Doctors Order – Chapter 3

cku9rsyukaeew11

D O C T O R S   O R D E R

[ Chapter 3 – I Could Really Use a Drink Right Now ]

a Kaistal fanfiction with au and romance genres.

original fanfiction: MyBlueSky
translator and first remaker: phonco and shannaro
second remaker: ayashaap

Prolog12

[ note:
1. Jongin dan Dr. Song itu seorang hospitalist (dokter yang memiliki fokus utama merawat pasien rawat inap. Kegiatan mereka merangkap merawat pasien, mengajar, meneliti, dan hal lain yang berkaitan dengan obat-obatan. Hospitalist juga bertugas di UGD, tapi bukan dokter pertama yang akan ditemui ketika masuk UGD)
2. EKG ( electrocardiogram ): pengecekan masalah jantung menggunakan alat elektrik.
3. PRN: istilah umum medis yang berarti lebih kurang “ketika diperlukan”.
4. IM: intramuskular, atau suntikan (seperti vaksinasi flu).
5. Pseudoseizures : menyerupai serangan epilepsi, tapi lebih disebabkan karena kelewat stres atau gangguan emosional.
6. Haldol: antipsikotik yang digunakan untuk mengobati gangguan mental dan juga untuk menenangkan pasien yang bersifat agresif.]

.

.

.

Di hari berikutnya, Soojung benar-benar berusaha untuk tidak memikirkan Kim Jongin di tempat kerja. Atau, dr. Kim , Soojung memutuskan untuk memanggilnya seperti itu di tempat kerja. Secara teori, mereka mungkin kemarin berkencan.. baiklah, mungkin tidak secara teori.. tapi, Soojung masih harus menjaga keprofesionalitasannya.

Soojung bahkan tidak melihatnya. Ia tidak pernah mengatakan akan bekerja hari ini, jadi ini seharusnya tidak membuatnya kaget. Dan ia bisa bertahan hidup sehari tanpa mencuci mata. Karena memang itulah dia, sarana pencuci mata.

Dr. Song datang hari ini. Ia baik pada semua orang, tapi bertindak menyebalkan pada Chanyeol. Soojung pikir ini cukup lucu. Setelah ia pergi, Soojung langsung berlari ke arah Nenek Lee dan bercerita dengan suara keras betapa menyenangkannya dr. Song, Soojung tahu Chanyeol duduk berjarak hanya beberapa meter darinya dan Soojung juga tahu ia kesal dengan setiap kata yang dirinya ucapkan. Tapi, Chanyeol pantas mendapatkan ini.

Lelucon kecilnya, walaupun itu berhasil membantu Soojung berbaikan dengan Jongin, sama sekali tidak lucu.

Chanyeol datang bekerja pagi ini dengan wajah ceria dan bersemangat. Soojung baru mengenalnya satu minggu, tapi ada satu hal yang ia ketahui dengan pasti, ia tidak pernah bersemangat datang bekerja.

Chanyeol tidak membuang waktu, ia mengabaikan komentar Soojung tentang dr. Song. “Jadi, bagaimana kencanmu, Jungie? Apa kau jatuh cinta pada pandangan pertama?”

Chanyeol menyeringai genit. Ia terlihat sedikit licik. Seharusnya Soojung tahu, ia tidak bisa mempercayainya.

Soojung menatapnya dengan gusar. Ia segera berdiri seolah-olah ia akan pergi melakukan pekerjaannya, atau ia hanya bergerak mendekat untuk mengganggu Soojung, “Tahu tidak, aku masih belum bisa memutuskan akan menendang selangkanganmu atau langsung menusuk jantungmu saat ini.”

Tidak mengherankan, tangan Chanyeol segera turun untuk melindungi bagian paling penting untuknya. “Apa yang kau bicarakan?” Chanyeol bertanya membela diri.

“Kau pikir kau lucu,” ucap Soojung dengan tenang. Ini bukan pertanyaan; setidaknya, ia tidak punya masalah untuk menghibur dirinya sendiri.

“Kau pikir aku tidak lucu?” tanyanya polos.

“Tidak. Dan ngomong-ngomong, kau sudah kuanggap mati sekarang.” Soojung berdiri dan mencoba bergerak melewatinya, tapi pria bebal ini menghalangi jalan Soojung.

“Ada apa sebenarnya, Jungie? Aku dengar kalian bersenang-senang.”

Bagus sekali . Chanyeol dan dokter tampan membicarakan Soojung lagi, dan ia masih tidak tahu apa persisnya yang mereka bicarakan. Ini semakin membuat Soojung paranoid.

“Kalian tidak boleh membicarakanku lagi,” ucap Soojung tegas.

Chanyeol mencemooh dan tampak tersinggung. “Terima kasih kembali ,” ucapnya sinis.

“Kenapa aku harus berterima kasih padamu? Kau menjebakku pergi berkencan dengan musuh terbesarku.”

“Musuh terbesarmu, Jungie? Benarkah? Apa aku baru saja membenturkan kepalaku?” Chanyeol melihat sekeliling stasiun perawat dengan tatapan menyebalkan.

Soojung memutar mata. “Kau tahu kami tidak saling menyukai,” ia menuduhnya.

“Tapi, kalian saling menyukai sekarang.”

“Jadi?”

“Jadi, terima kasih kembali .”

“Kau menyebalkan.”

“Aku tidak tahu apa masalahnya,” lanjutnya. “Lagi pula, ini idenya Minah.”

Tunggu dulu.

“Minah tahu tentang ini?” desis Soojung. Suaranya berdesis mematikan. Minah beruntung, ia tidak bekerja hari ini.

“Tentu saja dia tahu. Gadis itu membujukku melakukan semua pekerjaan kotornya. Dan aku pikir ini sangat lucu. Dan aku benar.”

“Ini tidak lucu. Salah satu dari kami bisa saja mati. Kami benar-benar marah.” Mungkin Soojung sedikit melebih-lebihkannya, tetapi Chanyeol tidak tahu ini.

Chanyeol hanya menggeleng dan tertawa. “Bukan itu yang kudengar .”

“Ada kemungkinan kau mau menceritakan apa yang kau dengar padaku?” tanya Soojung ragu, ia tidak mau lagi berharap. Lagi pula, ia tidak akan bisa mempercayai semua ucapan Chanyeol. Chanyeol benar-benar menyebalkan.

“Karena kau sudah memintaku dengan sangat baik.. baiklah. Dia pikir kau lucu,” jawabnya.

Soojung seharusnya tidak perlu memikirkan ucapannya, tapi tiba-tiba ia merasa senang namun kemudian Soojung kembali bersikap skeptis. “Terserah kau mau bilang apa. Kau mungkin berbohong.”

Chanyeol tidak berdebat dengan Soojung. Bahkan, ia membiarkan Soojung lewat karena ada pasien yang berulang kali menekan tombol darurat seperti ada kiamat yang akan datang tepat di kamar 422, dan kalau Chanyeol tidak membiarkan Soojung lewat, Soojung akan membanting meja di stasiun ini ke wajahnya.

Soojung harap dr. Kim bekerja hari ini. Hari Soojung akan semakin memburuk kalau tidak bisa mencuci mata.

.

.

.

Soojung menelepon Minah saat sampai di apartemen dan mengomelinya. Bukannya Soojung tidak senang dengan malam itu, tapi bukan itu masalahnya. Minah sudah kelewat batas.

“Tapi, kau tidak akan mau pergi kalau aku memberitahumu siapa orangnya,” ia menegaskan. Minah merengek saat bicara.

“Ada alasannya kenapa aku tidak mau pergi,” balas Soojung. “Kami tidak saling menyukai.”

“Dulu. Kau tidak saling menyukai dulu ,” Minah bersenandung pelan, “Tapi, aku pikir aku melihat percikan kembang api di lorong hari itu.”

Apa Minah sudah gila? Mereka kesulitan menahan diri untuk tidak saling membunuh hari itu. Tekanan darah mereka sudah meroket, melambung ke tingkat yang mengkhawatirkan. Dia tidak mungkin melihat kembang api.

“Kau gila,” ucap Soojung tegas.

“Mungkin. Tapi, kau yang mengatakan sendiri kalau kalian sudah berbaikan sekarang. Jadi.. terima kasih kembali .”

“Kau sangat mirip dengan Chanyeol. Ini menakutkan,” sahut Soojung.

Minah setuju. “Percayalah, aku tidak bangga dengan kenyataan ini.”

.

.

.

Soojung tidak melihat Jongin sampai minggu ini berakhir. Ia pasti libur beberapa hari berturut-turut; jadwal rumah sakit seringkali tidak konsisten seperti itu. Ini tidak mengejutkan atau membuat Soojung terganggu. Namun, perasaan aneh yang tidak bisa ia kendalikan mulai sedikit rileks dengan ketidakhadirannya, dan mungkin ini hal yang baik.

Hari ini, belenggu Soojung akhirnya dilepas, dan ia akhirnya bebas dari Chanyeol. Sekarang Chanyeol terpaksa melakukan pekerjaannya sendiri, jadi mereka tidak lagi melihat satu sama lain sesering ketika ia mementori Soojung.

Juniel sudah mendengar kabar tentang kencan Soojung bersama Jongin. Soojung tidak tahu Juniel dengar dari mana, Juniel bahkan tidak berada di dekat dirinya saat Soojung bicara pada Chanyeol. Juniel memandangi Soojung dengan wajah masam sepanjang minggu ini. Dan ketika seorang dokter—dokter yang tidak menarik dan tampan—mencari-cari clipboard , Juniel dengan gusar menjawab, “Oh, Soojung sepertinya memegang clipboard itu. Mungkin kalau kau menggodanya sedikit, dia akan menyerahkannya padamu.”

Untungnya, dokter ini orang yang sombong, ia segera keluar ruangan ketika mendapatkan clipboard- nya dan tidak mengacuhkan Juniel.

Sekarang Soojung sendiri, semua berjalan sesuai dengan apa yang ia harapkan. Soojung tidak kejang-kejang menghadapi pekerjaannya. Soojung tidak memukul wajah Juniel atau menyatakan perang dengan dokter-dokter yang ada. Bahkan, Soojung tidak memikirkan Jongin.

Tapi kemudian, Soojung melihatnya.

Soojung keluar dari kamar pasien dan menemukan Jongin berdiri di stasiun perawat, ia sedang membolak-balik clipboard . Sikunya berada di atas meja, tangannya tanpa sadar menggaruk-garuk kepala.

Ada tiga bola lampu di langit-langit tepat di atas kepalanya, tapi yang di sebelah kanan cahayanya sedikit redup. Dan ini membuat daerah di sekitarnya sedikit gelap, sementara dua lampu lain seperti membuat semacam lampu sorot ke arah Jongin, ini membuatnya terlihat seperti orang suci, seperti dewa seks. Oh, Tuhan.

Semua usaha keras yang dijalani otak Soojung untuk tidak memikirkannya sudah berhamburan keluar jendela. Soojung sedikit gugup.. dan bersemangat.

Soojung tidak ingin kecanggungan terjadi di antara mereka, ia segera mengambil catatannya sebelum duduk di kursi di hadapan Jongin. Dengan cara ini, Soojung bisa berpura-pura menganalisa grafik saat ia bekerja, dan semoga Sooojung tidak terlihat seperti orang yang kesulitan menahan birahi.

Jongin mengangkat kepalanya saat Soojung duduk. Kantong di bawah matanya sudah jauh berkurang; mungkin ia menghabiskan waktu untuk tidur di sepanjang liburnya.

“Hei,” sapanya sopan. Setidaknya ia tidak kembali bersifat seperti bajingan, Soojung diam-diam merasa bersyukur.

“Hei,” balas Soojung. “Kau baru masuk?”

Secara tidak langsung Soojung baru saja mengaku memikirkannya. Soojung jelas-jelas memerhatikannya tidak masuk kerja. Kau terlihat seperti pecundang, Soojung.

“Ya, aku libur dari dua hari yang lalu,” jawabnya, tidak menyadari betapa menyedihkannya Soojung. “Aku bekerja dua shift hari Senin dan Selasa. UGD benar-benar penuh sesak dua hari itu, aku bahkan baru sempat memeriksa pasien di sini malamnya.” Ia melihat ke arah Soojung. “Sepertinya, kau sudah pulang saat aku sampai di sini.”

Jadi, ia juga mencariku? Kenapa aku tiba-tiba merasa senang? Dan kenapa aku masih gugup? Ini konyol.

“Oh, aku libur hari Selasa. Tapi, ya, aku kira aku sudah pulang saat kau di sini hari Senin.”

Soojung merasa sedikit kecewa, tapi, ia tidak bicara banyak. Minah secara terang-terangan memelototi Soojung dari sudut ruangan. Ini membingungkan.

“Besok kau bekerja?” tanya Soojung penuh harap.

“Ya.” Jongin tersenyum dan menutup grafik. Tampan sekali . Kenapa ia begitu tampan? Ini tidak adil. Soojung ingin membencinya.

“Um..” ia kembali menggaruk kepalanya. “Apa kau tahu siapa yang merawat Tuan Byun?”

Soojung melihat komputer Jinri. Soojung hampir takut mengatakan ini.

Jongin mengikuti arah pandangan perempuan didekatnya dan mendesah. “Mungkin aku sebaiknya menemui Tuan Byun sendiri saja kali ini.” Ia berdiri, dan Soojung mengikuti gerakannya.

“Aku akan menemanimu,” Soojung menawarkan diri, dan saat Jongin mengangkat alisnya, Soojung cepat-cepat menambahkan, “Dan aku janji akan menutup mulutku. Kau tidak akan mendengar suara apapun keluar dari bibirku. Janji Perawat.” Soojung mengangkat tangannya seperti anak Pramuka dan ia tersenyum geli.

“Kalau kau ingin membahas sesuatu setelah kita keluar dari ruangan, itu tidak masalah.”

Soojung ingin tahu apa maksud sebenarnya dari ‘membahas sesuatu ‘. Mungkin ia tidak bermaksud apa-apa. Soojung benar-benar seperti gadis yang putus asa. Oh, Tuhan, sepertinya ia lebih parah dari Juniel sekarang, dan pikiran ini jelas-jelas sudah salah dan kelewat batas.

Mereka mulai bekerja. Ia bersikap ramah pada pasien seperti sebelumnya. Jongin meminta Soojung untuk menyampaikan pada Jinri tentang hasil pemeriksaaan Tuan Byun dan Soojung mengangguk.

Saat kembali ke stasiun perawat, Soojung langsung duduk dan kembali bicara dengan Jongin. Soojung rasa dirinya  sudah seperti penguntit sekarang, tapi sepertinya ia tidak keberatan. Jongin mau bicara dengannya dan tersenyum saat menjawab, dan Jongin juga tidak kelihatan galak seperti sebelumnya. Tapi, mungkin ini karena Soojung menepati janjinya dan tidak menegurnya di depan pasien.

“Jadi, apa kau sudah memberi pelajaran pada Chanyeol?” tanyanya. “Karena menipumu?”

Maksudmu, mengatur kencanku dengan pria paling tampan yang pernah kutemui?

“Ya, sudah. Tapi, aku tidak sampai kelewatan,” jawab Soojung. “Maksudku, kau ternyata tidak terlalu parah.” Soojung tersenyum agar ia tahu dirinya hanya menggodanya. Atau ini yang disebut dengan tebar pesona? Oh, Tuhan, Soojung payah. Ia seharusnya tidak tebar pesona. Tidak peduli ia tampan atau tidak, Soojung tidak akan berpacaran dengan dokter.

“Benarkah? Aku membelikannya sekeranjang buah. Sebagai ucapan terima kasih.”

“Tidak mungkin,” ucap Soojung ragu. Ia jelas berbohong. Tapi, ia nongkrong dengan Chanyeol. Soojung tidak tahu siapa yang bisa dirinya percayai. Jongin mungkin sama saja gilanya dengan Chanyeol.

Jongin hanya menyeringai. Dan Soojung merasa jantungnya berdebar-debar. Ia tidak tahu apa yang salah dengannya.

Kemudian salah seorang pasien Soojung memanggil. Ia mengeluh sakit di dadanya. Bagus sekali . Ini waktu yang tepat untuk terserang penyakit jantung. Ia punya waktu sepanjang hari untuk mengeluh tentang rasa sakitnya, tapi tidak , ia menunggu sampai Soojung akhirnya dapat melihat Jongin lagi.

Soojung merajuk pergi. Ia memeriksanya, melakukan EKG, menghubungi dokter, dan kemudian menjalankan tes lainnya. Ternyata, hasilnya adalah gangguan pencernaan. Saat semuanya sudah selesai, Jongin sedang bersiap-siap meninggalkan ruangan dan berpamitan dengan menggucapkan “sampai nanti” dengan singkat.

Soojung mendesah. Setidaknya, ia bisa bertemu dengan Jongin besok.

.

.

.

Keesokan harinya, Chanyeol kembali masuk bekerja. Ia menjengkelkan seperti biasa, tapi setidaknya ia cukup menghibur. Ia membuat hari Soojung berjalan lebih cepat. Sooung sudah memutuskan untuk mengampuninya.

Hari berjalan dengan lancar. Soojung memikirkan Kim Jongin saat bangun tidur, dan ini mengganggunya. Ini mungkin bisa menjadi alasan Soojung untuk mencari pekerjaan baru. Obsesi kecilnya ini sudah kelewat batas.

Soojung punya seorang pasien muda di ruang 412. Pasiennya punya banyak masalah kejiwaan—ia depresi berat dengan gangguan kepribadian. Ia baru saja dipindahkan ke rumah sakit ini dan akan dikirim ke unit kejiwaan, ia menuangkan minyak panas ke tunangannya dan kemudian mengancam akan bunuh diri. Ia kemudian mulai terserang pseudoseizures dan dikirim ke sini dengan pengawalan polisi.

Ada seorang penjaga berdiri di luar ruangannya untuk memastikan ia tidak bunuh diri. Soojung merawatnya sepanjang pagi ini, dan ia masih tenang, tapi kemudian, sekitar pukul sepuluh, hari Soojung berubah menjadi bencana.

Pasien gila itu memanggil Soojung ke ruangannya. Saat dirinya masuk, pasiennya sudah duduk tegak di tempat tidur, rambutnya liar berantakan, dan dengan tenang berkata, “Aku mau pulang.”

“Kau belum boleh pulang,” jawab Soojung. Dirinya berusaha menjaga agar suaranya tetap terdengar menyenangkan. “Dokter belum mengizinkannya. Kau masih sakit.”

Hanya sebagian dari ucapan Soojung yang benar, tapi bisa dipastikan ia tidak akan ‘pulang’. Kalau pun ia pulang, ia hanya akan berakhir di rumah sakit jiwa lain atau di penjara, tapi Soojung rasa tidak baik mengucapkan ini langsung padanya.

Ia semakin jengkel. “Dan di mana dokterku? Aku belum pernah melihatnya!”

Tetap tenang. “Dia akan segera ke sini.”

“Kau harus menghubunginya dan katakan padanya untuk datang sekarang . Kalau tidak, aku akan pergi.”

“Dia akan ke sini sebentar lagi, Nona Sera. Cobalah untuk sedikit bersabar.”

Soojung mengucapkan hal yang salah. Pasien gila itu mulai berteriak. “Aku sudah dua hari di sini! Aku mau pergi, dan kau tidak bisa menghentikanku!”

Ia sebenarnya baru kemarin masuk ke sini. Tapi, Soojung tidak akan mengoreksinya. Soojung bilang padanya, jika dirinya akan menghubungi dokter dan kemudian menyelinap keluar ruangan, Soojung kembali memberi peringatan pada penjaga sebelum pergi. Chanyeol berjalan menyusuri lorong menghampiri Soojung.

“Apa semua baik-baik saja?” tanyanya khawatir. Semua orang di lantai ini sepertinya mendengar teriakannya.

“Tidak,” gerutu Soojung, dengan cepat ia menceritakan pada Chanyeol tentang permintaan pasien. Dan dia adalah pasien Jongin. Soojung merasa aneh untuk menghubunginya dan memintanya melakukan sesuatu, tapi akhirnya Soojung mengabaikan perasaannya dan langsung menghubungi Jongin.

Jongin tidak menghubungi balik dirinya secepat sebelumnya. Chanyeol ingin bicara dengan pasien—mencoba untuk menenangkannya—tapi, Soojung meyakinkannya untuk masuk dan melakukannya sendiri. Soojung lelah dan merasa jengkel saat Jongin menghubunginya balik, dan kedengarannya Jongin sama seperti dirinya. Tapi, pada awalnya, Jongin masih menjawab dengan baik.

“Hei, Jongin. Ini Soojung,” sahutnya cepat.

Suaranya tiba-tiba terdengar sedikit bersemangat. “Hei, Soojung. Bagaimana kabarmu?”

“Aku baik-baik saja,” Soojung berbohong. Soojung langsung ke inti permasalahan. “Pasienmu, Nona Sera, yang kemarin terserang psuedoseizures , mulai bertingkah. Dia bilang belum ada dokter yang datang mengunjunginya semenjak dia di sini dan dia mengancam untuk pergi. Dia tidak terlihat bersahabat.”

Jongin mendesah dan, setelah beberapa saat kemudian, bicara, “Aku tidak bisa datang sekarang. Ada pasien di UGD yang benar-benar membutuhkan dokter.”

Soojung agak kaget mendengar ucapannya. Jongin kembali terdengar seperti dokter yang pertama kali Soojung temui.

“Baiklah. Kalau begitu, apa yang harus kulakukan?” tanya Soojung jengkel.

“Kau bisa memberinya Haldol. IM 2 miligram setiap enam sampai delapan jam sekali PRN.” Saat Soojung tidak mengatakan apa-apa, Jongin kembali menambahkan, “Apa kau juga ingin aku untuk memesan Ativan?”

“Oke. Proses penyuntikan akan berjalan dengan lancar,” ucap Soojung kaku.

Jongin kesal. “Apa maumu, Soojung?”

“Aku hanya ingin tahu kapan kau akan datang melihatnya.”

” Aku tidak tahu. Aku sudah memeriksanya saat dia tidur. Dia bukan satu-satunya pasienku. Ada pasien lain di sini yang benar-benar membutuhkan bantuan medis. Kau tahu, ada banyak orang sakit di sini yang tidak bertingkah hanya untuk menarik perhatian.”

“Dia juga bukan satu-satunya pasienku, dr. Kim , tapi sepertinya hanya aku yang akan berurusan dengannya. Aku hanya ingin tahu jam berapa kau akan datang menemuinya agar aku bisa memberitahunya.”

Aku tidak tahu.” Jongin semakin tidak sabar. “Aku harus pergi, Soojung. Apa yang biasanya kalian lakukan saat pasien bertindak kelewatan? Panggil satuan keamanan kalau perlu. Suruh mereka menangkapnya kalau dia melakukan kekerasan.”

Jongin benar-benar membuat Soojung kesal. Ia tidak percaya kalau Soojung sempat berpikir ia dokter yang tidak besar kepala. Mereka semua sama saja. “Terima kasih, dr. Kim,” ucap Soojung jahat. “Aku akan melakukannya.” Soojung membanting menutup telepon sebelum Jongin merespon.

Oh, Tuhan, Soojung bisa dipecat. Jongin mungkin akan melaporkannya. Tapi, mereka tidak bisa membuktikan Soojung menutup teleponnya, kan?

Soojung kembali mengecek pasien. Soojung mengatakan padanya dokter sedang sibuk merawat pasien di UGD dan akan ke ruangannya sesegera mungkin.Tapi, pasien gila itu tidak senang mendengar berita ini, dan mulai memanjat keluar tempat tidur.

“Lupakan saja. Aku mau pergi.”

Sialan.

Soojung memanggil satuan keamanan, kemudian Chanyeol. Untungnya, pasien ini menyempatkan diri untuk mengemasi peralatan mandinya di kamar mandi dan belum kabur terlalu jauh saat satuan keamanan menjatuhkannya ke lantai. Chanyeol menawarkan diri untuk menjatuhkannya di lorong, tapi Soojung melarangnya.

Satuan keamanan memboyongnya kembali ke tempat tidur. Pasien gila itu menendang dan menjerit dan memberontak di sepanjang perjalanan. Satuan keamanan menahanannya ke kasur, sementara Soojung, Chanyeol, dan salah seorang teknisi perawat berusaha mengikatnya ke tempat tidur. Ia mengancam untuk menendang mereka semua.

Oh, Tuhan, aku mencintai pekerjaanku.

Setelah ia terikat, Soojung langsung menyuntik pahanya dengan dosis Haldol yang disebutkan Jongin. Pasien ini tidak senang; ia menendang dan berteriak lebih keras dan semakin keras dan Soojung yakin tempat tidurnya akan hancur sebentar lagi. Tempat tidurnya selamat; tapi tali pengikatnya tidak. Salah satu tali pengikat di pergelangan tangan kanannya putus seperti karet gelang dan pengawasnya langsung berlari ke luar ruangan untuk memberitahu Soojung. Si Pasien berusaha melepaskan dirinya saat Soojung kembali masuk. Untungnya, satuan keamanan belum pergi terlalu jauh, dan mereka kembali datang membantunya.

Chanyeol kembali membantu Soojung untuk mengikatnya. Tiba-tiba Soojung merasa senang ia berada di sini hari ini, terutama saat ia menawarkan diri untuk menghubungi Jongin dan memberitahunya pasien ini akan diikat dengan pengikat kulit dan dikirim ke UGD. Soojung sangat jengkel, ia ragu berbicara dengan Jongin sekarang adalah ide yang bagus. Tapi, ia sangat senang pasien ini akan dikirim ke UGD—walaupun hanya untuk mengikatnya, mereka tidak bisa menggunakan pengikat kulit di luar UGD—karena sekarang, Jongin  tidak akan punya alasan untuk menolak melihatnya.

Chanyeol membantu Soojung mendorong tempat tidur pasien ini ke lantai bawah. Mereka sedang mengikatnya dengan pengikat kulit saat Jongin berjalan masuk. Mereka berdua menghindari kontak mata.

“Nona Sera,” sapanya ramah, seolah-olah pasien ini tidak berjuang sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari tempat tidur dan mengutuk semua orang yang ada di rumah sakit ini. Jongin memegang clipboard grafik di tangannya. “Ada apa, Nona Sera?”

Ia menjerit histeris. Haldolnya belum bekerja. Chanyeol tidak sengaja melepaskan cengkeramannya di pergelangan tangan pasien saat ia mengikatnya dan tinju si pasien datang ke arah Soojung, menghantam dagu Soojung sebelum dirinya sadar apa yang terjadi.

Nona Sera bukan seorang gadis kecil. Pukulannya benar-benar sakit. Belum lagi harga diri Soojung jatuh saat ia menghantam dirinya di depan Jongin, Soojung juga tidak yakin kenapa ia langsung memikirkannya.

Soojung sedikit mundur, memegang dagunya. Sialan . Semua pria di ruangan ini langsung melompat meraih tangan dan kakinya yang masih memukul-mukul dan menendang-nendang, termasuk Jongin.

Soojung muak. Selesai sudah . Ia tidak dibayar cukup untuk omong kosong ini. Soojung berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan drama di belakangnya. Soojung berkedip cepat agar air matanya tidak menetes, ia tidak mau menangis seperti bayi.

Tiba-tiba, Soojung merasa menghargai orang-orang yang pernah terkena pukulan di wajah mereka, karena ini benar-benar menyakitkan.

Soojung berjalan menuju stasiun perawat di UGD untuk menunggu Chanyeol dan mencari tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Soojung belum pernah mengikat pasien dengan pengikat kulit sebelumnya. Tapi, sebelum Soojung sampai di sana, ia mendengar Jongin memanggil namanya. Soojung mengabaikannya sampai ia merasa sentuhan tangan Jongin di bahunya, dan kemudian Soojung berbalik berhadapan dengannya, ekspresi Soojung terluka saat menatapnya. Air mata terkutuk ini masih berlinang dimata Soojung.

“Oh, Tuhan, Soojung. Kau baik-baik saja?” tanya Jongin khawatir. Ia terlalu khawatir. Ia menjulurkan tangannya untuk menyentuh dagu Soojung, tapi dengan cepat Soojung memalingkan wajahnya.

“Aku baik-baik,” bentak Soojung. “Ini bahkan tidak sakit.” Ia berbohong. Ini masih sakit.

Jongin mendesah dan meletakan tangan di rambutnya. “Kau lagi-lagi marah padaku.”

“Kenapa aku harus marah padamu?” cibir Soojung. Ia bermaksud untuk bicara dengan tenang, tapi, kenyataannya suaranya terdengar marah. Ya, Soojung marah.

“Soojung, aku tidak bisa meninggalkan pasien yang sedang sakit hanya untuk melihat pasien yang tidak dalam kondisi darurat. Kau tahu itu.”

Soojung mengerti dengan apa yang ia katakan, tapi ia tidak peduli. “Yang aku inginkan hanyalah kepastian waktu darimu. Aku perlu sesuatu untuk diberitahukan pada pasien. Aku sudah memberinya Haldol bodohmu. Dan itu tidak mempan.”

Dengan jengkel Jongin kembali mendesah. Soojung bisa melihat konflik terjadi di matanya saat ia melihat sekeliling UGD. “Aku ingin bicara denganmu tentang ini, Soojung, tapi, aku tidak punya waktu sekarang.”

“Sayang sekali,” ucap Soojung tidak peduli. Jongin terlihat sedikit terluka.

“Apa kau yakin tidak apa-apa? Dia memukulmu tadi.”

“Aku bukan terbuat dari kaca, Jongin. Aku baik-baik saja.”

Seseorang memanggilnya. Jongin menatap Soojung meminta maaf. “Aku harus pergi,” ucapnya. Soojung mengangkat bahu seolah-olah dirinya tidak peduli. “Aku bicara lagi denganmu nanti?”

Soojung tidak menjawabnya. Ia tersenyum sedih sebelum berbalik dan berjalan menjauh dengan cepat.

Sekarang, setelah Jongin pergi, Soojung melihat sekeliling ruangan ini, dan ia benar—tempat ini benar-benar sibuk dan seperti rumah sakit jiwa sekarang. Tapi, kenapa ia tidak bisa mengestimasi waktunya?

Soojung duduk di kursi, merasa jengkel dengan dirinya sendiri. Mungkin itu karena dia benar-benar tidak tahu, Soojung. Tidak bisakah kau berpikir sejauh itu? Mungkin dia benar-benar jujur?

Ini akan jauh lebih mudah kalau dirinya masih menganggapnya bajingan.

Chanyeol akhirnya melangkah keluar ruangan. Ia penuh keringat—Soojung bisa melihat keringat membasahi dada dan punggungnya. Dan ia juga sama kesal dan lelahnya seperti dirinya sekarang.

“Kau baik-baik saja?” tanyanya khawatir. Soojung mengangguk cepat. Air mata Soojung sudah pergi sekarang, terima kasih, Tuhan.

“Aku baik-baik saja.”

“Tidak pernah ada hari yang membosankan di tempat kerja, ya?” Chanyeol mencoba membuat lelucon, tapi selera humor Soojung juga sudah hilang. Ia benar-benar tidak dibayar cukup untuk ini.

.

.

.

Masih banyak laporan yang harus Soojung analisa. Dan ia juga masih harus mengurus pasien sampai shift-nya berakhir, ini artinya pasiennya berada di lantainya dan di UGD. Soojung tidak senang dengan ini, tapi supervisor perawat mengutus perawat lain untuk mengambil alih sebagian pasien Soojung di lantai tempat dirinya biasa bekerja. Soojung tetap harus kembali ke UGD, dan setelah beberapa saat, ia tidak lagi melihat Jongin di sini. Jongin sedang berkeliling melakukan tugasnya. Soojung sedikit kecewa, karena dirinya berharap kondisi di sini akan sedikit mereda dan mereka bisa bicara lagi dan mungkin Soojung bisa meminta maaf. Ia tidak tahu kapan diriinya akan bertemu dengan Jongin lagi.

Ternyata, Haldol-nya bekerja, Nona Sera sudah tenang dan tertidur sekarang. Ini melegakan sekali. Soojung kembali ke lantainya dan mencoba mengejar ketinggalannya menganalisa laporan, tapi karena pekerjaan Soojung sangat banyak, ia baru selesai malam hari.

Chanyeol tetap tinggal untuk membantu Soojung. Ya, dirinya benar-benar mengampuninya sekarang.

“Aku mengajak beberapa orang untuk nongkrong malam ini,” ucap Chanyeol. Soojung menulis dengan cepat, mencoba menyelesaikan pekerjaannya.”Kau ikut?” Saat ia melihat Soojung ragu-ragu menjawab, ia langsung menambahkan, “Ayolah, Jungie. Jangan bilang kau tidak mau minum-minum setelah bencana yang kau lalui hari ini.”

Soojung menghela napas dan mengangguk. “Ya, kau benar, aku butuh minum,” Soojung setuju.

“Benar sekali. Jadi, kau ikut, kan?”

Soojung sedikit lelah. Sebagian dirinya ingin langsung pulang dan tidur.

“Minah juga akan ikut,” Chanyeol memberitahunya. “Dan aku juga sudah mengirim pesan pada Jongin. Dia juga akan datang.”

Soojung melihat ke arah Chanyeol. Seharusnya ia tidak menemui Jongin—seharusnya Soojung tidak peduli untuk meminta maaf—tapi ia benar-benar harus melakukannya.

Akhirnya Soojung mendesah. “Baiklah, Chanyeol, aku akan datang.”

continue

maaf ya ini super telat update. maaf juga kalau
masih ada kesalahan di chapter ini.

beri komentar ya, biar pas mau minta passwordnya enak.
thank u♥

160 thoughts on “Doctors Order – Chapter 3

  1. Akhirnya ada lanjutan juga. Tapi kayaknya ada typo penulisan nama juniel jadi nama minah ya kak? Tp its okay kok.
    Dan rasanya abis baca ff ini kerja di rs itu banyak hal-hal spontan dan tidak terduga yang terjadi ya.
    Apa kak author ini calon dokter/dokter?

    Nice story btw. Ditunggu next chapternya 😁😁😁😁

    Like

  2. agak membingungkan di paragraf ini
    “Juniel sudah mendengar kabar tentang kencan Soojung bersama Jongin. Soojung tidak tahu Minah dengar dari mana, Minah bahkan tidak berada di dekat dirinya saat Soojung bicara pada Chanyeol. Minah memandangi Soojung dengan wajah masam sepanjang minggu ini. Dan ketika seorang dokter—dokter yang tidak menarik dan tampan—mencari-cari clipboard , Juniel dengan gusar menjawab, “Oh, Soojung sepertinya memegang clipboard itu. Mungkin kalau kau menggodanya sedikit, dia akan menyerahkannya padamu.””
    Minah? kenapa tiba2 ada nama minah disitu? maksudnya Juniel?

    dan, masih nemu beberapa kata aku atau–ku yang harusnya Soojung..
    anyway, nice update 🙂

    Like

    • Akhirnyaa hehe, maaf ya.
      Sama, asha juga, apalagi kalau di real-life mereka bener bener pasangan:v
      Siap komandan! Udah asha jadwal kok, jam setengah 7 ya hehe.
      Makasih udh rnr say.

      Like

    • Hahaha iya kak.
      Mau, mau pacaran:v
      Next chap baikan kok, lebih dari ‘baikan’ malah:v
      Siap kopajaaa! Udh asha jadwal jam setengah 7 hehe. Semangat semangat! Mksh udh rnr.

      Like

  3. hai..aku baru baca ceritamu,soalnya kayanya aku blm pernah baca chapter 1 dan 2 jadi rada bingung pas baca chapter 3 ini..hehe
    tapi ceritanya bagus,aku suka aja sama bahasa yg kamu pake..lanjutkan ya,aku tunggu banget lanjutannya

    Like

  4. Akhirnya update jg hhahaha
    Kirain jongin itu dokter specialis ternyata bukan yaa. Dan apapun pasiennya, selalu ada moment jongin dan soojung ketemu, seneng sm moment mrk walaupun kyk tom&jerry kadang akur kadang berantem..
    Chapter 4 update malem ini jg boleh asha, udh penasaran hehe
    Semangat semangat semangat!

    Like

  5. Pingback: Doctor’s Order – Prolog | KAISTALFFINDO

  6. astaga sampe lupa alurnya kek mana
    kharisma jongin emang bikin melting TT
    next lah
    kek mana kedepan nya
    penasaran soojung pengen liat bnaget kek nya

    Like

  7. yeee akhirnyaa, pasti dagu soojung sakit pake banget tuh
    dari sini jongin beneran udh mulai suka soojung kahh??
    hahahahha lihat kelakuan chanyeol koplak
    next chapnya jangan kelamaan yaaa hahaha
    semangat ayyyaaa

    Like

  8. Pingback: Doctors Order – Chapter 4 | KAISTALFFINDO

  9. Yeyee akhirnya update. Uh, Soojung jd kayak anak abg yg doyan ngambek /slap/ wkwk. Iyasii emg bener kata Jongin, pasiennya banyak haha. Sabar ya Jung. Doh Jongin jadi makin perhatian nih, semoga aja Soojung ga buat yg aneh2 lagi wkwk

    Like

  10. Hohoho luamanyo 😃 nyampe lupa kalo lagi nunggu lanjutan ini cerita 😀 saya sih berharapnya ini cerita bisa nyampe tamat, lamanya kaya apaa pun deeh saya tunggu 😄 thankiyuuuu

    Like

  11. kalo dokternya kayak jongin ya rela tiap hari berangkat kerja walaupun gak ada shift gitu ya hehehe
    kayaknya ada beberapa typo kak~ tapi sisanya bagus kok~ alurnya belum kebaca mau dibawa kemana ceritanya ini>< gaya bahasa udah oke kok kak hehe ditunggu lanjutannya! keep writing & fighting!^^

    Like

  12. akhirnya chpter ini muncul,aku sempet lupa ceritanya jadi baca baca lagi sebelumnya,
    ahhh soojung kasian di pukul,,ayoo soojung ga boleh galak galak sama jongin..hahha

    Like

  13. ciyeh soojung ngecengin jongin, tiap hari ngarepin bisa ketemu jongin terus.. ini kayanya jongin sma soojung udah mulai tumbuh benih-benih cinta.. dua”nya saling nyari.. hihihi

    Like

  14. mw dprotect ya next partny ?
    😥 susah dong bcany..

    hn..hub soojung dg jongin dsni antik. kya org pacaran tp jga jarakny kya org lg musuhan. pdhl hub mereka msh dlm thap biasa aj kan..
    ok next part dtunggu

    Like

  15. oh my ….. kurang lama update nya :((((((
    i’m waiting so long for this fic ((gatau ini artinya apa muehehehehehe))
    makin tambah episode, makin nambah kata kata yang ….. you know what i mean

    Like

  16. Oh ayolaaaah akhirnya ini ff update seneng bgt<333
    Soojung dia ngarep bgr ketemu jongin ugh lucunyaaa, ah demen bgt sm konflik mereka trs jongin mendadak gabisa ditebak gitu haha laffffff

    Like

  17. Walaupun telat tapi ini asli keren banget, ya walaupun skin shipnya langka banget di chapter ini tapi ceritanya makin menarik, apalagi skarang si soojung nya aigoooo wkwk. Udah mulai c.i.n.t.a 😂😂😂😂

    Like

  18. Pingback: Doctors Order – Chapter 5 | KAISTALFFINDO

  19. Ternyata udah sampai chapter 5, rasanya tiap hari search story tapi ngak ketemu updatenya dan ternyata cuma karena tanda (‘) aja. Tapi ngak apa akhirnya bisa lanjut baca. Kok mau di protect fic nya?
    Keep writing ya, ditunggu updatenya. Fighting!

    Like

  20. sukaa sukaaaa
    itutuh sebenernya jongin soojung tuh saling suka kan ya?haduh suka bgt pas jongin nya perhatian ke jungie, tp jungienya cuek wkwk
    nextnext yaaaw^^
    fighting terusin ffnyaa

    Like

  21. Pingback: Doctors Order – Chapter 6 | KAISTALFFINDO

  22. wow… akhirnya update juga..
    sudah ditunggu2 ini..
    tapi alhamdulillah.. biarpun lama gak membosankan.. cie soojung kejonginan(?) sekarang wkwk..
    uring2an gak jelas, tapi kangen.. huhu jongin juga mendadak perhatian sama soojung, tapi tetap saja ego belum bisa merubah segalanya..

    Like

  23. Akhirnya update!! Soojung in denial mode bgt sih kl dia udah mulai sula sm jongin. Ini ceritanya selalu soojung side pov ya? Soalnya prnasaran sama apa yg dipikirin jongin ttg soojung hehe

    Like

  24. akhirnyaaa update jugaa setelah sekian lama nungguu. yg bikin aku ketawa sendiri pas bagian soojung mbatin ‘Tiba-tiba, Soojung merasa menghargai orang-orang yang pernah terkena pukulan di wajah mereka’

    Like

  25. sebenernya masih sedikit bingung si ini pake sudut pandang siapa, soojung ato penulisnya, tapi ga mengurangi kekecean(?) ceritanya ko hahahahhah

    Like

  26. kali ini Aku setuju sama jongin lebih baik memilih merawat pasien yg darurat dari pada menoong pasien yg masih bisa ditolong sama perawat lain,kurasa soojung sedikit egois

    Like

  27. Masih ada typo dikit tapi yaa bisa dipahami kok:) aziq sekarang nyariin jongin mulu yah:v udah ga benci bencian tjie:3 terus kaya udah saling ngeyakinin/klarifikasi satu sama lain gituu

    Like

  28. Soojung mah gitu, nyariin jongin mulu tapi pas udah ketemu malah debat. Hahaha
    Sifat soojung kayaknya masih kekanak”an banget deh, terlalu baper dia 😀
    jadi keinget kareakter lee bona. Hehehe

    Like

  29. aaaaaaaa ashaaaaa, nyesel baru bacaaaa 😥 sumvahhh di chapter ini jonginnya ganahaannn ㅠㅠㅠ soojungnya juga udah mulai wild-mind gitu2 ya wkwk. okidoki aku udahan dulu cuit2 disini, mau cus lanjut baca next chapter 뼝!!! :*:*:*:*

    Like

  30. Pingback: Doctors Order – Chapter 8 | KAISTALFFINDO

  31. Pingback: Doctors Order – Chapter 9 | KAISTALFFINDO

  32. Kenapa aku nyes nyes terharu pas soojung nangis dagunya kepukul sama pasien gila itu hahaha.. emangnya sedih ya? Kok aku liat dia pas debat ma jongin ngenes gitu di hati *lol

    Like

  33. Kesian soojung pasti sakit bgt tuh dagunya, btw seneng juga jongin udah mulai perhatian sama soojung..
    Oh ya masih ada beberapa typo tapi overall keren sih hehe

    Like

  34. lucu-lucu banget chapter ini menurut ku dari chapter sebelumnya, kenapa sih krystal sama kai suka banget debatnyanya kayak calon presiden aja hehehe
    tapi suka sih liat mereka debat kayak anak kecil

    Like

  35. gak kepikiran kalo kencan buta itu sama jongin aku kita ama taemin, soalny clue yg di kasih tae, jadi yg kepikiran cuma taemin bukan jongin 😀

    Like

  36. padahal udah agak baikaan nah sekarang kok makin sinis2an lagi siiih 😦 duhhh ntar mereka ketemuan dong pas nongkrong pleaseee beduaan gitu hahahay
    lanjuut~

    Like

  37. Akhirnya baru bisa berkunjung lagi ke kaistal..twrnyata dah byk az part yah..jd seneng bgt n semangat tuk baca..
    Hehehr..soojung lucu bgtyah imut gitu marah2 ga jelas egois n aku jd suka..pas ma karakter nya..
    Tapi aku penasaran ma jongin,dia beneran sibuk atau sibuk…hahahha
    Suka baca ne ff ga ngobesinin..

    Semangat..next part yakh..

    Like

  38. agak bingung nihh waktu bagian Juniel itu kaya nya ketuker sama minah yaa????.tpi gpplahh
    Seru kok… udah lama banget nunggu.in lanjutan ff ini …Bolak-Balik liat blog ini dan akhir nya di posting juga
    (sebener nya udh lama baca chapter ini ,tapi baru komen sekarang #Sorry)

    Like

  39. Bisa ngebayangin gimana krystal kepukul itu pasti sakit banget, dan bisa ngebayangin juga gimana khawatirnya jongin, cuma krystal itu cewe yang baik yang ga pengen orang lain khawatir sama dia. Btw itu krystal selalu jual mahal buat ketemu jongin tapi yang sebernya dia pengen banget ketemu, emang cewe yang lucu, makasih banget bacaan ini bikin hari yang ngebosenin jadi seru😊

    Like

  40. setuju banget tuh Jongin sebagai ‘sarana pencuci mata’
    …kasihan banget waktu soojung kena pukulan dari sera,, tapi malah jadi sweet waktu bagian “Oh, Tuhan, Soojung. Kau baik-baik saja?” tanya
    Jongin khawatir. Ia terlalu khawatir. Ia menjulurkan
    tangannya untuk menyentuh dagu Soojung
    #SemangatBacaaa

    Like

  41. Cieee… yg mulai akrab pdhl sebelumnya berantem hehe
    Heran aja ampe akrab gitu ya, yakali krn jongin jg suka ma soojung.
    Masih sempet bingung sii bacanya tp beneran seru kak ayhaa.
    Chap selanjutnya pasti makin seru
    Keep writing kak…:))

    Like

  42. Pingback: Doctors Order – Chapter 10 | KAISTALFFINDO

  43. Pingback: Doctors Order – Chapter 11 | KAISTALFFINDO

  44. Kebayang gondoknya si soojung sih-_- kasian bgt juga sampe kesundul gitu dagunya 😦 tapi mereka keliatan lbh akrab bgt sekarang kaya berantem2 kesel2an pacaran gitu wkwkwk

    Like

  45. Entah kenapa, mgkin readers yg lain jga ngerasa deh. Kayak.y krys ya***g banget deh. Sampai bayangin yg enggak” gitu. Tpi ini ff prtma yg krys nya gitu. Luc banget. Cie sdh saling suka. Chap selanjutnya. *yehet

    Like

  46. Pingback: Doctors Order – Chapter 15 | KAISTALFFINDO

  47. Ashaaa kamu Gasalah buat ngejadiin ini ff remake kamuuu sumpahh ceritanya seruuu. Mereka cute gituyaaa gemessshh muna-muna tapi cinta mah ada barang sedikit. Apalagi Soojung, harusnya dia bisa ngertiin Jongin, dia kayak gitu mungkin udah terlanjur baper eaaa

    Like

  48. Gua tau perasaan elo jung. pasti sakit!
    hehehe
    Bah, ntuh pasien gila sialan banget.
    Btw, kadang suka bingung ini pov nya orang keberapa?
    Tapi semuanya bisa terlupakan sama jalan ceritanya yang bikin penasaran♥_♥
    Lanjutt

    Like

  49. Soojungaaaaa😹😹😹😹 gengsi amat jadi orang. Tp jongin belum ada keliatannya nih demen ama soojung. So far its okay, lanjut ya shaaa! Btw ak ga nyadar kalo ada kesalahan nulis nama😹

    Like

  50. Seneng kalau ada adegan2 salah paham gini ntr ujung2 nya pasti baikan dan sayang2 an hhhhh~ thankyou ka udah buat ff ini moga2 gak kehabisan ide next!

    Like

  51. klo ketemu berantem..nggak ketemu nyariin alahh dasar soojung ma jongin selalu aja jual mahal smwnya hahaha
    bener2 ngebut ini baca ff nya..lanjut ya asha 😄

    Like

  52. sha yampun penasaran deh aku baca kelanjutannya.. pdhal udh malem ini,, wkwk
    aku pernah nton drakor medical top team, yg ada minho shineenya… jd keinget itu masa baca ff ini,, hehe
    keep writing ya sha, 😉

    Like

  53. Aku twlat banget ya tau ff ini. Kereen ihh. kAsian banget si soojung kena pukul diamah pura pura ga sakit aja biar ga malu hahahaha

    Like

  54. Baru sempet lanjut baca ff ini huhu semua karena tugas hmzz. Yaampun soojung kasian banget yah. Seneng masa liat soojung sok jual mahal gitu mau liat tingkahnya jongin gimama heheh daebak lah thor. Luv taeyong /?

    Like

  55. Wooww, jongin udah berani menunjukan rasa khawatirnya sama soojung , aku rasa soojung tidak perlu minta maaf, agak lebih angkuh kayanya keren haha

    Like

  56. Kaistalllllll favorit kuuuuu!!!!!
    Seruu banget ff nya bikin penasaran, telat banget sih taunya, sekarang udah 2017 hehe, kebetulan tahun ini ambil jurusan keperawatan kayaknya bisa buat nambah2 wawasan banget 😀
    Gregetan sama couple ini gemesh 😦

    Like

  57. Aauuuuhhh apa sih yg kamu rasain krys??? Serba salah kaya’nya. Cup cup .. orang kalo lagi kangen emg gitu yaaa kadang uring uringan sendiri 😂 gudjob asha 😍

    Like

Arcadian's Say