tanyanya khawatir. Semua orang di lantai ini sepertinya mendengar teriakannya.
“Tidak,” gerutu Soojung, dengan cepat ia menceritakan pada Chanyeol tentang permintaan pasien. Dan dia adalah pasien Jongin. Soojung merasa aneh untuk menghubunginya dan memintanya melakukan sesuatu, tapi akhirnya Soojung mengabaikan perasaannya dan langsung menghubungi Jongin.
Jongin tidak menghubungi balik dirinya secepat sebelumnya. Chanyeol ingin bicara dengan pasien—mencoba untuk menenangkannya—tapi, Soojung meyakinkannya untuk masuk dan melakukannya sendiri. Soojung lelah dan merasa jengkel saat Jongin menghubunginya balik, dan kedengarannya Jongin sama seperti dirinya. Tapi, pada awalnya, Jongin masih menjawab dengan baik.
“Hei, Jongin. Ini Soojung,” sahutnya cepat.
Suaranya tiba-tiba terdengar sedikit bersemangat. “Hei, Soojung. Bagaimana kabarmu?”
“Aku baik-baik saja,” Soojung berbohong. Soojung langsung ke inti permasalahan. “Pasienmu, Nona Sera, yang kemarin terserang psuedoseizures , mulai bertingkah. Dia bilang belum ada dokter yang datang mengunjunginya semenjak dia di sini dan dia mengancam untuk pergi. Dia tidak terlihat bersahabat.”
Jongin mendesah dan, setelah beberapa saat kemudian, bicara, “Aku tidak bisa datang sekarang. Ada pasien di UGD yang benar-benar membutuhkan dokter.”
Soojung agak kaget mendengar ucapannya. Jongin kembali terdengar seperti dokter yang pertama kali Soojung temui.
“Baiklah. Kalau begitu, apa yang harus kulakukan?” tanya Soojung jengkel.
“Kau bisa memberinya Haldol. IM 2 miligram setiap enam sampai delapan jam sekali PRN.” Saat Soojung tidak mengatakan apa-apa, Jongin kembali menambahkan, “Apa kau juga ingin aku untuk memesan Ativan?”
“Oke. Proses penyuntikan akan berjalan dengan lancar,” ucap Soojung kaku.
Jongin kesal. “Apa maumu, Soojung?”
“Aku hanya ingin tahu kapan kau akan datang melihatnya.”
” Aku tidak tahu. Aku sudah memeriksanya saat dia tidur. Dia bukan satu-satunya pasienku. Ada pasien lain di sini yang benar-benar membutuhkan bantuan medis. Kau tahu, ada banyak orang sakit di sini yang tidak bertingkah hanya untuk menarik perhatian.”
“Dia juga bukan satu-satunya pasienku, dr. Kim , tapi sepertinya hanya aku yang akan berurusan dengannya. Aku hanya ingin tahu jam berapa kau akan datang menemuinya agar aku bisa memberitahunya.”
“Aku tidak tahu.” Jongin semakin tidak sabar. “Aku harus pergi, Soojung. Apa yang biasanya kalian lakukan saat pasien bertindak kelewatan? Panggil satuan keamanan kalau perlu. Suruh mereka menangkapnya kalau dia melakukan kekerasan.”
Jongin benar-benar membuat Soojung kesal. Ia tidak percaya kalau Soojung sempat berpikir ia dokter yang tidak besar kepala. Mereka semua sama saja. “Terima kasih, dr. Kim,” ucap Soojung jahat. “Aku akan melakukannya.” Soojung membanting menutup telepon sebelum Jongin merespon.
Oh, Tuhan, Soojung bisa dipecat. Jongin mungkin akan melaporkannya. Tapi, mereka tidak bisa membuktikan Soojung menutup teleponnya, kan?
Soojung kembali mengecek pasien. Soojung mengatakan padanya dokter sedang sibuk merawat pasien di UGD dan akan ke ruangannya sesegera mungkin.Tapi, pasien gila itu tidak senang mendengar berita ini, dan mulai memanjat keluar tempat tidur.
“Lupakan saja. Aku mau pergi.”
Sialan.
Soojung memanggil satuan keamanan, kemudian Chanyeol. Untungnya, pasien ini menyempatkan diri untuk mengemasi peralatan mandinya di kamar mandi dan belum kabur terlalu jauh saat satuan keamanan menjatuhkannya ke lantai. Chanyeol menawarkan diri untuk menjatuhkannya di lorong, tapi Soojung melarangnya.
Satuan keamanan memboyongnya kembali ke tempat tidur. Pasien gila itu menendang dan menjerit dan memberontak di sepanjang perjalanan. Satuan keamanan menahanannya ke kasur, sementara Soojung, Chanyeol, dan salah seorang teknisi perawat berusaha mengikatnya ke tempat tidur. Ia mengancam untuk menendang mereka semua.
Oh, Tuhan, aku mencintai pekerjaanku.
Setelah ia terikat, Soojung langsung menyuntik pahanya dengan dosis Haldol yang disebutkan Jongin. Pasien ini tidak senang; ia menendang dan berteriak lebih keras dan semakin keras dan Soojung yakin tempat tidurnya akan hancur sebentar lagi. Tempat tidurnya selamat; tapi tali pengikatnya tidak. Salah satu tali pengikat di pergelangan tangan kanannya putus seperti karet gelang dan pengawasnya langsung berlari ke luar ruangan untuk memberitahu Soojung. Si Pasien berusaha melepaskan dirinya saat Soojung kembali masuk. Untungnya, satuan keamanan belum pergi terlalu jauh, dan mereka kembali datang membantunya.
Chanyeol kembali membantu Soojung untuk mengikatnya. Tiba-tiba Soojung merasa senang ia berada di sini hari ini, terutama saat ia menawarkan diri untuk menghubungi Jongin dan memberitahunya pasien ini akan diikat dengan pengikat kulit dan dikirim ke UGD. Soojung sangat jengkel, ia ragu berbicara dengan Jongin sekarang adalah ide yang bagus. Tapi, ia sangat senang pasien ini akan dikirim ke UGD—walaupun hanya untuk mengikatnya, mereka tidak bisa menggunakan pengikat kulit di luar UGD—karena sekarang, Jongin tidak akan punya alasan untuk menolak melihatnya.
Chanyeol membantu Soojung mendorong tempat tidur pasien ini ke lantai bawah. Mereka sedang mengikatnya dengan pengikat kulit saat Jongin berjalan masuk. Mereka berdua menghindari kontak mata.
“Nona Sera,” sapanya ramah, seolah-olah pasien ini tidak berjuang sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari tempat tidur dan mengutuk semua orang yang ada di rumah sakit ini. Jongin memegang clipboard grafik di tangannya. “Ada apa, Nona Sera?”
Ia menjerit histeris. Haldolnya belum bekerja. Chanyeol tidak sengaja melepaskan cengkeramannya di pergelangan tangan pasien saat ia mengikatnya dan tinju si pasien datang ke arah Soojung, menghantam dagu Soojung sebelum dirinya sadar apa yang terjadi.
Nona Sera bukan seorang gadis kecil. Pukulannya benar-benar sakit. Belum lagi harga diri Soojung jatuh saat ia menghantam dirinya di depan Jongin, Soojung juga tidak yakin kenapa ia langsung memikirkannya.
Soojung sedikit mundur, memegang dagunya. Sialan . Semua pria di ruangan ini langsung melompat meraih tangan dan kakinya yang masih memukul-mukul dan menendang-nendang, termasuk Jongin.
Soojung muak. Selesai sudah . Ia tidak dibayar cukup untuk omong kosong ini. Soojung berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan drama di belakangnya. Soojung berkedip cepat agar air matanya tidak menetes, ia tidak mau menangis seperti bayi.
Tiba-tiba, Soojung merasa menghargai orang-orang yang pernah terkena pukulan di wajah mereka, karena ini benar-benar menyakitkan.
Soojung berjalan menuju stasiun perawat di UGD untuk menunggu Chanyeol dan mencari tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Soojung belum pernah mengikat pasien dengan pengikat kulit sebelumnya. Tapi, sebelum Soojung sampai di sana, ia mendengar Jongin memanggil namanya. Soojung mengabaikannya sampai ia merasa sentuhan tangan Jongin di bahunya, dan kemudian Soojung berbalik berhadapan dengannya, ekspresi Soojung terluka saat menatapnya. Air mata terkutuk ini masih berlinang dimata Soojung.
“Oh, Tuhan, Soojung. Kau baik-baik saja?” tanya Jongin khawatir. Ia terlalu khawatir. Ia menjulurkan tangannya untuk menyentuh dagu Soojung, tapi dengan cepat Soojung memalingkan wajahnya.
“Aku baik-baik,” bentak Soojung. “Ini bahkan tidak sakit.” Ia berbohong. Ini masih sakit.
Jongin mendesah dan meletakan tangan di rambutnya. “Kau lagi-lagi marah padaku.”
“Kenapa aku harus marah padamu?” cibir Soojung. Ia bermaksud untuk bicara dengan tenang, tapi, kenyataannya suaranya terdengar marah. Ya, Soojung marah.
“Soojung, aku tidak bisa meninggalkan pasien yang sedang sakit hanya untuk melihat pasien yang tidak dalam kondisi darurat. Kau tahu itu.”
Soojung mengerti dengan apa yang ia katakan, tapi ia tidak peduli. “Yang aku inginkan hanyalah kepastian waktu darimu. Aku perlu sesuatu untuk diberitahukan pada pasien. Aku sudah memberinya Haldol bodohmu. Dan itu tidak mempan.”
Dengan jengkel Jongin kembali mendesah. Soojung bisa melihat konflik terjadi di matanya saat ia melihat sekeliling UGD. “Aku ingin bicara denganmu tentang ini, Soojung, tapi, aku tidak punya waktu sekarang.”
“Sayang sekali,” ucap Soojung tidak peduli. Jongin terlihat sedikit terluka.
“Apa kau yakin tidak apa-apa? Dia memukulmu tadi.”
“Aku bukan terbuat dari kaca, Jongin. Aku baik-baik saja.”
Seseorang memanggilnya. Jongin menatap Soojung meminta maaf. “Aku harus pergi,” ucapnya. Soojung mengangkat bahu seolah-olah dirinya tidak peduli. “Aku bicara lagi denganmu nanti?”
Soojung tidak menjawabnya. Ia tersenyum sedih sebelum berbalik dan berjalan menjauh dengan cepat.
Sekarang, setelah Jongin pergi, Soojung melihat sekeliling ruangan ini, dan ia benar—tempat ini benar-benar sibuk dan seperti rumah sakit jiwa sekarang. Tapi, kenapa ia tidak bisa mengestimasi waktunya?
Soojung duduk di kursi, merasa jengkel dengan dirinya sendiri. Mungkin itu karena dia benar-benar tidak tahu, Soojung. Tidak bisakah kau berpikir sejauh itu? Mungkin dia benar-benar jujur?
Ini akan jauh lebih mudah kalau dirinya masih menganggapnya bajingan.
Chanyeol akhirnya melangkah keluar ruangan. Ia penuh keringat—Soojung bisa melihat keringat membasahi dada dan punggungnya. Dan ia juga sama kesal dan lelahnya seperti dirinya sekarang.
“Kau baik-baik saja?” tanyanya khawatir. Soojung mengangguk cepat. Air mata Soojung sudah pergi sekarang, terima kasih, Tuhan.
“Aku baik-baik saja.”
“Tidak pernah ada hari yang membosankan di tempat kerja, ya?” Chanyeol mencoba membuat lelucon, tapi selera humor Soojung juga sudah hilang. Ia benar-benar tidak dibayar cukup untuk ini.
.
.
.
Masih banyak laporan yang harus Soojung analisa. Dan ia juga masih harus mengurus pasien sampai shift-nya berakhir, ini artinya pasiennya berada di lantainya dan di UGD. Soojung tidak senang dengan ini, tapi supervisor perawat mengutus perawat lain untuk mengambil alih sebagian pasien Soojung di lantai tempat dirinya biasa bekerja. Soojung tetap harus kembali ke UGD, dan setelah beberapa saat, ia tidak lagi melihat Jongin di sini. Jongin sedang berkeliling melakukan tugasnya. Soojung sedikit kecewa, karena dirinya berharap kondisi di sini akan sedikit mereda dan mereka bisa bicara lagi dan mungkin Soojung bisa meminta maaf. Ia tidak tahu kapan diriinya akan bertemu dengan Jongin lagi.
Ternyata, Haldol-nya bekerja, Nona Sera sudah tenang dan tertidur sekarang. Ini melegakan sekali. Soojung kembali ke lantainya dan mencoba mengejar ketinggalannya menganalisa laporan, tapi karena pekerjaan Soojung sangat banyak, ia baru selesai malam hari.
Chanyeol tetap tinggal untuk membantu Soojung. Ya, dirinya benar-benar mengampuninya sekarang.
“Aku mengajak beberapa orang untuk nongkrong malam ini,” ucap Chanyeol. Soojung menulis dengan cepat, mencoba menyelesaikan pekerjaannya.”Kau ikut?” Saat ia melihat Soojung ragu-ragu menjawab, ia langsung menambahkan, “Ayolah, Jungie. Jangan bilang kau tidak mau minum-minum setelah bencana yang kau lalui hari ini.”
Soojung menghela napas dan mengangguk. “Ya, kau benar, aku butuh minum,” Soojung setuju.
“Benar sekali. Jadi, kau ikut, kan?”
Soojung sedikit lelah. Sebagian dirinya ingin langsung pulang dan tidur.
“Minah juga akan ikut,” Chanyeol memberitahunya. “Dan aku juga sudah mengirim pesan pada Jongin. Dia juga akan datang.”
Soojung melihat ke arah Chanyeol. Seharusnya ia tidak menemui Jongin—seharusnya Soojung tidak peduli untuk meminta maaf—tapi ia benar-benar harus melakukannya.
Akhirnya Soojung mendesah. “Baiklah, Chanyeol, aku akan datang.”
continue
maaf ya ini super telat update. maaf juga kalau
masih ada kesalahan di chapter ini.
beri komentar ya, biar pas mau minta passwordnya enak.
thank u♥
Akhirnya ada lanjutan juga. Tapi kayaknya ada typo penulisan nama juniel jadi nama minah ya kak? Tp its okay kok.
Dan rasanya abis baca ff ini kerja di rs itu banyak hal-hal spontan dan tidak terduga yang terjadi ya.
Apa kak author ini calon dokter/dokter?
Nice story btw. Ditunggu next chapternya 😁😁😁😁
LikeLike
Hehe, akhirnya.
Hm iyakah? Coba ntar aku cek.
Calon dokter, aamiin haha. Masih panjang perjalananku, aku masih kelas 3 SMP:v
Makasih udh rnr ya, hihi.
LikeLike
kasian bangetsojjungnya ke tonjok itu dagunyaa -____- lagian jongin nii ihhh
buru” update ya eonn
LikeLike
iya kasian huhu. okeoke, mksh udh rnr ya say.
LikeLike
agak membingungkan di paragraf ini
“Juniel sudah mendengar kabar tentang kencan Soojung bersama Jongin. Soojung tidak tahu Minah dengar dari mana, Minah bahkan tidak berada di dekat dirinya saat Soojung bicara pada Chanyeol. Minah memandangi Soojung dengan wajah masam sepanjang minggu ini. Dan ketika seorang dokter—dokter yang tidak menarik dan tampan—mencari-cari clipboard , Juniel dengan gusar menjawab, “Oh, Soojung sepertinya memegang clipboard itu. Mungkin kalau kau menggodanya sedikit, dia akan menyerahkannya padamu.””
Minah? kenapa tiba2 ada nama minah disitu? maksudnya Juniel?
dan, masih nemu beberapa kata aku atau–ku yang harusnya Soojung..
anyway, nice update 🙂
LikeLike
Wkwkw iya itu harusnya Juniel.—. Mianhe, lagi ga fokus hihi. Makasih ya, mau aku perbaiki lagi nih.
Makasih udh rnr.
LikeLike
malam ini aja yang ngepost. biar ngga penasaran lamalama ehehe
LikeLike
siap komandan! makasih udh rnr hehe.
LikeLike
Ya ampun akhirnya setelah lama menunggu, Chapter 3 di publish jugaaaa
Senangnya melihat Jongin Soojung duh :””
Chap 4 di post malem ini aja thorrrrr,,
Hahahah
LikeLike
Akhirnyaa hehe, maaf ya.
Sama, asha juga, apalagi kalau di real-life mereka bener bener pasangan:v
Siap komandan! Udah asha jadwal kok, jam setengah 7 ya hehe.
Makasih udh rnr say.
LikeLike
salah paham ini yaaa. jongin soojung lucu kalo lg debat. mereka kyk udah pacaran aja kkkk 😀
buat mereka baikan dek shaa 😉
update malem gpp dek hihiii 🙂 🙂
semangat!!!! 🙂
LikeLike
Hahaha iya kak.
Mau, mau pacaran:v
Next chap baikan kok, lebih dari ‘baikan’ malah:v
Siap kopajaaa! Udh asha jadwal jam setengah 7 hehe. Semangat semangat! Mksh udh rnr.
LikeLike
hai..aku baru baca ceritamu,soalnya kayanya aku blm pernah baca chapter 1 dan 2 jadi rada bingung pas baca chapter 3 ini..hehe
tapi ceritanya bagus,aku suka aja sama bahasa yg kamu pake..lanjutkan ya,aku tunggu banget lanjutannya
LikeLike
Hai, wii makasih. Monggo dibaca dari awal hehe.
Makasih, tapi asha cuma remake doang kok. Maksih udh rnr kak.
LikeLike
Akhirnya update jg hhahaha
Kirain jongin itu dokter specialis ternyata bukan yaa. Dan apapun pasiennya, selalu ada moment jongin dan soojung ketemu, seneng sm moment mrk walaupun kyk tom&jerry kadang akur kadang berantem..
Chapter 4 update malem ini jg boleh asha, udh penasaran hehe
Semangat semangat semangat!
LikeLike
Hihi, akhirnyaaa.
Namanya juga jodoh, ketemu mulu(?)
Sia siap! Udh asha jadwal jam set7 ya kak, semangat semangat! Mksh udh rnr kakuaaak hehe.
LikeLike
hah….. akhirnya setelah penantian yang panjang…. update juga…. agak gregetan sih.. waktu baca soojungnya koq labil ya….
LikeLike
Akhirnyaaa, mianhe ya.
Iya, dia masih gamau kalau dirinya suka atau buat komitmen sama dokter, lagi.
Mksh udh rnr ya say.
LikeLike
Pingback: Doctor’s Order – Prolog | KAISTALFFINDO
astaga sampe lupa alurnya kek mana
kharisma jongin emang bikin melting TT
next lah
kek mana kedepan nya
penasaran soojung pengen liat bnaget kek nya
LikeLike
waduh haha, okeoke. tunggu ya chap 4 nya jam set7 hari ini hehe.
Makasih udah rnr say.
LikeLike
Iya kaaaa ko lama banget huhuhu
Aku tunggu part selanjutnya ya kaa hehe
LikeLike
Hehe mianhe.
Udah di post ya say, makasih udah rnr.
LikeLike
yeee akhirnyaa, pasti dagu soojung sakit pake banget tuh
dari sini jongin beneran udh mulai suka soojung kahh??
hahahahha lihat kelakuan chanyeol koplak
next chapnya jangan kelamaan yaaa hahaha
semangat ayyyaaa
LikeLike
em, kita liat di next chap aja:v
semangat semangat! makasih udh rnr kakaak
LikeLike
Pingback: Doctors Order – Chapter 4 | KAISTALFFINDO
Yeyee akhirnya update. Uh, Soojung jd kayak anak abg yg doyan ngambek /slap/ wkwk. Iyasii emg bener kata Jongin, pasiennya banyak haha. Sabar ya Jung. Doh Jongin jadi makin perhatian nih, semoga aja Soojung ga buat yg aneh2 lagi wkwk
LikeLike
yehey haha. lagi baper dia/
makasih udah rnr ya
LikeLike
Hohoho luamanyo 😃 nyampe lupa kalo lagi nunggu lanjutan ini cerita 😀 saya sih berharapnya ini cerita bisa nyampe tamat, lamanya kaya apaa pun deeh saya tunggu 😄 thankiyuuuu
LikeLike
aamiin, makasih udh rnr ya.
LikeLike
kalo dokternya kayak jongin ya rela tiap hari berangkat kerja walaupun gak ada shift gitu ya hehehe
kayaknya ada beberapa typo kak~ tapi sisanya bagus kok~ alurnya belum kebaca mau dibawa kemana ceritanya ini>< gaya bahasa udah oke kok kak hehe ditunggu lanjutannya! keep writing & fighting!^^
LikeLike
iyalah haha, iya nih sorry ya.
makasih udh rnr say
LikeLike
Yeiii updet lagiii 🙂
LikeLike
yeeey, makasih udh rnr ya
LikeLike
Aduh kak, akhirnya lanjut lagi ini cerita
kenapa yaa soojung sama jongin walau pun udah agak akrab (?) pasti ujung2 nua ada aja yg bikin mereka debat dan berantem hufft
LikeLike
akhirnya, entah lah, makasih udh rnr ya
LikeLike
ampe lupa chapter ini ga kebaca saking lamaya udah ga update.. ditunggu chapt 5 ><
LikeLike
astaga nona sera sini gw cipok biar diem .-. btw ada Juniel? jongin sm soojung keliatan kyk tom & jerry 😂😂
LikeLike
akhirnya chpter ini muncul,aku sempet lupa ceritanya jadi baca baca lagi sebelumnya,
ahhh soojung kasian di pukul,,ayoo soojung ga boleh galak galak sama jongin..hahha
LikeLike
ya update lagi ! setelah sekian lama huhuy
LikeLike
Sera suka kali ye ame jongen? -,- w.o.w akhirnya yg ditunggu dateng,aku kira ini di cancel..
LikeLike
ciyeh soojung ngecengin jongin, tiap hari ngarepin bisa ketemu jongin terus.. ini kayanya jongin sma soojung udah mulai tumbuh benih-benih cinta.. dua”nya saling nyari.. hihihi
LikeLike
mw dprotect ya next partny ?
😥 susah dong bcany..
hn..hub soojung dg jongin dsni antik. kya org pacaran tp jga jarakny kya org lg musuhan. pdhl hub mereka msh dlm thap biasa aj kan..
ok next part dtunggu
LikeLike
engga next chap, ntar pas chapter 12-13an,
makasih ya udh rnr
LikeLike
semua ff-ff kamu kenapa keren semua huhuhu suka cara penulisannya!tepat dan bagus bgt selalu ditunggu updateannya ya!hihi
LikeLike
Ciyeeee, Kkamjong khawatir sama mba Jung yeeeee :p
Kasian banget sih Soojung sampe kena tonjok gitu dagunya hahaha 😀
LikeLike
oh my ….. kurang lama update nya :((((((
i’m waiting so long for this fic ((gatau ini artinya apa muehehehehehe))
makin tambah episode, makin nambah kata kata yang ….. you know what i mean
LikeLike
next chapt..
keren2…
LikeLike
next min , masih penasaran sama perasaannya jongin ke soojung , sebenernya mereka saling suka ngga sih
LikeLike
Jongin sm Soojung..bikin geregetan..lucu bgt klo lg debat..
itu nona sera..tenaganya kuli apayah..kuat bgt kynya..
LikeLike
Makasih udh rnr ya
LikeLike
Oh ayolaaaah akhirnya ini ff update seneng bgt<333
Soojung dia ngarep bgr ketemu jongin ugh lucunyaaa, ah demen bgt sm konflik mereka trs jongin mendadak gabisa ditebak gitu haha laffffff
LikeLike
yeeey makasih udh rnr ya
LikeLike
Walaupun telat tapi ini asli keren banget, ya walaupun skin shipnya langka banget di chapter ini tapi ceritanya makin menarik, apalagi skarang si soojung nya aigoooo wkwk. Udah mulai c.i.n.t.a 😂😂😂😂
LikeLike
Makasih hehe,
LikeLike
Pingback: Doctors Order – Chapter 5 | KAISTALFFINDO
seru seru, keren dpt pengetahuan beberapa ttg kedokteran.
tp msh bingung nih sama kristal jongin wksss semangat lanjut ya
LikeLike
Ternyata udah sampai chapter 5, rasanya tiap hari search story tapi ngak ketemu updatenya dan ternyata cuma karena tanda (‘) aja. Tapi ngak apa akhirnya bisa lanjut baca. Kok mau di protect fic nya?
Keep writing ya, ditunggu updatenya. Fighting!
LikeLike
ceritanya bagus tapi kok menurutku kepanjangan. alurnya juga lambat. jadi di skip mulu bacanya. Tapi over all ceritanya semakin menarik
LikeLike
jongin respect banget sama soojung.. biarpun kadang menjengkelkan.. tapi so sweet banget.. senenng liatnya
lanjut next chap dlu:)
LikeLike
sukaa sukaaaa
itutuh sebenernya jongin soojung tuh saling suka kan ya?haduh suka bgt pas jongin nya perhatian ke jungie, tp jungienya cuek wkwk
nextnext yaaaw^^
fighting terusin ffnyaa
LikeLike
yaah kok maraah :’v aduh pasti sakut tuh ditonjook:’
aku seneeeng banget ini update 😀
keren kakkkk hihihi
LikeLike
Pingback: Doctors Order – Chapter 6 | KAISTALFFINDO
wow… akhirnya update juga..
sudah ditunggu2 ini..
tapi alhamdulillah.. biarpun lama gak membosankan.. cie soojung kejonginan(?) sekarang wkwk..
uring2an gak jelas, tapi kangen.. huhu jongin juga mendadak perhatian sama soojung, tapi tetap saja ego belum bisa merubah segalanya..
LikeLike
Akhirnya update!! Soojung in denial mode bgt sih kl dia udah mulai sula sm jongin. Ini ceritanya selalu soojung side pov ya? Soalnya prnasaran sama apa yg dipikirin jongin ttg soojung hehe
LikeLike
akhirnyaaa update jugaa setelah sekian lama nungguu. yg bikin aku ketawa sendiri pas bagian soojung mbatin ‘Tiba-tiba, Soojung merasa menghargai orang-orang yang pernah terkena pukulan di wajah mereka’
LikeLike
sebenernya masih sedikit bingung si ini pake sudut pandang siapa, soojung ato penulisnya, tapi ga mengurangi kekecean(?) ceritanya ko hahahahhah
LikeLike
Aku ngakak mulu setiap ada kaistal moment xD
LikeLike
waaa.. ini chap panjang ky nya😍
LikeLike
Kasian Krystalnya kena pukul>< ceritanya seru lanjut terus ya^^
LikeLike
Seruu kak itu pasien gilanya nyebelin bgt pake nonjok dagu soojung segala,, keep writing yah kakk
LikeLike
kali ini Aku setuju sama jongin lebih baik memilih merawat pasien yg darurat dari pada menoong pasien yg masih bisa ditolong sama perawat lain,kurasa soojung sedikit egois
LikeLike
Masih ada typo dikit tapi yaa bisa dipahami kok:) aziq sekarang nyariin jongin mulu yah:v udah ga benci bencian tjie:3 terus kaya udah saling ngeyakinin/klarifikasi satu sama lain gituu
LikeLike
Soojung mah gitu, nyariin jongin mulu tapi pas udah ketemu malah debat. Hahaha
Sifat soojung kayaknya masih kekanak”an banget deh, terlalu baper dia 😀
jadi keinget kareakter lee bona. Hehehe
LikeLike
aaaaaaaa ashaaaaa, nyesel baru bacaaaa 😥 sumvahhh di chapter ini jonginnya ganahaannn ㅠㅠㅠ soojungnya juga udah mulai wild-mind gitu2 ya wkwk. okidoki aku udahan dulu cuit2 disini, mau cus lanjut baca next chapter 뼝!!! :*:*:*:*
LikeLike
hai thor, udah lama ga baca ff ini. baru inget deh, bagus kok thor walaupun ada yg ga aku ngerti hhee
LikeLike
Pingback: Doctors Order – Chapter 8 | KAISTALFFINDO
Pingback: Doctors Order – Chapter 9 | KAISTALFFINDO
Gapapa walaupun kaistalnya sedikit berharap ada yg degeun degeun yadong dikit juga gapapa hehehe keep writing chingu
LikeLike
Pasangan ini, udah mulai akrab, baikan. Berantem lagi, debat lagi.. Tapi lucu sih liatnya wkwkwk
LikeLike
Soojung sama Jongin berantem mulu dah. Terus Soojungnya baperan wkwk.
Tapi cuteee ♡
LikeLike
Kaistal moments agak kurang n semoga bisa bikin moments yang goosebump di seterusnya 😄!!! Nggak sabar!
LikeLike
Ayaa~ ini ceritanya ringan dan gampang diresapi. ich kamu pinter bgt sih nemu cerita kek gini. Suka sama cerita2 yg kamu bawain. semangat ayaa!!
LikeLike
Onin mulai perhatian adaaww.
Aaa,suka😍
LikeLike
Kenapa aku nyes nyes terharu pas soojung nangis dagunya kepukul sama pasien gila itu hahaha.. emangnya sedih ya? Kok aku liat dia pas debat ma jongin ngenes gitu di hati *lol
LikeLike
mereka kok lucu ya kalau lagi debat. sering sering debat deh lol😂🔫
LikeLike
Kesian soojung pasti sakit bgt tuh dagunya, btw seneng juga jongin udah mulai perhatian sama soojung..
Oh ya masih ada beberapa typo tapi overall keren sih hehe
LikeLike
lucu-lucu banget chapter ini menurut ku dari chapter sebelumnya, kenapa sih krystal sama kai suka banget debatnyanya kayak calon presiden aja hehehe
tapi suka sih liat mereka debat kayak anak kecil
LikeLike
gak kepikiran kalo kencan buta itu sama jongin aku kita ama taemin, soalny clue yg di kasih tae, jadi yg kepikiran cuma taemin bukan jongin 😀
LikeLike
seru aneud kak ayas ^^
LikeLike
padahal udah agak baikaan nah sekarang kok makin sinis2an lagi siiih 😦 duhhh ntar mereka ketemuan dong pas nongkrong pleaseee beduaan gitu hahahay
lanjuut~
LikeLike
klw mereka udah debatt pasti lucu.kwkwkw
LikeLike
kebayang ama mrka dua nihh jongin sma soojung udh jdia. aja
LikeLike
aduh kasihan soojung, dasar pasien gk tau terimakasih 😦
LikeLike
pasti kesel kalo ad diposisi soojung.. hrus nanganin pasien gila.. jongin jd kena dampratnya.. ngambek”an lagi kan nihh
LikeLike
Akhirnya baru bisa berkunjung lagi ke kaistal..twrnyata dah byk az part yah..jd seneng bgt n semangat tuk baca..
Hehehr..soojung lucu bgtyah imut gitu marah2 ga jelas egois n aku jd suka..pas ma karakter nya..
Tapi aku penasaran ma jongin,dia beneran sibuk atau sibuk…hahahha
Suka baca ne ff ga ngobesinin..
Semangat..next part yakh..
LikeLike
agak bingung nihh waktu bagian Juniel itu kaya nya ketuker sama minah yaa????.tpi gpplahh
Seru kok… udah lama banget nunggu.in lanjutan ff ini …Bolak-Balik liat blog ini dan akhir nya di posting juga
(sebener nya udh lama baca chapter ini ,tapi baru komen sekarang #Sorry)
LikeLike
Bisa ngebayangin gimana krystal kepukul itu pasti sakit banget, dan bisa ngebayangin juga gimana khawatirnya jongin, cuma krystal itu cewe yang baik yang ga pengen orang lain khawatir sama dia. Btw itu krystal selalu jual mahal buat ketemu jongin tapi yang sebernya dia pengen banget ketemu, emang cewe yang lucu, makasih banget bacaan ini bikin hari yang ngebosenin jadi seru😊
LikeLike
Aduh bikin greget emang…. Trus pake ada pasien gila lagi… Debatnya si soojung sma jongin tambah bikin greget
LikeLike
Ah soojung mah kek malu malu mau gitu, padahal mah sikat aja .gg😂😂
LikeLike
Kak ashaa.. Ada background kesehatan yaa?? tau bgd istilah kesehatan.. Bagus jadi readernya paham… Bagus kak yrus lanjut yaa.. 😀
LikeLike
setuju banget tuh Jongin sebagai ‘sarana pencuci mata’
…kasihan banget waktu soojung kena pukulan dari sera,, tapi malah jadi sweet waktu bagian “Oh, Tuhan, Soojung. Kau baik-baik saja?” tanya
Jongin khawatir. Ia terlalu khawatir. Ia menjulurkan
tangannya untuk menyentuh dagu Soojung
#SemangatBacaaa
LikeLike
kasian soojung nya tapi tak apalah yang penting ada moment kaistalnya
LikeLike
Cieee… yg mulai akrab pdhl sebelumnya berantem hehe
Heran aja ampe akrab gitu ya, yakali krn jongin jg suka ma soojung.
Masih sempet bingung sii bacanya tp beneran seru kak ayhaa.
Chap selanjutnya pasti makin seru
Keep writing kak…:))
LikeLike
Ini ff greget bgt parahh
LikeLike
Soojung sepertinya suka sama jongin tapi diagengsii ngakuinnya. Jonginnya juga nggak peka. Mungkin dia belum sadar. Keep writing
LikeLike
Pingback: Doctors Order – Chapter 10 | KAISTALFFINDO
Pingback: Doctors Order – Chapter 11 | KAISTALFFINDO
THANKS TO ASHA A LOT FOR TRANSLATED THIS BRILLIANT FANFIC♡
Baca ff ini bikin aku baper sama soojung jongin yang kenapa ga bisa real life gitu(?)
Keep writing ya:)
LikeLike
Kebayang gondoknya si soojung sih-_- kasian bgt juga sampe kesundul gitu dagunya 😦 tapi mereka keliatan lbh akrab bgt sekarang kaya berantem2 kesel2an pacaran gitu wkwkwk
LikeLike
Eaa mulai akrab eaa:3 jongin perlahan tapi pastiX’D hubungannya jadi gajelas tapi
LikeLike
Suka sama karakternya jonginnnn cool perhatian gimanaaaaa gitu bkin lope lope hahahaa xD
LikeLike
lanjuut kak ^^
LikeLike
Bingung mau komen apa ffnya terlalu keren hahahahaha keep writing yaa 🙂 gasabar sama chap selanjutnya wkwk
LikeLike
bagusssss bgttttt penasarannn
LikeLike
ceritanya keren,apa ini bhasany dimengrti..good job authornim
LikeLike
Wth jongin, stop menyeringai-_- gua kena dampaknya juga.
Ini cute, dan terlalu cute
Still, jalan ceritanya agak terlalu cpt ya
Tapi ttp penasaran
LikeLike
sorry sebelumnya. saya masih ga ngerti ketika soojung di pukul itu kenapa dia nangis ? terus dia lari keluar UGD menuju stasiun perawat tp ketemu jongin?
ga ngerti….
LikeLike
Ksian bnget soojung hrus dipukul
LikeLike
Anjer efek jongin kena juga ke saya sampe ketawa2 sendokir bacanya wkwkwk next~
LikeLike
Entah kenapa, mgkin readers yg lain jga ngerasa deh. Kayak.y krys ya***g banget deh. Sampai bayangin yg enggak” gitu. Tpi ini ff prtma yg krys nya gitu. Luc banget. Cie sdh saling suka. Chap selanjutnya. *yehet
LikeLike
oh kasian bnget soojung pasti skit wkwk untung gk jd lerawat sayaa
LikeLike
Soojungnya lucu ihhh wkwkwk
LikeLike
Ah ini ffnya seruuuu aku sukaaa mian bgt telat bacanya huhuhuhu sedih 😭😭 keren B A N G E T deh ❤
LikeLike
Pingback: Doctors Order – Chapter 15 | KAISTALFFINDO
Ashaaa kamu Gasalah buat ngejadiin ini ff remake kamuuu sumpahh ceritanya seruuu. Mereka cute gituyaaa gemessshh muna-muna tapi cinta mah ada barang sedikit. Apalagi Soojung, harusnya dia bisa ngertiin Jongin, dia kayak gitu mungkin udah terlanjur baper eaaa
LikeLike
terkadang bahasanya ada yg susah dimengerti tapi lumayan untuk dibaca 🙂
LikeLike
aku lagi suka drama/ff kedokteran gitu hihi eh nemu ff ini seru bgt apaliagi kaistal.. huhu izin lanjut yah kak 🙂
LikeLike
Pasangan lucu kaistal suka bgt sama ff nya thor hehe
LikeLike
Gua tau perasaan elo jung. pasti sakit!
hehehe
Bah, ntuh pasien gila sialan banget.
Btw, kadang suka bingung ini pov nya orang keberapa?
Tapi semuanya bisa terlupakan sama jalan ceritanya yang bikin penasaran♥_♥
Lanjutt
LikeLike
itu si nona sera ga bgt sumpah kasian soojung :(( trs aku suka bgt jongin disini kaya khawatir gt ke soojung haduuu lovee it<33
LikeLike
jadi makin shiperdeh sama kaistal
LikeLike
bagus kak lanjut 😀
LikeLike
Soojungaaaaa😹😹😹😹 gengsi amat jadi orang. Tp jongin belum ada keliatannya nih demen ama soojung. So far its okay, lanjut ya shaaa! Btw ak ga nyadar kalo ada kesalahan nulis nama😹
LikeLike
Makiin seruuu .. ciee ada yg kangeen2an. Aaah malu2 kuciing siih dua2nyaa . 😄😄
LikeLike
Berantem muluuu ntar baper nya nambah loo soojung … kkkk
LikeLike
udah mulai ngerasa mereka saling suka xD
Soojung di sini emosian ya /? Dia gak mikirin juga kondisi Jongin di UGD gimana :’3
LikeLike
Soojung sma jongin berantem teruss. Kasian soojung pasti dagunya .
LikeLike
Seneng kalau ada adegan2 salah paham gini ntr ujung2 nya pasti baikan dan sayang2 an hhhhh~ thankyou ka udah buat ff ini moga2 gak kehabisan ide next!
LikeLike
mereka lucu ih. soojung suka kesel gt yaaa. kasian dagunya ketonjok. aku kira si sera bakal diem pas jongin dateng
LikeLike
soojung baperrr, makin greget jonginnya hehe
LikeLike
Soojung gengsian, dan Jongin Cool banget disini.
LikeLike
klo ketemu berantem..nggak ketemu nyariin alahh dasar soojung ma jongin selalu aja jual mahal smwnya hahaha
bener2 ngebut ini baca ff nya..lanjut ya asha 😄
LikeLike
Ini authornya tau ilmu kedokteran juga yah. Hahah pusing baca penyakitnya. Tp seru
LikeLike
Kaistal tsundere ya ><
LikeLike
sha yampun penasaran deh aku baca kelanjutannya.. pdhal udh malem ini,, wkwk
aku pernah nton drakor medical top team, yg ada minho shineenya… jd keinget itu masa baca ff ini,, hehe
keep writing ya sha, 😉
LikeLike
Aku twlat banget ya tau ff ini. Kereen ihh. kAsian banget si soojung kena pukul diamah pura pura ga sakit aja biar ga malu hahahaha
LikeLike
Baru sempet lanjut baca ff ini huhu semua karena tugas hmzz. Yaampun soojung kasian banget yah. Seneng masa liat soojung sok jual mahal gitu mau liat tingkahnya jongin gimama heheh daebak lah thor. Luv taeyong /?
LikeLike
ya ampunn greget..
LikeLike
Soojung galak bener.
Lanjut …
LikeLike
Wooww, jongin udah berani menunjukan rasa khawatirnya sama soojung , aku rasa soojung tidak perlu minta maaf, agak lebih angkuh kayanya keren haha
LikeLike
aku suka pas liat jongin khawatir sama soojung..
LikeLike
Wayulo soojung kena tonjok
LikeLike
Yapp lucu seru gemess sama kaistal di tiap chapternyaa hihii
Kereeennnn!!
LikeLike
Ini uda kaya drama Korea yg dokter” gt yg sibuk tp ttp ada wkt ktmu sm pujaan hati so sweet aneeetttt aahh 😍😍
LikeLike
ceritanya bikin kepikiran terus T_T
LikeLike
Mereka debatnya lucu ih… Manis2 panas gimana itu……… Aku kagum semoga cepat baikan
LikeLike
Ego itu manusiawi ko Jong
LikeLike
Kaistalllllll favorit kuuuuu!!!!!
Seruu banget ff nya bikin penasaran, telat banget sih taunya, sekarang udah 2017 hehe, kebetulan tahun ini ambil jurusan keperawatan kayaknya bisa buat nambah2 wawasan banget 😀
Gregetan sama couple ini gemesh 😦
LikeLike
Aauuuuhhh apa sih yg kamu rasain krys??? Serba salah kaya’nya. Cup cup .. orang kalo lagi kangen emg gitu yaaa kadang uring uringan sendiri 😂 gudjob asha 😍
LikeLike